BERSAMBUNG
Hagu jambak rambut si begal ini setelah tadi ia copot helmnya. Wajah Hagu langsung mengeras, karena wajah si begal ini adalah…salah satu centeng si Aguan.Bukkk…bukkk…krakkkk!Saking kesalnya Hagu langsung patahkan kedua tangan si begal ini.“Biar kamu tak lagi membegal,” desis Hagu, lalu sekali tendang, si begal ini pingsan seketika, kemudian Hagu pergi begitu saja dan mendekati si ojek tadi.Kontan aksi heroik Hagu bikin semua orang melongo dan Hagu pun dengan santainya meminta si tukang ojek tadi lanjutkan perjalanan kembali ke rumah Sofia.Warga pun beramai-ramai angkat tubuh si begal dan sebagian menelpon polisi. Andai tak pingsan, bisa jadi si begal ini akan di permak habis-habisan dan nasibnya mungkin lebih buruk lagi.Wajah si tukang ojek berseri-seri, Hagu tanpa ragu beri dia satu juta, padahal tadi ‘sewanya’ hanya 50 ribu. “Kalau mau jalan lagi, jangan sungkan cari saya di pangkalan Om Jagoan,” seloroh si ojek, Hagu hanya angkat jempol.“Loh Mas Hagu, kenapa lengan bajumu com
“Bunga apalagi Aguan, kamu jangan main-main!” dengus Hagu menahan sabar sakaligus amarahnya. Karena si rentiner ini sekehendak hati menerapkan bunga hutang.“Bunga keterlambatan bayar!” kaat Aguan lagi sinis.Brakkkk….meja di depan Aguan pecah berantakan kacanya, Hagu yang terlanjur marah menggebrak meja kaca ini.Wajah Aguan kontan memucat. Anak buahnya 3 orang bermunculan, termasuk yang tadi terpincang-pincang.“Kamu jangan macam-macam Aguan!”“Hehh kamu mengancam aku?” Aguan tak mau kalah gertak dan inilah kesalahannya, tiba-tiba kaki kiri Hagu bergerak cepat.Bukkkk…ngekkkk!Sebuah tendangan keras menyamping membuat Aguan terjengkang dan setengah koit saking kerasnya tendangan ini. Hagu akhirnya tak bisa menahan sabar lagi, kakinya bergerakk cepat dan Aguan pun meringis menahan yang terasa nyiut-nyiut sampai ke kepala. Dua orang maju menubruk Hagu, tapi pemuda yang terlanjur marah ini sudah bangkit dan dia justru yang menyongsong dan duluan menyerang ke duanya.Plakk…plakk…bukkk…
Sofia heran melihat Hagu yang pulang naik taksi sambil bawa dua karung besar, yang dia tak tahu apa isinya dan di letakan begitu saja di kamar.Hagu diam saja melihat keheranan Sofia, dia malah membaca sertifikat milik Sofia itu. Kaget juga Hagu, di sertifikat itu tertulis nama…Radin Hasim Zailani, nama ini persis sama dengan nama kakeknya Balanara.“Jangan-jangan Radin yang di maksdu kakeknya Abang Nara ini?” batin Hagu masih terheran-heran.“Astagaa…iya tak salah lagi, Sofia kan cerita, mantan kekasih neneknya bernama Radin? Pasti Radin Hasim Zailani!”Kembali Hagu membatin lalu senyum sendiri. “Gimana Mas, loh kok senyum-senyum sendiri,” Sofia kini duduk di depan Hagu.“Semua sudah beres Sofia, ini sertifikat rumah kamu!”Hagu serahkan sertifikat ini juga kwitansi tanda lunas, yang di terima Sofia dengan wajah ceria, sambil ceritakan mulai besok tukang bangunan akan mulai rehab rumahnya ini.“Mereka minta upahnya 35 juta bang, di luar material, jadi bagaimana?”“Oke kan saja,” sahut
