BERSAMBUNG
Begitu sebuah jurus menerjangnya, Chulbuy dengan kemarahan meluap memapaki jurus ini dengan jurus yang sama.Plakkk…krakkk!Wadidauuuwww…..! Lengan musuhnya ini retak dan patah.Musuh Chulbuy bergulingan kesakitan, tapi remaja yang sedang marah besar ini buru-buru menunduk, lalu kakinya menyapu sekuatnya ke kaki orang yang tiba-tiba menendangnya.Krakkk…satu kaki musuhnya kembali patah, karena satu kakinya sedang melayang menendang Chulbuy.Di saat yang sama, datang lagi dua serangan dan meninju punggung Chulbuy, lalu secara refleks, Chulbuy lakukan tendangan berputar.Bukkkk…salah satu musuhnya kembali terkapar, rahangnya telak kena tendangan Chulbuy.4 orang sisa kini manahan diri, melihat 6 rekannya kini bergelimpangan di tanah. Di saat yang sama 3 orang lainnya ditaklukan Daeng.Srattt….dua pelajar musuh Chulbuy dan Daeng cabut belatinya dari pinggang.Chulbuy dan Daeng saling pandang, tapi Daeng kaget saat Chulbuy dengan wajah memerah menahan kemarahan maju satu tindak, tidak gent
Daeng tertawa kecil melihat Chulbuy yang sering curi-curi pandang dengan kakaknya yang wajahnya agak imut ini dan kulitnya putih bening karena rajin di rawat.“Chul, kamu jangan ikutan si Daeng, ni anak sukanya brantem, dia katanya bos genk di sekolah kalian,” cetus Chika, yang tak merasa terganggu dengan tatapan Chulbuy, bahkan dia seolah menikmati, baginya makin banyak yang kagum makin bagus.“Ahhh kaka, biasa aje kale anak cowok berantem, daripada kaka yang suka banget gonta-ganti pacar,” ejek Daeng, hingga mata Chika yang agak sipit melotot menatap adiknya.Tak lama kemudian datang seorang pria setengah tua berseragam polisi berpangkat Kombes dan seorang wanita STW, inilah ayah dan ibu Daeng Lopa serta Chika.Si tante STW ini heran melihat ke dua anaknya asyik makan dan ada seorang remaja tampan jangkung yang sobek baju sekolahya, Daeng sendiri sudah ganti baju biasa.“Ini siapa Dae, kenapa bajunya sobek gitu?” tanya ibunya si Daeng ini, penampilannya yang fashionable dan masih can
“Kan kamu ikutan nanam saham saat ngidam, hampir tiap hari kamu siramin, makanya, lihat cantik bukan bayinya, kulitnya juga terang kayak kulit kamu?” bisik Nova terkekeh, saat pamit dengan Chulbuy, sebelum berangkat ke Bandung bersama suaminya, 1,5 bulan usai melahirkanSekaligus tak lagi kos di sana, karena Pramono di pindahkan kerja oleh kantor batubara-nya ke Sumatera.Sepi lah hati Chulbuy, tak ada lagi wanita cantik dan manis berbody montok yang selalu beri dia kenikmatan dan kasih sayang, serta ‘mengaturnya’ cara berpakaian yang rapi dan pas di badannya.Kini…dia mulai suka lagi dengan wanita yang lebih tua, yakni Chika, tentu saja Chika jauh lebih cantik dari Nova dan usianya pun masih 22 tahunan.Mahasiswa fakultas hukum ini membuat Chulbuy mulai kenal arti jatuh cinta!Padahal Daeng bilang, kakaknya playgirl, banyak kekasihnya dan mudah gonta-ganti kekasih!“Awas ntar keciwi hi-hi-hi!” ejek Daeng, yang tahu si Chulbuy suka dengan Chika ini tapi dia biarkan saja.Inilah juga ya
