BERSAMBUNG
1 bulan setelah pulang dari Batupecah, awalnya Chulbuy mulai aktif ngantor, tapi atasannya masih melihat Chulbuy belum fit 100 persen, walaupun semangatnya sangat tinggi.Apalagi Chulbuy sangat ingin bongkar siapa dalang penembakannya.Sang atasan lalu meminta Chulbuy harus benar-benar sembuh 100 persen dulu, baru kembali kerja.“Jangan di paksa, bawa healing dulu lah…atau mau cari kekasih, lihat deh polwan-polwan sekarang, cakep-cakepnya nggak kalah dari presenter TV,” seloroh Komjen Mundar, sang Kabareskrim sekaligus bosnya di kantor.Chulbuy pun mematuhi saran atasannya dan dia memutuskan tak ngantor dulu satu bulan lagi.Ketika turun dari mobilnya setelah ngantor sebentar tadi dan kini sampai di rumahnya. Chulbuy senyum sendiri melihat mobilnya yang penyok sana sini.Dulu Sanusi yang bawa mobil ini saat menyelamatannya, sehingga bodynya penyok dan baret sana-sini, sampai kini belum di bawa Chulbuy ke bengkel.Teett…!Chulbuy kaget saat 5 buah mobil berbagai merek dan tipe, semuanya
Walaupun kini sudah bukan keturunan orang ‘biasa’ lagi, tapi Kompol Chulbuy Hasim Zailani tetap tak berubah sikapnya.Ya mulai kini, Chulbuy hilangkan Affandi di belakang namanya, nama Affandi adalah nama ujung Rapiha, yang juga kakek dari ibunya.Di dadanya kalau pakai seragam dinas tertulis Chulbuy HZ.Aipda Sanusi saja sampai melongo tahu siapa kini atasannya tersebut. Apalagi saat dia jenguk ke rumah Chulbuy, karena hampir 3 minggu tak bertemu.Kaget sekali dirinya melihat rumah Chulbuy yang sedang di bangun ulang ini dan rumah milik tetangganya di sebelah sudah di beli Chulbuy."Gileee..rumahnya makin gede, mobil nya ada 6, harga ke enamnya lebih dari 15 miliaran, emank beliau ini nggak kaleng-kaleng, anak Sultan," batin Sanusi melongong tak bisa berkata-kata lagi. Tapi Chulbuy langsung wanti-wanti agar Sanusi jangan ngomong soal ini pada siapapun.“Aku tetap Chulbuy yang kamu kenal, jangan berubah hanya gara-gara kamu tahu siapa orangtuaku,” kata Chulbuy, hingga Sanusi makin kag
Tewasnya dua orang ini makin membuat Chulbuy bernafsu untuk habisi semua orang di rumah sini.Chulbul bangkit dari persembunyiannya, lalu langsung tendang pintu rumah ini dan bergulingan begitu masuk ke ruangan tengah rumah ini, dua orang kembali brondong dirinya.Tapi kali ini Chulbul sudah siap, dia tetap berlindung dan tak mau konyol keluar dari persembunyiannya. Sanusi masih di luar, Chulbuy paham, Sanusi masih ragu nekat seperti dirinya.Semenjak di mandikan di Batupecah, rasa percaya diri Chulbuy makin hebat.Dorrr…satu orang kembali terjengkang terkena bidikan tepat si perwira ganas ini. Satu orang tiba-tiba mendobrak jendela dan kabur.Chulbuy yang ingat orang ini dulu yang menembakinya, tak mau melepasnya begitu saja, dia lalu bangkit dan bergegas mengejar.“Sanusi kamu bereskan yang ada di sini, sekalian kontak markas, aku kejar orang itu,” seru Chulbuy sambil berlari mengejar orang tadi.Aksi kejar-kejar tak terelakan di jalanan, Chulbuy mau tak mau tak berani sembarangan
