BERSAMBUNG
Inilah kecerdikan Barbie, dengan serbuan mendadak yang mereka lakukan, Al Tahyan Farisi tentu tak sempat lagi minta bantuan ke anak buahnya, yang berada jauh dari Istananya ini.Balang dan Ryan seakan berlomba menembaki anggota milisi Al Tahyan ini, mereka bahkan sudah mulai masuk ke ruangan Istana ini dan di sini pertempuran semakin seru.Pengawal-pengawal Al Tahyan tak mau mati konyol, walaupun mata mereka sepet karena mengantuk, tapi mereka dengan gigih lakukan perlawanan. “Ha-ha-ha matiiiii kalian anjing-anjing zionis dan Amerika,” teriak Balang dan dia dengan ganas menembaki semua pengawal-pengawal itu.Senjata mesinnya yang memuat ratusan amunisi menyalak tanpa ampun dan mengenai puluhan anggota milisi ini.Saat menoleh ke samping dia senyum kecil melihat Ryan juga sudah masuk ke dalam istana ini.“Awaasss…!” teriak Ryan dan dengan cepat Ryan memberondong dua orang pengawal yang bersiap menembak Balang yang saat itu menoleh ke arahnya.“Thanks Abangkuuuu, aku hutang nyawa deng
“Jadi….?” Ryan kaget saat si Barbie berbisik dia sebenarnya sudah bersih sejak dua harian yang lalu.“Yo’i honey, aku sebenarnya dah bersih, sengaja biar energy kamu tak terkuras. Kini mau gaya apa, hayooo ajahhh” cetus Barbie tertawa, lalu sodorkan melon gedenya ke wajah Ryan.Ibarat orang kehausan, apalagi baru saja alami ketegangan luar biasa, Ryan pun sepuasnya menyedot dua buah melon kenyal itu.Barbie sampai pejamkan mata, antara geli, mulai terangsang dan sakit campur aduk melanda dirinya.Barbie tak mau kalah dan dia yang sudah pernah melihat rudal balistik Ryan dari rekaman yang dia hapus, kala hajar Zoona dan Iqaala.Kini sama dengan kedua wanita itu, Barbie juga terkagum-kagum dengan bentuk ‘aneh’ senjata maut ini.Gaya 69 favorit semua pecinta senggama pun tersaji di sofa ini. Ryan kagum juga melihat bentuk perabotan Barbie yang lebih bagus dari milik Zoona dan Iqaala."Aneh...masih rapet...padahal kata Zoona dan Iqaala, si barbie ini lebih hot saat bercinta dan jam terbang
Ryan tak akan lupa, tabungannya ludes dan hampir saja bikin dia jadi miskin, gara-gara tabungannya terkuras.Kini dia sudah ganti pesawat untuk kembali ke Jakarta, Ryan milih kursi super VIP yang ada tempat tidurnya dari maskapai terkenal asal Dubai ini. Untung saja dia bersama Letnan Elita tak sengaja menemukan harta karun dan kini dia telah menjadi miliuner. Bahkan berlian yang ia temukan masih dia simpan dan kini di bawanya di dalam ransel, tidak masuk bagasi.Anehnya sampai kini Letnan Elita belum pernah mengontaknya…hal ini bikin Ryan bertanya-tanya, apa yang terjadi dengan si Letnan cantik itu?Kenapa sampai lost kontak hingga kini, Ryan juga selalu gagal mengontaknya, ponsel Elita tak pernah aktif lagi…?Akhirnya, setelah penerbangan hampi 10,5 jam, Ryan kembali mencium udara Indonesia, dia sampai pejamkan mata dan menghirup udara saat turun dari tangga pesawat dan di tonton dua pramugarai cantik, yang berbisik menatap wajah tampannya.Saat Ryan berbalik lalu kedipkan mata, ke