“Kenapa sih kak tadi tiba-tiba keluar dari sebuah mobil?” tanya Chulbuy sambil pasang celana panjang dan baju kaosnya.“Ohh itu…lelaki yang itu kurang ajar betul, main raba dan cium saja, mana mulutnya bau alkohol dan jigung lagi, eh jijai banget aku sama cowok begituan! Ganteng-ganteng mulutnya bau,” sungut Chika yang malah rebahan di kasur harum milik Chulbuy.Chulbuy tertawa kecil dan kini bikinkan kopi hitam buat Chika, setelah tadi dia panaskan airnya. Lagi-lagi ia ingat pesan Daeng, kakaknya ini seorang playgirl!Tapi kalau hati sudah suka..?“Ngopi dulu ka, biar seger,” Chulbuy serahkan satu gelas buat si cantik imut ini, yang langsung di seruput Chika perlahan.Chika senyum manis melihat perhatian Chulbuy padanya.“Enak juga kopi bikinan kamu, eh kos kamu biar kecil, bikin betah, suka aku cowok yang rapi, beda banget dengan kamar si Daeng, mana bau rokok dan berantakan lagi, untung saja ada ART yang bersihin saban hari!” ceplos Chika dan…ambil rokok dari alam tasnya, lalu denga
Lalu Chika makin blingsatan, saat calon remaja bangor ini bermain di hutannya yang berumput tipis dan berwarna pink ini dan agak sempit lubang calon bayinya keluar.“Kayak perawan ajeee ka, bagus banget punya kaka?” ceplos Chulbuy polos, hingga Chika terkekeh.“Iya donk, kamu beruntung bisa menikmati apem kakak…arggghhh….!” suara lembut Chika makin membuat Chulbuy semangat, suara Chika beda dengan Nova yang kadang heboh saat bercinta. Tanpa sadar Chika melenguh saat klimaks yang pertama melanda, dan kini dia tak tahan lagi, karena Chulbuy dengan lahap telan semuanya.“Gileee…kamu emank hebat, masukin sekarang, pelan-pelan saja, punyamu gede banget sih!” bisik Chika tanpa malu-malu lagi.Mata Chika makin terbeliak, pemandangan ini bikin Chulbuy makin semangat dan pelan tapi pasti, akhirnya menyatulah tubuh keduanya.Kalau dengan Nova dulu murni nafsu, dengan Chika beda, ada getar-getar sayang melanda hatinya.Walaupun bagi Chika, Chulbuy hanyalah sekedar lampiaskan rasa penasaran, seba
5 bulanan kemudian, Chulbuy naik ke kelas 12, yang artinya dialah kini sang bos genk di SMUN 2 Batupecah, karena Daeng Cs lulus.Tapi Chulbuy tidak seganas ‘Daeng’ palaki teman-temannya, se ikhlasnya saja, sehingga dia pun makin di segani dan di hormati semuanya, tak ada yang merasa di rampok oleh si bos genk baru ini.Tubuh Chulbuy pun kini makin berisi, walaupun tidak berotot macam binaraga. Namun Chulbuy tetap pertahankan diri tak mau jatuh cinta dengan siswa cewek, karena dia lebih suka wanita yang dewasa macam Nova atau Chika.Padahal tak sedikit siswi-siswi cantik yang nitip salam dengannya, tapi Chulbuy tak pernah menanggapinya, sampai ada gosip…Chulbul penyuka sesama tongkat.Padahal diam-diam dia sedang suka dengan seorang wanita dewasa, yang juga guru di sekolah ini.Bahkan banyak siswa laki-laki yang sengaja bikin masalah, harapannya bisa di bina oleh si Guru BK yang jadi bahan gosip siswa pria, karena guru BK ini cakep!“Gila lohh, siapa yang nge-gosip begitu, sialan amirrr
Saling tatap antara guru dan murid terjadi. “Sore nanti kamu sibuk nggak?” kata Bu Nat, alihkan pembicaraan.“Nggak bu?” sahut Chulbuy cepat.“Bantu ibu pindahan yaa, pukul 4 sore ibu tunggu setelah bubaran sekolah. Nih catat alamatnya, kamu bisa kan bawa mobil?” Bu Nat berikan alamatnya dan Chulbuy mengangguk cepat. Chulbuy tak mikir aneh-aneh, dia benar-benar murni bantu Bu Nat pindahan, dari kosnya yang lama ke perumahan yang baru saja dia beli secara cash, rumah tipe 45 minimalis.“Ini suami ibu yang belikan, udah lama pingin, akhirnya ke sampaian,” kata Bu Nat.“Loh, katanya ibu.. maaf…belum menikah!” sahut Chulbuy sambil angkat barang-barang dari pick up yang di sewa Bu Nat. Namun karena sopirnya tak ada, maka Chulbuy lah yang membawa.“Upss…keceplosan, jangan bilang-bilang yaa, ibu nikah siri ajahh, udah itu ajah, jangan tanya lagi,” sungut Bu Nat kurang senang, seakan ada yang sengaja di tutupi,Chulbuy pun nyengir kuda saja.Dia kini konsen lagi angkati barang-barang yang lu
