Share

Sebuah Rasa Iri

Penulis: Aksara Suci
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-14 14:00:00

Bab 18

“Bisa-bisanya kalian semua membuatkan Widuri kelayapan sendirian!” Lanjut Cantika lagi, melewati Bumi dan Denjaka yang hanya bisa terperangah, membuka mulut mereka dengan reaksi dari Cantika.

Masih ingin berusaha memperebutkan Widuri, memeluk bocah kecil yang saat ini sedang memeluk Cantika dengan sangat erat, Denjaka dan Bumi tak menyerah. Meski harus saling sikut dan saling dorong, keduanya masih berusaha mendekati Widuri, Mengikuti Cantika dari belakang.

Mendengar Widuri sudah pulang, Wintang yang baru selesai mengambil air wudhu tak sabar untuk memeriksa, segera berlari ke ruang depan dengan wajah dan tangan yang masih basah semua. Mendapati Widuri benar-benar sudah pulang, Wintang tak bisa mengendalikan diri lagi. Sebuah rasa yang tak bisa ia tahan ingin segera mendekap gadis kecil kesayangannya yang sempat membuat hatinya gelisah tak karu-karuan karena khawatir, kini malah kehilangan tenaga. Seluruh urat di kedua kakinya mendadak luruh, memaks
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pewaris Darah Cemani   Puncak Perdamaina

    Bab 19“Bagian mana yang kamu anggap gagal, Mbak?” tanyanya lagi.“Lihatlah, setelah apa yang kamu lalui, yang aku sendiri tahu pasti itu tidaklah mudah, kamu masih bisa menjadi ibu terhebat bagi Pandu dan juga Widuri.” Lanjut Cantika, tak berniat memberi kesempatan kepada Wintang untuk menjawab pertanyaan yang ia berikan.“Lihatlah, kamu masih jadi tempat ternyaman untuk Widuri,” ucap Cantika lagi. Kali ini ia menatap wajah Widuri, membayangkan jika dirinya juga memiliki anak secantik dan se menggemaskan keponakannya itu.“Entahlah …. Aku tidak tahu dari sudut mana kamu memandang,” balas Wintang, ikut menatap wajah Widuri yang sedang asyik terbuai oleh mimpi indah yang menyenangkan setelah apa yang baru saja ia lewati sebagai penghibur lara di hati bocah kecil itu.“Entah cara pandangmu yang salah, atau aku yang terlalu kufur akan nikmat yang Allah subhanahu wa ta'ala berikan sehingga hidupku seberantakan ini sekarang.” Lanjut Wint

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Pewaris Darah Cemani   Teriakan Bahaya

    Bab 20Mendengar kata yang sama terucap dari mulut Bumi dan juga Denjaka, Ali tersenyum puas dan penuh kemenangan. Sejak awal, inilah yang sedang Ali rencanakan. Sebagai pengganti orang tua keduanya, Ali harus tetap memastikan bahwa Bumi dan Denjaka yang saling membutuhkan tidak sampai terpecah belah sampai kapanpun.Meski sudah menyatukan Bumi dan Denjaka kembali, Ali tahu tugasnya kali ini belum selesai. Sebab, dalam penglihatan Ali yang lain, asap hitam itu masih beterbangan di atas kepala Denjaka, enggan meninggalkan mangsa incarannya meski sudah dicoba lenyapkan oleh Ali.“Makanan sudah siap!” Cantika berteriak kencang dari depan teras, memanggil semua orang untuk datang.Mendengar teriakan Cantika, Bumi dan Denjaka buru-buru bangkit, berebutan untuk sampai lebih dulu, tak lagi ingat jika Pak Lek mereka masih tertinggal di sana. Sementara itu, dengan kepergian Denjaka yang begitu cepat, analisis yang sedang Ali lakukan secara diam-diam kini menjadi gag

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • Pewaris Darah Cemani   Denjaka yang Tidak Sadarkan Diri

    Bab 21Menemukan Denjaka sudah tak berdaya di lantai, berada dalam dekapan Wintang yang kini tengah menangis tersedu-sedu di atas tubuh sang suami, lengkap dengan mata yang berkaca-kaca, Wintang tampak berusaha membangunkan Denjaka yang sedang tak sadarkan diri. Melihat itu, tentu saja Ali tidak tinggal diam, dengan gerakan yang sengaja ia buat cepat secepat mungkin, Ali menyingsing sarungnya dan segera mengambil alih posisi, meminta Wintang agar memberikan sedikit ruang untuk dirinya. Detik-detik berikutnya pikiran Ali berkecamuk, menimang apa yang akan ia lakukan sekarang.Kali ini, Ali tak bisa tenang. Pasalnya, ketika baru memasuki area dapur, asap hitam yang sejak awal mencuri perhatian Ali, mengepul sampai ke luar, memperlihatkan eksistensinya dengan jauh lebih dahsyat dari sebelumnya. Bahkan, saat ini kepulan asap itu semakin tebal, membentuk sebuah wajah wanita mengerikan yang sedang menatap Denjaka penuh kepuasan. Ali bisa melihat, jika apa yang sedang dit

