Ketika ketegangan antara Mu Cai dan Guang Jiang mencapai puncaknya, suara lantang memecah keheningan, bagai guntur membelah langit, menghentikan badai yang nyaris meledak."Pemimpin Sekte Langit Murni, Yang Mulia Tian Zhang, dan Wakil Pemimpin Zheng Yunru memasuki podium kehormatan!"Suara protokoler bergema, mengguncang arena, memecah konsentrasi semua orang. Semua mata beralih dari konfrontasi yang nyaris meledak menuju podium utama, tempat para pemimpin sekte akan berdiri.Mu Cai dan Guang Jiang, yang siap bertarung, langsung menurunkan tangan, menarik kembali energi spiritual mereka, seolah tersadar dari mimpi buruk yang mengerikan.Dua ular emas milik Mu Cai menghilang, kembali ke jubahnya, seolah hanya khayalan belaka.Di tenda sekte kelas tiga, bisik-bisik mulai terdengar, bagai desiran angin yang membawa rahasia dari dunia lain."Lihat Pemimpin Tian! Auranya lebih kuat dari lukisan," bisik seorang pemuda, matanya tak berkedip, terpukau oleh kehadiran sang pemimpin."Ssst! Pemi
Tiba-tiba, dari arah tenda para kultivator kelas tiga, sebuah bayangan hitam melesat dengan kecepatan luar biasa. Sosok itu bergerak bagaikan angin, meninggalkan jejak kabut tipis di belakangnya. Dalam sekejap mata, ia telah mendarat dengan anggun di tengah arena, tepat di hadapan Pemimpin Tian dan Wakil Pemimpin Zheng.Pria itu mengenakan jubah hitam dengan sulaman awan kelabu yang bergerak-gerak seperti hidup. Wajahnya yang tampan namun dingin dihiasi senyum mengejek. Rambutnya yang panjang terikat rapi dengan hiasan perak berbentuk tengkorak kecil. Ketika ia bergerak, aroma harum yang memabukkan menyebar ke seluruh arena, dibawa oleh hembusan angin yang tiba-tiba muncul."Pemimpin Sekte Bayangan Kegelapan!""An Ying!""Bagaimana mungkin dia berani datang ke sini?"Bisikan-bisikan ketakutan segera menyebar di seluruh arena. Para kultivator tingkat rendah mundur beberapa langkah, berusaha menjaga jarak dari aroma harum yang kini memenuhi udara.Para penatua dari berbagai sekte sege
"Baiklah," Pemimpin Tian akhirnya berkata, suaranya memecah keheningan yang mencekam, bagai gema di lembah sunyi. "Jika Pemimpin An begitu ingin melihat Pedang Berhati Api, maka keinginanmu akan terpenuhi. Namun, ingatlah, setiap tindakan memiliki konsekuensi yang tak terhindarkan."Namun, sebelum Pemimpin Tian sempat menyentuh kotak kayu hitam itu, sebelum ia sempat membuka rahasia yang tersimpan di dalamnya, An Ying tiba-tiba bergerak, bagai hantu yang melesat dalam kegelapan. Tanpa peringatan, tanpa tanda, ia mengayunkan telapak tangannya ke depan, gerakan yang begitu cepat hingga mata biasa tak mampu menangkapnya, hanya merasakan hembusan angin yang dingin."Teknik Tapak Bayangan Iblis!"Seketika, asap hitam pekat, bagai tinta yang tumpah, bergulung-gulung dari telapak tangannya, membentuk pusaran yang mengerikan, pusaran yang siap menelan segalanya. Asap itu bergerak, bagai makhluk hidup yang haus darah, melesat ke arah kotak kayu hitam dengan kecepatan yang luar biasa, bagai
