BERSAMBUNG
Tiba-tiba masuk 3 orang laki-laki, yang dua berbadan kekar dan satunya agak tua, sehingga lift yang mampu menampung 8 orang ini jadi terasa sesak, karena berisi 6 orang sekaligus.Harum parfum ke tiga pramugari ini, setidaknya mampu menutup 'bau badan' dua orang berbadan kekar ini.Apalagi ketiga pramugari ini kenakan aju santai, jeans dan kaos, sehingga lekak-lekuk tubuh semampai mereka cukup menggiurkan...terutama bagi si lelaki setengah tua tadi.Matanya seolah melihat 3 makanan lezat yang siap di santap! Bryan awalnya cuek saja, topi sengaja dia pasang, juga masker di mulutnya. Namun dia mulai rasa aneh, apalagi ada ucapan dari si bapak yang agak tua ini bikin dia mulai curiga.“Lo ulang bedua, bawa ke tiga plamugali ini ke kamal owe, setelah itu lo ulang pelgi, owe mau nikmatin ketiganya sepuas hati owe. Kagak lugi owe bayar mehong sama bos kalian he-he,” kata pria ini dengan logat cadelnya.Tak di sangka kamar si cadel ini berada di lantai yang sama dengan Bryan.Bryan pun mu
“Minum kopi ini,” Bryan menyerahkan satu gelas kopi pada salah satu pramugari yang tidak terlalu mabuk kondisinya tadi dan inilah yang paling cantik di bandingkan dua rekannya.Wajahnya mengingatkan Bryan dengan artis lawas Asmirandah, nampak sekali dia asli daerah ini, kulitnya juga terang bersih.“Makasih Bang Bryan…namaku Melani, yang itu Erni dan Lola!” sahut si pramugari ini kenalkan diri dan ke 2 rekannya, setelah beberapa tegukan, kepalanya agak berkurang puyengnya.Melani yang tidak terlalu mabuk, tentu saja ingat sekaligus diam-diam kaget!Tak menyangka kalau penolongnya dan juga dua sahabatnya adalah artis yang tengah naik daun ini.Sedangkan kedua rekannya kini di rebahkan di ranjang, dalam kondisi masih fly dan benar-benar tak berdaya, entah apa yang di minum mereka, sehingga sampai begini.“Melani, apa yang terjadi, kenapa kalian bertiga hampir saja jadi korban dari si cadel itu,” tanya Bryan penasaran.“Awalnya, kami hanya ingin menikmati suasana pub, lalu kenalan dengan
Bryan yang tertidur di sofa terbangun saat mendengar ada isak tangis, rupanya ini sudah pagi. Makin heran lagi yang menangis justru Melani yang tengah di hibur Erni dan Lola. Setelah cuci muka di westapel Bryan langsung ke mini bar bikin kopi, sambil menatap heran kenapa Melani sampai menangis terisak-isak begitu.“Apa yang terjadi? Kenapa Melani menangis?” tanya Bryan ke Erni dan Lola.“Anu Bang…Melani barusan dapat kabar dari adiknya, rumah mereka kena gusur. Rumah keluarga Melani memang sejak dulu bermasalah dan hari ini pihak pengadilan lakukan penggusuran dengan meratakan rumah tersebut,” sahut Erni.Lola kemudian menambahkan cerita Erni, kalau saat ini keluarga Melani bingung mau tinggal di mana, tak ada keluarga dekat di Manado.“Rumahnya di kota ini juga Bang, berada di ujung Timur,” kata Erni menyela omongan Lola.“Kita jenguk sekarang ke sana! Kalian belum terbang juga kan saat ini?” ajak Bryan tiba-tiba.“Kami masih libur selama dua harian lagi Bang, setelah itu terbang k