Begitu turun dari mobilnya, Ryan terkaget-kaget saat tubuh kokohnya di dorong seseorang tiba-tiba, dan yang bikin ia melongo yang mendorongnya balik ke mobil adalah…Rebecca Alona.Si artis cantik ini juga duduk di sampingnya dan buru-buru menutup pintu mobil ini.“Bryan jalankan mobil, kita bicara di tempat sepi, atau tempat yang aman. Ada yang ingin aku sampaikan ke kamu,”Rebecca bicara dengan agak tergesa, sehingga Ryan yang masih kebingungan buru-buru jalankan mobilnya.Sepanjang jalan Ryan yang masih kebingungan dengan sikap Rebecca hanya konsen ke setiran. Rebecca sengaja rahasikan maksudnya, sebelum tiba di sebuah kafe yang sangat eksklusive atas petunjuk Rebecca."Jalankan saja mobilnya, nanti aku aka cerita dengan komplet."Rebecca seolah paham Ryan ingin bertanya kenapa dia bersikap agak aneh, yang tahu-tahu mengajak Ryan pergi dari halaman kantor PH milik Mami Latini ini secara tiba-tiba. Setelah sampai di sebuah kafe ekslusife. “Sebelum aku cerita apa yang terjadi, kam
Sebuah nama sudah dikantongi Ryan, walaupun Rebecca Alona hanya sebut dugaan saja. Kalau nama itulah penggarong duitnya, tapi Ryan janji pelan-pelan akan selidiki nama ini.Rebecca malah terkaget-laget, saat Ryan dengan apa adanya bilang, sudah putuskan mundur permanen dari dunia entertainmen mulai saat ini.Apalagi saat ia lihat perannya sudah di gantikan artis lain, yang wajahnya tak mirip dengannya. Rebecca juga akui, pengganti Ryan aktor brbakat, walaupun soal ketampanan jauh lebih tampan Ryan.Rebecca juga cerita, Ryan sudah di putus kontraknya sebagai bintang susu formula, yang ia ketahui dari Mami Latini.“Waahh sayang banget Ryan, padahal kamu ada di puncak? Bahkan andai kamu comeback saat ini, pasti akan jadi kejutan besar, dan kamu bakalan jadi artis nomor 1 di Indonesia, apa nggak bisa di rubah?!!”Rebecca menyayangkan keputusan mengejutkan Ryan ini. Tapi Ryan sudah bulat dengan keputusan ini dan tak bakal mau mengubahnya.“Tak apa Rebecca, duniaku bukan di sana, jiwaku tak
Ting tong…Ryan yang baru saja pulang dari kampus lalu bergegas pintu ke depan, setelah bel rumahnya berbunyi hingga 3X.“Siapa yang datang bertamu ke rumahku yaa, perasaan hanya Balang dan Rebecca yang tahu aku tinggal di sini,” batin Ryan bingung sendiri.Begitu pintu di buka, Ryan sesaat terkejut, seraut wajah cantik jelita dengan tubuh semampai dan penampilan higtclass sudah berdiri di depannya.“Rose…!”“Boleh aku masuk Bryan eh Ryan?” Rose kini memandang Ryan yang walaupun tak seglowing dulu, apalagi kini wajah Ryan agak brewokan, tapi d matanya malah makin maskulin dan terlihat sebagai laki-laki sejati.“Masuklah Rose, tumben kamu tahu alamatku…juga nama asliku?” Ryan kini sengaja berbasa-basi, lalu tak ragu perlebar daun pintu, sehingga Rose melenggang masuk.“Bagus juga rumah kamu Ryan, biarpun minimalais tapi bikin adem dan nyaman…?” Rose sengaja tidak menjawab ucapan Ryan.Ryan tentu saja masih terkaget-kaget, Rose sudah tahu dan panggil nama aslinya, padahal seingatnya baru
Ryan jadi kasihan dengan Rose dan dia memperbolehkan wanita ini sementara tinggal bersamanya. Rose juga bilang 3 mobil mewah yang dulu di hadiahkan Alex Soton sengaja dia tinggal di apartemennya.“Apartemen itu juga milik Alex Soton, aku akan kembalikan semua fasilitas yang diberikan, daripada aku mati di siksa!” alasan Rose dengan wajah sendu.Ke rumah Ryan-pun Rose pakai taksi daring dan bawa 1 tas besar.Ryan tak pernah tahu, kalau Alex Soton aslinya paman dari Sandrina dan Topan, karena Alex Soton adik dari Cynthia, istri Chulbuy Hasim Zailani.Balang pun juga tak tahu soal jati diri pria jahat itu. Alex Soton sudah menjelma menjadi seorang mafia jaringan internasional.Tapi dia sebenarnya paling takut dengan iparnya ini, yang juga jenderal polisi bintang 2 dan sebentar lagi akan berbintang 3 untuk menjabat Kabaharkam Polri, Chulbuy terkenal tak pernah kompromi dengan penjahat.Chulbuy mulai mengendus bisnis-bisnis haram Alex Soton tersebut dan dia tinggal tunggu waktu untuk bekuk