“Ihh…!” Sofia baru nyadar dan pelan-pelan menutupi dadanya dengan jarinya.“Nggak usah di tutup, wajarkan namanya netek bayi!”Tapi suara Hagu agak bergetar, diam-diam pemandangan indah ini mulai mengusik alam bawah nafsunya. “Malu mas,” bisik Sofia dengan sikap salting, tapi makin membuat saliva Hagu naik tak beraturan.Hagu yang malah pelan-pelan menarik tangan Sofia, anehnya Sofia diam saja, Hagu lalu mendekatkan wajahnya dan kagetlah Sofia, saat bibirnya di lumat Hagu.Dari kaget Sofia malah hanyut dan tak ragu membalas ciuman Hagu dengan membelit lidah pria tampan ini.Tanpa sadar suara Sofia berubah jadi lenguhan lembut.“Mas…tunggu!” Sofia menarik wajahnya dia lalu menggeser tubuh bayinya yang kembali nyenyak dan memindahkannya ke sisi kanannya.Kini tidak ada lagi penghalang di antara keduanya. Hagu tersenyum, Sofia ternyata sudah mulai ‘kerjasama’.Kini keduanya tak ragu lanjutkan saling melumat dan Sofia makin melenguh semakin nyaring, saat dadanya yang masih mengeluarkan AS
Si Mamang ini makin lebar senyumnya saat melihat jalan Sofia dikit berubah, kayak ada sesuatu yang mengganjal di antara pahanya.“Lagi bulan madu agaknya, tancap gas terusss. Maklum masih penganten baru. Bakalan punya adik anak si Sofia itu. Sofia janda cantik dan bahenol, antre pria yang mau jadiin bini, hi-hi..!” batin Mang Kulik sambil menerima depe dari Sofia, lalu menelpon toko bangunan, agar mengantar material.Mang Kulik aslinya masih kerabat jauh Sofia dari jalur ayahnya, suka bercanda dan pastinya malah suka Sofia kini punya ‘suami’.“Mending dia punya suami, daripada janda, kasian sekali dia banyak yang nge-goda,” batin Mang Kulik lagi seolah lega.Pagi itu Mang Kulik serta 3 anak buahnya langsung kerja, target 3 Minggu selesai, estimasi paling lama 1,5 bulan.Hagu pun hari ini manfaatkan waktu untuk jalan-jalan di Cicangi, sekaligus hilangkan nafsunya yang tak tuntas tadi pagi dengan Sofia. Entah kenapa dia seolah punya ikatan batin dengan tempat ini.Sebelumnya, keduanya ke
Cittt…!Baru juga 10 menitan keluar dari showroom, hampir saja Hagu menabrak sebuah mobil yang nyelonong tiba-tiba.Hagu sampai mengelus dada, andai tak spontan injak rem, bisa jadi moncong mobilnya akan menabrak sebuah mobil sport yang identik dengan kemewahan.Hagu keluar dari mobilnya dan mendekati mobil sport mewah ini, dia bermaksud akan menegur sopir mobil ini, yang nyelonong begitu saja.Namun Hagu tertegun, saat melihat dua orang sedang asyik berdebat, itu terlihat sebab mobil sport mewah ini gunakan atap terbuka.Sesaat Hagu terdiam dan menonton saja ulah dua orang di dalam mobil mewah iniDi belakang setiran seorang remaja yang usianya paling banter 13 tahunan di sampingnya seorang gadis yang cantik jelita yang usianya juga masih muda antara 14-15 tahunan“Tu kan apa kaka bilang, kamu sih bandel banget, kedua mami kan sudah ngelarang kamu bawa mobil ke jalan raya, hampir saja nabrak si Abang itu!” sungut si cantik ini.“Kaka Lydia sih ngagetin,” si adiknya tak mau kalah.Tokk
Ketika sadar 1 jam kemudian usai operasi singkat, dua wajah inilah yang terlihat Hagu di sisi ranjangnya. Sehingga pemuda ini makin kagum saja sekaligus tak menyangka Brandi dan Lydia masih menemaninya di rumah sakit ini.“Kalian…kenapa belum pulang, nanti ortu kalian nyari?” kata Hagu sambil menatap kedua kakak adik yang memang terlihat orkay ini, namun tidak sombong, pemberani dan tak kenal takut.