BERSAMBUNG
Lula terdiam mendengar dalang pembunuh Fanny adalah Greta, sepulang dari rumah sakit, Brandi menceritakan hal ini, lebih kaget lagi saat tahu Greta kini di rawat di rumah sakit jiwa.“Tak disangka ya Bang, Greta sampai tega dan kejam menyuruh dua eksekutor bunuh ka Fanny yang sedang hamil tua dan hampir saja juga bunuh Abang juga!” kata Lula geleng-geleng kepala, ingat kejadian di jalan tol, ketika dia dan Brandi di kuntit kedua pembunuh itu.“Yahh…mau gimana lagi, sudah takdir Tuhan. Tak terasa juga, bulan depan sudah haul yang pertama bayi kami dan Fanny,” sahut Brandi lirih.“Bang…selesaikan dulu hati Abang dengan Fanny…baru Abang lanjutkan niat untuk…?” Lula sengaja tahan kalimatnya.“Setelah haul yang pertama Fanny dan bayi kami, Abang akan melamar kamu!” kata Brandi tak ada keraguan lagi sambil menatap Lula, sekaligus lanjutkan kalimat terpotong Lula tadi.Lula menatap wajah Brandi, melihat kesungguhan di mata itu, tanpa ragu Lula mengangguk.Karena Lula pun tak mau munafik, seja
Beberapa tahun kemudian…!Kita tinggalkan dulu kebahagian Brandi yang kini bina keluarga baru dengan Lula Safitri, istri keduanya dan pasangan ini makin bahagia setelah 3 bulanan kemudian Lula hamil anak pertama mereka, hanya setahun setengah kosong hamil lagi anak kedua.Kita kembali ke Kabupaten Batupecah, di sebuah SMP negeri. Ada satu orang yang punya hubungan istimewa dengan Brandi dan pastinya klan Hasim Zailani.Penampilan remaja tanggung kurus ini biasa saja, bajunya pun kadang lusuh jarang di gosok. Dia bahkan salah satu siswa ‘miskin’ di sekolah ini.Kelebihannya hanya dua, wajah ganteng dan tinggi badan menjulang, hampir 175 cm, di usianya yang baru jalan 15 tahunan. Serta kulitnya yang agak putih kekuningan.Baru juga akan menuju kelas, dia sudah dipanggil 3 orang, yang terkenal sebagai premannya di SMP ini.“Hei Chulbuy, ke sini kau!” bentak salah satu siswa itu. Dengan langkah takut-takut Chulbuy mendekat.“Mana uang saku kamu, kemarin kamu nggak nyetor, apa mau ku hajar
Ibunya lagi-lagi tak bisa kirim duit, apalagi kini penyakt jantungnya sering kumat, sehingga tak segesit dulu menyadap karet, satu-satunya pekerjaan ibunya.Sehingga Chulbuy sering ‘mengharap’ belas kasihan sahabatnya ini, pas lagi hari ini dia tak punya ongkos ke sekolah.Torik Cs sudah menunggu-nunggunya di belakang sekolah setelah jam istirahat.Saat namanya di panggil Torik, wajah Chulbuy sudah muram dan murung. Tangannya mulai mengeras.Torik Cs yang masih anggap Chulbuy seperti dulu tertawa-tawa mengejek melihat kedatangan remaja tanggung ini.“Hei Chulbuy, kali ini tak ada alasan lagi, setor cepat uang sakumu,” bentak Torik, beberapa siswa lain langsung buru-buru pergi, apalagi saat ini genk Torik yang bulan depan akan lulus ini ngumpul hingga 9 0rang.Chulbuy yang sedang menahan luapan amarah diam saja, tapi saat dua orang anak buah Torik ingin rampas tas sekolahnya. Tiba-tiba dengan kekuatan penuh, hasil latihannya selama 9 bulanan ini, tangannya bergerak sangat cepat.Kedua