Sampai 3X Ryan pencet bel, barulah terdengar langkah kaki menuju ke pintu, Ryan malam ini sengaja datang ke rumah Riona, dia bahkan belum berganti baju, dari klink usai bereskan soal Rose langsung menuju ke sini.“Silahkan masuk tuan, Riona-nya masih di kamar, nanti aku panggilkan,” kata si ART ini dan Ryan pun menunggu di sofa ruang tamu.Hampir 30 menitan Ryan menunggu, sampai kopi yang disediakan si ART tadi sudah separu dia seruput.Namun ia tetap sabar menunggu. "Mungkin masih marah...? Wanita....!" batin Ryan, lalu tak terasa bibirnya senyum sendiri. “Kupikir sudah lupa menuju ke sini?” Riona langsung sindir Ryan begitu muncul dan kini duduk di depan pria tampan yang terlihat masih sabar menunggunya.Ryan mencoba senyum, walaupun di matanya Riona tetap sangat cantik, tapi dari raut wajahnya terlihat ada beban di kedua pundaknya."Kayaknya ada sesuatu persoalan di hari Riona, entah apakah itu?" batinnya.Tanpa menunggu Riona bertanya, Ryan pun lalu ceritakan soal Rose. Seperti di
Setelah menunjukan barang di maksud, puluhan orang mulai angkuti barang-barang yang jadi incaran mereka.Di peti-peti yang di angkut ini tertulis perangkat lunak Kanah Industries Ltd. Barang-barang bernilai jutaan dolar amerika ini sedianya akan di kirim ke penerimanya di Mesir dan Jordania.Mahyudin yang saat itu sedang cebok di toilet, sama sekali tak tahu telah terjadi perompakan di kapal mereka.“Duehh gara-gara banyak makan sambel jadi gini akibatnya, perutku jadi mules,” batin Mahyudin.Begitu dia keluar toilet, remaja tanggung ini kaget bukan main saat mendengar bentakan-bentakan dan sebagian barang-barang di kapal ini di angkuti puluhan pria bermasker bak ninja itu.“Waah gawat, ternyata benar kata ayah angkat, para bajak laut beraksi,” batinnya dan langsung bersembunyi.Di usia 15 tahunan, Mahyudin bukanlah remaja tanggung penakut, justru ia terkenal sangat pemberani.Dia lalu mendekati salah satu perompak yang terlihat sedang mengawasi para penumpang dengan senjata terkokang
Waktu melesat bak anak panah…Hari ini genap 8 tahun Mahyudin menjadi ABK kapal milik Kapten sekaligus Nakhoda Purnomo.Usianya pun ini sudah 15 tahun, andai dia sekolah umum, Mahyudin harusnya sudah lulus sekolah menengah pertama dan masuk sekolah menengah atas.Biarpun tak pernah injak bangku sekolah, tapi soal kemampuan otaknya, remaja tanggung ini miliki kepintaran di atas rata-rat. Tubuhnya makin tinggi saja, kalau tak berbincang dengan anak pendiam ini, semuanya pasti mengira anak ini seorang pemuda, minimal 20 tahunan, tubuhnya sudah hampir 178 centimeteran tingginya.Makan dan minum teratur, juga istirahat yang cukup saban hari, membuat tubuh Mahyudin berkembang dengan sangat baik.Satu hal yang membuat semua ABK dan juga pastinya Purnomo kagum, semakin remaja, wajah Mahyudin yang cool dan jarang banyak bicara ini semakin tampan.Wajahnya juga mulai keluar bulu-bulu halus…tanda brewokan, termasuk di lengan, dada dan kakinya. Sehingga dugaan Purnomo dan ABK lainnya kalau Mahyu
