BERSAMBUNG
Malamnya, lagi-lagi Chulbuy di buat panas dingin, apalagi saat melihat Nova dengan ganasnya menyeruput tongkat Pramono, lalu menaikinya dan dengan tarian indahya bergoyang di tubuh suaminya.Tak pernah Chulbuy sangka, Nova yang lembut dan manis, ternyata sangat ganas saat bercinta.Ketika bercinta pun lampu masih nyala terang, sehingga pemandangan indah ini jelas banget di lihat Chulbuy.Kebiasan Nova dan suaminya bila tidur, barulah lampu di redupkan…!Lagi-lagi Nova kesal, pelatuk suaminya duluan lagi muntah, padahal dia baru sekali dan maunya berkali-kali. Tapi apalah daya, Pramono sudah letoy duluan.Nova pun bersungut-sungut dan kesal sekali…!Paginya…!“Latihan karate ya mas?” Nova menegur Chulbuy yang hari ini bercelana putih longgar, hanya kenakan kaos, baju karatenya di masukan ke dalam ransel.“I-iya teh, saya latihan Rabu, Sabtu dan Minggu, kalau sabtu dan minggu latihannya dari jam 9.30 sampai dengan 12 siang,” sahut Chulbuy dan kini menatap Nova dengan senyum di kulum, ing
“Temani aku makan rujak yaa, kamu nggak sibuk bukan?” Nova mulai hamparkan dua piring rujak di lantai, dekat dapur yang tak seberapa luas.Kos ini memang kecil, hanya ruang tidur, dapur kecil dan toilet, sedangkan milik Chulbuy malah lebih kecil lagi, dapur berada di belakang dan WC nya juga di belakang, bergabung dengan penghuni kos yang berada di paling pojok dan kos Chulbuy di tengah-tengah, antara kos Nova dan penghuni ujung kiri.Tapi penghuni pojok kiri dari depan ini seminggu paling 2X ada di kos, karena dia kerja di kebun sawit dan tak begitu akrab dengan Chulbuy juga Nova. Selain rujak, Nova juga sediakan susu jahe, minuman yang jarang-jarang Chulbuy nikmati, karena dia lebih suka kopi hitam.“Makasih yaa kamu sudah belikan rujak, juga bantu pasangkan lampu,” Nova mulai berbasa-basi sambil mencomot buah rujak dan memakannya perlahan.Nova duduk bersila dan mata nakal Chulbuy sering ‘sengaja’ menatap daster Nova yang agak tertarik sampai paha, hingga bulu-bulu di kaki Nova bik
Tiba-tiba Nova bangkit dan menarik kepala Chulbuy dan cappp…tepat mulut remaja ini berada di lubang yang keluarkan cairan bening tadi.“Kamu lumat yaa anggap ini es krim,” bisik Nova tak tahan lagi, gemes melihat kelakuan Chulbuy yang masih terkesima dengan pemandangan indah ini.Chulbuy pun mulai membuka mulutnya, rasanya aneh, baunya juga aneh, tapi Chulbuy malah suka.Perlahan suara mendesis terdengar dari mulut Nova, saat Chulbuy yang diajari Nova mulai menguaskan lidahnya dan malah menelan air bening berasa aneh tadi.Nova mulai bersikap seolah cacing kepanasan, pantatnya menggeliat dan mengimbang gerakan mulut Chulbuy yang makin lama makin mahir menguaskan lidahnya.Nova langsung katup mulutnya dengan tangannya, saat dia mulai klimaks yang pertama. Mulut Chulbuy belepotan jadinya, tapi dia tetap dengan telaten melumat es krim yang meleleh ini.“Gilaaa…enak bangett shayyy….teruskan sayang,” ceracau Nova dan makin bersemangatlah Chulbuy menguas hutan rapi ini.Tak lama, tubuh Nova