Tanpa sadar, sapu tangan tadi malah Chulbuy masukan ke dalam saku celananya. “Kamu malam ini sibuk nggak?” anehnya ucapan mereka malah bersamaan, seketika keduanya saling menoleh.Cynthia duluan senyum, tapi singkat saja. Irit banget tu bibir senyum, pikir Chulbuy heran sendiri.“Silahkan kamu duluan,” kata Chulbuy mengalah.“Kalau nggak sibuk, datang ke rumahku malam ini yaa, aku mau ajak kamu makan malam, masih ingat kan alamatnya?” kata Cynthia, Chulbuy tentu saja mengangguk cepat, sekaligus heran, tumben, pikirnya.Cynthia lalu mendorong tubuh kokoh Chulbuy, karena dia mau masuk ke mobilnya. Chulbuy tersenyum kecil.Irit senyum, irit bicara dan tak banyak drama alias basa-basi, inilah profil Cynthia Soton di mata Chulbuy.Tapi…hati Chulbuy tak pernah bisa melupakan wanita yang lebih tua 2 tahunan dari dirinya.Menepikan rasa tak sukanya pada Henry Soton dan Tante Dewi, orang tuanya.Chulbuy lalu cegat taksi, balik ke markasnya. Mobilnya sudah di bawa Sanusi duluan. Dia lantas teri
Brandi kini memutar badannya dan menatap tajam wajah Chulbuy, anak kandungnya bersama Erika atau Elsa dari Kampung Dudur Raha.Dari bibirnya keluar suara yang bikin Chulbuy mingkem.“Kamu terlalu cepat ambil kesimpulan, seolah papa yang salah pada mendiang ibumu. Asal kamu tahu, ibumulah yang menolak papa ajak bersama dahulu, dia beralasan hanya orang desa dan tak cocok mendampingi papa. Lalu setelah papa pulang dia tak pernah sekalipun kontak papa hingga dia hamil, melahirkan kamu dan meninggal dunia!” cetus Brandi, seolah menegur ibunya dan Chulbuy sekaligus.Kagetlah dalam hati Chulbuy, kenapa ibunya selama ini sengaja rahasiakan jati diri ayah kandungnya…?Keduanya kini diam, Chulbuy kalah tajam dan wibawa dengan ayah kandungnya ini,ia langsung menunduk dan seolah anak kecil yang diam mendengarkan petuah orang tua.Tatapan Brandi bak pinang di belah dua dengan kakeknya, tapi kakeknya kadang suka bersikap kocak, biarkan kalau sudah serius semuanya sangat segan.Mirip dengan kelakua
Chulbuy buru-buru jalan duluan di depan papanya dan membukakan pintu mobil mewah berplat militer, sehingga asisten Brandi kalah sigap.Brandi kembali senyum kecil melihat kelakuan anaknya ini. Brandi masuk ke mobil ini dan buka kacanya.“Ingat yaa…usia kamu sudah hampir 25 tahun, sudah matang, nggak usah menunda-nunda, tak perlu cari yang sempurna, kamu akan kehilangan yang terbaik. Tuh liat sepupumu si Radin…kini mau menikah yang kedua kalinya lagi,” kembali Brandi beri nasehat buat si Hasim Zailani generasi ke 3 ini, sekaligus sebut Radin mau berpoligami, kayak Aldot, ayahnya.“Ahh yang benar pah, kapan dia menikahnya?” seru Chulbuy terkaget-kaget. Karena Radin memang tak pernah cerita sudah menikah pada-nya.“Kamu tanyalah padanya langsung, papa juga kurang paham, Om kamu dan kedua tante kamu sampai jengkel dengan kelakuan sepupumu itu, bangor tak ketulungan!” sahut Brandi dan…kini tertawa kecil.Sebelum menutup kaca mobilnya, Brandi masih sempat menarik hidung mancung anaknya ini.