Bryan berbisik ke Agow dan sopir ini kaget. Bryan merencanakan sesuatu yang diluar dugaan si sopir Agow ini.“Tapi mas…?” Agow meragu.Namun Bryan beri kode agar Agow jangan takut. Tanpa setahu Melani cs yang masih berada dalam rumah.Bryan yang kembali kenakan masker dan topi, berjalan lewat samping, lalu menuju di mana mobil MPV hitam tadi parkir, tanpa memberitahu Melani cs.Perumahan yang berjejer rapi dengan jalan kompleks perumahan yang mulus dan sepi, memudahkan Bryan menuju ke mobil tersebut, tanpa di sadari para penguntitnya ini.Karena jaraknya hanya 200 meteran, tak sampai 10 menitan, Bryan sudah dekat dengan mobil tadi.Terlihat dua orang sambil merokok asyik berbincang di samping mobil, tiga temannya masih berada di dalam mobil tersebut.Dengan berindap-indap Bryan mendekati kedua orang ini dan kini ia sudah berlindung di sisi mobil.Bryan tak ingin di buru, tapi dia ingin jadi pemburu, inilah tadi yang membuat Agow kaget bukan main dengan kenekatan Bryan.“Kemana pria it
Ke empat orang ini secara pengecut bersimpuh ke aspal sambil menahan nyeri di tubuh masing-masing.Sebal bukan main Bryan melihat kepengecutan ke empat preman ini, dia lalu menendang tak terlalu keras ke empatnya, hingga kembali terjengkang ke aspal.“Sekarang aku mau tanya, jawab yang jujur dan jangan bohong, atau nasib kalian berempat akan sama seperti rekan kalian yang pingsan dan ku patahkan kakinya tadi,” dengus Bryan sambil menatap tajam ke empatnya.“I-iya Om…ma-mau tanya apa Om,” sahut orang yang tadi kepentuk pintu mobil, sambil memandang jerih dan takut ke arah Bryan.Tak pernah mereka sangka, orang yang mereka ikuti dan akan di hajar ternyata ahli beladiri, ganas pula dan yang paling bikin mereka tak menyangka, Bryan ini seorang artis film terkenal.Ternyata bukan hanya jagoan di film, di dunia nyata ternyata juga sama-sama jagoan, pikir mereka.“Apakah benar tante Weni yang tinggal di Surabaya merangkap germo adalah istri si Alex Soton?” tanya Bryan sambil menatap tajam waj
“Kamu di mana Bryan?” Mami Latini tiba-tiba menelpon Bryan.“Aku masih di Manado Mam, kenapa emank..?” sahut Bryan.“Kapan sih balik ke Jakarta? Dyehhh weceee…ye sadar nggak, ye lagi-lagi viral di media sosial, ye berantem dengan 5 begundang eh begundal. Oh ya, Om Pras produser Kontay Film mau bikin lanjutan film Santri Pekok Chapter 2 dan 3, ye siap di bayar hingga 15 miliar untuk dua film plus bonus kalau filmnya meleduk, naskah akan di rubah, gara-gara lihat ye berantem, pliss dyeh…mau ya tanda tangan?” Mami Latini langsung saja kemukakan apa tujuannya menelpon artis kesayangannya ini, dia tak ingin tambang uangnya ini kelamaan 'liburan'. Saat Bryan ingin menjawab, terdengarlah candaan Melani, Lola dan Erni, yang baru saja keluar dari kamar mandi.Celotehan ketiganya tentu saja terdengar jelas oleh Mami Latini.“Ehemmm….sama siapa tuh ye di hotel, harem yaa?” tanya Mami Latini penasaran.Untung saja saat ini bukan vidcal, tapi hanya telpon biasa, sehingga si manajer ngondek ini
Selama dua hari dua malam, Bryan bersama Melani, Lola dan Erni berlayar bersama, hari ketiga, kegilaan ini harus di akhiri, ketiganya harus terbang ke Makasar, lalu Balikpapan dan balik ke Bandara Soetta Tanggerang.Bryan…lagi-lagi bikin ketiganya senang bukan main, masing-masing dia beri uang….200 juta.Bagi Bryan, uangnya segitu hanya seujung kuku dari bayaran perusahaan yang endorse dirinya, semenjak Bryan naik daun, dia memang di bayar mahal oleh perusahaan yang pakai jasanya tersebut. “Tapi kami bukan wanita nakal lo Bang, kita lakuin ini karena suka sama suka,” cetus Melani, yang sempat tak nyaman saat melihat laporan banking di ponselnya,, termasuk Lola dan Erni.Bryan tersenyum lalu mengecup bibir Melani.“Iya, anggap saja aku bagi rejeki buat kalian ya, kan kalian juga butuh shopping, juga beli skincare dan lain-lain,” sahut Bryan tersenyum, hingga Melani, Lola dan Erni tertawa.“Ihh jalannya yang biasa aja kalee…masa begitu?” tegur Bryan.“Habisnya pelatuk Abang berasa masih