Semenjak hari ini, tak ada yang tahu, saban malam Chulbuy nginap di kamar kos Nova dan mereka makin kecanduan bercinta.Nova ternyata ngaku ‘ngidam’ ingin bercinta setiap hari dan suaminya tak bisa memenuhi keinginannya yang nyeleneh ini.Tapi semuanya bisa di berikan Chulbuy dan bikin Novia tak benar-benar puas dengan Chulbuy, yang makin hari makin perkasa saja dan kadang suka menggendong tubuhnya sambil bercinta.“Kamu ternyata sudah bisa memenuhi itu, makasih yahh sayang, debay ku ini nakal banget, maunya pingin di sodok mulu lubang keluarnya,” bisik Nova terkekeh, ketika mereka kembali bercinta di kos ini dengan gaya gendong.Soal gaya, jangan di tanya lagi, gaya duduk, berdiri, bahkan nungging pun sudah biasa mereka lakukan. Bahkan sambil mandi di toilet kecil pun sempat-sempatnya keduanya lanjutkan percintaan panas ini.Tapi gaya gendong paling di sukai Chulbuy, juga pastinya Novia, sebab sambil memeluk erat tubuh Chulbuy, si ibu muda ini merasakan sensasi aneh, ketika pelepasann
Begitu sebuah jurus menerjangnya, Chulbuy dengan kemarahan meluap memapaki jurus ini dengan jurus yang sama.Plakkk…krakkk!Wadidauuuwww…..! Lengan musuhnya ini retak dan patah.Musuh Chulbuy bergulingan kesakitan, tapi remaja yang sedang marah besar ini buru-buru menunduk, lalu kakinya menyapu sekuatnya ke kaki orang yang tiba-tiba menendangnya.Krakkk…satu kaki musuhnya kembali patah, karena satu kakinya sedang melayang menendang Chulbuy.Di saat yang sama, datang lagi dua serangan dan meninju punggung Chulbuy, lalu secara refleks, Chulbuy lakukan tendangan berputar.Bukkkk…salah satu musuhnya kembali terkapar, rahangnya telak kena tendangan Chulbuy.4 orang sisa kini manahan diri, melihat 6 rekannya kini bergelimpangan di tanah. Di saat yang sama 3 orang lainnya ditaklukan Daeng.Srattt….dua pelajar musuh Chulbuy dan Daeng cabut belatinya dari pinggang.Chulbuy dan Daeng saling pandang, tapi Daeng kaget saat Chulbuy dengan wajah memerah menahan kemarahan maju satu tindak, tidak gent
Daeng tertawa kecil melihat Chulbuy yang sering curi-curi pandang dengan kakaknya yang wajahnya agak imut ini dan kulitnya putih bening karena rajin di rawat.“Chul, kamu jangan ikutan si Daeng, ni anak sukanya brantem, dia katanya bos genk di sekolah kalian,” cetus Chika, yang tak merasa terganggu dengan tatapan Chulbuy, bahkan dia seolah menikmati, baginya makin banyak yang kagum makin bagus.“Ahhh kaka, biasa aje kale anak cowok berantem, daripada kaka yang suka banget gonta-ganti pacar,” ejek Daeng, hingga mata Chika yang agak sipit melotot menatap adiknya.Tak lama kemudian datang seorang pria setengah tua berseragam polisi berpangkat Kombes dan seorang wanita STW, inilah ayah dan ibu Daeng Lopa serta Chika.Si tante STW ini heran melihat ke dua anaknya asyik makan dan ada seorang remaja tampan jangkung yang sobek baju sekolahya, Daeng sendiri sudah ganti baju biasa.“Ini siapa Dae, kenapa bajunya sobek gitu?” tanya ibunya si Daeng ini, penampilannya yang fashionable dan masih can
“Kan kamu ikutan nanam saham saat ngidam, hampir tiap hari kamu siramin, makanya, lihat cantik bukan bayinya, kulitnya juga terang kayak kulit kamu?” bisik Nova terkekeh, saat pamit dengan Chulbuy, sebelum berangkat ke Bandung bersama suaminya, 1,5 bulan usai melahirkanSekaligus tak lagi kos di sana, karena Pramono di pindahkan kerja oleh kantor batubara-nya ke Sumatera.Sepi lah hati Chulbuy, tak ada lagi wanita cantik dan manis berbody montok yang selalu beri dia kenikmatan dan kasih sayang, serta ‘mengaturnya’ cara berpakaian yang rapi dan pas di badannya.Kini…dia mulai suka lagi dengan wanita yang lebih tua, yakni Chika, tentu saja Chika jauh lebih cantik dari Nova dan usianya pun masih 22 tahunan.Mahasiswa fakultas hukum ini membuat Chulbuy mulai kenal arti jatuh cinta!Padahal Daeng bilang, kakaknya playgirl, banyak kekasihnya dan mudah gonta-ganti kekasih!“Awas ntar keciwi hi-hi-hi!” ejek Daeng, yang tahu si Chulbuy suka dengan Chika ini tapi dia biarkan saja.Inilah juga ya