Sementara pertarungan sengit antara Pemimpin Tian dan An Ying masih berlangsung di Puncak Qingyun, mari kita mundur beberapa hari, sebelum Pertunjukan Pedang yang akan mengguncang dunia persilatan.Jauh dari Sekte Langit Murni, berdiri Gunung Bisikan. Namanya saja sudah membuat bulu kuduk berdiri.Gunung ini terkenal karena kabut tebal yang selalu menyelimutinya, seperti selubung rahasia, serta suara-suara aneh yang terdengar saat angin berhembus di antara bebatuan dan pepohonan tua, seperti bisikan arwah yang tak tenang. Konon, suara-suara itu adalah bisikan arwah penasaran yang tak bisa kembali ke alam baka, arwah yang terjebak di antara dunia. Tak seorang pun dapat membuktikannya, namun tak seorang pun berani meremehkannya.Tepat saat kentongan pertama berbunyi, menandakan jam sebelas malam, puncak Gunung Bisikan yang biasanya sunyi, seperti kuburan yang tak berpenghuni, mulai dipenuhi bayangan-bayangan hitam, seperti malam yang merangkak turun.Satu per satu, sosok-sosok misteri
Di tengah kekacauan itu, sosok pemimpin Sekte Api Neraka, Yan Mo, hanya duduk dengan tenang di sudut panggung, seperti patung yang tak berasa. Ia adalah pria paruh baya dengan rambut merah, seperti api yang membara.Matanya memancarkan kekejaman yang tak terbendung, seperti mata harimau yang lapar. Meski begitu, bibirnya menyunggingkan senyum dingin penuh rahasia, senyum yang menyimpan banyak rahasia.Sekte Api Neraka dikenal sebagai sekte aliran iblis terkuat kedua setelah Sekte Bayangan Kegelapan, sekte yang disegani dan ditakuti. Kekuatan mereka yang terkuat di kalangan sekte aliran iblis seluruh dunia persilatan, membuat semua mengakui diam-diam kalau keduanya adalah pimpinan aliran iblis, dua kekuatan yang tak bisa dipisahkan.Namun, pemimpin Sekte Api Neraka tetap diam, seperti dewa yang menyaksikan dunia, seolah menikmati kekacauan yang terjadi di hadapannya, seolah ia sedang menunggu sesuatu. Senyum dinginnya semakin lebar saat melihat An Ying yang mulai menunjukkan ketidaks
Sosok misterius itu tertawa, suaranya menggema di puncak gunung. Tawa yang dingin, menusuk tulang, membawa tekanan aura Qi yang luar biasa mengerikan. Aura hitam pekat menyebar dari tubuhnya, memenuhi area pertemuan.Beberapa kultivator yang baru mencapai Tahap Awal langsung berlutut, tak kuat menahan tekanan Qi.Yang lebih lemah lagi pingsan, tubuh mereka tergeletak tak berdaya.Para pemimpin sekte yang tadinya hendak pergi, kini membeku. Mata mereka terbelalak, wajah mereka pucat. Bahkan An Ying dan Yan Mo tampak terkejut, meski mereka masih bisa berdiri tegak."Raja Kelelawar Hitam!" seseorang berteriak, suaranya gemetar ketakutan."Tidak mungkin! Raja Kelelawar Hitam sudah mati seratus tahun lalu!""Bagaimana bisa dia masih hidup?""Pasti penipu! Raja Kelelawar Hitam yang asli jauh lebih mengerikan!"Teriakan kaget memenuhi udara malam. Beberapa pemimpin sekte mundur, siap kabur jika situasi memburuk.An Ying berbalik perlahan, matanya menyipit menatap sosok di kursi tulang. "Raja
Keheningan mematikan menyelimuti puncak Gunung Bisikan.Tubuh Yan Mo, pemimpin Sekte Api Neraka yang disegani, tergeletak lemah di tanah. Darah segar mengalir dari sudut bibirnya, membasahi tanah. Wajahnya yang biasanya angkuh kini dipenuhi rasa takut dan tak percaya.Para pemimpin sekte aliran iblis yang menyaksikan pertarungan singkat itu membeku. Mata mereka terbelalak, napas tertahan di tenggorokan. Tak ada yang berani bersuara, bahkan sekadar berbisik pun mereka takut."Lima jurus..." bisik seorang pemimpin Sekte Racun Mematikan, suaranya nyaris tak terdengar. "Hanya lima jurus untuk mengalahkan Yan Mo...""Mustahil," timpal pemimpin Sekte Arwah Terkutuk di sampingnya. "Yan Mo adalah kultivator Tahap Fondasi level 5! Bagaimana mungkin dia dikalahkan semudah itu?"Pemimpin Sekte Tulang Berbisik menggelengkan kepalanya perlahan. "Jika dia benar-benar Raja Kelelawar Hitam, maka kita semua dalam bahaya besar.""Tapi Raja Kelelawar Hitam seharusnya sudah lama mati," bantah pemimpin Se
