Home / Urban / Pewaris Naga Majapahit / Bab 131. MENCARI MARKAS HANTU HITAM

Share

Bab 131. MENCARI MARKAS HANTU HITAM

Author: MN Rohmadi
last update Last Updated: 2025-04-06 16:24:01

Bab 131. MENCARI MARKAS HANTU HITAM

Jaka hanya tersenyum mendengar keterkejutan Dewi, sales showroom mobil yang sudah mengenalnya dengan dekat.

“Ditabrak truk tronton,” sahut Jaka Kelud ringan.

“Apa? Mobil bapak di tabrak truk tronton? Apa mobil bapak yang masuk berita malam tadi?” kata Dewi dengan nada penuh dengan rasa tidak percaya.

Jaka hanya menganggukkan kepalanya pelan sambil tersenyum tanpa daya, kemudian dia berkata, “Kalau kamu mau bangkai mobilku, ambil saja. Hanya saja saya tidak ingin berurusan dengan pihak polisi.”

Dewi cukup shock mendengar perkataan Jaka Kelud yang begitu santainya menceritakan tentang mobilnya yang hancur.

Dewi juga melihat kalau dimata Jaka tidak terlihat merasa kehilangan mengetahui mobilnya hancur.

“Oh iya, kebetulan saya juga membawa surat-surat mobil itu. Ini ambil,” ucap Jaka sambil menyerahkan surat-surat mobil Jeepnya dari dalam tas ransel.

Tangan Dewi tampak gemetaran ketika menerima surat-sura
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 132. AJIAN SIREP KUNO

    Bab 132. AJIAN SIREP KUNO Pada saat ini bang Sapto sedang memikirkan dan menyelidiki apa yang terjadi dengan anak buahnya yang mati dengan misterius di gudang tua tempat anak buahnya berkumpul. Malam itu dia datang ke gudang tua dan akan memberi pujian, kesalah satu anak buahnya yang menjadi sopir truk tronton. Akan tetapi saat sampai di markas anak buahnya, dia melihat puluhan anak buahnya sudah menjadi mayat, bang Sapto sangat marah. Setelah memerintahkan anak buahnya untuk membereskan semua mayat anak buahnya, bang Sapto dan yang lainnya pergi dari gudang tua itu. Sampai hari ini, satu hari telah terlewati, akan tetapi anak buah bang Sapto yang diberi perintah untuk menyelidiki kematian puluhan anak buahnya belum juga ada yang memberi kabar baik. Malam sudah semakin larut ketika petunjuk yang ada di layar monitor di dashboard mobil Jaka Kelud menunjukkan kalau titik alamatnya sudah berakhir. “Eh, sudah sampai ya?” gumam Jaka sambil memandan

    Last Updated : 2025-04-06
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 133. HANTU PENASARAN

    Bab 133. HANTU PENASARAN Kemudian jari Jaka mengetuk kepala pria kekar di depannya, begitu terkena sentuhan jari tangan Jaka Kelud, seketika kesadaran pria kekar itu pulih. “Apa yang terjadi? kenapa semuanya gelap?” teriak pria kekar ini begitu dia membuka kedua matanya. Pria kekar itu tidak belum menyadari kehadiran sosok lain di dekatnya, ekspresi wajahnya masih diliputi rasa kesal, mengetahui lampu di ruangannya mati. “Bagong…! Gareng…! Apa yang terjadi? Cepat nyalakan lampunya!” Pria kekar itu berteriak terus menerus memanggil anak buahnya untuk menyalakan lampu ruangannya. Akan tetapi meskipun dia sudah berteriak berulang kali hingga tenggorokannya sakit, tidak ada satu orangpun yang datang. Seketika rasa curiga dan kewaspadaannya sebagai seseorang yang terlatih segera bangkit. Instingnya mengatakan kalau ada sesuatu yang berbahaya di markasnya, tangannya segera mencari sesuatu untuk menerangi ruangannya. Tangannya segera mendapa

    Last Updated : 2025-04-07
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 1. MAHASISWA MISKIN