Dengan nekat Chulbuy keluar dan mata Bu Nat melotot melihat pelatuk Chulbuy yang terlihat mengangguk-anggukan kepala."Amboii...tidur aja udah gede banget!" batin Bu Nat nakal.Sedangkan Chulbuy juga melotot melihat hutan rimbun bu Nat yang sengaja di buka dan masih beser ini, sehingga mata bangor pemuda ini membulat.Chulbuy tanpa sadar malah jongkok dan menatap hutan rimbun ini, anehnya Bu Nat tak marah dengan kenakalan murid gantengnya ini.“Suka ya lihat yang rimbun-rimbun?” kata Bu Nat mulai mesum.“Su-suka banget bu?” kata Chulbul dengan suara terbata, menahan kalamenjingnya yang sudah naik speednya.Bu Nat dengan cueknya mencuci hutannya dan kini berdiri, sehingga hutan rimbun ini tepat di depan hidung Chulbuy.Tanpa ragu Chulbuy tak mau lewatkan kesempatan emas ini, dia pun langsung mendekatkan mulutnya dan kini Bu Nat menengadah ke atas, sambil pegang ujung dasternya.Membiarkan Chulbuy sepuasnya mengeksplor hutan rimbunya, suaranya mulai mendesah keenakan.“Yah terusss Chul…d
“Besok malam kita harus bergerak, aku tahu di mana mereka menyembunyikan para turis itu. Saat ini Al Tahyan sedang nego alot dengan minta tebusan 25 juta dolar per orang, untuk bebaskan ke 4 turis tersebut!” bisik Barbie lagi.Mendengar ini Ryan kaget bukan main, tak tanggung-tanggung ternyata kelompok Al Tahyan ini minta tebusan untuk membebaskan sandera tersebut.“Gila, mereka ternyata perampok dan penculik berkedok milisi pejuang,” dengus Ryan kaget.“Kamu pikir kehidupan mewah mereka di dapat darimana? Tentu saja dari hasil kejahatan dan juga jadi eksekutor alias bergerak sesuai order, mereka itu juga penyeludup senjata dan kokain yang bernilai luar biasa…!”Lagi-lagi si Barbie bongkar praktek kejahatan Al Tahyan Farisi Cs, yang semakin hari dikatakanya makin kuat serta lengkap persenjataan anak buahnya.“Mereka punya pesawat tempur dan juga tank!” ceplos si Barbie lagi. Ryan sampai tak bisa berkata-kata lagi, aandia dia tak bertemu si Barbie ini, mungkin saja dia akan mati konyo
“Jadi…kamu ini..?” Ryan yang masih kaget kini menatap wajah jelita si Barbie.“Ya tuan Ryan, aku sudah tahu siapa kamu, juga alasan tuan bergabung dengan kelompok ini. Tapi apa mungkin tuan mampu bergerak sendiri, ku rasa sulit, pasukan Al Tahyan ini ribuan jumlahnya dan mereka sanga disiplin serta teroganisir dengan baik..!” cetus si Barbie blak-blakan.Ryan termenung sesaat, si barbie menunggu saja dan membiarkan anak muda di depannya ini mikir.“Betul yang kamu bilang Barbie, apa saran kamu saat ini?” tanya Ryan lagi.“Nanti aku akan ikut kamu untuk melawan Abu Jenaya, tapi kita harus berusaha bertemu pimpinan milisi itu.”Suara Barbie pelan dan Ryan tentu saja paham apa maksudnya, apalagi Ryan baru nyadar di ruangan ini ada CCTV.Kontan wajah Ryan memerah, artinya…kelakuannya bersama Zoona dan Iqaala di lihat jelas oleh Al Tahyan selama beberapa hari ini.Barbie lalu ajak Ryan bergeser ke teras belakang yang aman dari CCTV.Tapi Barbie pintar, dia lalu mencium bibir Ryan dan mereka
