Sosok misterius itu tertawa, suaranya menggema di puncak gunung. Tawa yang dingin, menusuk tulang, membawa tekanan aura Qi yang luar biasa mengerikan. Aura hitam pekat menyebar dari tubuhnya, memenuhi area pertemuan.Beberapa kultivator yang baru mencapai Tahap Awal langsung berlutut, tak kuat menahan tekanan Qi.Yang lebih lemah lagi pingsan, tubuh mereka tergeletak tak berdaya.Para pemimpin sekte yang tadinya hendak pergi, kini membeku. Mata mereka terbelalak, wajah mereka pucat. Bahkan An Ying dan Yan Mo tampak terkejut, meski mereka masih bisa berdiri tegak."Raja Kelelawar Hitam!" seseorang berteriak, suaranya gemetar ketakutan."Tidak mungkin! Raja Kelelawar Hitam sudah mati seratus tahun lalu!""Bagaimana bisa dia masih hidup?""Pasti penipu! Raja Kelelawar Hitam yang asli jauh lebih mengerikan!"Teriakan kaget memenuhi udara malam. Beberapa pemimpin sekte mundur, siap kabur jika situasi memburuk.An Ying berbalik perlahan, matanya menyipit menatap sosok di kursi tulang. "Raja
Keheningan mematikan menyelimuti puncak Gunung Bisikan.Tubuh Yan Mo, pemimpin Sekte Api Neraka yang disegani, tergeletak lemah di tanah. Darah segar mengalir dari sudut bibirnya, membasahi tanah. Wajahnya yang biasanya angkuh kini dipenuhi rasa takut dan tak percaya.Para pemimpin sekte aliran iblis yang menyaksikan pertarungan singkat itu membeku. Mata mereka terbelalak, napas tertahan di tenggorokan. Tak ada yang berani bersuara, bahkan sekadar berbisik pun mereka takut."Lima jurus..." bisik seorang pemimpin Sekte Racun Mematikan, suaranya nyaris tak terdengar. "Hanya lima jurus untuk mengalahkan Yan Mo...""Mustahil," timpal pemimpin Sekte Arwah Terkutuk di sampingnya. "Yan Mo adalah kultivator Tahap Fondasi level 5! Bagaimana mungkin dia dikalahkan semudah itu?"Pemimpin Sekte Tulang Berbisik menggelengkan kepalanya perlahan. "Jika dia benar-benar Raja Kelelawar Hitam, maka kita semua dalam bahaya besar.""Tapi Raja Kelelawar Hitam seharusnya sudah lama mati," bantah pemimpin Se
Pertarungan antara An Ying dan Pemimpin Tian semakin memanas. Kotak kayu itu kini berpindah tangan, berada dalam genggaman Tian Zhang dari Sekte Langit Murni.An Ying murka, matanya menyala bagai bara. "Kurang ajar! Kau tak tahu siapa yang kau hadapi!" teriaknya, menerjang dengan hawa racun mematikan.Keduanya, master kultivasi itu bertarung dalam gerkan bagai kilat, meninggalkan bayangan buram di udara. Setiap benturan energi mereka menciptakan gelombang kejut yang mengguncang tanah."Teknik Bayangan Kegelapan: Sembilan Bayangan Mematikan!" seru An Ying. Seketika, tubuhnya terpecah menjadi sembilan bayangan identik, mengepung Pemimpin Tian dari segala arah.Pemimpin Tian tetap tenang, pedangnya bergerak anggun namun mematikan, membentuk benteng serangan yang menyapu semua bayangan sekaligus."Teknik Pedang Langit Murni: Lingkaran Pembersih Iblis!"Pedangnya menciptakan lingkaran cahaya biru, menyapu bayangan An Ying, memaksa pemimpin Sekte Bayangan Kegelapan itu kembali ke wujud asli