    Bab 1. MAHASISWA MISKIN "Hai Kuli, cepat kemari!”Terdengar mahasiswa senior memanggil seorang pemuda yang sedang berjalan di selasar Universitas Matrix. Mahasiswa yang dipanggil kuli tentu saja tidak menoleh, dia tetap terus berjalan menelusuri Selasar menuju kantin. Kemudian empat orang mahasiswa Senior langsung menghadang langkah Jaka dengan senyum penuh dengan hinaan terlukis di wajah mereka. Jaka Kelud langsung berhenti dan menatap keempat mahasiswa senior yang menghadangnya dengan tatapan tidak suka. Meskipun Jaka merupakan orang miskin, dia tetap tidak suka jika ada orang yang bersikap kasar kepadanya. Jaka masih bisa mentoleransi orang yang menghina kemiskinannya, akan tetapi jika ada yang berniat mengganggunya maka rasa takut dan rendah dirinya akan menghilang seketika itu juga. Jaka Kelud sendiri merupakan mahasiswa semester dua, sedangkan mahasiswa senior dan teman-temannya yang menghadang Jaka merupakan mahasiswa semester enam dan

    Last Updated : 2024-12-03
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 2. MUSIBAH YANG MENGEJUTKAN

    Bab 2. MUSIBAH YANG MENGEJUTKAN Hujan batu bata itu secara tidak sengaja tepat jatuh di atas kepala dan tubuh Jaka membuat debu berterbangan di sekitarnya yang membuat semua orang di lokasi konstruksi menjerit histeris sambil berteriak seakan tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Sementara itu Jaka yang tertimpa hujan batu bata yang berjumlah ribuan seakan tidak merasakan apa yang menimpa kepala dan tubuhnya. Hingga debu yang sangat padat memenuhi sekelilingnya barulah Jaka menyadari apa yang terjadi di sekelilingnya. Pada saat ini Jaka hanya merasakan tubuh dan kepalanya seperti terkena butiran air hujan dari langit, dia sama sekali menghiraukan teriakan kepanikan semua rekan kerjanya di tempat konstruksi. Seperti tidak sadar dengan apa yang baru saja terjadi pada dirinya, Jaka malahan mengebutkan tangannya di pakaian yang berdebu setelah terkena ribuan batu bata yang jatuh dari lantai dua puluh. Jaka malahan masih asik merapikan batu bata yan

    Last Updated : 2024-12-03
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 3. PENCULIKAN

    Bab 3. PENCULIKAN Keesokan harinya seperti biasa Jaka berangkat kuliah dengan penuh semangat, seakan musibah yang menimpanya kemarin saat di lokasi konstruksi bukanlah sesuatu yang perlu dianggap serius. Tubuh Jaka tampak bugar, tubuhnya tidak terlihat ada luka luar maupun luka dalam setelah tertimpa ribuan batu bata dari ketinggian gedung lantai dua puluh. Saat jam istirahat kuliah, Jaka pergi ke kantin untuk mengisi perutnya. Di kantin terlihat banyak mahasiswa yang sedang makan sambil berbincang dengan rekan-rekan mereka. Kehadiran Jaka tidaklah langsung menarik perhatian mahasiswa wanita yang sedang duduk bergerombol. Sedangkan mahasiswa pria tampak tidak terlalu memperdulikan Jaka yang baru saja datang memasuki kantin. “Bu Minten, minta bakso satu sama kupat.” “Baik mas, tunggu sebentar ya?”Bu Minten yang merupakan salah satu pedagang yang berjualan di kantin tersenyum dengan ramah kearah Jaka. Di Kantin kampus ada puluhan UMKM

    Last Updated : 2024-12-03
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 4. MENYELAMATKAN INTAN

    Bab 4. MENYELAMATKAN INTAN Jaka berteriak dengan lantang setelah menampar kelima pria yang akan memasukkan Intan kedalam mobil SUV. Tubuh kelima pria itu langsung jatuh menghantam tanah dengan cepat, untungnya Jaka menampar tidak terlalu keras sehingga keempat pria ini tidak sampai mati. Meskipun tidak sampai mati, tapi dari keempat panca indera mereka berempat mengeluarkan darah yang membuat keempat pria ini langsung tak sadarkan diri tanpa tahu siapa orang yang memukul mereka. “Kamu tidak apa-apa?”Jaka segera menanyai Intan yang sedang shock melihat keempat pria yang akan menculiknya tiba-tiba jatuh terkapar begitu saja dan tiba-tiba juga di sampingnya sudah berdiri pria miskin yang dikenalnya. “Jaka….”Sepasang mata indah Intan tiba-tiba berkabut setelah mengamati dengan jelas sosok pria yang menolongnya. Jaka hanya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya dengan pelan sebagai tanda mengiyakan pertanyaan Intan. “Jaka…. saya benar-benar tidak tahu a

    Last Updated : 2024-12-03
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 5. DIUSIR