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • Pewaris Darah Cemani   Jalan Takdir yang Berbeda

    Bab 22Padahal, saat ini situasi sedang tak memingkinkan untuk sekedar melempar guyonan, sebab Denjaka belum berhasil dibuat sadarkan diri. Akan tetapi, ekspresi Ali yang memang memiliki wajah slengean tentu saja selalu mengundang kelucuan, meski ia sama sekali tak berniat melucu sekali pun.“Opo iyo ngunu?” Ali malah kembali memberi balasan.Setelah bersusah payah, akhirnya tubuh Denjaka berhasil dipindahkan ke dalam kamar. Namun, untuk mengangkatnya ke atas ranjang dan membaringkannya di tempat tidur, sepertinya baik Ali dan Cantika, keduanya sudah tak menyanggupinya, menyerah begitu saja.“Aku ndak sanggup kalau harus mengangkat tubuh Denjaka yang beratnya seperti orang kebanyakan dosa ini,” kata Ali, angkat tangan lebih dulu.“Saya pun.” Cantika ikut menimpali, menumpukan kedua tangannya pada lutut, membungkuk dengan nafas tersengal-sengal.“Ya sudah, biar di sini saja,” kata Ali mulai mengambil keputusan, membiarkan tubuh De

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-16
  • Pewaris Darah Cemani   Tamu Pembawa Petaka

    Bab 23Mendengar permintaan maaf dari sang istri tanpa ada angin dan hujan, tentu saja Bumi merasa heran, langsung menoleh ke arah Cantika yang sejak tadi duduk di sebelahnya, menelisik, mencoba mencari jawaban atas apa yang ada pada istrinya.“Maaf untuk apa, Sayang?” tanya Bumi, heran mendapati wajah sang istri yang mendadak terdapat raut kesedihan di kedua netra indah yang selalu berhasil kagum sendiri.“Maaf karena sampai saat ini aku belum juga bisa menghadirkan anak-anak selucu Pandu dan Widuri dalam pernikahan kita,” jawab Cantika dengan manik mata yang mendadak menjadi basah.Cantika sangat mengenali sang suami. Sejak dulu, ia memang sangat menyukai anak kecil. Tak heran mengapa ia bisa begitu mencintai Pandu dan Widuri, keponakannya sendiri. Tak dapat dielak, kasih sayang yang tercurahkan kepada Pandu dan Widuri, itu semua adalah bentuk ketidakmampuan Bumi untuk menyampaikannya ke anaknya sendiri, Cantika tahu betul akan hal itu.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-16
  • Pewaris Darah Cemani   Penagih Janji

    Bab 24Meski tidak terdengar nyaring, karena jarak lorong menuju kamarnya dan pintu utama berada lumayan jauh, namun indera pendengaran Cantika berhasil menangkapnya dengan jelas. Penasaran siapa yang datang bertamu, Cantika mengubah tujuannya, menunda menenangkan diri di dalam kamar, beralih menuju ruang depan di mana pintu utama terpasan“Assalamualaikum!” Seseorang mengucap salam.“Waalaikumsalam,” balas Cantika sembari mempercepat langkah kakinya.Tidak ingin membuat seseorang di luar sana menunggu terlalu lama, siapa tahu datang karena membutuhkan bantuan Denjaka untuk menangani masalah genting yang ia hadapi, Cantika sampai setengah berlari agar segera sampai dan bisa membukakan pintu.Klek!Kriiiieeet!Berhasil meraih gagang pintu, Cantika langsung membuka daun pintu lumayan lebar, menyambut seseorang yang datang.Rupanya, tak hanya satu orang yang ada di balik pintu, melainkan tiga orang, satu laki-laki

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • Pewaris Darah Cemani   Penyusup Bencana