Ke 9 orang ini buru-buru cabut dompet masing-masing dan serahkan isinya ke Chulbuy.Yang tak mau menyerahkan atau hanya sebagian, kena tamparan keras di wajah oleh Chulbuy, sampai mata mereka berkunang-kunang, saking kerasnya tamparan tersebut.Chulbuy sudah berubah jadi ganas dan tanpa ampun. Ciutlah nyali ke 9 orang ini, ganasnya Chulbuy bikin mereka tak berkutik!Gegerlah sekolah ini, kedigjayaan Torik Cs siswa kelas 9, hari ini runtuh di tangan Chulbuy, si siswa kurus murid kelas 8-F dan selama ini dianggap sangat takut dan siswa cupu di sekolah mereka ini.Hebatnya lagi, itu dilakukan Chulbuy seorang diri, tidak main keroyok.Terkumpul lah uang dari ke 10 orang ini hampir 2,5 juta dan semuanya di rampas Chulbuy.Setelah itu, masih kurang puas, Chulbuy pun sempat-sempatnya menyepak perut mereka hingga makin terkaing-kainglah kelompok Torik ini.Benar-benar sebuah pelajaran yang amat keras dari si siswa cupu ini, yang berubah jadi ‘suhu’ mulai hari ini.Kabar ini menyebar kemana-man
“Aku satu-satunya laki-laki Chulbuy, dua saudaraku cewek, aku anak bungsu!” aku Jhony bangga. Sehingga Chulbuy pun paham, kenapa si Jhony ini manja dan duitnya banyak.Bukan hanya Jhony, banyak lagi siswa-siswa lain yang duitnya banyak, dengan sukarela nyetor ke Chulbuy.Angkanya pun bervariasi, ada yang nyetor 100 ribu, 250 ribu, bahkan ada yang kayak si Jhony, nyetor hingga jutaan.Chulbuy beda dengan Torik Cs yang pasang tarif, Chulbuy hanya minta sukarela saja.Tapi mereka aman, tak ada yang berani bully mereka, kalau ada yang ngeyel dan tetap ganggu orang yang sudah nyetor, Chulbuy tak segan cari orang itu lalu menghajarnya.Dan kini makin di takutilah dirinya di sekolah tersebut, apalagi setelah dia duduk di kelas 9 atau kelas III SMP. Otomatis semua siswa baik kelas 7 dan 8 termasuk kelas 9 tak ada yang berani dengannya.Chulbuy tak sadar, tingkahnya tak ubahnya seorang preman, yang selalu minta upeti, kalau minta perlindungan dengannya.Tapi Chulbuy pegang janjinya, dia tak per
Namun Brandi tidak terlalu lama berbincang dengan Chulbuy, sebab karateka lainnya antre, untuk menerima sabuk yang dia serahkan pada seluruh peserta ujian kenaikan tingkat ini.Pulang acara semua peserta bahkan dapat uang saku masing-masing 5 juta dari panitia juga seragam karateka termasuk para sensei atau pelatih sanggar-sanggar karateka ini, yang semuanya berasal dari kantong Brandi.Juga ada uang pengganti untuk sewa mobil buat keberangkatan ke acara ini.Senanglah semua karateka ini, termasuk Chulbuy, yang tak mengira sang sensei tampan ini begitu royal,.Padahal saat berangkat dia hanya bawa uang 50 ribu saja, kini pulang-pulang bawa uang 5 juta!Kata Paman Iram, inilah pertama kalinya seorang Ketum organisasi ini begitu royal, bukan hanya di Kalimantan Selatan ini saja, bahkan sampai ke seluruh Indonesia yang adakan acara serupa.“Gileee…tajir bingit si sensei ini, berapa duit yaa kalau di kalikan dengan semua peserta acara ini,” batin Chulbuy geleng-geleng kepala, kebetulan dia
“Pulang jam berapa? Bisa nitip belikan rujak buah nggak, kan hari ini jumat, pulangnya cepat kan?” kata si ibu muda ini sambil menatap wajah Chulbuy dan diam-diam kagum melihat wajahnya.Sehingga remaja yang tak pernah pacaran ini salting sendiri, Nova senyum saja melihat kelakuan remaja ini.Otak puber Chulbuy pun makin ‘rusak’, apalagi Nova hanya pakai daster yang agak tipis, sehingga beha dan CD nya agak kelihatan, juga perutnya yang hamil mulai terlihat membuncit, nampak jelas sekali saat ini.Untung kos ini masuk ke dalam gang, andai di pinggir jalan, penampilan Nova begini bisa bikin pengguna jalan pada meleng matanya.“Baik teh, nanti aku belikan,” sahut Chulbuy cepat, lalu pura-pura sibuk pasang tas sekolahnya ke punggung. Nova lalu berikan uang 50 ribu yang diterima Chulbuy.“Kembaliannya ambil saja buat uang jajan kamu, harganya kan hanya 10 ribuan!” kata Nova lagi saat, Chulbuy mulai jalan.Chulbuy mengangguk sambil senyum kecil lalu ucapkan terima kasih, saat senyum lesung