    Bab 5. DI USIR “Non Intan anda sudah pulang?”Tiba-tiba mereka dikejutkan oleh suara orang yang menyapa Intan dari balik jeruji pintu gerbang. “Eh pak Danang, cepat buka pintu gerbangnya.”Bukannya menjawab sapaan penjaga rumahnya, Intan malah menyuruh Danang untuk membuka pintu gerbangnya. Segera saja pintu gerbang besi itu terbuka dari dalam, kemudian Intan masuk ke halaman Mansion keluarga Warsito sambil tangannya menggandeng tangan Jaka. Pemandangan ini tentu saja membuat Danang penasaran dengan pria yang di bawa pulang nona mudanya. “Siapa pemuda itu? Apakah dia pacar baru Non Intan?”Danang hanya bisa membatin dalam hatinya, melihat pemandangan yang tidak biasa. Setahu Danang, Intan sama sekali belum mempunyai pacar karena selama ini dia sama sekali tidak melihat ada teman pria yang datang mengunjungi Intan. Dengan sangat ramah, Intan menarik tangan Jaka memasuki Mansion tiga lantai milik keluarganya. Jaka yang terbiasa hidup di gubuk

    Last Updated : 2024-12-03
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 6. SALAH PAHAM

    Bab 6. SALAH PAHAM “Intan saya pulang dulu.” “Jaka tunggu, jangan pergi biar pak sopir mengantarmu pulang.” “Tidak perlu, saya naik taksi saja,” sahut Jaka yang sudah mulai berjalan keluar dari ruang tamu Mansion keluarga Warsito. Intan yang melihat Jaka pergi begitu saja dari rumahnya merasa sangat bersalah dan akan menyusul keluar, tapi langkahnya terhenti karena tangannya di pegang dengan kuat oleh Rustam yang menatapnya dengan mata memerah karena marah. “Diamlah, biarkan orang miskin itu pergi. Apa kamu tahu siapa kamu dan siapa dia? Lihatlah keluarga kita, apa pantas putri keluarga Warsito bergaul dengan pria miskin seperti itu?” “Ayah, ayah tidak tahu siapa Jaka itu? Kenapa ayah begitu kasar kepadanya? Apa ayah tahu kalau tidak ada Jaka yang datang menolong Intan mungkin Intan malam ini tidak bisa pulang menemui ayah. Ayah sudah memalukan Intan… hiks hiks hiks…”Intan berteriak sambil berusaha melepaskan tangannya yang dicengkram dengan erat oleh Ru

    Last Updated : 2025-01-17

Latest chapter

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 133. HANTU PENASARAN

    Bab 133. HANTU PENASARAN Kemudian jari Jaka mengetuk kepala pria kekar di depannya, begitu terkena sentuhan jari tangan Jaka Kelud, seketika kesadaran pria kekar itu pulih. “Apa yang terjadi? kenapa semuanya gelap?” teriak pria kekar ini begitu dia membuka kedua matanya. Pria kekar itu tidak belum menyadari kehadiran sosok lain di dekatnya, ekspresi wajahnya masih diliputi rasa kesal, mengetahui lampu di ruangannya mati. “Bagong…! Gareng…! Apa yang terjadi? Cepat nyalakan lampunya!” Pria kekar itu berteriak terus menerus memanggil anak buahnya untuk menyalakan lampu ruangannya. Akan tetapi meskipun dia sudah berteriak berulang kali hingga tenggorokannya sakit, tidak ada satu orangpun yang datang. Seketika rasa curiga dan kewaspadaannya sebagai seseorang yang terlatih segera bangkit. Instingnya mengatakan kalau ada sesuatu yang berbahaya di markasnya, tangannya segera mencari sesuatu untuk menerangi ruangannya. Tangannya segera mendapa

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 132. AJIAN SIREP KUNO

    Bab 132. AJIAN SIREP KUNO Pada saat ini bang Sapto sedang memikirkan dan menyelidiki apa yang terjadi dengan anak buahnya yang mati dengan misterius di gudang tua tempat anak buahnya berkumpul. Malam itu dia datang ke gudang tua dan akan memberi pujian, kesalah satu anak buahnya yang menjadi sopir truk tronton. Akan tetapi saat sampai di markas anak buahnya, dia melihat puluhan anak buahnya sudah menjadi mayat, bang Sapto sangat marah. Setelah memerintahkan anak buahnya untuk membereskan semua mayat anak buahnya, bang Sapto dan yang lainnya pergi dari gudang tua itu. Sampai hari ini, satu hari telah terlewati, akan tetapi anak buah bang Sapto yang diberi perintah untuk menyelidiki kematian puluhan anak buahnya belum juga ada yang memberi kabar baik. Malam sudah semakin larut ketika petunjuk yang ada di layar monitor di dashboard mobil Jaka Kelud menunjukkan kalau titik alamatnya sudah berakhir. “Eh, sudah sampai ya?” gumam Jaka sambil memandan