Kabut tipis menyelimuti Gunung Bisikan, menelan segalanya dalam kegelapan saat sosok bertopeng yang mengaku Raja Kelelawar Hitam melesat ke dalam hutan pinus. Pedang Berhati Api, terenggut dari Sekte Langit Murni, kini berada di tangannya.Para kultivator dari berbagai sekte masih terpaku, bagai patung batu yang terkejut.Di tengah kerumunan, Rong Tian berdiri, wajahnya sepucat salju. Keringat dingin membasahi pelipisnya. Bukan karena rasa takut pada sosok misterius itu, melainkan karena kebenaran yang jauh lebih mengkhawatirkan—ia tahu, sosok itu bukanlah Raja Kelelawar Hitam yang sesungguhnya."Tidak mungkin..." Rong Tian bergumam pada dirinya sendiri, tangannya mengepal erat, buku-buku jarinya memutih. "Bagaimana bisa dia menyaru sempurna sebagai Raja Kelelawar Hitam?"Sebagai pewaris sejati Raja Kelelawar Hitam, Rong Tian mengenali dengan jelas bahwa teknik yang digunakan sosok bertopeng itu hanyalah tiruan kasar dari Teknik Kelelawar Hitam yang asli. Namun, Rong Tian harus mengak
Malam di Istana Kaisar Bei Fang, selalu diliputi keagungan. Bulan purnama, bagai permata di langit, memancarkan cahaya keemasan pada atap-atap istana.Para penjaga, bagai patung batu, berdiri tegak di pos mereka. Para pelayan dan dayang, bergerak bagai hantu, menyelesaikan tugas terakhir sebelum istana terlelap.Di atas salah satu bubungan istana, bayangan hitam bergerak lincah. Rong Tian, berpakaian serba hitam, menutupi seluruh tubuhnya, bahkan wajahnya tertutupp sapu tangan, kecuali mata.Dia melompat ringan dalam tekni Qinggong yang sempurna, tampak seperti dewa-dewa.Gearakannya begitu mengesankan, saat berpindah dari satu bubungan ke bubungan lain. Pakaiannya yang ketat berwarna gelap, tak bersuara, meski angin malam berdesir kencang.Rong Tian berhenti sejenak, matanya yang tajam menyapu kompleks istana. Paviliun-paviliun megah berdiri anggun, dikelilingi taman-taman indah dan danau-danau kecil yang memantulkan cahaya bulan."Di mana kediaman Guru Negara Lin Zhao?" gumamnya pel
Rong Tian mengamati Pavilium Anggrek dari kejauhan, menimbang langkah selanjutnya. Sosok guru negara yang misterius yang dilihatnya tadi telah menghilang ke dalam keramaian, meninggalkan banyak pertanyaan di benaknya. "Aku harus masuk ke dalam," putusnya.Sebagai kultivator iblis tahap Kuasi Eliksir Emas, menyusup ke dalam rumah bordil semewah apapun bukanlah tantangan berarti baginya. Dengan gerakan cepat, Rong Tian melompat turun dari atap, mendarat tanpa suara di gang sempit di samping bangunan.Matanya yang tajam segera menemukan pintu belakang yang menuju ke dapur. Dua pelayan sedang keluar membawa sampah, memberikan kesempatan sempurna bagi Rong Tian untuk menyelinap masuk.Di dalam dapur, suasana sibuk dengan para koki dan pelayan yang mondar-mandir menyiapkan hidangan dan minuman untuk para tamu. Rong Tian dengan cepat mengambil seragam pelayan yang tergantung di dekat pintu belakang dan mengenakannya. Ia juga mengambil nampan berisi cangkir-cangkir arak, sempurna untuk p
Rong Tian masih terpaku pada gadis pemain pipa, tatapannya tak beranjak. Tiba-tiba, sebuah tepukan keras mendarat di bahunya!"Hei, kau! Apa yang kau lakukan, berdiri bagai arca batu?" Kepala pelayan berdiri di belakangnya, wajahnya merah padam. "Para tamu di meja sebelah sudah menanti arak segar! Cepat layani mereka!"Rong Tian segera menundukkan kepala, berpura-pura ketakutan. "Maafkan saya, Tuan. Saya akan segera.""Dasar tak berguna! Kalau bukan karena kekurangan pelayan malam ini, sudah kutendang kau keluar!" omel kepala pelayan itu sebelum berlalu, melanjutkan omelannya pada pelayan lain.Rong Tian menghela napas pelan. Penyamarannya hampir saja terbongkar. Ia harus lebih berhati-hati.Selama satu jam berikutnya, Rong Tian terpaksa menjalankan peran sebagai pelayan, mondar-mandir mengantarkan arak dan hidangan kepada para tamu yang kian mabuk.Matanya tetap waspada, mencari celah untuk menyelinap ke ruangan VIP di balik tirai merah.Kesempatan itu akhirnya tiba, ketika pertunjuk