Malamnya, lagi-lagi Chulbuy di buat panas dingin, apalagi saat melihat Nova dengan ganasnya menyeruput tongkat Pramono, lalu menaikinya dan dengan tarian indahya bergoyang di tubuh suaminya.Tak pernah Chulbuy sangka, Nova yang lembut dan manis, ternyata sangat ganas saat bercinta.Ketika bercinta pun lampu masih nyala terang, sehingga pemandangan indah ini jelas banget di lihat Chulbuy.Kebiasan Nova dan suaminya bila tidur, barulah lampu di redupkan…!Lagi-lagi Nova kesal, pelatuk suaminya duluan lagi muntah, padahal dia baru sekali dan maunya berkali-kali. Tapi apalah daya, Pramono sudah letoy duluan.Nova pun bersungut-sungut dan kesal sekali…!Paginya…!“Latihan karate ya mas?” Nova menegur Chulbuy yang hari ini bercelana putih longgar, hanya kenakan kaos, baju karatenya di masukan ke dalam ransel.“I-iya teh, saya latihan Rabu, Sabtu dan Minggu, kalau sabtu dan minggu latihannya dari jam 9.30 sampai dengan 12 siang,” sahut Chulbuy dan kini menatap Nova dengan senyum di kulum, ing
Plakk…plakkk…plakk…!Walaupun tak terlalu keras, tapi pukulan di perut yang di lakukan Chulbuy dengan tongkat komando, membuat wajah para polisi obesitas ini merah padam, malu bukan main.Apalagi Mapoltabes ini terletak di sisi jalan raya yang padat, sehingga jadi pusat perhatian semua orang yang lalu lalang. Saat tiba di depan Aiptu Sulistyo dan kebetulan yang paling terakhir kena giliran, Chulbuy menatap wajah si polisi ini.“Hmm…perut kamu ini kebanyakan makan uang haram kan? Entah berapa miliar kamu kumpulkan dari uang-uang sogokan itu. Pangkat Aiptu bergaji jenderal kamu ini,” sindir Chulbuy dan plakk, sengaja agak keras menepuk perut si Aiptu ini, hingga wajahnya langsung meringis.Aiptu Sulistyo benar-benar di permalukan Chulbuy yang masih mangkel, karena dulu kena kadalin pria yang kini jadi anak buahnya.Chulbuy lalu berputar di barisan belakang dan dia kaget! Terlihat seorang polwan berpangkat Aipda yang belum terlalu tua, badan terlihat sangat kurus, pucat lagi, kayak ora
“Jadi Kapoltabes di Banjarbaru Om…?” Chulbuy agak kaget. “Iya Chul, besok kamu harus terbang ke sana, untuk sertijab dengan pejabat sebelumnya,” kata Komjen Joko, yang kini jabat Wakapolri.Saat Komjen Joko jelaskan ini dan itu, mata buaya Chubuy malah terfokus pada seorang polwan cantik berpangkat Bripda, yang jadi asisten sang Wakapolri ini.Komjen Joko mendehem, hingga Chulbuy gelagapan dan si polwan ini menahan tawanya.“Itu kemenakanku, sepupu misanmu sendiri, macam-macam ku ketuk palamu,” sungut Komjen Joko, yang tahu track record keponakannya ini.Chulbuy tertawa berderai dan dia pun tak sungkan menyapa sepupu misannya ini.“Hati-hati dengan si playboy ini Rika, mau shopping atau jalan kemanapun, bahkan mobil atau rumah enteng dia belikan. Tapi kamu nggak bakalan jadi nyonyahnya,” kata Komjen Joko peringatkan Bripda Rika, yang kembali tertawa berderai perlihatkan giginya yang putih rata.“Tenang Om, aku dah tahu sepak terjangnya,” sahut Bripda Rika terkekeh. Chulbuy, kembali k