Sesaat Polda ini heboh, kedatangan Bryan membuat puluhan Polwan langsung berebutan ingin berfoto dengannya.Sebagai artis terkenal, Bryan sadar dia tak boleh bersikap sombong, apalagi mereka ini adalah penggemar-penggemar beratnya.Bryan pun mau tak mau melayaninya dengan ramah.Setelah itu Bryan di pertemukan dengan Kapoldanya langsung, Irjen Badri. Tak pernah Bryan sadari, Irjen Badri ini ipar dari Radin Hasim Zailani, sepupu Chulbuy.Karena salah satu istrinya, Citra Hasim Zailani, adik dari Irjen Badri, alias si jenderal polisi ini Om-nya Dean dan Balang.“Jadi mas ini ingin cari Kompol Andi, setahuku beliau sudah pensiun sejak 2 tahunan yang lalu. Jabatan terakhirnya adalah Kapolres di Tomohon, pangkatnya AKBP, lalu tak lama beliau pensiun usai jabat itu!” kata Jendral Badri.“Boleh tahu di mana alamatnya Om?”Jenderal Badri lalu panggil ajudannya dan setelah di cari di berkas khusus, alamat AKBP Andi sekarang ternyata ada di Makasar.“Beliau pulang kampung usai pensiun, kebetulan
Ryan dan Balang diam-diam kembali bertemu di sebuah tempat yang tak menyolok, tentu saja Zoona dan Iqaala yang masih minta rehat setelah di hajar Ryan tak tahu.Ryan juga sadar, selain menemaninya, keduanya juga tugas ganda, mengamati dirinya, untuk selalu di laporkan ke tuan besarnya Al Tahyan Farisi.Mendengar semua kisah Ryan, Balang dengan wajah serius bilang, kelompok Abu Jenaya justru kelompok yang perjuangkan Palestina merdeka.“Dari informasi yang ku dapat di lapangan, salah satu kelompok yang paling sulit di hadapi pasukan zionis dan kelompok yang mereka bayar, kelompok Abu Jenaya menduduki urutan teratas yang wajib di basmi.”Balang lalu kisahkan sepak terjang kelompok pejuang ini, yang dikatakan sangat di dukung warga Palestina, terutama di wilayah pendudukan zionis.“Mereka sering bikin pasukan zionis kocar-kacir, kelompok ini bak hantu, serang dan kabur dan jumlah mereka juga sangat misterius. Ada yang bilang hanya puluhan, ada lagi yang bilang ratusan hingga ribuan mili
Ryan senyum sinis melihat Zoona dan Iqaala kini ngorok halus…kecapekan!Permainan cinta ganas dan panas hingga berjam-jam, membuat keduanya kini lunglai dan minta istirahat, Ryan pun mengiyakan. Walaupun belum klimaks tapi Ryan tak berminat meneruskan."Badan sih oke, denok...itunya dah pada longgar, untung saja punyaku king size. Kalau standar Indonesia, apa rasanya...? Numpang lewat doangggg!" gumam Ryan lalu tertawa sendiri sambil menatap perabotan Zoona dan Iqaala dan menutupi tubuh keduanya dengan selimut.Kini dia sudah paham apa yang harus dilakukan, keterangaan kedua wanita ini bagi Ryan sudah lebih dari cukup.Misi korek keterangan kini sukses, selanjutnya diam-diam dia kontak Balang dan keduanya pun berbicara serius via telpon."Aku lagi patroli dengan pasukan PBB Bang, nanti setelah agak longgar kita ketemuan," sahut Balang di seberang telpon. Ryan lalu beristirahat di kamar satunya, dia pun sebenarnya kelelahan, tapi karena fisiknya kuat ia pun tidak terlalu capek-capek
