Home / Urban / Pewaris Naga Majapahit / Bab 70. MENOLONG RUSTAM BUWONO

Share

Bab 70. MENOLONG RUSTAM BUWONO

Author: MN Rohmadi
last update Last Updated: 2025-02-26 20:11:35

Bab 70. MENOLONG RUSTAM BUWONO

Sementara itu Jaka yang sedang mengemudi mobilnya menuju rumahnya sudah merasa terbebas dari keadaan yang membuatnya kikuk dan terlihat tersenyum mengingat kejadian di rumah keluarga Dewi.

Pengalaman ini merupakan pengalaman yang berbeda dengan pengalaman sebelum Jaka mempunyai apa yang dimilikinya pada saat ini.

Mobil Jaka melaju di jalanan kota Jakarta yang mulai lenggang seiring dengan semakin larutnya malam hari.

Ciiit…!! Brak…!!

Saat Jaka sedang asik mengemudikan mobilnya ke arah pulang, terdengar suara cicitan roda yang mencengkeram jalan beraspal di ikuti dengan suara benturan yang sangat keras tak jauh dari mobilnya.

Jaka segera melambatkan mobilnya, kemudian mencari sumber suara yang membuatnya kaget. Akhirnya apa yang dicarinya terlihat juga ternyata di seberang jalan terlihat ada kecelakaan lalu lintas antara mobil sedan hitam versus mobil SUV putih.

“Ada kecelakaan, sebaiknya saya memarkirkan mobilku dan me
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 71. MASA LALU JAKA KELUD KECIL

    Bab 71. MASA LALU JAKA KELUD KECIL Jaka kemudian mengelilingi mobil SUV putih itu untuk mencari pengemudinya, akan tetapi meskipun dia sudah berkeliling dan mencari keberadaannya, tetap saja pengemudi mobil SUV itu tidak terlihat, seakan menghilang tertelan bumi. Sebenarnya pengemudi mobil itu tidak menghilang tertelan bumi, akan tetapi telah berlari dan naik mobil hitam yang berjalan di belakang mobil yang di tumpangi Rustam Buwono, sesaat setelah kecelakaan itu terjadi. Dan Jaka tidak melihat saat pengemudi itu keluar dari dalam mobil, karena jeda waktu ketika Jaka harus menghentikan mobilnya di tepi jalan dan berjalan ke seberang jalan untuk menolong korban kecelakaan ini. Dengan wajah lesu, Jaka kembali ke arah Rustam Buwono untuk membantu mengobatinya. Akan tetapi saat dia mau mendekat ke arah mereka, di sana sudah berkumpul banyak warga dan sudah ada mobil ambulans dan ada beberapa petugas kesehatan yang sedang membawa kedua orang itu dengan tandu dan

    Last Updated : 2025-02-26
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 72. MATA TEMBUS PANDANG

    Bab 72. MATA TEMBUS PANDANG Dan tanpa sepengetahuan Jaka Kelud, sebenarnya dia baru saja bertemu dengan ayah kandungnya. Akan tetapi karena Jaka Kelud maupun Rustam Buwono juga tidak tahu kalau mereka sebenarnya adalah ayah dan anak yang terpisahkan oleh sebuah kecelakaan maut, membuat mereka berdua menganggap pertemuan itu hanya seperti sebuah figuran dalam sebuah sinetron. Malam ini Jaka tidur dengan nyenyak di atas kasurnya yang empuk, dan saat tidur tiba-tiba saja dia bermimpi sebuah pemandangan kejadian kecelakaan lalu lintas yang sangat mengerikan. Dalam mimpinya Jaka melihat ada anak kecil yang terlempar dari dalam mobil yang jatuh kedalam sungai yang sedang sangat deras arusnya. “Astagfirullah Hal ‘adzim….” ucap Jaka yang tiba-tiba terbangun dan duduk di atas kasur dengan keringat dingin membasahi tubuhnya. “Mimpi apa saya barusan? Kenapa mimpinya sangat mengerikan seperti ini? Anak siapa yang jatuh ke sungai itu?” gumam Jaka sambil memikirkan mimpi

    Last Updated : 2025-02-26
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 73. WIDURI INDO RUSIA