Dahi Chulbuy berkerut, saat melihat seorang pria tampan berbaju militer mendatangi Kanika dan…memeluknya.Keduanya kini mendekatinya. “Komisaris Chul ini suamiku, Kolonel Pakor,” Kanika tak sungkan kenalkan suaminya, yang tingginya hampir sama dengan Chulbuy.Tak kalah tampannya di bandingkan Chulbuy.Kolonel Pakor dengan ramah menyalami Chulbuy, sehingga otomatis hasratnya padam seketika, tak ada minat lagi ajak Kanika aneh-aneh.Chulbuy ingat pesan paman Darlan di Batupecah, jangan sesekali gauli bini orang, atau ilmu kebalnya runtuh dan dia akan tewas mengenaskan.Setelah pasangan ini berlalu, Chulbuy menepuk jidatnya sambil tertawa sendiri. "Hampir saja, ruwah kajian ilmu kebalku, duehh nafsu-nafsuuu...!" gumam Chulbuy.Setelah beri laporan ke atasannya, Chulbuy hari itu juga terbang ke Bangkok.Tak ingin berlama-lama, walaupun Sawika sempat menelponnya apakah butuh kehangatannya lagi. Namun dengan alasan capek tawaran ‘enak’ ini di tolaknya, dia langsung carter private jet dan te
“Aku ikut!” kata Chulbuy saat Kanika bergegas keluar kafe ini untuk kembali ke markas sektor Pulau Kasino, di mana saat ini dilaporkan anak buah Kanika,Chino Hamuk kabur bersama anak buahnya, yang serbu markas polisi sektor itu.“Jangan bunyikan serine, siapa tahu komplotan itu masih berada di sana, juga agar tak bikin kaget warga di Pulau ini!” kata Chulbuy dan Kanika mengangguk dan tak jadi ambil lampu strobo yang bisa di copot di kap mobil, kini mereka tancap gas menuju ke tempat tadi.Belum 5 menitan tancap gas, tiba-tiba mereka berselisihan dengan dua buah mobil yang larinya sangat kencang.“Kanika sini aku yang bawa, kayaknya itu mobil para komplotan Chino Hamuk,” kata Chulbuy.Kanika langsung mengangguk dan mereka pun bertukar posisi dalam kondisi mobil masih jalan, walaupun perlahan.“Maaf..!” kata Kanika saat tak sengaja duduk di pangkuan Chulbuy, sampai tercium bau harum lembut tubuh si Letkol Polisi ini.Sesaat Chulbuy terlena juga dengan bau parfum ini, apalagi tubuh Kanik
Proses pemindahan uang kemenangan Chulbuy yang sangat besar butuh waktu lumayan lama, saking banyaknya kemenangannya ini.Bahkan keduanya masih sempat ngopi di ruangan khusus, sambil menunggu proses ini, di sinilah Huang Lie cerita, kalau dia mengetahui Chulbuy seorang polisi, karena penasaran."Kok tuan bisa begitu tenang main judinya, andai kartu yang terakhir datang beda, kebayang banyaknya tuan kalah? Juga uangku pasti habis!" kata Huang bertanya, karena penasaran."Sebenarnya kenapa aku tenang?Jujur uang yang aku pakai buat main judi itu uang tak halal juga, makanya aku main tanpa beban. Kalau itu uang negara atau uang pribadi, mungkin sama saja kayak anda, pasti guguplah, aku nggak munafik," cetus Chulbuy, hingga Huang Lie tertawa dan langsung jempol. "Hebat, cerdik dan anda layak di sebut dewa judi," puji Huang lagi.Setelah proses transfer beres, mereka pun langsung ke kantor polisi sektor susul Letkol Kanika.Di markas polisi sektor Pulau Kasino…!“Anda berdua harusnya jang
Huang Lie yang duduk di sisi Chulbuy ikutan tegang, bahkan Sawika pucat pasi, melihat Chulbuy yang terlihat berubah wajahnya.Benar-benar pemandangan yang sangat bikin spot jantung berdetak kencang. Bahkan ratusan penonton yang tentu saja paham main judi poker kini sampai tak ada yang berani bersuara, saking tegangnya.Andai ada yang batuk, pasti se antero ruangan kasino yang luas ini akan terdengar jelas.Wajah Chino Hamuk terlihat makin ceria melihat Chulbuy yang berubah wajahnya. Senyum kemenangan makin nampak dari raut wajahnya.Tapi alis Chino Hamuk kini terangkat, saat melihat raut muka Chulbuy kini kembali berubah, senyum tipis tersungging di bibirnya, bahkan kini Chulbul mengisap cerutunya dengan gaya santai.“Anda memang penjudi hebat tuan Chino Hamuk, tak mudah di gertak, tapi…kartu aku adalah…!”Dengan cepat bak main sulap, Chulbuy tarik kartu bawahnya dan memperlihatkan ke semua orang, apa kartu di bawah itu.Lantas, setelahnya dengan santai meletakaannya di atas meja dan