Rong Tian melangkah mundur ke bagian terdalam kamarnya dengan napas tersengal-sengal. Jantungnya berdegup kencang seperti genderang perang. Suara kaki empat sosok tinggi besar mengenakan topeng terasa mengancam.Dia tahu, ini mungkin akan menjadi malam terakhirnya...>>> Kota Biramaki perlahan tenggelam dalam keheningan malam. Jalanan yang ramai tadi siang kini sepi, hanya diterangi oleh lentera-lentera temaram yang bergoyang ditiup angin.Suara langkah petugas penjaga malam berderap di kejauhan, mengumumkan bahwa waktu kentongan pertama telah tiba.Teng – teng – teng. Suara kentongan bergema, menandakan awal malam yang panjang.Namun, di sebuah kamar sempit dan sederhana di belakang rumah megah Wakil Menteri Adat dan Budaya Kekaisaran Bai Feng, Rong Tian masih terjaga. Kamar itu, meskipun kecil, menjadi saksi bisu kegelisahan yang menggerogoti hatinya.Hari ini, pengumuman ujian negara telah diumumkan, dan Rong Tian dinyatakan gagal.Sebagai anak kusir kereta wakil menteri, kehidup
Rong Tian masih terpaku pada gadis pemain pipa, tatapannya tak beranjak. Tiba-tiba, sebuah tepukan keras mendarat di bahunya!"Hei, kau! Apa yang kau lakukan, berdiri bagai arca batu?" Kepala pelayan berdiri di belakangnya, wajahnya merah padam. "Para tamu di meja sebelah sudah menanti arak segar! Cepat layani mereka!"Rong Tian segera menundukkan kepala, berpura-pura ketakutan. "Maafkan saya, Tuan. Saya akan segera.""Dasar tak berguna! Kalau bukan karena kekurangan pelayan malam ini, sudah kutendang kau keluar!" omel kepala pelayan itu sebelum berlalu, melanjutkan omelannya pada pelayan lain.Rong Tian menghela napas pelan. Penyamarannya hampir saja terbongkar. Ia harus lebih berhati-hati.Selama satu jam berikutnya, Rong Tian terpaksa menjalankan peran sebagai pelayan, mondar-mandir mengantarkan arak dan hidangan kepada para tamu yang kian mabuk.Matanya tetap waspada, mencari celah untuk menyelinap ke ruangan VIP di balik tirai merah.Kesempatan itu akhirnya tiba, ketika pertunjuk
Rong Tian mengamati Pavilium Anggrek dari kejauhan, menimbang langkah selanjutnya. Sosok guru negara yang misterius yang dilihatnya tadi telah menghilang ke dalam keramaian, meninggalkan banyak pertanyaan di benaknya. "Aku harus masuk ke dalam," putusnya.Sebagai kultivator iblis tahap Kuasi Eliksir Emas, menyusup ke dalam rumah bordil semewah apapun bukanlah tantangan berarti baginya. Dengan gerakan cepat, Rong Tian melompat turun dari atap, mendarat tanpa suara di gang sempit di samping bangunan.Matanya yang tajam segera menemukan pintu belakang yang menuju ke dapur. Dua pelayan sedang keluar membawa sampah, memberikan kesempatan sempurna bagi Rong Tian untuk menyelinap masuk.Di dalam dapur, suasana sibuk dengan para koki dan pelayan yang mondar-mandir menyiapkan hidangan dan minuman untuk para tamu. Rong Tian dengan cepat mengambil seragam pelayan yang tergantung di dekat pintu belakang dan mengenakannya. Ia juga mengambil nampan berisi cangkir-cangkir arak, sempurna untuk p