Begitu sampai kembali ke kamar vila, Zoona dan Iqaala yang agak mabuk tak sungkan lagi memeluk tubuh kokoh Ryan.Sebenarnya keduanya tak mabuk-mabuk amat, hanya di buat-buat saja, agar tubuh mereka bisa di pegang Ryan.Ryan yang masih ‘normal’ membiarkan saja ulah keduanya, ia malah sengaja gerayangi tubuh keduanya, sehingga makin blingsatanlah keduanya.“Kedua bidadari Abang itu bisa di manfaatkan, nggak perlu Abang repot memata-matai tuan Al Tahyan,” itulah pesan Balang yang di ingat Ryan.Sehingga Ryan pun kini mulai sengaja bersikap nakal.Iqaala bahkan tak ragu mencopoti semua pakaiannya, juga setengah memaksa melepas pakaian Ryan, yang saat ini memakai celana jeans dan kaos, yang sore sebelumnya sempat beli di sebuah toko pakaian tak jauh dari vila ini.Begitu Ryan hanya kenakan CD doang, keduanya sampai berseru wow melihat body Ryan yang bersekal-sekal dan kokoh ini, makin leleran lagi melihat torpedo Ryan yang sudah menonjol di balik CD tipis-nya ini.“Amazingggg…sizenya…!” se
Apa yang di katakan Zoona dan Iqaala benar adanya, tempat dugem di sini tak kalah dari yang ada di Jakarta.Pengunjung pun juga membludak dan tempat ini terlihat penuh pengunjung.“Ahh bodohnya aku, Lebanon kan warganya campuran, letaknya juga sudah mendekat Barat, tak aneh gaya mereka ke barat-baratan, nggak jauh beda dengan di Indonesia,” batin Ryan.Ryan melihat Zoona dan Iqaala sedanga asyik ‘ajojing’ ria berbaur dengan pengunjung lainnya. Ryan menolak diajak goyang, dia beralasan masih capek. “Dua wanita Beirut yang menggairahkan, sayang kalau di lewatkan!”Kaget bukan main Ryan, tiba-tiba ada yang bicara begitu gunakan Bahasa Indonesia pula. Refleks dia menoleh dan senyumnya langsung sumringah.“Balang Hasim Zailani…!” seru Ryan, tak menyangka akan bertemu si tampan cool ini.Keduanya tanpa di duga saling berpelukan erat, entah kenapa bertemu Balang di sini Ryan seolah bertemu adik sendiri.“Bang kita ngobrol di luar yuks…biarkan saja dua bidadari Abang di sana, suara musik je
Ryan, pura-pura tak menggubris pandangan kagum kedua wanita jelita ini, dia ingin istirahat di kamar lumayan mewah di vila ini.Namun…gangguan itu datang lagi, tanpa Ryan duga, Zoona dan Iqaala juga kini berganti baju santai, yakni kaos ketat dan celana pendek, tak lagi berbaju ala militer.Lekak lekuk tubuh keduanya membuat mau tak mau Ryan melirik juga, tapi dia tak mau menunjukan kebangorannya.Ryan hanya hela nafas panjang, karena hatinya masih teringat Fareeha dan…aslinya belum puas untuk balas dendam, hawa membunuhnya sangat kuat saat ini. Kenapa tiba-tiba dia mau bertemu kelompok ini, awalnya Ryan mengira mereka ini kelompok perjuangan yang all out melawan pasukan zionis, namun kini dia mulai meragu.Apalagi diapun sadar diri, tak bisa sendirian melawan pasukan musuh yang miliki pasukan terlatih bersenjata lengkap.Dia butuh rekan seperjuangan yang lebih besar dari kelompok Abu Shekar, yang hanya miliki pasukan ratusan orang saja.“Aku akan bersabar minimal seminggu, kalau tid
Akhirnya mereka tiba di sebuah tempat yang di jaga ratusan orang berseragam ala tentara, inilah milisi yang di katakan Syarif tadi.“Jumlah anggota kami yang aktif dan resmi 3.500 an orang tuan Ryan dan yang tak resmi hampir 10.000 an orang, pemimpinnya Tuan Al Tahyan Farisi,” cerita Syarif.Kaget juga Ryan, artinya milisi ini bukan milisi biasa, banyak sekali anggotanya. Seragamnya pun tak ubahnya militer resmi pemerintahan.Ryan di sambut langsung sang pimpinan milisi Tuan Al Tahyan Farisi dan dua pembantu utama yang menunggunya di halaman markas milisi ini.Pria ini miliki brewok dwi warnanya lebih lebat dari milik Ryan dan tubuhnya agak tambun, tinggi badannya hampir sama dengan Ryan.Pakaiannya juga ala militer, lengkap dengan pistol nya di pinggang, bahkan ada tanda dua bintang di pakaianya ini, yang artinya Al Tahyan seorang pria berpangkat Inspektur Jenderal.Seorang pria gagah, walaupun Ryan taksir usianya pasti di atas 55 tahunan.“Akhirnya orang yang kami tunggu-tunggu datan