Kini Mahyudin sudah berusia 7 tahun, tapi perawakannya bak anak berusia 10-12 tahunan, karena tubuhnya agak tinggi. Kulitnya yang dulu terang kini sudah berubah agak sawo matang.Selama 1,5 bulanan ia ikut berlayar dengan kapal besar ini, makanan terjamin, sehingga tubuhnya juga mulai agak berisi.Pakaianya sudah di belikan Purnomo saat kapal ini bersandar di pelabuhan yang disinggahi.Bajunya kini pas di badannya, tak lagi kedodoran, juga sepatunya. Walaupun harganya murah, tapi Mahyudin sangat senang. Bahkan tak sungkan dia panggil Purnomo dengan sebutan ‘ayah angkat’."Gak kalah juga aku dengan om-om ABK lainnya," batin Mahyudin senyum-senyum sendiri di cermin.Purnomo sudah tahu riwayat Mahyudin, dengan jujur anak ini sebutkan semua, juga tujuannya kenapa mau ke Kecamatan Cicangi, lalu ke Kelurahan Cicangki di Sukabumi, yang uniknya malah tak tahu di mana itu Cicangki…!Melihat kerajinan dan juga semangat anak ini, Purnomo lama-lama menjadi suka dan walaupun selama ini tidak perna
Plakk…seorang ABK menepuk dahinya setelah kapal ini sudah berlayar selama 4 hari dan kapal ini justru sudah berlayar menuju ke Malaysia dan akan langsung ke China.Kapal ini memang 70 persen angkut barang dan 30 persen bawa penumpang, sehingga tak pernah lama bersandar di satu pelabuhan.Selalu berlayar hingga ke luar negeri dan baru beristiharat setelah muter dan balik lagi ke Pelabuhan Tanjung Priok, dengan jangka waktu hingga 1 atau 2 bulanan. “Kamu kenapa Suryo,” tegur si kapten kapal.“Maaf kapten, saya lupa ada seorang anak yang kita kurung di ruangan, gara-gara dulu ketahuan mau curi dompet penumpang lain,” sahut Suryo.“Astagaaaa…cepat keluarkan, kalau mati jadi masalah kita semua, bisa masuk penjara kita,” tegur si kapten kapal, Suryo pun langsung buru-buru ke ruangan di mana Mahyudin di sekap.Suryo lega, anak yang di kurung ini tidak apa-apa, malah Mahyudin nyengir saja sambil asek makan makanan kaleng yang terdapat di ruangan ini.Suryo makin geleng-geleng kepala, Mahyu
Mahyudin benar-benar kalut, dia pun terus berjalan semakin jauh di dek kapal untuk mencari orang yang mau berbaik hati menolongnya.Tak pernah dia sadari, kakaknya pingsan dan ada penumpang lain yang lalu melaporkan hal ini ke awak kapal.Dua orang ABK kapal datang dan membawa tubuh kurus Risna ke ruang perawatan, nyawa Risa tertolong dan setelah di obati dan di beri makan, Risna pun ketiduran, tanpa tahu apa yang terjadi dengan adiknya.Saat itulah Mahyudin yang sudah habis akal, karena semua orang tak mau menolongnya, ia pun mulai nekat.Ketika itu dia melihat seorang penumpang sedang enak-enakan ketiduran, dompetnya terlihat tersembul keluar separu dari kantong belakang celananya.Mahyudin melihat kiri dan kanan, lalu perlahan-lahan dia mendekat dan…tangan kecilnya pelan-pelan menarik dompet itu.“Heii kamu maling ya, plakkk!”Tubuh kurus dan kecil Mahyudin terjengkang, sakitnya bukan main, matanya langsung melihat banyak kunang-kunang, pukulan berikutnya menghantam dirinya.Selain
Risna akhirnya ajak Mahyudin untuk tetap berangkat ke Pelabuhan Triksakti, seminggu setelah Bibi Bainah di makamkan di TPU desa itu.Kedua anak kecil yang baru kali ini jalan tanpa di dampingi Bibi Bainah nekat saja pergi. Risna mengaku selalu teringat Bibi Bainah kalau mereka terus berada di sini. Keduanya sudah sepakat akan kembali ke kampung halaman ibu mereka.“Kita akan tanya-tanya nanti sesampainya di Jawa Barat, di mana Cicangi itu berada” kata Risna besarkan hati adiknya, Mahyudin mengangguk.Dengan bekal uang 2,5 juta hasil tabungan mereka selama ini yang dikumpulkan Bibi Bainah, kedua anak kecil ini saling berpelukan sambil ketiduran dalam sebuah travel yang membawa mereka ke Pelabuhan Triksakti.“Heiiii kalian bangun ini sudah sampai, tuh loket nya di sana kalau kalian ingin beli tiket pulang ke Jawa,” kata si sopir travel ini.Risna bangun dan memanggul tasnya, Mahyudin juga panggul tas lusuhnya, dia hanya kenakan sepatu butut, juga kakaknya. Mereka hanya bawa bekal beru
