Home / Fantasi / Pewaris Bodoh Mengguncang Dunia / 12. Bangkai kepala kucing

Share

12. Bangkai kepala kucing

Author: Donat Mblondo
last update Huling Na-update: 2024-10-29 19:42:56

"Maaf, Pak Juned. Saya hanya sedikit terkejut. Saya akan segera membersihkannya," ujar Jamelah segera bergegas melakukan pekerjaan.

"Aku akan membantumu!" Junaedi mengambil sebuah lap dan ikut membersihkan noda merah yang tercecer di dinding kamar mandi.

Sesekali, Junaedi melirik ke arah Jamelah. Khawatir dia akan terganggu kehidupannya karena dihantui dengan teror. Namun setelah melihatnya, tak tampak sedikitpun wajah panik atau takut. Malah, dia terlihat begitu serius dan tenang menghadapi teror ini. Tanpa sadar, Junaedi menatap Jamelah terlalu lama karena melamun.

"Pak? Pak Juned?" Jamelah melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Junaedi, hingga lelaki berjakun itu akhirnya tersadar.

"Oh, maaf," sahutnya.

"Bapak melamun apa sih? Kok ngeliatin saya sampe segitunya."

"Apa kamu tidak khawatir?"

"Pak Juned tidak perlu mengkhawatirkan saya. Saya bisa melindungi diri sendiri. Justru yang harus Anda khawatirkan adalah Kakek Sutejo," ujar Jamelah mengalihkan pandangannya sembari menggos
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

  • Pewaris Bodoh Mengguncang Dunia   13. Pria berhoodie hitam

    "Akhir-akhir ini, warga sekitar sini katanya banyak yang kehilangan kucing peliharaan mereka. Terus, Pak RT nemuin karung berisi bangkai beberapa kepala kucing dan bulu-bulunya di sebelah pot samping depan," jelas Aris.Karung? Junaedi tidak terlalu memperhatikan ada karung di sana saat dia datang ke Rumah Makan Wah Pi-Lok."Iya, Ris. Aku otw. Tunggu ya." Kemudian Junaedi mematikan telepon dan berpamitan kepada Marina. "Mar, aku balik ke Pi-Lok ya. Ada urusan mendadak," ujarnya.Saat dalam perjalanan menuju Rumah Makan Wah Pi-Lok, Junaedi teringat dengan video rekaman CCTV yang Sarah kirimkan tadi pagi. Tentang seorang yang meneror membawa sesuatu dikarungnya. Jangan-jangan ...Lelaki itu pun segera menghentikan laju mobilnya dan mengecek kembali video tersebut. Kemudian, dia kembali berkendara hingga sampai ke lokasi tujuan. Setibanya ia di sana, begitu banyak orang yang berkerumun di pintu masuk.Ketika Junaedi baru keluar dari mobil untuk mengecek apa yang telah terjadi, seseorang

  • Pewaris Bodoh Mengguncang Dunia   14. Sosok asli Ambar Wijaya

    Pukul 20.55Seperti biasa, Jamelah menemani Kakek Sutejo hingga orang tua itu tertidur. Setelah sang kakek tertidur, ia keluar dari kamar menuju ruang tamu. Gadis itu merasa ada seseorang mengikutinya dari belakang. Dia segera menoleh. Dan tiba-tiba ...Bugh!Seseorang memukul keras punggungnya dari belakang. Jamelah pun terjatuh sekali pukul. Samar-samar dia melihat kaki seseorang melangkah di hadapannya. Tak jelas, pandangannya mulai kabur, gelap, dan ia pun tak sadarkan diri.Jamelah terbangun oleh suara nyamuk yang terus beterbangan ke sana ke mari di sekitar telinganya. Sebuah ruangan berlantai tanah, gelap, dingin, dan sedikit berangin. Bau aroma asap rokok, menggempul memenuhi ruangan. Dia terbangun dalam keadaan tangannya terikat melingkar ke belakang kursi dan kakinya terikat lurus di bagian bawah betis."Uhuk ... uhuk! Di mana ini? Aku benci asap rokok!" gumamnya terbatuk-batuk.Tiba-tiba, mucul tepat di hadapan wajah Jamelah, sosok wajah wanita sedang mengapit suatu benda k

