Hari ini Ansel memberikan kabar jika dia akan pulang terlambat, maka Alea segera mendengarnya dari Rina. “Ansel mau kemana, apa menemui papanya? Tapi bukankah di sana ada bodyguardnya.” Namun, perasaan heran ini tidak berlangsung lama karena pemikiran Alea segera mengarah pada tanggungjawab suaminya. “Mungkin seseorang membutuhkan jasa Ansel,” desah ibanya karena untuk ke sekian kalinya sang suami memotong jam tidurnya.Ansel mengunjungi pasar untuk mencari bahan pakaian terbaik yang nantinya akan ditunjukan pada pemilik butik. Beberapa lapak dikunjungi maka bukan hanya satu pedagang saja yang mendapatkan pertanyaan darinya hingga Ansel menemukan kain terbaik yang dijual di pasar. Pun, model pakaiannya cukup menarik tidak berbeda dengan pakaian berkualitas butik walaupun jika dilihat dari kualitas kain maka tetap kalah. “Saya ambil masing-masing setengah lusin.” Tiga model dibelinya, barulah pria ini kembali ke kediamannya pada pukul delapan pagi. Tidak menunggu waktu, penjelasan tent
Aisha menyambungkan panggilan pada Evan lewat telepon yang tersedia di dalam apartemen. “Kenapa menugaskan banyak bodyguard. Papa tidak nyaman, begitupun denganku!” Wanita ini menyampaikan yang dirasakannya secara gamblang, kemudian mulai mengomeli Evan walau dia tahu sikapnya ini akan dianggap kurang ajar oleh suaminya, “seharusnya rumah menjadi tempat privasi, tapi kenapa dengan sengaja kamu memasukan beberapa pria. Bukankah rumah papa juga tidak seperti ini. Walaupun banyak penjaga, tapi mereka tidak masuk!”Evan mendengarkan semua omelan Aisha dengan terperinci karena hampir semua kalimat istrinya mampu ditebak bahkan sebelum panggilan ini terjadi. Pria ini terkekeh santai. “Sayang ..., jangan nyeroscos seperti itu. Bagaimana aku bisa menjelaskannya.” Penuturan lembut ini sangat mengalun hingga akan terdengar menyenangkan untuk seorang istri sesungguhnya, berbeda dengan Aisha.“Ya sudah, jelaskan!” Nada suara Aisha masih menyampaikan kekesalannya walaupun mungkin sikapnya akan men
Malam ini Ansel tidak berjaga di dalam gedung tempatnya mencari nafkah jadi tentu saja gajinya mendapatkan pengurangan sesuai jumlah hari absennya saat semua rekannya tidak ada yang berani membolos karena mereka sudah diponis mengalami pemotongan gaji sebanyak 50%.Namun, yang ada dalam pikiran semua penjaga keamanan bukanlah uang, melainkan rasa malas. Mereka menilai Ansel-sang putra raja sudah malas menjadi penjaga keamanan apalagi dengan pemotongan gaji yang sebenarnya tidak akan memperngaruhi keuangannya, jadi absen berapa kali pun bukanlah. Tetapi tentu saja isi kepala mereka sangat salah karena alasan absennya Ansel adalah untuk menjaga ayah serta adiknya.Alea mengetahui jika malam ini Ansel tidak berjaga malam, suaminya mengunjungi Adhitia dan Aisha karena secara terang-terangan pria ini membahas kawanan mafia yang sudah mendapatkan tugas busuk dari Evan. Bukan hanya itu saja, pria ini juga menitipkan Alea dan Ocean pada Rina, maka kini anak dan istrinya bermalam di kediaman n
[Aku sudah mendapatkan jantung untuk Reza. Besok pagi-pagi sekali datanglah ke rumah sakit. Malam ini aku akan langsung menyerahkannya pada pihak rumah sakit agar Reza segera mendapatkan pertolongan. Jangan lupa, katakan saja jika kau yang berhasil mendapatkan jantungnya.] Handphone Ansel berdering tepat saat dia sedang mencoba membuat negosiasi dengan kelompok mafia. Naima bukan bagian dari penyerbuan ini karena dia seorang anggota baru jadi wanita ini tetap fokus di markas, tetapi hanya untuk menunggu jantung yang dipesannya hingga akhirnya salah satu anggota mafia menyerahkannya dengan harga fantastis karena walaupun wanita itu adalah anggota, tetapi di sini dirinya juga seorang pembeli. Saat ini Naima bergegas menuju rumah sakit saat dirinya tahu jika di saat bersamaan beberapa rekannya menyerang kediaman keluarga Ansel. “Aku harap Ansel bisa mengatasinya. Aku harap tidak terjadi apapun padamu dan semua keluargamu. Maaf, aku tidak bisa mencegah pergerakan mereka dan aku juga tid
