Beranda / Urban / Pewaris Naga Majapahit / Bab 90. KAYA KARENA PESUGIHAN

Share

Bab 90. KAYA KARENA PESUGIHAN

Penulis: MN Rohmadi
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-09 06:55:50

Bab 90. KAYA KARENA PESUGIHAN

Seketika semua orang di dalam kelas langsung menjatuhkan rahangnya, begitu mendengar perkataan Rendi. Siapa orangnya yang tidak tahu harga sebuah mobil Jeep Rubicon. Bahkan harga bekasnya saja, sangat sedikit orang yang mampu membelinya. Karena harga bekas mobil Jeep Rubicon bisa untuk membeli sebuah mobil baru kelas medium.

Sebuah senyum kemenangan terlihat di wajah Rendi begitu melihat ekspresi teman-teman sekelasnya. Kemudian Rendi melanjutkan perkataannya, “Apakah kalian sudah percaya dengan apa yang saya katakan?”

“Mana mungkin? Saya tidak percaya kalau Jaka sekarang menjadi Bos.”

“Betul, saya juga tidak percaya.”

“Apa Jaka melakukan ritual pesugihan?”

“Betul sekali, itu bisa saja terjadi. Biasanya orang dari kampung suka melakukan ritual pesugihan untuk menjadi kaya.”

“Nah kalau alasannya seperti itu baru saya percaya, mungkin sekarang Jaka kaya karena melakukan ritual pesugihan. Dia selama ini kan selalu kita an
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 91. ORANG KAYA BARU

    Bab 91. ORANG KAYA BARU Sebenarnya mereka masih takut kalau akan menjadi tumbal ritual pesugihan yang dilakukan Jaka, setelah makan makanan yang dibeli dari hasil ritual pesugihan. Pembicaraan semua mahasiswa segera berakhir setelah Jaka memutuskan apa yang harus dilakukan Rendi, apalagi dosen yang mau mengisi mata kuliah juga sudah memasuki kelas. “Jaka, apa betul apa yang dikatakan Rendi, kalau kamu mendapatkan warisan?” tanya Intan saat mereka sedang istirahat dan sedang makan di kantin kampus. “Seperti itulah?” jawab Jaka santai sambil makan bakso yang ada di depannya. Kini hubungan Jaka dan Intan semakin baik, meskipun di hati Jaka tidak ada cinta untuk Intan. Meskipun Intan mempunyai paras yang cantik, akan tetapi Jaka masih merasa tidak pantas menyukainya, mengingat pengalaman buruk dengan orang tuanya. Waktu berjalan dengan cepat, jam kuliah pun berakhir Rendi dan semua teman sekelasnya sudah bersiap untuk pulang. “Teman-teman jangan lupa datang ke C

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-10
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 92. TASYAKURAN

    Bab 92. TASYAKURAN Dengan tatapan tajam Rendi membaca uang yang harus dibayar untuk makanan yang dia pesan. Mata Rendi membelalak begitu melihat uang yang harus dibayarkan Jaka, meskipun membelalak tapi, sebuah senyuman misterius terlintas di wajahnya. “Jaka, ini yang harus kamu bayar,” kata Rendi sambil menyodorkan catatan itu. Jaka segera melihat catatan itu, Jaka hanya melihat jumlah total yang harus dibayarkan. Ekspresi wajah Jaka sedikit berubah setelah membaca jumlah total yang harus di bayar, “Apa? Kenapa jumlahnya sampai delapan ratus juta hanya untuk makan-makan?” pikir Jaka dalam hatinya. Akan tetapi perubahan ekspresi wajah Jaka hanya sekilas, kemudian dia menyerahkan Kartu Banknya. “Bayar pakai Kartu ini,” kata Jaka dengan santainya. Sepasang mata Rendi membelalak lebar begitu melihat kartu Bank milik Jaka, demikian juga dengan manajer Budi. Kartu Bank yang diberikan Jaka merupakan Kartu Bank khusus untuk profesional maupun konglomerat yan

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-10
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 93. AJIAN SIREP BEGANANDA