Inilah trik jitu Chulbuy, yang sengaja permainkan emosi para penjudi lain, terutama Chino Hamuk, Huang Lie pun sampai geleng-geleng kepala melihat hebatnya Chulbuy bermain judi.Taktik Chulbuy berhasil, setelah permainan di lanjutkan, lama-lama 3 orang terpaksa keluar dengan wajah keruh, karena keok besar.‘Teror’ mental yang Chulbuy lakukan benar-benar bikin ke 3 penjudi, yang terdiri dari 2 wanita dan satu orang bule ini out, dengan kekalahan tak sedikit.Kini tersisa Chulbuy, Huang Lie, Chino Hamuk dan satu pria berwajah Asia lainnya, yang Chulbuy duga pasti ‘rekan’ Chino Hamuk.Permainan lanjut, ke 4 orang ini silih berganti menang, tapi lama-lama terlihat, kalau Chulbuy dan Chino Hamuk yang paling unggul, bahkan si pria Asia ini siap-siap out, karena modalnya hampir habis, termasuk…Huang Lie.Huang Lie memang kerap mengalah, seakan beri jalan agar Chulbuy unggul, begitu juga dengan si wajah Asia, yang juga berlaku begitu buat Chino Hamuk.Kartu kembali di bagi untuk ke sekian kali
Penjudi lain tak paham apa yang diomongkan Chino Hamuk, tapi Huang Lie sepertinya paham, terlihat kekagetan di wajahnya, tahu Chulbuy seorang polisi!Tapi si mata sipit ini tentu saja tak ingin bertanya, dia seolah sibuk ‘menyusun’ koin—koin miliknya.“Tentu saja, dari mana lagi aku dapat uang kalau bukan uang sogokan itu. Siapa tahu peruntunganku ada di sini dan uang itu nambah berkali-kali lipat. Nggak perlu jadi penyulundup narkoboy agar tajir melintir, lalu sewa centeng-centeng tolol untuk habisi orang yang pernah di sogok!” sahut Chulbuy kalem sambil senyum kecil, hingga mata Chino Hamuk makin mendelik, mendekati melotot.Sindiran Chulbuy tentu saja sangat telak. Tapi Chino Hamuk kini pasang wajah cuek bebek.“Tuan-tuan dan nyonyah, kita siap bermain. Kartu akan segera di kocok dan di bagi!” si pembagi kartu remi mulai kocok kartunya dan menaruhkan di sebuah tempat khusus.Lalu mulai membagi satu kartu yang di telungkupkan pada ke 7 orang ini, lalu kartu kedua sengaja di buka, dua
Chulbuy seolah menemukan Nova dan Kristin dalam diri Sawika, si gadis Thai ini benar-benar pasangan yang sepadan dalam bercinta.Mau gaya apa saja, ho oh terus si Sawika ini.“Gilaa kamu tuan Mike, i like it…!” lenguh Sawika keenakan saat Chulbuy gunakan jurus gendongnya, juga jurus-jurus ‘mabuk’ lainnya hingga Sawika bilang, baru kali ini menemukan partner yang hebat.Mereka terus bercinta hingga tengah malam dan berlanjut terus hingga 3 hari kemudian.Mereka bahkan malas keluar kamar hotel mewah ini, apalagi Sawika sudah pindah ke kamar Chulbuy, tidak lagi di kamar terpisah.“Sayangnya aku pake pengaman tuan Mike, kalau nggak pasti cakep banget blasteran anak kita yaah,” canda Sawika, setelah untuk ke sekian kalinya mereka kembali memadu ciinta.Chulbuy…hanya tertawa saja, teringat ia ucapan ayahnya, yang juga semacam Undang-undang mutlak bagi keturunan Hasim Zailani, yakni tak boleh lari dari tanggung jawab.“Berani berbuat, beranii tanggung jawab, apapun resikonya,” kata Brandi, ya