    Bab 25“Inggih, Mas Den,” jawab Mbah Tarjo.“Bukannya Mas Den sendiri yang meminta saya pindah dari rumah lama dan tinggal di tengah kampung ini,” katanya lagi, tak punya rasa malu.Jelas-jelas ia tahu maksud dari apa yang pernah Denjaka katakan kepada dirinya. Hanya saja Mbah Tarjo sengaja menyalah artikannya demi mengambil sebuah kesempatan yang akan menguntungkan ia dan keluarganya, terutama Winingsih, putri kesayangannya.“Oh itu ….” Denjaka sekarang mulai mengerti, ia ingat apa yang memang pernah ia katakan kepada Mbah Tarjo sewaktu dalam perjalanan menuju rumah laki-laki tua itu dan keluarganya.Denjaka memang merasa miris, kasihan, sekaligus tak tega melihat Mbah Tarjo yang sudah sangat tua hidup sendirian tanpa adanya tetangga satu pun. Apa lagi dengan fasilitas yang sama sekali tidak memadai. Denjaka hanya tidak ingin Mbah Tarjo mengalami kesulitan jika sedang tidak sehat. Dengan medan jalan yang amat susah, licin, sempit serta b

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • Pewaris Darah Cemani   Harapan yang Sedang diwujudkan

    Bab 26Mendengar apa yang sang suami katakan, Mbok Marni tentu saja tidak setuju. Ia mana mungkin terima jika capek-capek mengerjakan semua tanpa mendapatkan apa-apa. Pemikirannya selama ini terlalu realistis, Mbok Marni selalu ogah menggerakkan badannya jika tak ada keuntungan yang bisa ia dapatkan nantinya, tak peduli apapun alasannya.Merasa gemas karena suaminya bicara seenaknya tanpa memikirkan dirinya, diam-diam Mbok Marni menyelipkan tangannya, meletakkannya tepat pada sela-sela antara pangkal pahanya dan juga sang suami, mencubitnya kuat-kuat.Mendadak mendapatkan rasa sakit, persisi dicapit kalajengking, Mbah Tarjo terangkat, tubuhnya menggeliat, menahan sakit yang sengaja sang istri berikan kepadanya tanpa pesan terlebih dahulu serta tak memberikan aba-aba.“Aduh!” Mbah Tarjo menjerit kesakitan, tak bisa menahan diri meski saat ini ia tahu betul jika ia sedang berusaha mencuri simpati dari Denjaka.Mendengar jeritan kesakitan da

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18

Bab terbaru

  • Pewaris Darah Cemani   Sosok di Dalam Tubuh Pandu

    Bab 58Berada dalam ambang keraguan, Ali dibuat bingung untuk memutuskan. Di satu sisi, keadaan Widuri tak kunjung membaik. Ia harus berjaga-jaga untuk segala kemungkinan yang akan terjadi dan harus terus berada di dekat Widuri untuk mengawasi sedikit saja perubahan situasi yang tidak boleh terlambat disadari.Akan tetapi, di sisi lain Denjaka juga sedang tidak baik-baik saja. Hanya dengan melihat dari jarak yang tidak begitu dekat, Ali sudah bisa menangkap dengan firasatnya bahwa sesuatu hal yang lebih besar baru saja terjadi. Ali semakin cemas sekarang. Ia merasa tidak yakin akan bisa mengatasi ini semua sendirian, tanpa ada bantuan dari saudara kembar serta kakak seperguruannya seperti waktu dahulu kala. Dengan keadaan yang tidak lagi sama, Ali benar-benar pesimis akan hasil yang belum tentu seperti apa yang ia kira.Di samping Ali, Bumi berhasil menangkap dengan jelas guratan kekhawatiran yang tergambar jelas pada setiap kerutan di wajah Pak

  • Pewaris Darah Cemani   Pertarungan Sengit Denjaka Melawan Pandu

    Bab 57Tring!Menyambut kedatangan Denjaka yang hanya tinggal beberapa langkah lagi sampai ke tempat di mana ia menunggu tanpa rasa gentar sedikit pun, Pandu memejamkan kedua matanya sebentar, kemudian membukanya kembali, memamerkan kedua manik mata miliknya yang kini sudah berubah warna menjadi merah menyala sembari menyeringai, memperlihatkan siung di giginya yang mendadak tumbuh.Bruak!Belum apa-apa, Denjaka yang sebelumnya telah siap dengan segala serangan yang ia bawa, kini terpental jauh ke belakang, gagal mencapai target yang telah menjadi sasaran serangannya kali ini.“Aaaa!” Denjaka mengerang. Dipeganginya dada miliknya yang terasa sakit akibat benturan keras yang ia dapatkan.“Pandu …,” ucap Denjaka lirih, dengan suara serak parau penuh berbagai macam emosi. Di tengah kekalahannya yang belum apa-apa, Denjaka berusaha mengangkat sedikit badannya, menatap lurus ke arah Pandu, mencari tahu apa yang sebenarnya te