“Kenapa sih kak tadi tiba-tiba keluar dari sebuah mobil?” tanya Chulbuy sambil pasang celana panjang dan baju kaosnya.“Ohh itu…lelaki yang itu kurang ajar betul, main raba dan cium saja, mana mulutnya bau alkohol dan jigung lagi, eh jijai banget aku sama cowok begituan! Ganteng-ganteng mulutnya bau,” sungut Chika yang malah rebahan di kasur harum milik Chulbuy.Chulbuy tertawa kecil dan kini bikinkan kopi hitam buat Chika, setelah tadi dia panaskan airnya. Lagi-lagi ia ingat pesan Daeng, kakaknya ini seorang playgirl!Tapi kalau hati sudah suka..?“Ngopi dulu ka, biar seger,” Chulbuy serahkan satu gelas buat si cantik imut ini, yang langsung di seruput Chika perlahan.Chika senyum manis melihat perhatian Chulbuy padanya.“Enak juga kopi bikinan kamu, eh kos kamu biar kecil, bikin betah, suka aku cowok yang rapi, beda banget dengan kamar si Daeng, mana bau rokok dan berantakan lagi, untung saja ada ART yang bersihin saban hari!” ceplos Chika dan…ambil rokok dari alam tasnya, lalu denga
Kini keduanya duduk sambil menikmati bekal yang mereka bawa, kisah yang barusan Datuk sampaikan benar-benar bikin Hagu bergidik.Tak pernah dalam mimpi sekalipun, Hagu akan bertemu dengan roh Datuk Hasim Zailan junior, bahkan hebatnyamereka kini bisa bercakap-cakap layaknya dua manusia biasa.Kadang dia menatap wajah Datuk yang selalu muram, kadang tangannya sengaja menyentuh lengan Datuk, untuk memastikan, kalau roh ini benar-benar ‘hidup’.Datuk yang tahu kelakuan Hagu menahan senyumnya.“Jangan takut, aku saat ini tetap berujud manusia, tapi…asal kamu tahu, aku tak bisamembunuh siapapun. Lagianmasa takut dengan roh saudara sendiri…!” seloroh Datuk.“Masa sih Bang…minggu yang lalu kan saat kita bertempur Abang menembaki pasukan Jepang?”“Itu semua…kamulah yang melakukan! Emangnya kamu nggak sadar yaa saat berduaan dengan Park Hymin, ayahnya Park Min diam saja? Padahal asal kamu tahu Prem, tidak sedikit laki-laki yang ingin jadikan Park Hymin istri…!”Hagu tentu saja menggeleng mend
“Bang Hagu…hati-hati!”Park Hymin langsung pegang tangan Hagu, saat pamit meninggalkan tempat ini.“Iya…makasih?”Keduanya saling tatap dan kini tak ragu saling peluk. Datuk Junior hanya memandang keduanya, lalu angkat bahu, seakan memaklumi perasaan kedua orang muda ini.Sejak bicara kemarin pagi hingga kini, hubungan Hagu dan Park Hymin makin dekat, mereka sering curhat satu sama lain.Mereka seolah teman lama yang baru bertemu.Kadang keduanya berjalan-jalan di bibir pantai dan Park Min ayahnya termasuk Datuk anehnya, tidak melarang apalagi menegur keduanya.Awalnya Hagu sempat bertanya, kenapa Park Hymin tak suka dengan Datuk Junior.Park Hymin terkekeh dan bilang, dia sudah anggap Datuk itu pamannya sendiri saking dekatnya dan tak ada rasa cinta, kecuali cinta ponakan dan paman saja. “Kekasih Abang Datuk dulu adalah kakak aku, tapi mereka tak berjodoh, karena kakakku meninggal dunia tertembak pasukan Jepang, sejak saat itulah Bang Datuk selalu murung hingga ini…!” Hagu pun m