Fajar tiba, Ansel masih menemani Aisha yang sedang bersedih karena berpisah dengan Adhitia. “Sya, untuk sementara tinggallah di rumah Kakak,” ajakan lembut Ansel sebagaimana seorang kakak yang tidak akan meninggalkan adiknya. “Tapi papa bagaimana ...!” raung wanita ini. “Kakak mengerti, tapi selama menunggu kabar kamu tidak boleh tinggal di sini. Bisa saja sekarang kamu yang jadi sasaran Evan.”Aisha hanya terisak, kini dia tidak dapat mengatakan apapun pada Ansel hingga akhirnya Aisya tiba di kediaman Ansel dan Alea. Saat ini Alea tidak mengerti apapun, tapi yang jelas sesuatu telah telah terjadi karena mata sembab Aisha sudah menjelaskannya. Ketika Aisha bersama Alea, Ansel barusaja membuka pesan dari Naima. ‘Jadi jantungnya sudah datang.’ Sejenak kedua matanya memicing, ‘waktunya bertepatan saat penyerangan terjadi. Ck. Kenapa kalian harus menyerang keluargaku padahal Evan sudah membatalkannya, dan sebelum ini aku mendapatkan undangan khusus. Sejak awal aku tahu mereka tidak bis
Ansel kembali dengan cepat, tetapi ternyata keluarganya sangat aman hingga udara lega dibuang sangat nyaman walaupun mungkin ini hanya sementara. “Aku tidak bisa meninggalkan pekerjaan lebih dari satu hari jadi malam ini aku harus tetap bekerja, tapi untuk malam ini lagi-lagi kamu dan Ocean harus menginap di rumah bu Rina, termasuk Aisha.” Satu keluarga sedang berkumpul di ruangan yang sempit.“Tapi bagaimana kalau bu Rina merasa risih.” Sedekat apapun hubungan Alea dan Rina atau sehangat apapun sikap keluarga Rina, tetapi Alea pikir jika terlalu sering maka mungkin itu termasuk tindakan mengganggu.Ansel mendesah tipis, “Harus bagaimana lagi. Aku tidak mau mengambil resiko karena Evan belum dinyatakan sebagai tersangka.”“Hah?” Dahi Aisha berkerut sangat heran. “Bukankah Kakak bilang Kakak punya saksi para mafia itu?”“Mereka tidak dapat dijadikan saksi karena mereka memihak Evan. Ck!”“Astaga ....” Kecewa ditunjukan Aisha karena seakan cahaya yang sempat terlihat di depan mata kemba
Ansel ingin mengamuk saat mendengar sederet pertanyaan yang mengintimidasinya, tetapi tentu saja sikap sebaliknya dipakai di hapana polisi. “Saya tidak mengerti maksud Bapak. Tapi jika saksi yang saya ajukan tidak dapat mengatkan kebenaran, saya masih memiliki saksi adik serta istri saya, mereka menyaksikan bagaimana jahatnya Evan kepada kami, khususnya papa.” Kalimatnya dikatakan dengan tenang karena emosi bukan solusi sama sekali. Banyak tanya jawab yang dilakukan Ansel dan polisi hingga pria ini berpamitan meninggalkan sang ayah yang rasa sangat aman. “Mungkin lebih baik sementara ini papa di sini saja karena Evan masih berkeliaran sangat bebas. Ck!”Sebenarnya Ansel ingin menyebutkan nama Naima yang juga adalah saksi kuat dari kejahatan Evan. Tetapi Naima adalah bagian dari mafia jadi tidak mungkin namanya dikatakan. Hari ini Reza berhasil diselamatkan oleh Naima walaupun diatas namakan dirinya, tetapi hingga saat ini Reza belum memberikan kabar apapun tentang bukti kejahatan Ev
Evan masih disibukan dengan kerugian yang dialami perusahaan milik Dewa, tetapi semakin hari semakin merembet pada perusahaan miliknya. Semua team yang sangat berpengaruh dalam gedung dipanggilnya, dikumpulkan di dalam ruang rapat. “Semakin hari saya mengalami kerugian. Memang tidak besar, tapi jika setiap hari seperti ini bukankah ada kemungkinan perusahaan akan bangkrut dan kalian juga yang akan ikut dirugikan karena jika perusahaan bangkrut maka tidak ada lagi lapangan kerja di sini.” Sebenarnya Evan sedang menggertak, hanya saja menggunakan cara lembut dan manusiawi yang tentu saja berbeda dengan isi hatinya yang sedang ingin memaki semua karyawan.Salah seorang pria berdasi angkat bicara. “Mohon maaf Tuan, setelah kami mencari tahu kesalahan ini ada pada Tuan karena Tuan yang telah menjalin kerjasama insten dengan perusahaan milik Tuan Dewa, hingga akhirnya apapun yang terjadi dalam perusahaan Tuan Dewa akan berimbas pada perusahaan ini. Baik dan buruknya. Saya mohon maaf jika sa