“Tunggu…!” Cynthia stop permainan mereka yang mulai masuk babak panas, kontan Chulbuy terkaget-kaget dengan sikap ajaib Cynthia.Chulbuy yang sudah mulai naik libidonya kontan terdiam. “Kamu…nafsu atau?” Cynthia hentikan kalimatnya.“Cinta dan nafsu…!” sahut Chulbuy cepat.“Hmm…nikahi aku malam ini juga, setelahnya, aku milikmu!” cetus Cynthia dan sukses bikin terkejut Chulbuy.“M-maksud kamu…malam ini kita menikah? Di mana cari penghulunya?” sahut Chulbuy gagap, tak mengira Cynthia ajukan sebuah usul yang baginya sangat tak masuk akal ini.“Kamu laki-laki bukan? Carilah akal..!” sahut Cynthia sambil mendorong tubuh Chulbuy. Pemuda ini kontan terdiam, kemana cari penghulu malam ini? Pikirnya.“Sanusi…!” batin Chulbuy dan buru-buru menelpon anak buahnya dan ceritakan apa tujuannya.Cynthia malah kaget gorengan ikan mereka hangus, untuk saja belum gosong-gosong amat.Sehingga dia buru-buru mematikan kompor dan tidak perhatikan lagi Chulbuy yang bicara serius dengan Sanusi. “Baik Sanusi
Setelah di mulai ustaz Jafar dengan doa-doa, dengan sekali tarikan nafas. Chulbuy sambil salami tangan si Ustaz mulai ijab kabul.“Saya…Chulbuy Hasim Zailani bin Brandi Hasim Zailani terima nikah dan kawinnya, Cynthia Ariana Soton binti Henry Soton, dengan mahar seperangkat alat sholat di bayar tunai!”“Gimana dua saksi sah..?” Ustaz Jafar pandangi pa RT dan Sanusi.“Sahhhhhh!” sahut Sanusi dan pa RT barengan, tapi di tatap melongo Cynthia.‘Hasim Zailani…jadi dia ini anak Brandi, keturunan dari Brandon Hasim Zailani?’ Pikir Cynthia kaget bukan main.Selama Ustaz Jafar jelaskan kewajiban sebagai pasangan suami istri, Cynthia tak fokus mendengarkan.Sebab tak pernah se ujung kuku pun dia mengira, Chulbuy yang kini sudah sah sebagai suaminya, ternyata anak dari Brandi Hasim Zailani cucu Brandon Hasim Zailani, taipan yang kekayaannya tak muat lagi kalkulator ngitungnya.Cynthia tentu saja tahu persis soal siapa keluarga besar Hasim Zailani ini.Sebab Topan, mendiang Om-nya, yang juga kaka
Ryan lalu cari jalan untuk masuk ke vila ini, dia sangat geregetan melihat kelakuan ke 4 anggota milisi ini, yang terus kurang ajar pada ke 4 sandera itu, terutama ke gadis cantik yang mirip Ryan.Ryan lalu memutar ke bagian belakang dan harapanya terkabul, pintu bagian belakang ternyata tak terkunci, dengan cepat dia masuk dan kini berindap-indap menuju ke ruangan depan.Kini Ryan sudah dekat sekali dengan ke 4 orang tersebut, mereka terlihat makin kurang ajar, apalagi terlihat mereka mulai agak mabuk.Ryan cabut pistolnya yang pakai peredam, pistol ini di pinjamkan Barbie buatnya.Ryan yang mulai emosi lalu bangkit dari persembunyian.Dupp..dupp…dupp..dupp, tanpa ragu empat tembakan dengan renang waktu yang sangat cepat dia lepaskan. Ke 4 sandera sampai memalingkan wajah ke samping, ngeri melihat aksi dingin Ryan.Saat yang bersamaan juga terdengar bunyi tembakan dari samping dan depan, lalu ada suara seperti nangka jatuh hingga 5 kali.Ternyata Barbie dan Abuya juga sudah beraksi d
“Besok malam kita harus bergerak, aku tahu di mana mereka menyembunyikan para turis itu. Saat ini Al Tahyan sedang nego alot dengan minta tebusan 25 juta dolar per orang, untuk bebaskan ke 4 turis tersebut!” bisik Barbie lagi.Mendengar ini Ryan kaget bukan main, tak tanggung-tanggung ternyata kelompok Al Tahyan ini minta tebusan untuk membebaskan sandera tersebut.“Gila, mereka ternyata perampok dan penculik berkedok milisi pejuang,” dengus Ryan kaget.“Kamu pikir kehidupan mewah mereka di dapat darimana? Tentu saja dari hasil kejahatan dan juga jadi eksekutor alias bergerak sesuai order, mereka itu juga penyeludup senjata dan kokain yang bernilai luar biasa…!”Lagi-lagi si Barbie bongkar praktek kejahatan Al Tahyan Farisi Cs, yang semakin hari dikatakanya makin kuat serta lengkap persenjataan anak buahnya.“Mereka punya pesawat tempur dan juga tank!” ceplos si Barbie lagi. Ryan sampai tak bisa berkata-kata lagi, aandia dia tak bertemu si Barbie ini, mungkin saja dia akan mati konyo