    Bab 73. WIDURI INDO RUSIA Seketika suasana yang sebelumnya sedikit tegang, kini berubah menjadi cair dan terlihat senyuman di wajah Jaka serta wanita cantik itu. “Perkenalkan saya Jaka Kelud,” sapa Jaka memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangannya mengajak wanita cantik itu berjabat tangan. “Saya Widuri, oh iya, apa kamu sering jogging?” sahut wanita cantik itu yang ternyata bernama Widuri. “Kak Widuri sudah bertemu dengan rumah pak Subagyo?” “Iya, kemarin saya bertanya kepada satpam komplek. Apakah kamu mau jogging bersama saya?” tiba-tiba saja Widuri mengajak Jaka untuk lari pagi bersama. Tentu saja Jaka tidak menolaknya, apa lagi diajak lari pagi bersama seorang wanita dewasa yang sangat cantik seperti Widuri. Selain cantik, aroma Widuri sangatlah harum dengan aroma khas yang sangat lembut serta sangat enak saat memasuki hidungnya. Sambil berlari kecil Widuri membuka percakapan, “Jaka, apa kamu tinggal bersama keluargamu?” “Tidak

    Last Updated : 2025-02-27
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 74. JERITAN KESAKITAN

    Bab 74. JERITAN KESAKITAN Tentu saja pedagang bubur ayam tidak berani mengusir kelima preman yang memang sengaja sedang membuat masalah dengan salah satu pelanggannya. Melihat ada orang yang berani membuat masalah dengannya, dengan cepat Jaka segera mengambil sendok bubur yang sebelumnya digunakan untuk makan. Cep…! “Argh…!” Jeritan kesakitan seketika keluar dari mulut preman yang berani menggebrak meja di depan Jaka. Mana mungkin dia tidak berteriak kesakitan, karena tangannya yang digunakan untuk menggebrak meja telah terpaku dengan sendok stainless menembus tangannya hingga menancap di meja kayu. Pemandangan mengerikan ini tentu saja langsung mengejutkan semua orang, demikian juga dengan Widuri, dia sampai tidak percaya kalau Jaka bisa melakukan perbuatan seperti itu yang terlihat sangat sadis dengan begitu mudahnya. Pemimpin preman yang sebelumnya sedang menggoda Widuri langsung emosi, begitu melihat salah satu anak buahnya terluka oleh pe

    Last Updated : 2025-02-27
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 75. DI SERANG RATUSAN GENG KALAJENGKING HITAM

    Bab 75. DI SERANG RATUSAN GENG KALAJENGKING HITAM Mendengar teriakan Widuri, Jaka sama sekali tidak panik. Dia mendorong tubuh Widuri agar menjauhi jalanan, sedangkan tubuhnya tiba-tiba saja melakukan sebuah tendangan yang sangat cepat. Wusss…. Bugh… Brum….!! Tendangan Jaka sangatlah cepat dan sama sekali tidak pernah disangka oleh geng motor yang melakukan serangan kepada Jaka. Geng motor ini merupakan bagian dari geng Kalajengking hitam yang salah satu anggota sudah diberi pelajaran oleh Jaka. Saking cepatnya tendangan Jaka, begitu tendangan itu mengenai bagian depan sepeda motor, seketika itu juga sepeda motor itu terbang sangat jauh. Secara otomatis, pengendara sepeda motor yang sedang mengayunkan pedangnya ikut terlempar dan menghantam sepeda motor lain yang ada di belakangnya. Pemandangan ini tentu saja mengejutkan semua geng motor yang sedang konvoi mengejar Jaka, bagaimana tidak terkejut semua geng motor melihat sendiri bagaimana seped

    Last Updated : 2025-02-28
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 76. MENAKLUKKAN BANG GONDO

    Bab 76. MENAKLUKKAN BANG GONDO Wusss…. Sekali gerakan langkah kakinya, tubuh Jaka melesat bagai kilat ke arah bang Gondo. Kemudian tangan Jaka terlihat sedang mencengkram leher bang Gondo dengan kuat. Wajah bang Gondo langsung memerah dengan cepat dan perlahan mulai kehitaman karena dia tidak bisa bernafas dengan leluasa. Bahkan saat tangan dan kakinya ingin digerakkan, keempat anggota tubuhnya sama sekali tidak bisa digerakkan. Entah kenapa tiba-tiba saja sarafnya menjadi lemas dan otak tidak bisa memerintahkan sepasang kaki dan sepasang tangannya untuk menyerang Jaka. Belum juga satu menit leher bang Gondo di cengkeram Jaka, wajahnya sudah mulai sehitam tinta dan ada darah yang mulai merembes di sepasang matanya. Ekspresi ketakutan serta ketidak berdayaan terlihat jelas di raut wajahnya. Begitu melihat wajah bang Gondo yang sudah menghitam dan tidak lama lagi akan mati. Jaka merasa tidak tega melakukannya, jika dia tidak melepaskan cengkraman tangannya