Malam di Istana Kaisar Bei Fang, selalu diliputi keagungan. Bulan purnama, bagai permata di langit, memancarkan cahaya keemasan pada atap-atap istana.Para penjaga, bagai patung batu, berdiri tegak di pos mereka. Para pelayan dan dayang, bergerak bagai hantu, menyelesaikan tugas terakhir sebelum istana terlelap.Di atas salah satu bubungan istana, bayangan hitam bergerak lincah. Rong Tian, berpakaian serba hitam, menutupi seluruh tubuhnya, bahkan wajahnya tertutupp sapu tangan, kecuali mata.Dia melompat ringan dalam tekni Qinggong yang sempurna, tampak seperti dewa-dewa.Gearakannya begitu mengesankan, saat berpindah dari satu bubungan ke bubungan lain. Pakaiannya yang ketat berwarna gelap, tak bersuara, meski angin malam berdesir kencang.Rong Tian berhenti sejenak, matanya yang tajam menyapu kompleks istana. Paviliun-paviliun megah berdiri anggun, dikelilingi taman-taman indah dan danau-danau kecil yang memantulkan cahaya bulan."Di mana kediaman Guru Negara Lin Zhao?" gumamnya pel
Kabut tipis menyelimuti Gunung Bisikan, menelan segalanya dalam kegelapan saat sosok bertopeng yang mengaku Raja Kelelawar Hitam melesat ke dalam hutan pinus. Pedang Berhati Api, terenggut dari Sekte Langit Murni, kini berada di tangannya.Para kultivator dari berbagai sekte masih terpaku, bagai patung batu yang terkejut.Di tengah kerumunan, Rong Tian berdiri, wajahnya sepucat salju. Keringat dingin membasahi pelipisnya. Bukan karena rasa takut pada sosok misterius itu, melainkan karena kebenaran yang jauh lebih mengkhawatirkan—ia tahu, sosok itu bukanlah Raja Kelelawar Hitam yang sesungguhnya."Tidak mungkin..." Rong Tian bergumam pada dirinya sendiri, tangannya mengepal erat, buku-buku jarinya memutih. "Bagaimana bisa dia menyaru sempurna sebagai Raja Kelelawar Hitam?"Sebagai pewaris sejati Raja Kelelawar Hitam, Rong Tian mengenali dengan jelas bahwa teknik yang digunakan sosok bertopeng itu hanyalah tiruan kasar dari Teknik Kelelawar Hitam yang asli. Namun, Rong Tian harus mengak
Pertarungan antara An Ying dan Pemimpin Tian semakin memanas. Kotak kayu itu kini berpindah tangan, berada dalam genggaman Tian Zhang dari Sekte Langit Murni.An Ying murka, matanya menyala bagai bara. "Kurang ajar! Kau tak tahu siapa yang kau hadapi!" teriaknya, menerjang dengan hawa racun mematikan.Keduanya, master kultivasi itu bertarung dalam gerkan bagai kilat, meninggalkan bayangan buram di udara. Setiap benturan energi mereka menciptakan gelombang kejut yang mengguncang tanah."Teknik Bayangan Kegelapan: Sembilan Bayangan Mematikan!" seru An Ying. Seketika, tubuhnya terpecah menjadi sembilan bayangan identik, mengepung Pemimpin Tian dari segala arah.Pemimpin Tian tetap tenang, pedangnya bergerak anggun namun mematikan, membentuk benteng serangan yang menyapu semua bayangan sekaligus."Teknik Pedang Langit Murni: Lingkaran Pembersih Iblis!"Pedangnya menciptakan lingkaran cahaya biru, menyapu bayangan An Ying, memaksa pemimpin Sekte Bayangan Kegelapan itu kembali ke wujud asli
Keheningan mematikan menyelimuti puncak Gunung Bisikan.Tubuh Yan Mo, pemimpin Sekte Api Neraka yang disegani, tergeletak lemah di tanah. Darah segar mengalir dari sudut bibirnya, membasahi tanah. Wajahnya yang biasanya angkuh kini dipenuhi rasa takut dan tak percaya.Para pemimpin sekte aliran iblis yang menyaksikan pertarungan singkat itu membeku. Mata mereka terbelalak, napas tertahan di tenggorokan. Tak ada yang berani bersuara, bahkan sekadar berbisik pun mereka takut."Lima jurus..." bisik seorang pemimpin Sekte Racun Mematikan, suaranya nyaris tak terdengar. "Hanya lima jurus untuk mengalahkan Yan Mo...""Mustahil," timpal pemimpin Sekte Arwah Terkutuk di sampingnya. "Yan Mo adalah kultivator Tahap Fondasi level 5! Bagaimana mungkin dia dikalahkan semudah itu?"Pemimpin Sekte Tulang Berbisik menggelengkan kepalanya perlahan. "Jika dia benar-benar Raja Kelelawar Hitam, maka kita semua dalam bahaya besar.""Tapi Raja Kelelawar Hitam seharusnya sudah lama mati," bantah pemimpin Se