  • Pewaris Darah Cemani   Penghujung Nyawa Widuri

    Bab 56Tak kuasa menerima serangan yang Pandu berikan, Denjaka memilih menutup kedua kelopak matanya rapat-rapat. Jika ia memang harus tumbang, Denjaka memutuskan untuk menerimanya dengan lapang dada.Bruak!Tak lama berselang setelah pandangannya mendadak gelap tak menangkap bayangan apa-apa, suara kencang terdengar jelas, dentuman tabrakan yang diserudukkan oleh sapi hitam dengan tanduk panjang dan runcing, serta memiliki taring di sela-sela bibirnya, berbeda dari sapi pada umumnya.Suara itu menggema. Bisa dipastikan, apapun yang diterjang sapi yang saat ini sedang Pandu tunggangi sudah pasti akan membuat objek yang menjadi sasarannya akan terpental jauh, terlempar entah ke mana.Anehnya, Denjaka sama sekali tak merasakan apa-apa. Jangankan rasa sakit, bahkan kedua kakinya yang tanpa kuda-kuda sama sekali tidak berpindah tempat sedikit pun, masih berada di tempat semula.Merasa pemasaran atas kesakitan yang tak kunjung ia rasa

  • Pewaris Darah Cemani   Serangan dari Penunggang Sapi

    Bab 55Anehnya, tanpa Denjaka sadari, kekuatannya kembali pulih seutuhnya setelah sang putri kesayangan jatuh tumbang, seolah menggantikan.Kini, sudah tidak ada alasan lagi untuk dirinya merutuki dirinya sendiri yang kerap kali membantu orang lain namun sama sekali tidak bisa melakukan apa-apa untuk anaknya sendiri.Dengan langkah penuh semangat, Denjaka berjalan cepat. Ia sudah sangat tidak sabar untuk segera sampai dan mencari tahu apa yang saat ini sedang menimpa sang putri.Sesampainya di tempat tujuan, di mana semua orang sedang dalam perasaan sama, sama-sama mengkhawatirkan Widuri yangs emakin lama semakin hampir terpejam sempurna, melihat Wintang menangis hancur tak kuasa menghadapi semuanya sendirian, Denjaka menghampiri, mengambil Wintang dari pelukan Cantika, menggantikannya, memberikan bahu yang sejak awal memang dibutuhkan oleh Wintang untuk bersandar di tengah kerasnya hidup yang mengombang-ambing langkahnya."Sayang ...," ucap D

  • Pewaris Darah Cemani   Menyelamatkan Widuri

    Bab 54 "Pak Lek!" teriak Wintang, berlarian menuju ke ruang depan, di mana Ali, Bumi, dan juga Cantika masih ada di sana.Sementara Mbah Tarjo, sebelumnya ia buru-buru keluar tanpa sempat berpamitan. Tidak ingin ketahuan jika dirinya sedang mimisan, dan akan memancing kecurigaan dari semua orang, Mbah Tarjo sengaja menutupinya sebisa mungkin, memastikan darah yang sudah membuat baju bagian dadanya menjadi basah sama sekali tidak terlihat oleh siapa-siapa.Sebenarnya, kepulangan Mbah Tarjo yang tampak jelas begitu tergesa-gesa sempat mengundang tanya Bumi dan juga Cantika. Apa lagi Winingsih kedapatan memapah langkah sang ayah, menopang kedua kaki tua yang dipaksakan untuk berjalan agar tidak tumbang. Namun, sama sekali tidak menaruh rasa curiga pada laki-laki tua pemilik wajah melas itu dibiarkannya lolos begitu saja.Mendengar teriakan Wintang bersama deru langkah yang tidak biasa, Ali bangkit dari duduknya. Meski belum melihat semua dengan mata