    Last Updated : 2025-03-01
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 77. CAHAYA KECEMBURUAN

    Bab 77. CAHAYA KECEMBURUAN Setelah mempelajari semua artikel mengenai PT Cahaya Nusantara dan menyimpan nomor kontak direktur perusahaan, Jaka segera menutup laptopnya. “Perusahaan ini mempunyai lima hotel bintang lima yang tersebar di lima kota besar, pastilah harga perusahaan ini tidak sedikit, apa sebaiknya saya menarik dana yang tersimpan di Bank Internasional ke Bank dalam negeri ataukah langsung mentransfer ke rekening perusahaan yang akan saya beli?” gumam Jaka dalam hatinya, otaknya berpikir cepat untuk mengatasi masalah keuangan ini, meskipun dia mempunyai uang yang sangat banyak di Bank Internasional. Bang…. bang… bang…! Begitu menutup laptopnya, terdengar suara pintu gerbang rumahnya ada yang mengetuk. Segera saja Jaka berjalan ke pintu utama untuk melihat siapa orang yang mengetuk pintu gerbang rumahnya. Dari balik pintu gerbang yang terbuat dari besi setinggi tiga meter, bisa terlihat dengan jelas sosok wanita dengan celana jeans biru di padu

    Last Updated : 2025-03-02
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 78. KETEMU KELUARGA INTAN WARSITO

    Bab 78. KETEMU KELUARGA INTAN WARSITO Mata Intan tiada lepas dari sosok Jaka dan Widuri yang terlihat sangat akrab berjalan memasuki Cafe dan duduk di sebuah meja yang ada di sudut dan terlihat sangat romantis untuk berkencan. Akibat sangat serius menatap kearah Jaka, sehingga tingkah lakunya menimbulkan curiga dari keluarganya yang sedang ngobrol sambil makan siang. “Intan, kamu sedang menatap siapa? Kenapa kamu tidak segera makan?” tegur Rustam Warsito atau ayahnya intan Warsito yang melihat anak gadisnya tampak tidak fokus makan siangnya. “Eh, ndak apa-apa ayah. Hanya tadi seperti melihat teman yang baru saja masuk kedalam Cafe ini,” balas Intan sambil menundukkan wajahnya dan mulai fokus ke makanan di depannya. “Teman? Teman siapa yang bisa membuatmu tampak sangat penasaran?” kata Rustam Warsito sambil mengarahkan pandangannya ke arah pandangan Intan sebelumnya. Dahi Rustam Warsito langsung mengernyit begitu melihat pasangan muda-mudi yang terliha

    Last Updated : 2025-03-02

Latest chapter

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 138. MENGHACK PONSEL BANG SAPTO DAN RIDWAN

    Bab 138. MENGHACK PONSEL BANG SAPTO DAN RIDWAN Sementara itu mahasiswa yang keluar dari gedung Olah raga dengan ekspresi jelek, sudah sampai di depan markas tentara bayaran Hitam. “Loh, ada apa nih? Kenapa kantornya diberi garis Polisi?” mahasiswa itu berkata sambil mengernyitkan dahinya melihat pemandangan yang tidak diharapkan. Pandangannya menyebar ke segala penjuru, dia bisa melihat kalau di setiap sudut jalan ada anggota Polisi yang memakai seragam maupun memakai pakaian sipil sedang berkumpul. “Apa sebenarnya yang terjadi dengan kantor Bang Sapto? Kenapa saya bisa tidak tahu?” Mahasiswa itu tidak jadi menghentikan kendaraannya, dia terus berjalan dengan pelan sambil mengamati situasi perusahaan penyedia petugas keamanan, tempat bang Sapto berkantor. Setelah cukup jauh meninggalkan markas tentara bayaran yang di jaga Polisi, mahasiswa itu menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Kemudian dia keluar dari mobil menuju warung rokok untuk membe

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 137. MENANG DENGAN MUDAH

    Bab 137. MENANG DENGAN MUDAH Semua penonton terdiam untuk sesaat dengan rahang jatuh, melihat betapa kuatnya tendangan yang dilakukan Jaka Kelud. Akhirnya keheningan itu berakhir dan berganti dengan sorak sorai kemenangan dari penonton yang berasal dari kota Jakarta. “Bravo… hidup Jaka, hidup Jaka, hidup Jakarta….!Sorak sorai penonton yang memuja kekuatan Jaka Kelud menciutkan para peserta dari wilayah lain. Mereka bertanya-tanya, ‘siapakah peserta bernama Jaka Kelud ini? Bagaimana bisa dia mempunyai tenaga yang begitu kuat, sekali tendangannya bisa membuat lawannya terlempar hingga dua puluh meter dan jatuh menabrak para penonton di tribun.’ Setelah kemenangan ini, Jaka merupakan lawan yang sangat diwaspadai oleh para peserta Turnamen Beladiri Bebas tingkat Nasional. Turnamen Beladiri Bebas yang diselenggarakan antar mahasiswa seluruh dunia ini, tentu saja berbeda dengan pertarungan bebas seperti MMA maupun pertandingan bebas bawah tanah