    Bab 93. AJIAN SIREP BEGANANDA Semua orang tersenyum kearah Jaka Kelud, tatapan mereka terlihat lebih bersahabat setelah di traktir makan malam di Cafe Flamboyan yang terkenal mahal dan mewah. Waktu berlalu dengan cepat, semua orang sudah pulang ke rumah masing-masing setelah acara makan malam ini. Malamnya Jaka sedang tidur dengan nyenyak di kamarnya ketika tiba-tiba di dalam kamarnya muncul sesosok pria tua dengan pakaian serba putih selayaknya pertapa jaman kuno. “Betapa nikmatnya anak manusia ini, dia bisa tidur dengan nyenyak seakan tidak tahu kalau sesuatu akan terjadi padanya,” ucap pria tua yang berdiri di kamar Jaka Kelud yang entah darimana datangnya sambil menatap ke arahnya. “Kamu sangatlah bodoh anak manusia, apa kamu belum menyadari kalau di dalam tubuhmu ada kekuatan yang sangat hebat? Sampai kapan kamu akan menyadari kekuatan yang kamu miliki?” Jaka yang sedang tidur nyenyak menghiraukan kedatangan pria tua yang ternyata adalah mbah Ma

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-11
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 94. TANGIS INTAN

    Bab 94. TANGIS INTAN Dengan hati-hati Jaka berusaha turun dari tempat tidurnya, akan tetapi dia merasa aneh ketika kakinya sama sekali tidak bisa turun dari tempat tidur. “Aneh, kenapa saya tidak bisa turun dari tempat tidur?” desis Jaka Kelud sambil menggerayangi tempat dia tidur. “Aneh, kenapa saya seperti sedang tidur di atas lantai? Betul, saya tidur di lantai.” Dengan ekspresi bingung, Jaka segera mengucek kedua matanya dan mengerjap-ngerjapkan untuk membiasakan diri dengan kegelapan. Akhirnya setelah beberapa kali mengerjapkan kedua matanya, meskipun remang-remang, Jaka bisa melihat keadaan kamarnya. “Apa? Bagaimana bisa? Kenapa kamarku hancur begini? Apakah ada maling yang masuk kekamarku?” Dengan panik Jaka berusaha berdiri dan dengan meraba-raba dia mencari ponselnya, tapi apa yang dicarinya sama sekali tidak ketemu. Akhirnya Jaka berusaha berjalan ke arah jendela untuk membuka kain gorden dan membuka jendelanya, agar ada cahaya yang masuk

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-12
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 95. PASANGAN ROMANTIS

    Bab 95. PASANGAN ROMANTIS Perlahan kristal bening bergulir di pipi halus Intan membentuk garis vertikal, membuat Jaka tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. “Jaka, apakah saya sama sekali tidak berarti di hatimu?” isak Intan dengan suara yang mulai parau dengan airmata yang terus mengalir membasahi pipinya. Jaka semakin kebingungan melihat sikap Intan yang terlihat aneh, perlahan Jaka mengusap air mata yang membasahi wajah Intan dengan selembar tisu yang diambil dari tas ranselnya. “Kamu jangan menangis disini, apa kamu tidak malu dilihat banyak orang?” bujuk Jaka sambil mengeringkan airmata di pipi Intan dengan lembut. Bukannya menghentikan tangisnya, airmata yang jatuh dari mata indah Intan malahan semakin derasnya saja, melihat apa yang dilakukan Jaka kepadanya “Jaka, apa kamu tidak tahu apa yang terjadi padaku jika kamu tidak datang?” ucap Intan sambil menggenggam erat tangan kanan Jaka yang memegang tisu. Jaka hanya bisa diam, dia yan

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-12
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 96. KEBINGUNGAN WAHYU

    Bab 96. KEBINGUNGAN WAHYU “Betapa bodohnya aku, kemana coba saya harus mencari bengkel atau toko yang menjual kaca jendela mobil ini? Ponsel saja tidak ada, apakah saya harus beli ponsel dulu? Yups betul sekali, saya harus mencari ponsel terlebih dahulu, baru nanti bisa searching mencari bengkel atau toko yang menjual kaca jendela mobilku.” Setelah menentukan pilihan, kemana dia harus pergi. Jaka segera mengarahkan mobilnya menuju Mall besar yang tak jauh dari Universitas Matrix. Sesampainya di Mall yang dituju dan memarkirkan mobilnya, Jaka segera pergi ke toko ponsel yang ada di lantai tiga. Penampilan Jaka yang terlihat rapi membuat pelayan toko ponsel melayani dengan ramah, “selamat datang di toko kami, apakah bapak mencari ponsel?” Jaka hanya menganggukkan kepalanya saja sedangkan matanya menatap ke deretan ponsel yang masih ada di dalam kardus dan tertata rapi di etalase. “Mbak, saya mencari Iphone lima belas apa ada?” ucap Jaka sambil terus mencari p

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-13
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 97. DI USIR