Pertarungan antara An Ying dan Pemimpin Tian semakin memanas. Kotak kayu itu kini berpindah tangan, berada dalam genggaman Tian Zhang dari Sekte Langit Murni.An Ying murka, matanya menyala bagai bara. "Kurang ajar! Kau tak tahu siapa yang kau hadapi!" teriaknya, menerjang dengan hawa racun mematikan.Keduanya, master kultivasi itu bertarung dalam gerkan bagai kilat, meninggalkan bayangan buram di udara. Setiap benturan energi mereka menciptakan gelombang kejut yang mengguncang tanah."Teknik Bayangan Kegelapan: Sembilan Bayangan Mematikan!" seru An Ying. Seketika, tubuhnya terpecah menjadi sembilan bayangan identik, mengepung Pemimpin Tian dari segala arah.Pemimpin Tian tetap tenang, pedangnya bergerak anggun namun mematikan, membentuk benteng serangan yang menyapu semua bayangan sekaligus."Teknik Pedang Langit Murni: Lingkaran Pembersih Iblis!"Pedangnya menciptakan lingkaran cahaya biru, menyapu bayangan An Ying, memaksa pemimpin Sekte Bayangan Kegelapan itu kembali ke wujud asli
"Cukup!" pemimpin jubah hitam mengangkat tangannya."Inilah perjanjian kita: kami menyerahkan pecahan peta Dinasti Xi Tian, kalian memberikan lokasi persis Dataran Jin Cao."Udara di padang es semakin berat dengan tekanan qi yang saling beradu. Rong Tian menahan napas, akhirnya ada petunjuk tentang Dataran Jin Cao yang ia cari."Serahkan pecahan peta terlebih dahulu," tuntut pemimpin jubah putih, tangannya bergerak ke arah gagang pedang di punggungnya."Ah, tidak secepat itu," balas pemimpin jubah hitam."Beritahu kami lokasi Dataran Jin Cao, lalu kita lakukan pertukaran secara bersamaan."Hening sesaat. Ketegangan meningkat hingga butiran salju di sekitar mereka berubah menjadi kristal es karena tekanan qi yang meletup-letup."Baiklah," akhirnya sosok jubah putih menyetujui."Dataran Jin Cao terletak di lembah tersembunyi antara Tiga Puncak Bintang Utara, tepat di bawah Air Terjun Sembilan Naga."Rong Tian mengerutkan kening. ‘Tiga Puncak Bintang Utara?’‘Itu hanya legenda... omong
Langit Kota Benteng Utara berwarna kelabu, matahari tersembunyi di balik awan tebal yang mengancam menurunkan salju.Tiga hari telah berlalu sejak pembantaian di Hutan Xian Yun, namun bagi Rong Tian, waktu terasa berjalan begitu lambat. Ia duduk di atap sebuah penginapan kecil, jubah hitamnya berkibar pelan ditiup angin dingin dari utara.Dataran Jin Cao, Rong Tian menggumam dalam hati, matanya menyipit menatap cakrawala yang semakin gelap. Di mana tempat terkutuk itu berada?Tiga hari penuh ia menyusuri setiap sudut Kota Benteng Utara, menyamar sebagai pedagang biasa, mendengarkan percakapan di kedai arak, menyuap penjaga untuk informasi tentang pergerakan tidak biasa, bahkan memeriksa arsip-arsip tua di perpustakaan kota. Hasilnya? Nihil."Sial," gerutunya, kepalan tangannya menghantam genteng hingga retak.Keputusasaan mulai menggerogoti kesabarannya.Kota Benteng Utara terlihat begitu normal—para pedagang berdagang, penjaga kota berpatroli dengan malas, anak-anak bermain di jalan-