“Sengaja Bang, kami kasian sama Abang, kan nggak ada yang menemani, namaku Lydia Bang…wajah Abang kok mirip wajah kakek buyut saat muda sihh?” ceplos Lydia spontan hingga bikin Hagu terkejut.“Kakek buyut? Siapa kakek buyut kalian Lydia?” tanya Hagu bengong sendiri.“Kakek buyut kami namanya Brandi Hasim Zailani Bang, sama dengan namaku, nama aku ini di kasih beliau ketika lahir,” sela Brandi tertawa kecil.“Astagaa…jadi kalian ini anaknya Om Ryan, sepupunya Abang Balanara?” tanpa sengaja Hagu sebutkan nama ortu dan sepupu keduanya.“Lohh…Abang kenal dengan papa kami, juga si bulay Bang
“Sementara biarlah kita di sini dulu, di samping untuk keamanan, juga biar rumah kamu cepat kelarnya. Aku juga akan selidiki si Aguan, aku yakin penembak diriku ada hubungannya dengan si rentiner itu,” sela Hagu lagi dan Sofia yang khawatir pun mengangguk.Saat bicara begitu Hagu baru nyadar, wajah Sofia yang kini di make up tipis makin jelita saja, telinganya juga sudah ada anting-anting, juga leher dan lengannya ada emas.Apalagi saat ini Sofia kenakan jeans dipadu dengan blouse, kecantikannya makin terpancar saja, dengan rambut panjangnya yang melewati bahu dibiarkan tergerai.“Kamu…cantik sekali Sofia?” ceplos Hagu spontan, hingga wajah khawatir Sofia langsung merah dadu.“Ehemm…udah kepingin lagi yaa…tapi…lengan dan bahu kamu gimana?” bisik Sofia sambil mendekati Hagu dan Sofia tak ragu memeluk tubuh kokoh pemuda ini.Setelah saling melumat, aktivitas asyik ini terpaksa di hentikan, Hagu merasa tak leluasa, apalagi lengan dan bahunya masih terasa nyiut-nyiut.“Sabar yahh…tunggu be
“Apes aku, gara-gara Bang Prem dan Ange,” batin Hagu yang terpaksa menahan hati kena semprit Tante Ria.Untung saja, melihat wajah teduh Park Hyung, Hagu bisa menahan hati, sehingga tak buru-buru pamit.Begitu Tante Ria masuk meninggalkan Hagu dan Park Hyung berduaan, barulah secara perlahan Hagu sampaikan maksudnya.Park Hyung lantas berbisik.“Nanti malam aku akan temui kamu di hotel, nggak enak kedengaran ibunya si Ange, kalau Om sih tak masalah Prem dan Ange menikah. Tapi tante kamu itu beda…ada masalalu yang belum kelar dengan…Balang, papanya si Prem!” bisik Park Hyung.Hagu tersenyum menganngguk, soal ini dia sudah tahu, kakek Chulbuy sudah ceritakan padanya kalau Balang dan Tante Ria dahulu pernah ada pertalian asmara yang gagal!Yang bikin Hagu tersenyum, kakek Chulbuy dengan nada bercanda juga pernah bilang, sempat suka dengan Tante Ria saat muda, tapi kalah bersaing dengan Balang.“Tante Ria itu saat muda mirip sekali dengan artis Ariel Tatum, bodynya woww…dari semua sepupu
Dan inilah yang bikin Hagu kaget, Datuk minta Hagu saat ini juga balik ke dunia masa depan saat ini juga. Padahal, dirinya lagi anget-angetnya bersama Park Hymin, kemana-mana selalu bersama.“Saat ini tugasmu selesai, kamu harus balik, jangan di tunda. Tugas lain masih menunggu!”“Tapi aku belum pamit dengan Park Hymin?” Hagu masih ngotot, namun saat melihat wajah Datuk, Hagu kalah wibawa.“Nggak usah…nanti aku sampaikan!”Akhirnya Hagu pun tak berani lagi ngotot, apalagi saat Datuk bilang kalau terlambat, maka Hagu akan terjebak selamanya di masa lalu.Mendengar kalimat ini, Hagu keder juga. Sebab dia aslinya belum sanggup berada selamanya di masa lalu.Datuk lalu mengusap wajah Hagu dan pemuda ini berasa mengantuk dan tidak ingat apa-apa lagi.“Bangun…ini sudah siang, molor saja kerjaan kamu itu Hagu.”Hagu langsung buka matanya dan kaget wajah Cynthia neneknya sudah berada di sisinya. Perasaan awalnya dia bersama Prem, tapi pas kembali malah berada di rumah kakek dan neneknya.“S