    Bab 97. DI USIR “Terima Kasih,” ucap Jaka kemudian pergi ke meja kasir untuk membayar biaya penggantian kaca jendela mobilnya. Saat keluar dari meja kasir, Jaka menghampiri mekanik Wahyu dan memberikan uang tips sebanyak seratus ribu rupiah sambil berkata, “terimakasih sudah mengganti kaca mobilku, oh iya ini ada sedikit uang untuk memberi rokok.” Wahyu yang awalnya berwajah masam kepada Jaka, seketika menjadi cerah wajahnya ketika di beri uang tips dan berkata, “terimakasih Om.” Jaka hanya tersenyum kemudian masuk ke mobilnya dan pergi dari bengkel spare part mobil mewah ini. Keluar dari bengkel, Jaka tidak langsung pulang kerumah, akan tetapi mencari kado untuk hadiah ulang tahun Intan. Akhirnya Jaka pergi ke toko tas bermerek di sebuah gerai tas mewah yang ada di sebuah Mall besar. “Selamat datang di toko kami, Om mau mencari tas untuk siapa?” tanya seorang pelayan toko dengan ramah, ketika melihat Jaka memasuki toko mereka. “Saya sedang men

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-14
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 98. DIHINA SEPERTI PRAJURIT KALAH PERANG

    Bab 98. DIHINA SEPERTI PRAJURIT KALAH PERANG Dengan ekspresi wajah yang jelek Jaka berdiri diam untuk mencari Intan, akan tetapi orang yang dicarinya tak kunjung terlihat. “Pergi! Rumahku haram di injak kaki kotormu!” bentak Camelia Widodo yang semakin emosi melihat Jaka tidak kunjung keluar dari rumahnya. “Ha ha ha ha… orang kaya baru dari kampung memang tidak pantas bergaul dengan orang kaya sejati seperti kita tante.” Tiba-tiba terdengar suara seseorang tertawa dan berkata memanasi suasana yang sudah panas. Jaka mengerutkan keningnya ketika melihat orang yang baru saja menertawakan dirinya, seketika dia tahu siapa orang yang baru saja tertawa dan berdiri di samping Camelia Widodo. Ternyata orang yang baru saja mencampuri urusan Jaka dan orang tuanya Intan adalah Ridwan, pria yang terobsesi untuk memiliki Intan Warsito. Sebenarnya sebelum Jaka bertemu dengan Camelia Widodo, Ridwan yang sedang ngobrol dengan rekannya di sudut ruangan sangat te

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-14

Bab terbaru

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 168. DITEMBAK PENGAWAL RADEN TUKIMIN

    Bab 168. DITEMBAK PENGAWAL RADEN TUKIMIN “Apa yang kamu lakukan?” bentak Raden Tukimin sambil menunjuk ke arah Jaka Kelud dengan wajah memerah saking emosinya. “Bukankah matamu masih normal, masa tidak tahu dengan apa yang saya lakukan. Sepertinya kamu perlu memeriksakan kedua matamu ke Rumah Sakit, ha ha ha ha…” Jaka tertawa terbahak-bahak setelah mengata-ngatai Raden Tukimin. “Kurang ajar, dasar bocah sableng. Kalian, cepat beri pelajaran pada orang gila ini,” perintah Raden Tukimin kepada pengawalnya yang berdiri paling dekat dengan Jaka Kelud. Sementara itu Aki Dawir yang berdiri di belakang Raden Tukimin, menatap sosok pemuda kurus di depannya sambil mengedarkan indra spiritualnya. Tiba-tiba saja pandangan indra spiritual yang dipancarkan Aki Dawir seperti terhalangi dinding transparan yang tidak bisa di tembusnya. “Ada apa ini? Kenapa saya tidak bisa memindai tubuh pemuda gila ini? Jangan-jangan….?” Perasaan Aki Dawir seketika itu menjadi b

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 167. SIKAP JAKA KELUD

    Bab 167. SIKAP JAKA KELUD “Siapa yang berani membuat onar di hadapanku?” Terdengar teriakan Raden Tukimin cukup keras, yang merasa terganggu oleh gangguan anak buahnya. Pengawal yang menabrak pintu ruang meeting perlahan berusaha bangkit, ekspresi wajahnya tidak bisa menyembunyikan rasa takutnya. Mana mungkin pengawal itu tidak takut, dia sangat mengenal kekejaman Raden Tukimin terhadap siapapun yang berani mengganggunya. “Ma… ma… maaf Raden…” dengan tergagap pengawal itu meminta maaf setelah berhasil berdiri. “Kurang ajar! Kenapa kamu masuk dengan tidak sopan ke dalam ruangan ini? Bukankah kamu saya perintahkan untuk menjaga diluar!” “Maaf Raden, tapi… diluar…” “Kenapa kalian ribut sendiri,” terdengar suara orang yang menghentikan perkataan pengawal itu, diiringi masuknya seorang muda berbadan kurus memasuki ruang rapat. Sekretaris Sulistina dan para petinggi PT Nusa Bangsa yang sebelumnya menggigil ketakutan di hadapan Raden Tukimin da