Seorang anak lelaki kecil kurus hanya bisa memunguti jualannya yang berhamburan di tanah, jualan gorengannya baru saja di hamburkan anak-anak nakal yang suka membully-nya.Anehnya, tidak ada tangisan ataupun keluhan dari bibirnya yang merah bak perempuan ini. Hanya matanya tajam menatap anak-anak nakal yang menjauh sambil terus olok-olok dirinya.“Dasar anak yatim piatu, nggak sekolah lagi, dekill pulaaaa…!” olok anak-anak nakal yang usianya di atas dirinya, sambil joget-joget.Semua jualannya yang baru laku beberapa potong terpaksa dia masukan ke kantong kresek. Dia pun berlalu dan tak menggubris olok-olokan itu, jalannya tetap ditegap-tegapkan.Makin di tertawakan saja kelakuannya.Namun anak kecil berusia 6 tahun ini tak peduli, dia tetap jalan menyusuri jalan kampung dan akhirnya tiba di rumah gubuk reot-nya.“Di bully lagi ya Din? Makanya bibi bilang jangan lewat sana, cari jalan lain yang aman, kan sayang jadinya jualan rugi,” tegur bibi-nya sambil menatap wajah anaknya ini.“Bi…
“J-jadi…sebenarnya…papaku dan paman Park Hyung?”“Iya Widya…kalian ini keturunan aku di masa lalu dengan Park Hymin, nenek buyutmu!” sahut Hagu sambil menahan senyum, geli sendiri…kini sang cucut justru jadi istrinya di dunia masa depan.“Ihh…artinya aku ini cucut buyut nenek Park Hymin dan Abang donk?” ceplos Widya menahan tawa, lucu sekali baginya.Aneh bagi-nya, masa Abang angkat sekaligus suaminya saat ini adalah kakek buyutnya sendiri, tapi di masa lalu...? Sulit dipercaya, batin Widya. “Jangan tertawa sayang, asal kamu tahu, wajahmu itu 100 persen pek keteplek wajah nenek buyutmu, Park Hymin!”Widya Min Hoo atau kini Widya Hasim Zailani kontan berhenti tertawa.“Hadeuhh sayang, coba cerita yang jelas, biar aku nggak makin puyeng!” ceplos Widy, kini wajahnya berubah serius.Akhirnya Hagu pun ceritakan semua pengalamannya, yang di awali dengan kedatangan roh Datuk Hasm Zailani yang mengajaknya ke alam masalalu, untuk menolong anaknya, Dean Hasim Zailani.Kemudian terjadilah skanda
“Iya sayang, inilah papa kamu itu, ayoo beri salam buat papa!” sahut Widya kalem. Melihat sikap Widya ini, Hagu makin terkejut dua kali.Terkejut pertama, Winnie si bocil cantik ini adalah anaknya, terkejut kedua, sikap Widya pek keteplek Park Hymin di masalalu, yang memang kalem dan selalu senyum!Padahal Widya yang dia kenal selama ini adalah gadis lincah dan bersemangat, tapi kini Widya berubah 180 derajat!Tanpa sadar Hagu berjongkok dan menatap lekat-lekat wajah Winnie, yang di tatap bukannya takut malah mendekati dirinya.“Papa…kenapa sih baru sekarang muncul, huhh seballll!” cetus Winnie, sikapnya yang marah dan merajuk membuat Hagu menahan tawa, lucu dan kelakuannya persis sama seperti Widya dahulu.Sifat manja dan suak merajuk yang bikin Hagu selalu kangen dan kini menurun ke Winnie.Hagu langsung mendekap erat anaknya ini dan si anak pun sama, pelukan ini luluhkan kemarahannya.“Mulai saat ini kita tak akan berpisah lagi sayang,” Hagu lalu gendong dan menciumi pipi montok Win