"Bicara," perintah Raja Kelelawar Hitam tanpa emosi, satu jarinya terangkat sedikit, membuat salah satu belati bayangan menggores pipi Alp Tegin, meninggalkan luka yang mengeluarkan darah hitam."Atau kematianmu akan berlangsung lama dan menyakitkan."Alp Tegin tertawa keras meski darah menetes dari mulutnya, sikap seorang prajurit sejati yang menolak menyerah."Kau terlambat, Raja Kelelawar Hitam. Pasukan utama sudah tiba tiga hari lalu. Putri Ayrin sendiri yang memimpin mereka dengan tiga ribu pasukan elite. Mereka mungkin sudah mencapai reruntuhan Dataran Jian Chao saat ini. Kami hanyalah pengalih perhatian jika terjadi masalah seperti ini."BOOM!Mata Raja Kelelawar Hitam melebar sedikit di balik topengnya, satu-satunya tanda keterkejutan yang ia tunjukkan. ‘Tiga hari lalu? Itu berarti ia telah salah perhitungan dan tertinggal jauh dari rencana.’"Dan kau ingin tahu yang paling lucu?" lanjut Alp Tegin dengan tawa lemah yang berubah menjadi batuk berdarah."Putri Ayrin mengatakan p
"Bertahan! Alirkan qi ke telinga kalian!" teriak Alp Tegin, sendiri berlutut menahan sakit luar biasa di kepalanya seperti ribuan jarum menusuk otaknya."Jangan biarkan qi jahat memasuki meridian kalian!"Namun perlawanan mereka semakin melemah, seperti lilin yang meleleh di bawah terik matahari. Di tengah kabut hitam, zombie Fan Liu mengalirkan qi jahat ke tangannya, membentuk cakar dari energi hitam yang berkilauan dengan simbol-simbol kuno."Jurus Cakar Setan!" sorak Raja Kelelawar Hitam, nada serulingnya mencapai puncak intensitas, mengirimkan perintah dengan energi spiritual ke setiap zombie di medan pertempuran.Fan Liu melesat maju dengan kecepatan mengerikan yang tidak sesuai dengan tubuhnya yang kaku, meninggalkan jejak bayangan hitam di belakangnya.Tangannya yang diperkuat qi iblis menebas barisan prajurit tanpa ampun. Lima prajurit terpotong sekaligus, tubuh mereka terbelah seperti terkena pedang pusaka tertajam, qi kehidupan mereka tersedot ke dalam cakar hitam Fan Liu."
Topeng giok hitam dengan ukiran iblis menutupi wajahnya, tangan lentiknya yang pucat bagai jade dingin memegang seruling tulang yang mengeluarkan melodi mengerikan — seruling iblis yang konon terbuat dari tulang mahluk terkutuk di Abyss of Suffering. Ekspresinya memucat..."Raja Kelelawar Hitam," desis Alp Tegin, matanya menyipit penuh kebencian. Tangannya menggenggam gagang pedang hingga buku-buku jarinya memutih. "Jadi kau dalang di balik semua ini. Pengguna ilmu hitam terlarang!"Nada seruling berubah, kini lebih agresif dan cepat seperti badai yang menerjang. Jiangshi Duan Meng mengangkat tangannya yang kaku, membentuk segel tangan rumit — Segel Sembilan Roh yang dilarang di dunia persilatan. Seketika, energi hitam keunguan berkumpul di sekitar telapak tangannya, berputar-putar seperti awan badai mini."SERANG!" teriak Alp Tegin, tidak ingin memberi kesempatan para jiangshi untuk menyelesaikan jurus mereka. Suaranya membelah malam seperti petir. WUSH!Lima puluh prajurit Keka
Bulan tampak purnama sempurna menggantung di langit malam bagai jade putih raksasa. Sinarnya menembus dedaunan Hutan Xian Yun di perbatasan Kota Benteng Utara. Pohon-pohon pinus kuno menjulang tinggi, beberapa di antaranya berusia ratusan tahun, menyimpan rahasia dan kisah dunia persilatan yang tak terhitung jumlahnya. Satu bulan telah berlalu sejak pertemuan rahasia di Pavilyun Bulan Tersembunyi, namun dampaknya baru mulai terasa saat ini. Angin malam bertiup dingin, membawa aroma darah yang menguar di udara, bercampur dengan wangi tanah lembab dan dedaunan yang basah oleh embun. Sinar rembulan jauh menimpa figur yang terkapar di tanah hutan, menciptakan bayangan-bayangan panjang yang meliuk seperi ular di antara pepohonan. Hampir dua puluh prajurit dengan pakaian hitam khas Kekaisaran Matahari Emas tergeletak tak bernyawa. Wajah-wajah asing mereka membeku dalam ekspresi ketakutan. Perawakan mereka bertubuh tinggi, mata kelabu tajam bagai elang gurun, dan pedang melengkung kha