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 131. MENCARI MARKAS HANTU HITAM

    Bab 131. MENCARI MARKAS HANTU HITAM Jaka hanya tersenyum mendengar keterkejutan Dewi, sales showroom mobil yang sudah mengenalnya dengan dekat. “Ditabrak truk tronton,” sahut Jaka Kelud ringan. “Apa? Mobil bapak di tabrak truk tronton? Apa mobil bapak yang masuk berita malam tadi?” kata Dewi dengan nada penuh dengan rasa tidak percaya. Jaka hanya menganggukkan kepalanya pelan sambil tersenyum tanpa daya, kemudian dia berkata, “Kalau kamu mau bangkai mobilku, ambil saja. Hanya saja saya tidak ingin berurusan dengan pihak polisi.” Dewi cukup shock mendengar perkataan Jaka Kelud yang begitu santainya menceritakan tentang mobilnya yang hancur. Dewi juga melihat kalau dimata Jaka tidak terlihat merasa kehilangan mengetahui mobilnya hancur. “Oh iya, kebetulan saya juga membawa surat-surat mobil itu. Ini ambil,” ucap Jaka sambil menyerahkan surat-surat mobil Jeepnya dari dalam tas ransel. Tangan Dewi tampak gemetaran ketika menerima surat-sura

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 130. KETERKEJUTAN BANG SAPTO

    Bab 130. KETERKEJUTAN BANG SAPTO Senyum cerah menghiasi ekspresi wajah bang Sapto begitu turun dari mobilnya, di ikuti para anak buah nya. Dengan langkah tegap, bang sapto memasuki gudang tua untuk merayakan kesuksesan misinya kali ini. Akan tetapi ketika dia baru saja memasuki pintu gudang yang terbuka, sepasang matanya yang tajam seketika membelalak tidak percaya melihat pemandangan yang ada di depannya. “Apa… apa yang terjadi? Kenapa semua orang menjadi mayat?” Bibir bang Sapto bergetar ketika dia berkata saat melihat pemandangan di depannya, keterkejutannya tidak bisa menyembunyikan ketegaran pada dirinya yang terbiasa membunuh target tanpa berkedip. “Siapa? Siapa yang sudah menyerang markas kita?!” Bang Sapto langsung berteriak dan ekspresi wajahnya dipenuhi dengan aura membunuh yang padat. Dengan cepat bang Sapto memeriksa tubuh anak buahnya yang sudah menjadi mayat, sekali lagi keterkejutannya semakin menjadi-jadi ketika dia mel

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 129. PEMBUNUH BAYARAN HANTU HITAM

    Bab 129. PEMBUNUH BAYARAN HANTU HITAM Perlahan Jaka memasuki gudang tua yang sudah dipenuhi dengan mayat pembunuh bayaran, dan mendekati sopir truk tronton yang sedang meringkuk seperti udang sambil merintih kesakitan, setelah dilempar oleh Jaka sejauh sepuluh meter. “Argh… ampun….” Dengan tubuh gemetaran dan jeritan kesakitan, karena tubuhnya diinjak kaki Jaka Kelud, sopir truk tronton yang sudah kehilangan keberaniannya memohon ampun sambil tetap berbaring di atas lantai. “Sekarang kamu mau mengganti mobil saya yang rusak atau tidak?” “Ampun, ampun Boss. Saya tidak punya uang untuk mengganti mobil anda yang rusak,” kata sopir truk tronton dengan wajah ketakutan menatap Jaka yang sedang memandangnya dengan ekspresi kejam terbayang di tatapan wajahnya. Sampai saat ini Jaka masih diselimuti euforia kekuatan dari Siluman Naga jaman Majapahit, sehingga dia belum sadar, kalau dia baru saja membunuh puluhan nyawa manusia dengan begitu mudah. Sesungguh

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 128. MENGHADAPI PULUHAN PELURU TAJAM