“Jadi…kamu ini..?” Ryan yang masih kaget kini menatap wajah jelita si Barbie.“Ya tuan Ryan, aku sudah tahu siapa kamu, juga alasan tuan bergabung dengan kelompok ini. Tapi apa mungkin tuan mampu bergerak sendiri, ku rasa sulit, pasukan Al Tahyan ini ribuan jumlahnya dan mereka sanga disiplin serta teroganisir dengan baik..!” cetus si Barbie blak-blakan.Ryan termenung sesaat, si barbie menunggu saja dan membiarkan anak muda di depannya ini mikir.“Betul yang kamu bilang Barbie, apa saran kamu saat ini?” tanya Ryan lagi.“Nanti aku akan ikut kamu untuk melawan Abu Jenaya, tapi kita harus berusaha bertemu pimpinan milisi itu.”Suara Barbie pelan dan Ryan tentu saja paham apa maksudnya, apalagi Ryan baru nyadar di ruangan ini ada CCTV.Kontan wajah Ryan memerah, artinya…kelakuannya bersama Zoona dan Iqaala di lihat jelas oleh Al Tahyan selama beberapa hari ini.Barbie lalu ajak Ryan bergeser ke teras belakang yang aman dari CCTV.Tapi Barbie pintar, dia lalu mencium bibir Ryan dan mereka
“Tenang honey, dia akan bikin kamu klimaks, pokoknya permainan dia itu 2X lebih hebat dari kami,” sahut Zoona tertawa berderai.“Biar tuan semangat sebelum bertempur, kan kalau belum muncrat laharnya, pasti puyeng pala peang, ya kannn?” sambung Iqaala, lalu gantian tertawa berderai dan diikuti Zoona.Ryan hanya bisa senyum mesem mendengar candaan kedua wanita cantik ini, yang tadi malam dia hajar sampai nyerah.“Zoona, Iqaala benarkah baru-baru ini ada turis dari Thailand yang di sandera?” tanya Ryan hati-hai agar keduanya tak curiga.“Waah nggak tahu aku, agaknya cocok deh tuan tanyakan ke si barbie, kan dia tinggal bersama tuan Al Tahyan di istana-nya. Pasti dia tahu, atau setidaknya mengetahui kalau ada kejadian begitu!” ceplos Zoona lagi.Iqaala pun sama, agaknya kali ini keduanya tak berbohong dan Ryan tak ingin memaksa.Dan Zoona serta Iqaala benar-benar pamit, dengan alasan tak sanggup lagi ladeni keperkasaan Ryan yang di luar nurul ini.Ryan membiarkan keduanya pamit, ia tak ma
Ryan dan Balang diam-diam kembali bertemu di sebuah tempat yang tak menyolok, tentu saja Zoona dan Iqaala yang masih minta rehat setelah di hajar Ryan tak tahu.Ryan juga sadar, selain menemaninya, keduanya juga tugas ganda, mengamati dirinya, untuk selalu di laporkan ke tuan besarnya Al Tahyan Farisi.Mendengar semua kisah Ryan, Balang dengan wajah serius bilang, kelompok Abu Jenaya justru kelompok yang perjuangkan Palestina merdeka.“Dari informasi yang ku dapat di lapangan, salah satu kelompok yang paling sulit di hadapi pasukan zionis dan kelompok yang mereka bayar, kelompok Abu Jenaya menduduki urutan teratas yang wajib di basmi.”Balang lalu kisahkan sepak terjang kelompok pejuang ini, yang dikatakan sangat di dukung warga Palestina, terutama di wilayah pendudukan zionis.“Mereka sering bikin pasukan zionis kocar-kacir, kelompok ini bak hantu, serang dan kabur dan jumlah mereka juga sangat misterius. Ada yang bilang hanya puluhan, ada lagi yang bilang ratusan hingga ribuan milis