Saat itu, tubuh Rong Tian menegang. Darah di meridian spiritualnya berdesir cepat.Kekaisaran Jin Shuang—kerajaan terkuat di utara yang telah berkuasa selama lima ratus tahun. Jika kedua kekuatan ini bersekutu untuk menjatuhkannya..."Kau bicara tentang pemberontakan," ucap pemimpin bertopeng emas, suaranya kini serius seperti pedang yang baru diasah."Pengkhianatan terhadap Kaisar.""Saya bicara tentang... perubahan," koreksi Yue Lin dengan nada diplomatis."Pemimpin datang dan pergi. Dinasti bangkit dan jatuh. Bukankah itu hukum alam sejak zaman Tiga Kaisar dan Lima Raja? Dan siapa yang lebih pantas menggantikan Kekaisaran Jin Shuang selain... Aliansi Lima Misteri?"Keheningan panjang mengisi ruangan seperti kabut tebal.Rong Tian bisa merasakan ketegangan yang menggantung di udara, berat dan mencekam. Meski wajahnya tertutup topeng, bahasa tubuh pemimpin Aliansi menunjukkan pergolakan batin—antara kesetiaan pada kekaisaran dan godaan kekuasaan yang ditawarkan."Tawaran yang sangat.
Dari balik celah pintu ruyi berukir bulan purnama dan bintang, Rong Tian menahan napas. Tubuhnya menyatu dengan bayangan melalui teknik Yin Ying Gong (Seni Bayangan Tersembunyi), meridian spiritualnya berputar lambat untuk meminimalkan pancaran aura.Mata elangnya tak lepas dari pemandangan mencengangkan di hadapannya — Yue Lin, putri bungsu Kekaisaran Matahari Emas, berhadapan langsung dengan pemimpin Aliansi Lima Misteri.Niat awalnya, Rong Tian ingin menerobos dan menghancurkan pertemuan ini tertahan.Namun... Instingnya sebagai kultivator yang telah mencapai puncak tahap Kuasi Eliksir Emas membisikkan bahwa mengamati lebih lanjut akan memberinya keuntungan strategis yang lebih besar.Percakapan terjadi..."Sungguh mengesankan menemukan putri Khagan Matahari Emas menyusup ke markas rahasia kami," ujar sosok bertopeng emas dengan nada dingin bagai es abadi Gunung Kunlun, bangkit dari singgasana giok hitamnya."Apa tujuanmu sebenarnya?"Yue Lin membungkuk hormat dengan postur yi li s
Berbekal informasi yang ia dengar dari percakapan Yin Shan dengan Yue Lin beberapa hari lalu, Rong Tian tidak kesulitan menemukan pintu rahasia menuju Pavilyun Bulan Tersembunyi. Ia melakukan serangkaian segel tangan yang sama seperti yang dilakukan Yin Shan, dan pintu rahasia terbuka.Tangga spiral membawanya turun ke kedalaman bumi. Udara semakin dingin dan lembab, namun anehnya, semakin ke bawah, semakin terang cahaya yang menyambut.Pavilyun Bulan Tersembunyi ternyata sebuah struktur megah yang dibangun di bawah tanah. Pilar-pilar jade putih menyangga langit-langit yang dilukis dengan gambar bulan purnama dan ribuan bintang. Di tengah pavilyun, sebuah kolam cermin hitam memantulkan cahaya lilin, menciptakan ilusi bulan yang tenggelam dalam kegelapan.Rong Tian bergerak dengan hati-hati, menggunakan Teknik Penyembunyian Aura untuk menekan kehadirannya. Dari balik sebuah pilar, ia mengintip ke arah aula utama.Lima sosok duduk mengelilingi kolam cermin hitam. Empat di antaranya meng