“Iya Park Hymin, aku ingin selamatkan salah satu keturunanku ini…inilah kenapa aku membawa adikku si Hagu dari alam berbeda. Yang kalau di masa depan dia paman luarku, untuk bantu aku di sini. Awalnya aku mau ajak Prem, tapi tak bisa, karena Ange sedang hamil, Prem tak bisa meninggalkanya, si Ange amat manja agaknya...!” sahut Datuk sambil hembuskan asap cerutunya, lalu senyum kecil.“He-he…Angelina…! Cakep banget ya nama salah satu cicitku di masa depan, sayang ya si Prem, terlebih si Ange tak bisa di bawa ke sini, penasaran aku mau lihat wajahnya, secantik apa dia?” sahut Park Hymin tiba-tiba, hingga mata Hagu melotot.“Kalau di bawa akan ada musibah besar Hymin, kita jangan berlebihan melawan gravitasi alam, aku saja dengan bolak-balik ke dunia masa depan, usiaku tak bakalan panjang lagi, inilah resiko yang harus aku terima…!” sahut Datuk lagi-lagi dengan suara pelan dan tenang.“Ihh segitunya…menakutkan sekali!” sahut Park Hymin terkaget-kaget.Hagu lalu muncul dan di tatap Park Hy
Pesta pun berakhir setelah hampir tengah malam, Hagu tentu saja di buat kagum dengan gaya Datuk Junior yang sangat berwibawa dan gayanya sangat berkharisma.“Pantas Bang Prem bilang, kalau ingin attitude dan gaya berbusana, contoh-lah Bang Datuk ini…benar-benar falmboyan sejati, cara pakaian dan cara bicaranya benar-benar top habis…!” batin Hagu.“Hagu kita pindah ke pondok yang disediakan Tuan Park Min.” Datuk ajak Hagu bangkit.Hagu pun mengangguk dan mengikuti langkah Datuk. Saat berjalan begini, tiba-tiba Hagu teringat, orang tuanya Ange atau besann-ya Prem marga-nya juga Park...?Jangan-jangan mereka ini ada hubungan, pikir Hagu.“Bang Datuk….apakah Park Min ini…kakek buyutnya si Ange?” ceplos Hagu tiba-tiba dan tanpa di duga-duga Datuk langsung mengangguk ambil senyum.Hagu kontan melongo.“Dan…ini kelak ada hubungannya dengan kamu juga salah satu keturunan kamu di masa depan!” sahut Datuk, lagi-lagi dengan suara kalem.“A-apa…maksud Abang..???”“Aku tak bisa menjelaskan saat ini
"Kita melawan tentara Jepang, ini tahun 1945! Saat ini kita membantu Korea, yang di jajah negara kate ini,” sahut Datuk sambil membidik dua tentara Jepang dan tak lama...door...doorr, dua serdadu bidikannya terjungkal, terkena tembakan akurat Datuk.“Bang, aku bisa mati nggak kalau kena peluru?” Hagu masih ngeyel bertanya, sambil kagum melihat tembakan Datuk yang hebat ini.“Tentu saja, makanya kamu hati-hati agar jangan tertembak, sudah jangan banyak tanya, ayo kita tembaki pasukan Jepang, agar desa ini bisa di pertahankan pasukan Korea.”Usai berkata begitu Datuk lalu berlari dan berlindung di sebuah lubang.Tuinggg…“Sompretttt…hampir aku kena!” teriak Hagu dan dia buru-buru merunduk dan kini dia pun mulai bidik pasukan musuh. "Ini bukan mimpi, ini nyata!" batin Hagu mulai waspada.Pertempuran benar-benar seru dan Hagu yang tak pernah berkhayal berada di masa lalu berkali-kali hampir saja kena tembak musuh.“Bangsat…ini sih bukan ilusi, ini benaran!” dengus Hagu marah bukan kepa
Ryan paham anak sulungnya ini sedang galau, kehilangan wanita yang di sayangi memang terlihat dari wajah anaknya ini.Hagu rupanya tipikal orang yang tak suka pura-pura, dia lalu curhat pada ayahnya. Ryan senyum saja, tuh dia juga punya dua istri. Aneh kok bisa nurun ke Hagu, pikirnya geli sendiri.“Kalau kamu ingin pergi ke Korea, tidak apa-apa silahkan! Tapi ingat tetap waspada, kamu masih di incar orang-orang jahat, yang namanya musuh, di manapun kamu berada pasti akan di buru. Ada baiknya kamu latihan menembak dulu dengan Prem,” sara Ryan.Sebagai mantan milisi Ryan tahu Hagu kadang suka bertindak sembrono dan nekat, terbawa darah mudanya yang gampang panas.Dan...Hagu juga tak kenal takut! Benar-benar turunan Klan Hasim Zailani sejati, yang tak keder dengan musuh. Hagu pun mengangguk, dia senang sekali ayahnya ternyata sangat bijak. Ibunya beda lagi, malah mendesak padanya agar segera menikah!Tak main-main, Fareeha bilang...ibu kandung Saleha, yang juga sepupunya sering menanyak