Trakk…trakk…! Senjata terkokang.4 serdadu yang berjaga di pos langsung todong mobil Ryan yang berjalan perlahan menuju ke gardu pos ini.Ryan tersenyum sinis, lalu secepat kita dia cabut pistolnya.Dupp…dupp..dupp…dupp!Empat tembakan beruntun dari pistol berperedam lagi-lagi milik Mayor Ehud yang juga ia pergunakan dulu untuk menyendera Letna Elita kini makan korban, empat serdadu itu tewas tanpa sempat berteriak.Tembakan Ryan yang di puji Suhail sangat lihai membidik ini tepat bersarang di wajah ke 4 serdadu zionis itu, yang di tembak dari jarak dekat.Tanpa turun dari mobilnya, Ryan terus jalankan mobilnya dan kini sudah berada di halaman kantor militer sekaligus merangkap mess ini.Ryan turun dari mobil, lalu menuju ke pintu depan yang di jaga dua serdadu dengan mata terkantuk-kantuk sedang duduk sambil sesekali minum bir.“Heiii siapa kaa…arghhhh!Suara si serdadu ini hilang berikut nyawanya, rekannya juga bernasib sama, lagi-lagi kepala yang Ryan bidik dari jarak dekat.Ryan
Ryan yang murka pun ikut lepaskan berondongan tembakan, tapi semua itu sia-sia belaka. Pesawat-pesawat tempur itu terbang lumayan tinggi dan bermanuver di udara.Abu Shekar perintahkan semua orang kabur sejauh-jauhnya dari tempat ini, karena pesawat-pesawat tempur terus memuntahkan rudal-rudal balistiknya.“Ryan ayoo kita pergi,” Suhail menarik lengannya.“Bagaimana dengan istriku Fareeha!” Ryan menolak pergi, ia masih cemas memikirkan nasib Fareeha.“Dia mungkin sudah pergi juga mengungsi ke tempat aman, ayoo sebelum terlambat,” desak Suhail.Mau tak mau Ryan pun ikuti semua orang pergi sejauh-jauhnya dari tempat ini. Api makin berkobar hebat bakar semua tenda pengungsian ini.Sepanjang jalan mata Ryan terus mencari-cari sosok istrinya, tapi sampai jauh pergi, tidak terlihat keberadaan Fareeha.“Fareeha di mana kamu sayang…!” batin Ryan makin cemas saja.Setelah hampir 2,5 jam menjatuhkan bom-bom-nya, 3 pesawat zionis ini menghilang di atas langit yang gelap.Berangsur-angsur para pen
“50 ekor onta…?” alis Ryaan terangkat saat tahu mahar untuk melamar Fareeha.“Iya…maharnya 50 onta, apakah kamu sanggup Ryan?” Suhail memandang wajah Ryan. Ia memang minta pendapat sahabatnya ini. “Berapa harga per ekornya?” tanya Ryan penasaran.“Per ekornya yang dewasa rata-rata 10 ribu riyal Arab Saudi!” sahut Suhail sampai memandang wajah Ryan.“10 ribu riyal di kalikan 50 ekor onta berarti 500 ribu riyal, kalau di rupiahkan artinya…2,1 miliaran lebih?” gumam Ryan ngitung dengan kurs riyal ke rupiah saat ini.Suhail hanya menganguk, dari hatinya yang paling dalam, dia sebenarnya berharap Ryan-ah laki-laki yang bisa persuntig sepupunya, yang di juluki bidadari gurun ini.Harapan Suhail terkabul..!Pertunangan dan…sekaligus pernikahan Ryan dan Fareeha bikin heboh para pejuang juga pengungsi, bukan heboh pernikahan itu, tapi maharnya yang fantastis…150 ekor onta.Ryan serahkan uang buat kelak di belikan onta tersebut dan Abu Shekar dengan sumringah setuju menikahkan keduanya.Karena