“Tenang honey, dia akan bikin kamu klimaks, pokoknya permainan dia itu 2X lebih hebat dari kami,” sahut Zoona tertawa berderai.“Biar tuan semangat sebelum bertempur, kan kalau belum muncrat laharnya, pasti puyeng pala peang, ya kannn?” sambung Iqaala, lalu gantian tertawa berderai dan diikuti Zoona.Ryan hanya bisa senyum mesem mendengar candaan kedua wanita cantik ini, yang tadi malam dia hajar sampai nyerah.“Zoona, Iqaala benarkah baru-baru ini ada turis dari Thailand yang di sandera?” tanya Ryan hati-hai agar keduanya tak curiga.“Waah nggak tahu aku, agaknya cocok deh tuan tanyakan ke si barbie, kan dia tinggal bersama tuan Al Tahyan di istana-nya. Pasti dia tahu, atau setidaknya mengetahui kalau ada kejadian begitu!” ceplos Zoona lagi.Iqaala pun sama, agaknya kali ini keduanya tak berbohong dan Ryan tak ingin memaksa.Dan Zoona serta Iqaala benar-benar pamit, dengan alasan tak sanggup lagi ladeni keperkasaan Ryan yang di luar nurul ini.Ryan membiarkan keduanya pamit, ia tak ma
Ryan dan Balang diam-diam kembali bertemu di sebuah tempat yang tak menyolok, tentu saja Zoona dan Iqaala yang masih minta rehat setelah di hajar Ryan tak tahu.Ryan juga sadar, selain menemaninya, keduanya juga tugas ganda, mengamati dirinya, untuk selalu di laporkan ke tuan besarnya Al Tahyan Farisi.Mendengar semua kisah Ryan, Balang dengan wajah serius bilang, kelompok Abu Jenaya justru kelompok yang perjuangkan Palestina merdeka.“Dari informasi yang ku dapat di lapangan, salah satu kelompok yang paling sulit di hadapi pasukan zionis dan kelompok yang mereka bayar, kelompok Abu Jenaya menduduki urutan teratas yang wajib di basmi.”Balang lalu kisahkan sepak terjang kelompok pejuang ini, yang dikatakan sangat di dukung warga Palestina, terutama di wilayah pendudukan zionis.“Mereka sering bikin pasukan zionis kocar-kacir, kelompok ini bak hantu, serang dan kabur dan jumlah mereka juga sangat misterius. Ada yang bilang hanya puluhan, ada lagi yang bilang ratusan hingga ribuan milis
Ryan senyum sinis melihat Zoona dan Iqaala kini ngorok halus…kecapekan!Permainan cinta ganas dan panas hingga berjam-jam, membuat keduanya kini lunglai dan minta istirahat, Ryan pun mengiyakan. Walaupun belum klimaks tapi Ryan tak berminat meneruskan."Badan sih oke, denok...itunya dah pada longgar, untung saja punyaku king size. Kalau standar Indonesia, apa rasanya...? Numpang lewat doangggg!" gumam Ryan lalu tertawa sendiri sambil menatap perabotan Zoona dan Iqaala dan menutupi tubuh keduanya dengan selimut.Kini dia sudah paham apa yang harus dilakukan, keterangaan kedua wanita ini bagi Ryan sudah lebih dari cukup.Misi korek keterangan kini sukses, selanjutnya diam-diam dia kontak Balang dan keduanya pun berbicara serius via telpon."Aku lagi patroli dengan pasukan PBB Bang, nanti setelah agak longgar kita ketemuan," sahut Balang di seberang telpon. Ryan lalu beristirahat di kamar satunya, dia pun sebenarnya kelelahan, tapi karena fisiknya kuat ia pun tidak terlalu capek-capek a
Begitu sampai kembali ke kamar vila, Zoona dan Iqaala yang agak mabuk tak sungkan lagi memeluk tubuh kokoh Ryan.Sebenarnya keduanya tak mabuk-mabuk amat, hanya di buat-buat saja, agar tubuh mereka bisa di pegang Ryan.Ryan yang masih ‘normal’ membiarkan saja ulah keduanya, ia malah sengaja gerayangi tubuh keduanya, sehingga makin blingsatanlah keduanya.“Kedua bidadari Abang itu bisa di manfaatkan, nggak perlu Abang repot memata-matai tuan Al Tahyan,” itulah pesan Balang yang di ingat Ryan.Sehingga Ryan pun kini mulai sengaja bersikap nakal.Iqaala bahkan tak ragu mencopoti semua pakaiannya, juga setengah memaksa melepas pakaian Ryan, yang saat ini memakai celana jeans dan kaos, yang sore sebelumnya sempat beli di sebuah toko pakaian tak jauh dari vila ini.Begitu Ryan hanya kenakan CD doang, keduanya sampai berseru wow melihat body Ryan yang bersekal-sekal dan kokoh ini, makin leleran lagi melihat torpedo Ryan yang sudah menonjol di balik CD tipis-nya ini.“Amazingggg…sizenya…!” ser