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 166. KIBASAN TANGAN JAKA KELUD

    Bab 166. KIBASAN TANGAN JAKA KELUD Mendengar perkataan karyawan wanita itu, segera saja Jaka Kelud tahu, kalau semua orang sedang melakukan pertemuan dengan Raden Tukimin. Setelah mengucapkan terimakasih kepada karyawan pria itu, Jaka bergegas menuju ruang meeting. Saat ini suasana ruang meeting sedang panas, setelah kedatangan Raden Tukimin bersama anak buahnya. “Bu Sulistina, kamu sebagai pimpinan perusahaan cepat tanda tangani pemindahtanganan PT Nusa Bangsa ke PT Marcopolo. Uang pemindahtanganan akan saya transfer ke rekening anda saat ini juga.” Raden Tukimin yang sudah menyuruh pengacara kepercayaannya, Razman SH untuk menyiapkan kontrak, segera memerintahkan sekretaris sulistina untuk menandatangani proses pemindahtanganan PT Nusa Bangsa. Sementara itu sekretaris Sulistina yang di perintah Raden Tukimin untuk menandatangani kontrak di depannya menghiraukan dan tetap diam, meskipun keringat dingin mulai membasahi tubuhnya. Melihat perinta

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 165. DATANG KE PERUSAHAAN

    Bab 165. DATANG KE PERUSAHAAN “Boss….” dengan suara gemetar sekretaris Sulistina memanggil Jaka kelud. Akan tetapi sebelum sekretaris Sulistina melanjutkan perkataannya, Jaka Kelud sudah memotongnya. “Ada masalah apa sekretaris Sulis? Kenapa kamu menulis pesan seperti itu? Ada masalah apa sebenarnya? Apakah dana operasional perusahaan kurang? Kalau kurang nanti saya kirim lagi?” “Bu… bu… bukan seperti itu Boss. Kita sedang menghadapi masalah besar, di perusahaan kita kedatangan Raden Tukimin dan anak buahnya yang akan memaksa kita untuk menyerahkan perusahaan kita kepada mereka.” “Apa? Kurang ajar, bagaimana mungkin ada orang yang bisa begitu kurang ajar dan tidak punya malu seperti itu. Apakah kamu tidak bisa mengusir mereka?” “Tidak bisa Boss, mana mungkin saya berani mengusir Raden Tukimin dan anak buahnya. Mereka adalah konglomerat besar di kota Jakarta ini, sebelumnya perusahaan memang sudah di serang mereka, sebelum Denmas Jaka mengakuisisi PT

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 164. MASALAH PADA PERUSAHAAN JAKA KELUD

    Bab 164. MASALAH PADA PERUSAHAAN JAKA KELUD Batin Mayang berkecamuk di penuhi dengan kekaguman terhadap Jaka Kelud yang begitu mudahnya memberi uang kepadanya untuk membayar sewa kost rumah kontrakannya. Mata Mayang tidak lepas mengikuti kepergian Jaka kelud, hingga mobil mewah Jaka menghilang di jalan kampung. Mata indah Mayang mulai berkabut ketika mobil Jaka kelud menghilang dari pandangannya, dia masih tetap berdiri di tempatnya semula. Nafas Mayang sedikit tersendat menahan isak yang tidak bisa ditahan, sebelum isak tangisnya mulai terdengar orang lain, dia segera berlari memasuki kamar kostnya. Sementara itu Jaka Kelud yang sudah meninggalkan tempat kost Mayang, di dalam mobilnya tersenyum kecut mengingat pertemuannya dengan mahasiswa yang begitu berani menawarkan tubuhnya, demi untuk bisa membayar sewa kamar kostnya. Tadi Jaka sengaja tidak bertanya asal kampung Mayang, karena dia hanya mampir saja di kota Semarang ini. “Ternyata r