Ryan senyum sinis melihat Zoona dan Iqaala kini ngorok halus…kecapekan!Permainan cinta ganas dan panas hingga berjam-jam, membuat keduanya kini lunglai dan minta istirahat, Ryan pun mengiyakan. Walaupun belum klimaks tapi Ryan tak berminat meneruskan."Badan sih oke, denok...itunya dah pada longgar, untung saja punyaku king size. Kalau standar Indonesia, apa rasanya...? Numpang lewat doangggg!" gumam Ryan lalu tertawa sendiri sambil menatap perabotan Zoona dan Iqaala dan menutupi tubuh keduanya dengan selimut.Kini dia sudah paham apa yang harus dilakukan, keterangaan kedua wanita ini bagi Ryan sudah lebih dari cukup.Misi korek keterangan kini sukses, selanjutnya diam-diam dia kontak Balang dan keduanya pun berbicara serius via telpon."Aku lagi patroli dengan pasukan PBB Bang, nanti setelah agak longgar kita ketemuan," sahut Balang di seberang telpon. Ryan lalu beristirahat di kamar satunya, dia pun sebenarnya kelelahan, tapi karena fisiknya kuat ia pun tidak terlalu capek-capek a
Begitu sampai kembali ke kamar vila, Zoona dan Iqaala yang agak mabuk tak sungkan lagi memeluk tubuh kokoh Ryan.Sebenarnya keduanya tak mabuk-mabuk amat, hanya di buat-buat saja, agar tubuh mereka bisa di pegang Ryan.Ryan yang masih ‘normal’ membiarkan saja ulah keduanya, ia malah sengaja gerayangi tubuh keduanya, sehingga makin blingsatanlah keduanya.“Kedua bidadari Abang itu bisa di manfaatkan, nggak perlu Abang repot memata-matai tuan Al Tahyan,” itulah pesan Balang yang di ingat Ryan.Sehingga Ryan pun kini mulai sengaja bersikap nakal.Iqaala bahkan tak ragu mencopoti semua pakaiannya, juga setengah memaksa melepas pakaian Ryan, yang saat ini memakai celana jeans dan kaos, yang sore sebelumnya sempat beli di sebuah toko pakaian tak jauh dari vila ini.Begitu Ryan hanya kenakan CD doang, keduanya sampai berseru wow melihat body Ryan yang bersekal-sekal dan kokoh ini, makin leleran lagi melihat torpedo Ryan yang sudah menonjol di balik CD tipis-nya ini.“Amazingggg…sizenya…!” ser
Apa yang di katakan Zoona dan Iqaala benar adanya, tempat dugem di sini tak kalah dari yang ada di Jakarta.Pengunjung pun juga membludak dan tempat ini terlihat penuh pengunjung.“Ahh bodohnya aku, Lebanon kan warganya campuran, letaknya juga sudah mendekat Barat, tak aneh gaya mereka ke barat-baratan, nggak jauh beda dengan di Indonesia,” batin Ryan.Ryan melihat Zoona dan Iqaala sedanga asyik ‘ajojing’ ria berbaur dengan pengunjung lainnya. Ryan menolak diajak goyang, dia beralasan masih capek. “Dua wanita Beirut yang menggairahkan, sayang kalau di lewatkan!”Kaget bukan main Ryan, tiba-tiba ada yang bicara begitu gunakan Bahasa Indonesia pula. Refleks dia menoleh dan senyumnya langsung sumringah.“Balang Hasim Zailani…!” seru Ryan, tak menyangka akan bertemu si tampan cool ini.Keduanya tanpa di duga saling berpelukan erat, entah kenapa bertemu Balang di sini Ryan seolah bertemu adik sendiri.“Bang kita ngobrol di luar yuks…biarkan saja dua bidadari Abang di sana, suara musik jed
Ryan, pura-pura tak menggubris pandangan kagum kedua wanita jelita ini, dia ingin istirahat di kamar lumayan mewah di vila ini.Namun…gangguan itu datang lagi, tanpa Ryan duga, Zoona dan Iqaala juga kini berganti baju santai, yakni kaos ketat dan celana pendek, tak lagi berbaju ala militer.Lekak lekuk tubuh keduanya membuat mau tak mau Ryan melirik juga, tapi dia tak mau menunjukan kebangorannya.Ryan hanya hela nafas panjang, karena hatinya masih teringat Fareeha dan…aslinya belum puas untuk balas dendam, hawa membunuhnya sangat kuat saat ini. Kenapa tiba-tiba dia mau bertemu kelompok ini, awalnya Ryan mengira mereka ini kelompok perjuangan yang all out melawan pasukan zionis, namun kini dia mulai meragu.Apalagi diapun sadar diri, tak bisa sendirian melawan pasukan musuh yang miliki pasukan terlatih bersenjata lengkap.Dia butuh rekan seperjuangan yang lebih besar dari kelompok Abu Shekar, yang hanya miliki pasukan ratusan orang saja.“Aku akan bersabar minimal seminggu, kalau tida