Hagu…tak ragu mengiyakan, api nafsu yang berkobar sudah terlanjur tak bisa di tahan lagi dan butuh penyaluran saat ini juga.Hagu mau-mau saja bersumpah dan di bimbing Park Hymin.Park Hymin yang kini bahagia dan sudah berstatus ‘istri’ Hagu, kini tak ragu melepaskan pakaiannya di depan suami keduanya ini.“Sekarang…aku adalah milikmu suamiku, lakukanlah sesukamu,” bisik Park Hymin, dan si bangor ini bak kucing garong melihat ikan segar, langsung menyerbu tubuh putih dan mulus ini.Bercumbu di alam terbuka beralaskan pasir putih hangat menimbulkan sensasi aneh bagi Hagu.Hagu lupa, ini bukanlah alam masa depan di mana dia tinggal, tapi alam masa lalu yang rentang waktunya puluhan tahun.Tapi Park Hymin beda lagi, bertemu pria tampan dari alam masa depan, justru bikin dirinya mabuk kepayang sejak awal melihat Hagu.Saat bersama roh Datuk Hasim Zailani, Park Hymin tak sungkan-sungkan lagi bertanya siapa Hagu ini.Awalnya wanita jelita ini kaget bukan main saat tahu kalau Hagu bukan bera
Mata Hagu terus menatap Dean.“Benaran jadi mirip dengan kakek buyut? Kata kakek Chulbuy, kakek buyut saat kecil supel. Tapi berubah jadi pendiam saat tahu kalau Bahar Irwansyah, suami kedua nenek buyut bukan ayah kandung kakek buyutku…!” pikir Hagu dan senyum sendiri melihat kelakuan Dean yang tak kaku pada siapapun.Sepanjang jalan, Dean selalu menyapa warga dan dengan bersemangat acungkan genggam, tanda merdeka.Hagu kadang menahan tawa melihat kelakuan Dean begitu. "Benar-benar anak aneh, tak beda jauh dengan ayah kandungnya," batin Hagu.Akhirnya setelah satu bulanan, mereka sampai juga di desa di mana Park Hymin berada, kedatangan keduanya di sambut si cantik ini.“Pacar paman kakek cantik sekali, jangan di lepas ya paman kakek, kapan lagi dapat wanita secantik ini..!” ceplos Dean lugu, hingga Hagu melotot, tapi Park Hymin malah tertawa dan membelai kepala Dean."Huss...kamu jangan ngomong sembarangan, anak kecil mau tau ajee urusan orang dewasa," tegur Hagu, pura-pura marah, pa
Hagu terus berlari dan tidak peduli berondongan senjata pasukan Jepang, dia merasa seolah Datuk juga berlari bersamanya.Dia juga tak takut nyasar, karena suara Datuk selalu membimbingnya, Hagu juga tak menyadari sudah berlari hampir satu malaman tanpa merasa lelah, padahal sambil pondong tubuh Dean dan kini sudah sangat jauh meninggalkan markas Jepang ini.Begitu tiba di ujung sebuah desa dan hari sudah pagi, Hagu terheran-heran melihat semua warga desa sedang berpesta pora. Orang tua, anak-anak, pria dan wanita tumpah ruah ke jalanan.“Ada apa ini?” tanya Hagu pada seorang warga desa.“Jepang kalah perang, sekarang kita merdeka dari jajahan mereka, saatnya kita pesta dan rayakan kemenangan ini sobat!” kata warga ini dengan wajah sumringah.“Oh syukurlah..!” batin Hagu lalu menurunkan si anak kecil ini yang ternyata sepanjang malam ketiduran dalam pondongannya.Kini mereka berjalan berdua sambil gandengan tangan, persis seperti ayah dan anak saja, sambil melihat kemeriahan pesta ini.