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 163. MALAIKAT TAK BERSAYAP

    Bab 163. MALAIKAT TAK BERSAYAP Jaka menatap wajah Mayang dengan perasaan dongkol, bagaimana dia tidak dongkol kalau kebaikannya dimanfaatkan wanita yang tidak dikenalnya ini. “Baiklah, saya akan menemani menemui ibu kost,” kata Jaka Kelud pada akhirnya. Kemudian mereka berdua keluar dari mobil, ibu kost dan para penghuni rumah kontrakan juga memandang ke arah mereka penuh dengan penasaran. “Hei Mayang, kamu datang dengan siapa? Apa kamu sudah punya uang untuk membayar sewa kontrakan?” Terdengar suara seorang wanita menyebut nama Mayang yang merupakan penghuni rumah kontrakannya. Mayang segera mendatangi ibu kost sambil menggandeng tangan Jaka Kelud, setelah berada didepan ibu kost, Mayang segera berkata, “Bu Siti, maaf saya terlambat membayar kost. Perkenalkan ini mas Jaka yang akan membayar tunggakan sewa kontrakan saya.” Ekspresi wajah Jaka Kelud langsung menjadi buruk, begitu mendengar perkataan Mayang. “Apa maksudmu ini?” kata J

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 162. RAYUAN MAYANG

    Bab 162. RAYUAN MAYANG Jaka langsung terdiam mendengar perkataan Mayang, wanita cantik yang datang entah dari mana ke mejanya. Melihat Jaka Kelud terdiam dan tidak jadi pergi, Mayang segera melanjutkan perkataannya, “sebenarnya saya sedang kesusahan untuk membayar sewa kontrakan, karena itulah saya berani mendekati anda.” Jaka tetap diam, tidak ada keinginan untuk bertanya maupun simpati atas perkataan Mayang. Melihat sikap Jaka yang pasif, sekali lagi Mayang mulai berkata, “Sebenarnya saya masih kuliah semester tiga, tapi… karena saya berasal dari keluarga miskin akhirnya saya menjajakan tubuh saya agar bisa membiayai kuliah dan hidup saya di kota Semarang ini.” Jaka masih tetap diam, hanya saja dahinya tampak berkerut begitu mendengar pengakuan Mayang, kalau dia adalah seorang penjaja cinta atau pelacur. Rasa sesak mulai menyesakkan dada Jaka Kelud mendengar pengakuan ini, ternyata bagi wanita yang berasal dari keluarga miskin dan mempunyai iman y

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 161. PELACUR KESEPIAN

    Bab 161. PELACUR KESEPIAN “Sialan aku telah dikadali kedua gadis sialan ini, baiklah mungkin memang tidak seharusnya aku berebut dengan kedua gadis ini,” gumam Jaka Kelud sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Kemudian Jaka Kelud meninggalkan kedua gadis belia itu dan menuju ke saung utama yang merupakan bangunan joglo yang cukup besar, yang bisa menampung dua puluh meja. “Sepertinya saya harus duduk beramai-ramai dengan banyak orang di joglo ini,” gumam Jaka Kelud yang segera duduk di salah satu meja yang kosong. Setelah duduk di meja yang kosong, Jaka meletakkan nomor meja yang dibawanya. Memang di Cafe ini nomor meja tidak berurut, karena setiap pelanggan bebas memilih meja dimanapun mereka akan makan dengan meletakkan nomor meja yang dipasang pada sebuah tongkat kecil yang bisa di letakkan di atas meja yang mereka pilih. Tak lama kemudian pesanan Jaka kelud datang diantar pelayan, saat sedang menikmati makan malamnya. Tiba-tiba

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 160. REBUTAN TEMPAT

    Bab 160. REBUTAN TEMPAT “Eh nak Jaka, kenalkan ini pak Ir Hendra, arsitek yang akan membantu mengawasi pembangunan rumah nak Jaka,” kata lurah Bambang memperkenalkan pria yang terlihat berpendidikan disampingnya. “Saya Jaka, tolong dibantu ya pak,” kata Jaka sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Ir Hendra. “Baik mas, anda tenang saja, saya pasti akan memberikan hasil yang memuaskan anda. Saya juga tidak ingin mengecewakan kepercayaan pak Lurah,” kata Ir Hendra sambil menyambut uluran tangan Jaka Kelud. Setelah itu mereka bertiga berbincang cukup serius membahas pembangunan rumah Jaka Kelud. Ternyata Ir Hendra lebih lengkapnya Ir Hendra Putra cukup berpengalaman dalam proyek pembangunan rumah. Bahkan dia memberi ide yang sangat bagus mengenai konstruksi dan dekorasi rumah yang akan dibangun. Sementara itu Suminten yang melihat begitu banyak orang bekerja di rumahnya tampak bersemangat. Bahkan banyak warga kampung y

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status