    Bab 128. MENGHADAPI PULUHAN PELURU TAJAM Bugh… bugh… bugh… bugh….! “Argh…!!” Lolongan jerit kesakitan menggema saling susul menyusul, ketika tubuh puluhan pembunuh bayaran yang menyerangnya di terbangkan oleh tendangan tanpa bayangannya yang seperti baling-baling melemparkan tubuh mereka. Dalam sekejap puluhan pembunuh bayaran itu sudah bergelimpangan sejauh sepuluh meter di dalam gudang tua. Jaka menatap semua orang dengan tatapan sinis, dimata Jaka semua orang bertubuh kekar itu hanyalah boneka kayu yang tidak perlu di waspadai sedikitpun. Sementara itu sopir tronton yang masih diangkat tubuhnya oleh Jaka, wajahnya memucat melihat betapa tangguhnya pemuda kurus yang sedang menyandera dirinya. Tubuhnya gemetar ketakutan, bahkan di bagian bawah perutnya sudah ingin keluar mengeluarkan cairan berbau asam. Hanya saja sopir truk tronton masih berusaha menahannya, andai dia tidak bisa menahan keluarnya cairan pesing dari bagian bawah p

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 127. DIKEPUNG PULUHAN PEMBUNUH BAYARAN

    Bab 127. DIKEPUNG PULUHAN PEMBUNUH BAYARAN Jaka yang mendengar perkataan sopir truk tronton itu segera bergerak, bagaimanapun juga dia tidak akan mendapatkan informasi yang lebih lengkap jika mereka sudah pergi meninggalkan gudang tua ini. Dalam sekejap sosok Jaka sudah berdiri di tengah pintu gudang, begitu pintu gudang terbuka puluhan pria yang ada di dalam gudang tua tampak terkejut melihat kehadirannya. “Siapa kamu? Kenapa kamu berada di tempat ini?” Salah seorang pembunuh bayaran menegur Jaka dengan suaranya yang menggelegar dan penuh dengan aura intimidasi. Jaka tidak menghiraukan pria yang menegurnya, dia menatap sopir truk tronton yang ada di dalam kerumunan dengan tatapan tajam, kemudian berkata, “Kamu, kemarilah.” Semua orang langsung saling pandang mendengar perkataan Jaka Kelud, mereka cukup terkejut melihat ada seorang pemuda yang cukup berani berada di markas mereka. Keterkejutan mereka semakin bertambah, ketika mendengar perkataan

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 126. MENYELESAIKAN MISI

    Bab 126. MENYELESAIKAN MISI Jaka yang sedang melayang diatas langit segera mengikuti pergerakan mobil van yang ditumpangi sopir truk tronton yang menghilang di jalan kampung. Sementara itu bang Sapto yang mengikuti mobil Jaka tampak tersenyum gembira melihat mobil Jaka sudah gepeng seperti papan triplek di hantam truk tronton bermuatan pasir seberat tiga puluh ton. “Bagus, rencanaku sukses. Saya harus melaporkan keberhasilan ini kepada Boss muda Ridwan. Ha ha ha ha…. mana tuh yang namanya orang kebal? Sekebal apapun dia pasti akan menjadi peyek manusia setelah ditabrak truk tronton…” Tawa bahagia keluar dari bibir bang Sapto yang kemudian dia segera mengabadikan kecelakaan itu menggunakan ponselnya. Setelah merekam mobil Jaka yang sudah gepeng seperti lembaran papan kayu, terhimpit truk tronton bermuatan pasir, segera saja dia mengirimkan video serta foto itu ke ponsel Ridwan. Sementara itu Ridwan yang masih berada di Cafe Bintang bersama Intan, tampak s

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 125. AKSI BANG SAPTO PEMBUNUH BAYARAN

    Bab 125. AKSI BANG SAPTO PEMBUNUH BAYARAN Jaka yang tidak tahu kalau bahaya sedang menantinya, masih asik menikmati makan malamnya. Dia sama sekali tidak peduli dengan kehadiran Intan dan Ridwan yang sedang kencan di Cafe yang sama dengannya. Bagi Jaka, Intan hanya teman satu kampusnya saja, sehingga perasaannya tidak lebih dari perasaan seorang teman saja. Tak lama kemudian Jaka menyudahi makan malamnya dan meninggalkan Cafe tanpa berpamitan dengan Intan. Tentu saja Intan tidak tahu kalau Jaka sudah meninggalkan Cafe, karena dia duduk memunggungi meja Jaka. Berbeda dengan Ridwan, dia yang duduk menghadap ke arah meja Jaka, tentu saja tahu kalau Jaka sudah meninggalkan Cafe. Diam-diam Ridwan juga memberi kabar kepada bang Sapto, kalau Target sudah meninggalkan Cafe. Jauh diluar Cafe, lebih tepatnya di pinggir jalan, terlihat dua mobil hitam yang berisi tujuh orang sedang mengawasi Cafe Bintang. “Semua bersiap, target sudah keluar da

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status