  • Pewaris Bodoh Mengguncang Dunia   15. Di tengah sawah yang kering

    Di saat hati Junaedi dipenuhi kecurigaan dan kebimbangan. Seketika itu juga, dia mendapat telepon dari Sarah."Susah banget sih dihubungin!" ketus Sarah merasa kesal karena saat gadis itu beberapa kali menghubunginya, ponsel Junaedi sibuk terus."Kenapa?""Istrimu dan beberapa orang membawa Kakek dan pembantumu pergi! Aku melihat dari CCTV depan, mereka menggunakan mobil off road berwarna hijau tua sekitar lima menit yang lalu!" jelas Sarah."Apa!"Kemudian Junaedi mematikan telepon dan segera memutar balik mobilnya mengejar mobil itu. Dia sempat kehilangan jejak, hingga berjalan terus tanpa arah.Namun, keberuntungan masih berpihak padanya. Junaedi menjumpai mobil itu masuk ke sebuah pekarangan. Karena jalan di pekarangan tidak rata, mobil berjalan sangat lambat. Dia memutuskan untuk keluar dan berjalan kaki mengikuti mobil itu.Mobil tersebut tampak berhenti di depan sebuah gubuk kayu. Gubuk tersebut tanpa dinding dan di dalamnya terdapat banyak tumpukan bata.Di samping gubuk itu,

  • Pewaris Bodoh Mengguncang Dunia   16. Sutejo di ambang kematian

    Dor!Suara letupan tembakan membuat Junaedi reflek tiarap. Sementara si pria ninja di hadapannya, terlihat tidak peduli seolah-olah mereka tahu siapa penembak tersebut.Dor! Dor!Junaedi berguling merayap menghindari tembakan itu. Dia tidak menyangka akan jadi seperti ini. Mereka benar-benar telah memperhitungkan segala hal untuk menutupi identitas mereka.Di sisi lain, Jamelah telah sampai di unit kesehatan dan segera membawa sang kakek ke ruang UGD. Gadis itu meminta bantuan sang resepsionis untuk menghubungi anggota keluarga Sutejo. Dia pun menelpon Junaedi. Namun, keadaan Junaedi yang sedang genting kabur dari si pria berkacamata, tidak memungkinkan untuk mengangkat panggilan."Tolong sekali lagi, Mbak!" pinta gadis itu memohon kepada sang resepsionis.Jamelah pun merasa bimbang. Antara dia harus kembali ke tengah sawah untuk melihat apa yang terjadi pada Junaedi, atau menunggu hasil pemeriksaan sang kakek. Dia ingin menghubungi Susi, tapi juga tidak hafal nomor kontaknya.Jika se

  • Pewaris Bodoh Mengguncang Dunia   17. Sang ahli akupuntur

    Semua mata pun tertuju ke arah Junaedi. Seketika itu, Santo dan Karso tertawa terbahak-bahak. Mereka menganggap ucapan Junaedi hanyalah sebuah lelucon.Mereka tidak tahu bahwa dalam diri Junaedi adalah Sumitro Joyo Kusumo, seorang master chef jenius abad ke-18. Kekayaan, kepintaran, kekuatan, dia memiliki segalanya dan dihormati semua orang di kehidupan sebelumnya. Dia adalah seorang konglomerat generasi kedelapan di masanya..Selain itu, Sumitro juga pernah belajar tentang akupuntur selama tiga tahun, saat ia mengunjungi sebuah kota di Tiongkok bersama ayahnya. Tubuhnya sangat bugar karena dia seorang atlet olahragawan sejak berada di bangku Sekolah Menengah Pertama.Namun, sangat disayangkan, Sumitro tidak mempelajari satupun teknik beladiri. Hal ini karena dirinya terlalu terobsesi menjadi seorang chef, dan sangat merasa aman dengan di kelilingi sepuluh penjaga."Jangan bercanda, Juned! Ini menyangkut nyawa kakek! Bukan main-main!" tegur Susi juga tak percaya.Santo mendatangi Juna