Hagu pun ini putuskan langsung menemui Widya, Hagu tak sadar, inilah bedanya dia dengan klan Hasim Zailani lainnya, anak muda ini tak lupa dengan janji dengan wanita, walaupun telat.Hagu masih ingat jalan menuju ke rumah yang dulu diberikan Balanara, sehingga tak takut lagi nyasar, beiarpun harus di bantu peta satelit, karena Hagu belum begitu hapal Jakarta.Namun, begitu sampai di sini, lagi-lagi dia kaget, Widya tidak berada di sini lagi. Bahkan rumah inipun sepi dan terkunci rapat, tak ada satupun penghuni yang ada di sini, termasuk ART-nya dahulu.Merasa penasaran, Hagu pun tancap gas menuju ke rumah Bibik Ayin yang selama ini jadi ART-nya Widya dan tinggal-nya di Bogor.Akan tetapi lagi-lagi Hagu terdiam, Bibik Ayin ternyata sudah meninggal dunia 6 bulan yang lalu, atau 5 bulan setelah pulang kembali ke sini.“Ibu nggak pernah cerita kemana Mba Widya-nya pergi Om,” sebut anak Bibik Ayin, saat Hagu bertanya kemana kekasihnya itu menghilang. Otak Hagu pun buntu, dua anak Sofia
“Dua tahun yang lalu mantan suaminya datang, lalu mengajak Sofia rujuk, namun Sofia menolak dan bilang dua sudah memiliki suami,” pria setengah tua yang sebelumnya kenalkan dirinya Haji Ibak sesaat menatap tajam wajah Hagu.Orang tua ini agaknya sudah bisa menebak, inilah ‘suami’ kedua mendiang Sofia. Hati Hagu pun bak teriris sembilu, ingat memang dia adalah 'suami' siri Sofia.Haji Ibak melanjutkan kisahnya, mantan suami pertama Sofia lalu marah dan terjadilah pertengkaran fatal, yang berakibat meninggalnya Sofia.“Sofia tak sengaja tertusuk belati yang di bawa mantan suaminya, lalu pria ini kabur dengan membawa anak tertuanya yang bernama Risna. Sedangkan anak keduanya yang masih berusia kurang dari 2 tahun di bawa sepupu Sofia.”Namun mantan suami Sofia berhasil di tangkap polisi dan saat melakukan perlawanan mantan suami Sofia itu tertembak dan tewas, kata Haji Ibak menambahkan kisahnya.Hagu sampai menghela nafas, tak menyangka tragisnya kehidupan Sofia dan pastinya suaminya yang
Dua bulan kemudian…Hari ini Hagu resmi di kenalkan sebagai sulung dari Ryan Hasim Zailani, seluruh keluarga Klan Hasim Zailani ngumpul.Rumah besar Ryan bak acara reuni keluarga saja, kakek Radin tentu saja yang paling di tuakan. Biarpun usianya sudah mendekati 68 tahunan, tubuh si kakek ini tetap kokoh dan tegap.Chulbuy yang kini juga berusia 65 tahunan tak kalah gagahnya.Tapi semua sepakat, yang paling ganteng di usia matang ini pemenangnya Balang Hasim Zailani, di usia 53 tahun, Balang di puji tak kalah dari dua anak laki-lakinya, Balanara dan Prem yang sudah memiliki istri.Hagu juga di tasbihkan sebagai nama resminya, bukan Reyhan, karena pemuda lebih suka nama itu!“Hmm…jadi siapa yang patut kamu curigai kira-kira Hagu,” Prem langsung tanya sepupunya ini.Balanara yang duduk di samping juga penasaran, siapa yang patut di curigai sebagai penembak sepupu mereka ini.Ketiganya sengaja duduk santai di taman, sambil menatap sepupu-sepupu mereka yang ramai berceloteh, termasuk ortu-