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 136. TURNAMEN INTERNASIONAL BELADIRI BEBAS

    Bab 136. TURNAMEN INTERNASIONAL BELADIRI BEBAS “Hai, ngagetin saja,” sahut Jaka sambil tersenyum ke arah Rendi. “Saya tidak menyangka kamu lama tidak kelihatan, sekali muncul semakin kaya saja.” Jaka tidak menanggapi pujian Rendi, mereka segera masuk kedalam kampus untuk mengikuti kegiatan perkuliahan. Saat semua mahasiswa sedang asik mengikuti jam kuliah, tiba-tiba terdengar pengumuman dari speaker yang ada di setiap ruangan kelas. “Perhatian kepada seluruh mahasiswa Universitas Matrix, diumumkan kepada Mahasiswa yang menguasai ilmu beladiri dari berbagai bidang keahlian, untuk mengikuti Turnamen Internasional Beladiri bebas. Untuk itu, kepada mahasiswa yang berminat untuk mendaftarkan diri untuk mengikuti babak penyisihan di auditorium.” Suasana perkuliahan yang sedang khusuk tiba-tiba saja menjadi gempar setelah mendengar pengumuman ini. Demikian juga dengan kelas dimana Jaka berada, semua orang seketika memandangi sosok Jaka dengan ta

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 135. LOLONGAN DARI MARKAS HANTU HITAM

    Bab 135. LOLONGAN DARI MARKAS HANTU HITAM Mereka sama sekali tidak menyadari kalau kedua tempurung kaki mereka sudah hancur menjadi bubuk dan menggenang di dalam dagingnya. Betapa mengerikannya serangan Jaka Kelud dan betapa kejamnya dia menghukum para tentara bayaran ini. Kekejaman Jaka tentu saja setelah dirinya menyadari kemampuan yang dimilikinya, sebagai Pewaris Siluman Naga dari Jaman Majapahit, tentu saja kekejamannya mewarisi kekejaman jin buas ini yang tidak pandang bulu kepada lawan-lawannya. Setelah menghukum semua tentara bayaran dan orang-orang yang ada di markas tentara Bayaran Hantu Hitam, Jaka tidak langsung pergi. Dia kembali memasuki sebuah ruangan komunikasi yang ada di dalam gedung besar ini. Jaka segera meretas memori tentang seluk beluk tentara bayaran Hantu Hitam dan menyimpannya dalam sebuah flashdisk yang ditemukan di sebuah laci, yang mempunyai penyimpanan sangat besar. Setelah menyimpan semua hal tentang tentara bayara

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 134. PANEN HARTA KARUN

    Bab 134. PANEN HARTA KARUN “Pemuda? Kemarin malam?” bang Sapto mengulangi pertanyaan Jaka sambil mengernyitkan dahinya untuk mengingat siapa target yang dieksekusi kemarin malam. Akhirnya bang Sapto ingat dengan siapa orang yang telah mereka eksekusi dengan cara ditabrak dengan truk tronton. Target itu adalah mahasiswa yang bernama Jaka kelud, akan tetapi tiba-tiba saja dia ingat, kalau anak buahnya yang mengemudi truk tronton itu juga sudah tewas dengan cara yang mengerikan. Dan dia juga sedang menyelidiki, seketika mata bang Sapto melotot dan menatap tajam kearah Jaka kelud yang tersembunyi dalam gelapnya malam. Meskipun dia samar-samar bisa melihat wajah Jaka Kelud, akan tetapi keakuratannya tentu saja hanya sepuluh persen saja. Sementara itu Jaka sudah tidak sabar melihat keleletan bang Sapto yang sedang di interogasi.. Dan tanpa sepengetahuan Jaka, tangan bang Sapto yang bebas terlihat masuk kedalam bajunya, dan tiba-tiba saja dia menodong