Sosok misterius itu tertawa, suaranya menggema di puncak gunung. Tawa yang dingin, menusuk tulang, membawa tekanan aura Qi yang luar biasa mengerikan. Aura hitam pekat menyebar dari tubuhnya, memenuhi area pertemuan.Beberapa kultivator yang baru mencapai Tahap Awal langsung berlutut, tak kuat menahan tekanan Qi.Yang lebih lemah lagi pingsan, tubuh mereka tergeletak tak berdaya.Para pemimpin sekte yang tadinya hendak pergi, kini membeku. Mata mereka terbelalak, wajah mereka pucat. Bahkan An Ying dan Yan Mo tampak terkejut, meski mereka masih bisa berdiri tegak."Raja Kelelawar Hitam!" seseorang berteriak, suaranya gemetar ketakutan."Tidak mungkin! Raja Kelelawar Hitam sudah mati seratus tahun lalu!""Bagaimana bisa dia masih hidup?""Pasti penipu! Raja Kelelawar Hitam yang asli jauh lebih mengerikan!"Teriakan kaget memenuhi udara malam. Beberapa pemimpin sekte mundur, siap kabur jika situasi memburuk.An Ying berbalik perlahan, matanya menyipit menatap sosok di kursi tulang. "Raja
Di tengah kekacauan itu, sosok pemimpin Sekte Api Neraka, Yan Mo, hanya duduk dengan tenang di sudut panggung, seperti patung yang tak berasa. Ia adalah pria paruh baya dengan rambut merah, seperti api yang membara.Matanya memancarkan kekejaman yang tak terbendung, seperti mata harimau yang lapar. Meski begitu, bibirnya menyunggingkan senyum dingin penuh rahasia, senyum yang menyimpan banyak rahasia.Sekte Api Neraka dikenal sebagai sekte aliran iblis terkuat kedua setelah Sekte Bayangan Kegelapan, sekte yang disegani dan ditakuti. Kekuatan mereka yang terkuat di kalangan sekte aliran iblis seluruh dunia persilatan, membuat semua mengakui diam-diam kalau keduanya adalah pimpinan aliran iblis, dua kekuatan yang tak bisa dipisahkan.Namun, pemimpin Sekte Api Neraka tetap diam, seperti dewa yang menyaksikan dunia, seolah menikmati kekacauan yang terjadi di hadapannya, seolah ia sedang menunggu sesuatu. Senyum dinginnya semakin lebar saat melihat An Ying yang mulai menunjukkan ketidaks
Sementara pertarungan sengit antara Pemimpin Tian dan An Ying masih berlangsung di Puncak Qingyun, mari kita mundur beberapa hari, sebelum Pertunjukan Pedang yang akan mengguncang dunia persilatan.Jauh dari Sekte Langit Murni, berdiri Gunung Bisikan. Namanya saja sudah membuat bulu kuduk berdiri.Gunung ini terkenal karena kabut tebal yang selalu menyelimutinya, seperti selubung rahasia, serta suara-suara aneh yang terdengar saat angin berhembus di antara bebatuan dan pepohonan tua, seperti bisikan arwah yang tak tenang. Konon, suara-suara itu adalah bisikan arwah penasaran yang tak bisa kembali ke alam baka, arwah yang terjebak di antara dunia. Tak seorang pun dapat membuktikannya, namun tak seorang pun berani meremehkannya.Tepat saat kentongan pertama berbunyi, menandakan jam sebelas malam, puncak Gunung Bisikan yang biasanya sunyi, seperti kuburan yang tak berpenghuni, mulai dipenuhi bayangan-bayangan hitam, seperti malam yang merangkak turun.Satu per satu, sosok-sosok misteri