  • Pewaris Darah Cemani   Widuri Dalam Bahaya

    Bab 53Tinggal satu langkah lagi, segala usahanya akan segera dipermudah. Membayangkan segala mimpinya akan segera terwujud, hati Mbah Tarjo merasa bungah. Saking senangnya, Mbah Tarjo sampai lupa untuk menjaga sikapnya, nyelonong masuk begitu saja tanpa berbasa-basi kepada Wintang, sekedar mengucapkan terima kasih.Sebenarnya, Wintang sama sekali tidak keberatan. Dia buka orang yang gila hormat, apa lagi Mbah Tarjo jauh lebih tua di atasnya. Hanya saja, atas sikap Mbah Tarjo yang sangat berbeda dari yang biasa selalu ditampilkan, Wintang mengernyitkan dahi keheranan.Akan tetapi, Wintang tak berburuk sangka, hanya mengira Mbah Tarjo terlalu bersemangat, ingin segera mengobati kekhawatirannya kepada Denjaka. Sebab, yang Wintang tahu, Mbah Tarjo begitu dekat dengan suaminya itu, sudah dianggap seperti orang tuanya sendiri oleh Denjaka.“Saya permisi, Mbak,” ucap Winingsih, mewakili ayahnya yang nyelonong masuk begitu saja.Mendapatkan kera

  • Pewaris Darah Cemani   Rencana Baru

    Bab 52Tak kuasa menyaksikan sang ayah teriksa hampir meregang nyawa, melayang di udara sudah cukup lama, Winingsih berjalan gontai, melangkah terseok-seok menghampiri tempat di mana Mbah Tarjo tergantung sejak tadi.Kini, Mbah Tarjo tidak terlalu menggelinjang, atau sekedar menggerakan kedua tangan atau kakinya, lebih banyak diam, pasrah dan tak lagi bergerak. Untuk sekedar menggerakan tangan atau kakinya, Mbah Tarjo sudah tidak mampu. Berada di penghujung nyawa, membuat Mbah Tarjo jadi tidak berdaya.“Bapak ….” Winingsih memanggil sang ayah yang sedang sekarat sembari berlinangan air mata.“Nyai, saya mohon, selamatkan Bapak …, ucap Winingsih, memutar badannya dan duduk bersimpuh di hadapan Nyai Welas Asih, memohon agar perempuan itu sudi untuk membiarkan sang ayah tetap hidup.Melihat putrinya bersama Mbah Tarjo yang ia kirimkan ke dalam kandungan Mbok Marni waktu itu duduk bersimpuh di bawah kakinya, memohon dengan amat tulus, membuat

  • Pewaris Darah Cemani   Penghujung Nyawa Mbah Tarjo

    Bab 51Di tempat Lain.Merasakan ujian yang selalu datang tanpa henti, Wintang menangis sendiri, memangku Putri kecilnya yang saat ini berganti tidak sadarkan diri setelah sang ayah berhasil bangun dengan sendirinya. Wintang mengelus lembut pucuk kepala Widur, meratapi apa yang telah terjadi tak tiada henti-henti. Kejadian demi kejadian terus saja menimpa keluarganya, tanpa memberikan waktu bagi Wintang beristirahat sejenak, sekedar menata hatinya agar kembali siap.“Bersabarlah, Nduk. Pak Lek janji akan berusaha semaksimal mungkin,” kata Ali, mencoba menenangkan Wintang yang saat ini sedang meratapi sang putri, menyesali apa yang telah terjadi.Sebagai seorang ibu, hati ibu mana yang tak hancur melihat putri cantiknya dalam keadaan lemas, pucat pasi, kehabisan energi.Dari balik pintu, Pandu berdiri, diam-diam memperhatikan Wintang, Ali dan juga Widuri. Pasang mata Pandu menelisik tajam, mencoba mencari jawaban yang dia sendiri tak tahu

  • Pewaris Darah Cemani   Kemurkaan Nyai Welas Asih

    Bab 50********Di tempat berbeda, hampir selesai dengan apa yang saat ini sedang ia lakukan, Mbah Tarjo tetap tenang, mulai membereskan semua yang ada, memastikan semua selesai tanpa kendala dan berhasil sesuai dengan apa yang ia harapkan.Banaspati sudah dikirimkan kepada Denjaka. Bukan banaspati biasa, melainkan sebuah kesakitan yang sengaja ia kirimkan untuk membuat Denjaka jadi ketergantungan dengan Winingsih yang akan menjadi pengobat rasa sakit yang sebentar lagi akan Denjaka derita. Tinggal satu langkah lagi, semuanya akan selesai dengan sempurna.Sangat percaya diri jika rencana kali ini akan berhasil, Mbah Tarjo menyunggingkan bibirnya, tersenyum puas menyambut keberhasilan yang sebentar lagi akan menjadi miliknya.“Tidak akan ada obat yang mampu menyembuhkanmu dari rasa sakit itu, selain berada dekat dengan perempuan pujaan hati,” gumam Mbah Tarjo, mengirimkan sugesti pada bola api yang saat ini sedang ia kirimkan.Sud

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status