  • Pewaris Bodoh Mengguncang Dunia   18. Selembar kertas

    "A-aku ... ""Tentu saja kami tau dari Mbak Ambar!" celetuk si kembar Joko dan Juki memotong perkataan Marsodi dengan entengnya."Jika bukan karena dia yang memberi kabar, mana mungkin kita bisa tau bahwa kakek sedang kritis!" imbuh Santo."Oh!"Tanggapan Junaedi singkat sembari menaikkan salah satu ujung bibirnya. Gelagat Marsodi menunjukkan bahwa mereka sekeluarga memiliki andil pada kejadian semalam."Jika di rumahmu sedang ada teror, bukankah berarti lebih aman menempatkan kakek di rumah kami saja daripada di rumahmu, Junaedi?" ujar Mejo berpendapat.Wito pun mengangguk setuju dengan pendapat putranya."Aku tidak masalah di manapun kakek berada. Tapi, ehem. Apa kalian nggak keberatan kalau aku bakal sering singgah di rumah kalian?" tanya Junaedi memastikan. Dia sangat paham bahwa dulu, Karso sekeluarga sangat tidak menyukainya."Huh!" Susi mendengus melirik kerabatnya satu per satu. Wanita itu benar-benar tahu siapa saja yang tulus merawat Kakek Sutejo. "Apapun yang terbaik untuk

  • Pewaris Bodoh Mengguncang Dunia   19. SoTong Asoy

    Mata Junaedi membulat, lalu tiba-tiba tertawa puas setelah melihat selembar kertas itu."Darimana kamu mendapatkan ini?" tanya pria itu kepada asistennya."Saya hanya beruntung. Nyonya Ambar begitu ceroboh. Dia tidak menyadari selembar kertas penting jatuh di bawah meja kerjanya."Selembar kertas yang ditemukan Jamelah adalah berkas perjanjian lima restoran milik Bambang Sutejo yang diambil alih oleh Ambar. Dalam kertas itu tertulis bahwa, Ambar menjadi pemilik yang sah dan memiliki hak penuh untuk mengelola lima restoran tersebut. Yaitu:1. Rumah Makan Bi-Sa Muah (Bihun sayap ayam kuah) yang terletak di belakang tanggul pertigaan Jembatan Jengkol.2. Kedai Ru-Bah Salala (Rujak buah dan salad) yang terletak di dekat Lapangan Sitimarini.3. Kedai Do-Sa Saya (Donat sayur saus ayam) yang terletak di Pasar Papalala.4. Rumah Makan Te-Bing Joss (Sate kambing Joss) yang terletak di depan stasiun.5. Restoran MiNTa SaWah (Mie ndog tahu sayur kuwah) yang terletak di dekat pertamina mepet saw

  • Pewaris Bodoh Mengguncang Dunia   20. Video rekayasa

    Kedua insan itu terperanjat menoleh dan mendapati Junaedi berdiri di ambang pintu."Juned! Bagaimana kau bisa berada di sini?!" Marsodi segera mendorong Ambar menjauh dari pangkuannya. Hasrat mereka seketika pecah tak lagi bergairah.Junaedi sendiri, merasa de javu dengan adegan ini. Dia merasa, pernah menjumpai hal seperti ini sebelumnya.Ambar pun melangkah menghampiri Junaedi. Wanita itu merangkul salah satu lengannya sembari berdesis mesra meniup-niup bawah telinganya."Apa yang kamu lihat, hanya kesalahpahaman, Juned. Aku hanya membantu Marsodi memijat untuk meringankan rasa sakit di lehernya," ujar Ambar sangat-sangat lembut di telinga Junaedi. "Ayo kita pulang dan lupakan kejadian yang barusan kamu lihat, Sayang!""Kesalahapahaman? Ckck," umpat Junaedi memalingkan wajahnya.Ambar masih saja menggunakan alasan yang biasa ia lontarkan untuk membodohi suaminya. "Oh, benar. Kau tidak pulang selama tiga hari ini. Ke mana saja kau pergi? Apa kau tidak merindukan suamimu?" sindir Jun