Apa yang di katakan Zoona dan Iqaala benar adanya, tempat dugem di sini tak kalah dari yang ada di Jakarta.Pengunjung pun juga membludak dan tempat ini terlihat penuh pengunjung.“Ahh bodohnya aku, Lebanon kan warganya campuran, letaknya juga sudah mendekat Barat, tak aneh gaya mereka ke barat-baratan, nggak jauh beda dengan di Indonesia,” batin Ryan.Ryan melihat Zoona dan Iqaala sedanga asyik ‘ajojing’ ria berbaur dengan pengunjung lainnya. Ryan menolak diajak goyang, dia beralasan masih capek. “Dua wanita Beirut yang menggairahkan, sayang kalau di lewatkan!”Kaget bukan main Ryan, tiba-tiba ada yang bicara begitu gunakan Bahasa Indonesia pula. Refleks dia menoleh dan senyumnya langsung sumringah.“Balang Hasim Zailani…!” seru Ryan, tak menyangka akan bertemu si tampan cool ini.Keduanya tanpa di duga saling berpelukan erat, entah kenapa bertemu Balang di sini Ryan seolah bertemu adik sendiri.“Bang kita ngobrol di luar yuks…biarkan saja dua bidadari Abang di sana, suara musik jed
Ryan, pura-pura tak menggubris pandangan kagum kedua wanita jelita ini, dia ingin istirahat di kamar lumayan mewah di vila ini.Namun…gangguan itu datang lagi, tanpa Ryan duga, Zoona dan Iqaala juga kini berganti baju santai, yakni kaos ketat dan celana pendek, tak lagi berbaju ala militer.Lekak lekuk tubuh keduanya membuat mau tak mau Ryan melirik juga, tapi dia tak mau menunjukan kebangorannya.Ryan hanya hela nafas panjang, karena hatinya masih teringat Fareeha dan…aslinya belum puas untuk balas dendam, hawa membunuhnya sangat kuat saat ini. Kenapa tiba-tiba dia mau bertemu kelompok ini, awalnya Ryan mengira mereka ini kelompok perjuangan yang all out melawan pasukan zionis, namun kini dia mulai meragu.Apalagi diapun sadar diri, tak bisa sendirian melawan pasukan musuh yang miliki pasukan terlatih bersenjata lengkap.Dia butuh rekan seperjuangan yang lebih besar dari kelompok Abu Shekar, yang hanya miliki pasukan ratusan orang saja.“Aku akan bersabar minimal seminggu, kalau tida
Akhirnya mereka tiba di sebuah tempat yang di jaga ratusan orang berseragam ala tentara, inilah milisi yang di katakan Syarif tadi.“Jumlah anggota kami yang aktif dan resmi 3.500 an orang tuan Ryan dan yang tak resmi hampir 10.000 an orang, pemimpinnya Tuan Al Tahyan Farisi,” cerita Syarif.Kaget juga Ryan, artinya milisi ini bukan milisi biasa, banyak sekali anggotanya. Seragamnya pun tak ubahnya militer resmi pemerintahan.Ryan di sambut langsung sang pimpinan milisi Tuan Al Tahyan Farisi dan dua pembantu utama yang menunggunya di halaman markas milisi ini.Pria ini miliki brewok dwi warnanya lebih lebat dari milik Ryan dan tubuhnya agak tambun, tinggi badannya hampir sama dengan Ryan.Pakaiannya juga ala militer, lengkap dengan pistol nya di pinggang, bahkan ada tanda dua bintang di pakaianya ini, yang artinya Al Tahyan seorang pria berpangkat Inspektur Jenderal.Seorang pria gagah, walaupun Ryan taksir usianya pasti di atas 55 tahunan.“Akhirnya orang yang kami tunggu-tunggu datan