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 133. HANTU PENASARAN

    Bab 133. HANTU PENASARAN Kemudian jari Jaka mengetuk kepala pria kekar di depannya, begitu terkena sentuhan jari tangan Jaka Kelud, seketika kesadaran pria kekar itu pulih. “Apa yang terjadi? kenapa semuanya gelap?” teriak pria kekar ini begitu dia membuka kedua matanya. Pria kekar itu tidak belum menyadari kehadiran sosok lain di dekatnya, ekspresi wajahnya masih diliputi rasa kesal, mengetahui lampu di ruangannya mati. “Bagong…! Gareng…! Apa yang terjadi? Cepat nyalakan lampunya!” Pria kekar itu berteriak terus menerus memanggil anak buahnya untuk menyalakan lampu ruangannya. Akan tetapi meskipun dia sudah berteriak berulang kali hingga tenggorokannya sakit, tidak ada satu orangpun yang datang. Seketika rasa curiga dan kewaspadaannya sebagai seseorang yang terlatih segera bangkit. Instingnya mengatakan kalau ada sesuatu yang berbahaya di markasnya, tangannya segera mencari sesuatu untuk menerangi ruangannya. Tangannya segera mendapa

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 132. AJIAN SIREP KUNO

    Bab 132. AJIAN SIREP KUNO Pada saat ini bang Sapto sedang memikirkan dan menyelidiki apa yang terjadi dengan anak buahnya yang mati dengan misterius di gudang tua tempat anak buahnya berkumpul. Malam itu dia datang ke gudang tua dan akan memberi pujian, kesalah satu anak buahnya yang menjadi sopir truk tronton. Akan tetapi saat sampai di markas anak buahnya, dia melihat puluhan anak buahnya sudah menjadi mayat, bang Sapto sangat marah. Setelah memerintahkan anak buahnya untuk membereskan semua mayat anak buahnya, bang Sapto dan yang lainnya pergi dari gudang tua itu. Sampai hari ini, satu hari telah terlewati, akan tetapi anak buah bang Sapto yang diberi perintah untuk menyelidiki kematian puluhan anak buahnya belum juga ada yang memberi kabar baik. Malam sudah semakin larut ketika petunjuk yang ada di layar monitor di dashboard mobil Jaka Kelud menunjukkan kalau titik alamatnya sudah berakhir. “Eh, sudah sampai ya?” gumam Jaka sambil memandan

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 131. MENCARI MARKAS HANTU HITAM

    Bab 131. MENCARI MARKAS HANTU HITAM Jaka hanya tersenyum mendengar keterkejutan Dewi, sales showroom mobil yang sudah mengenalnya dengan dekat. “Ditabrak truk tronton,” sahut Jaka Kelud ringan. “Apa? Mobil bapak di tabrak truk tronton? Apa mobil bapak yang masuk berita malam tadi?” kata Dewi dengan nada penuh dengan rasa tidak percaya. Jaka hanya menganggukkan kepalanya pelan sambil tersenyum tanpa daya, kemudian dia berkata, “Kalau kamu mau bangkai mobilku, ambil saja. Hanya saja saya tidak ingin berurusan dengan pihak polisi.” Dewi cukup shock mendengar perkataan Jaka Kelud yang begitu santainya menceritakan tentang mobilnya yang hancur. Dewi juga melihat kalau dimata Jaka tidak terlihat merasa kehilangan mengetahui mobilnya hancur. “Oh iya, kebetulan saya juga membawa surat-surat mobil itu. Ini ambil,” ucap Jaka sambil menyerahkan surat-surat mobil Jeepnya dari dalam tas ransel. Tangan Dewi tampak gemetaran ketika menerima surat-sura

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 130. KETERKEJUTAN BANG SAPTO

    Bab 130. KETERKEJUTAN BANG SAPTO Senyum cerah menghiasi ekspresi wajah bang Sapto begitu turun dari mobilnya, di ikuti para anak buah nya. Dengan langkah tegap, bang sapto memasuki gudang tua untuk merayakan kesuksesan misinya kali ini. Akan tetapi ketika dia baru saja memasuki pintu gudang yang terbuka, sepasang matanya yang tajam seketika membelalak tidak percaya melihat pemandangan yang ada di depannya. “Apa… apa yang terjadi? Kenapa semua orang menjadi mayat?” Bibir bang Sapto bergetar ketika dia berkata saat melihat pemandangan di depannya, keterkejutannya tidak bisa menyembunyikan ketegaran pada dirinya yang terbiasa membunuh target tanpa berkedip. “Siapa? Siapa yang sudah menyerang markas kita?!” Bang Sapto langsung berteriak dan ekspresi wajahnya dipenuhi dengan aura membunuh yang padat. Dengan cepat bang Sapto memeriksa tubuh anak buahnya yang sudah menjadi mayat, sekali lagi keterkejutannya semakin menjadi-jadi ketika dia mel

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status