Kini keduanya duduk sambil menikmati bekal yang mereka bawa, kisah yang barusan Datuk sampaikan benar-benar bikin Hagu bergidik.Tak pernah dalam mimpi sekalipun, Hagu akan bertemu dengan roh Datuk Hasim Zailan junior, bahkan hebatnyamereka kini bisa bercakap-cakap layaknya dua manusia biasa.Kadang dia menatap wajah Datuk yang selalu muram, kadang tangannya sengaja menyentuh lengan Datuk, untuk memastikan, kalau roh ini benar-benar ‘hidup’.Datuk yang tahu kelakuan Hagu menahan senyumnya.“Jangan takut, aku saat ini tetap berujud manusia, tapi…asal kamu tahu, aku tak bisamembunuh siapapun. Lagianmasa takut dengan roh saudara sendiri…!” seloroh Datuk.“Masa sih Bang…minggu yang lalu kan saat kita bertempur Abang menembaki pasukan Jepang?”“Itu semua…kamulah yang melakukan! Emangnya kamu nggak sadar yaa saat berduaan dengan Park Hymin, ayahnya Park Min diam saja? Padahal asal kamu tahu Prem, tidak sedikit laki-laki yang ingin jadikan Park Hymin istri…!”Hagu tentu saja menggeleng mend
“Bang Hagu…hati-hati!”Park Hymin langsung pegang tangan Hagu, saat pamit meninggalkan tempat ini.“Iya…makasih?”Keduanya saling tatap dan kini tak ragu saling peluk. Datuk Junior hanya memandang keduanya, lalu angkat bahu, seakan memaklumi perasaan kedua orang muda ini.Sejak bicara kemarin pagi hingga kini, hubungan Hagu dan Park Hymin makin dekat, mereka sering curhat satu sama lain.Mereka seolah teman lama yang baru bertemu.Kadang keduanya berjalan-jalan di bibir pantai dan Park Min ayahnya termasuk Datuk anehnya, tidak melarang apalagi menegur keduanya.Awalnya Hagu sempat bertanya, kenapa Park Hymin tak suka dengan Datuk Junior.Park Hymin terkekeh dan bilang, dia sudah anggap Datuk itu pamannya sendiri saking dekatnya dan tak ada rasa cinta, kecuali cinta ponakan dan paman saja. “Kekasih Abang Datuk dulu adalah kakak aku, tapi mereka tak berjodoh, karena kakakku meninggal dunia tertembak pasukan Jepang, sejak saat itulah Bang Datuk selalu murung hingga ini…!” Hagu pun m
“Iya Park Hymin, aku ingin selamatkan salah satu keturunanku ini…inilah kenapa aku membawa adikku si Hagu dari alam berbeda. Yang kalau di masa depan dia paman luarku, untuk bantu aku di sini. Awalnya aku mau ajak Prem, tapi tak bisa, karena Ange sedang hamil, Prem tak bisa meninggalkanya, si Ange amat manja agaknya...!” sahut Datuk sambil hembuskan asap cerutunya, lalu senyum kecil.“He-he…Angelina…! Cakep banget ya nama salah satu cicitku di masa depan, sayang ya si Prem, terlebih si Ange tak bisa di bawa ke sini, penasaran aku mau lihat wajahnya, secantik apa dia?” sahut Park Hymin tiba-tiba, hingga mata Hagu melotot.“Kalau di bawa akan ada musibah besar Hymin, kita jangan berlebihan melawan gravitasi alam, aku saja dengan bolak-balik ke dunia masa depan, usiaku tak bakalan panjang lagi, inilah resiko yang harus aku terima…!” sahut Datuk lagi-lagi dengan suara pelan dan tenang.“Ihh segitunya…menakutkan sekali!” sahut Park Hymin terkaget-kaget.Hagu lalu muncul dan di tatap Park Hy
Pesta pun berakhir setelah hampir tengah malam, Hagu tentu saja di buat kagum dengan gaya Datuk Junior yang sangat berwibawa dan gayanya sangat berkharisma.“Pantas Bang Prem bilang, kalau ingin attitude dan gaya berbusana, contoh-lah Bang Datuk ini…benar-benar falmboyan sejati, cara pakaian dan cara bicaranya benar-benar top habis…!” batin Hagu.“Hagu kita pindah ke pondok yang disediakan Tuan Park Min.” Datuk ajak Hagu bangkit.Hagu pun mengangguk dan mengikuti langkah Datuk. Saat berjalan begini, tiba-tiba Hagu teringat, orang tuanya Ange atau besann-ya Prem marga-nya juga Park...?Jangan-jangan mereka ini ada hubungan, pikir Hagu.“Bang Datuk….apakah Park Min ini…kakek buyutnya si Ange?” ceplos Hagu tiba-tiba dan tanpa di duga-duga Datuk langsung mengangguk ambil senyum.Hagu kontan melongo.“Dan…ini kelak ada hubungannya dengan kamu juga salah satu keturunan kamu di masa depan!” sahut Datuk, lagi-lagi dengan suara kalem.“A-apa…maksud Abang..???”“Aku tak bisa menjelaskan saat ini