Pinakabagong kabanata

  • Pewaris Bodoh Mengguncang Dunia   50. Kemenangan

    "Ikut dengan kami, atau kami akan membunuh wanita ini!" ucap salah satu dari mereka yang membius Jamelah.Junaedi menggertak. "Sedikit saja kalian berani melukainya, aku akan membunuh kalian!""Hahaha!" Dua pria berpakaian serba hitam itu tertawa. "Pahami situasimu!" ujar salah satu dari mereka sembari mendorong kasar Junaedi. Mereka menuntunnya ke sebuah mobil Jeep hijau tua dengan tangan terikat. Mobil itu melaju cepat menuju ke sebuah tempat asing yang jarang sekali dijarah oleh orang-orang. Yaitu hutan kapuk. Tempat yang terkenal sangat angker, sehingga tidak ada seorang pun yang berani memasukinya di malam hari.Ternyata di dalam hutan tersebut terdapat rumah tua yang cukup megah. Pria berpakaian hitam itu menyeret Junaedi dari mobil memasuki rumah tua tersebut."Rumah ini ..." sekilas, Junaedi mengingat, bahwa rumah itu adalah tempat di mana ia pertama kali terbangun dari kematian, di sebuah peti kayu yang gelap dan pengap.Nyut ...Tiba-tiba timbul rasa nyeri di dada mengingat

  • Pewaris Bodoh Mengguncang Dunia   49. Menjelang pagi

    Babak keempat pun usai dan lima peserta tereliminasi. Sisa lima peserta, yaitu Junaedi, Marsodi, Ade Wijaya, dan dua peserta lainnya. Setelah penyelidiakn, dua orang peserta yang lainnya itu terbukti melakukan kecurangan sehingga harus diiskualifikasi.Kecurangan mereka salah satunya adalah menuangkan tepung kanji pada adonan Marina saat babak kedua berlalngsung. Dan pada babak ketiga, menyembunyikan bahan utama kompetisi yaitu jengkol, dan hanya menyisakan jengkol-jengkol yang berlubang dan terdapat banyak ulat.Kini, pertandingan dengan sisa tiga peserta akan menjadi pertandingan terakhir di babak kelima sekaligus menentukan juara di antara mereka. Hal ini dikarenakan untuk menyingkat waktu. Sang direktur telah memahami situasi sekitar, dia menduga bahwa pertandingan kali ini akan terjadi kekacauan besar.Setelah sarapan, Junaedi dan Jamelah berniat pergi ke taman asrama untuk menikmati suasana udara yang sejuk. Namun, secara kebetulan, mereka menjumpai Marsodi dan istrinya yang tam

  • Pewaris Bodoh Mengguncang Dunia   48. Babak keempat

    Salah satu pekerja di asrama yang bertanggung jawab dalam urusan alat-alat perdapuran, termasuk kompor dan gas. Baru saja membeli beberapa gas elpiji 3 kg untuk stok darurat di kantin.Namun tanpa disadari, ternyata gas-gas tersebut bocor. Bau asap gas menggempul menusuk hidung. Beberapa orang, segera mengecek gas gas tersebut dan membawanya ke tempat terbuka.Di tengah gemuruh kesibukan itu, Junaedi tanpa sengajaelihat ekspresi Ade Wijaya menampakkan senyum seringai seolah-olah, dia mengetahui sesuatu. Tiba-tiba ...Booom!Seseorang sengaja menggunakan percikan api untuk memicu ledakan gas, sehingga terjadilah ledakan demi ledakan. Tiga gas bocor yang masih tersisa dalam aula, meledak seketika membuat lima orang pekerja tewas, tiga orang luka parah, dan tujuh orang luka ringan.Tukijo selaku pemilik asrama telah mendapat informasi dari orang yang selalu mengawasi di balik layar CCTV, Teguh. Bahwasanya pelaku yang menimbulkan percikan api ikut tewas terkena ledakan tabung gas."Jelas-j

  • Pewaris Bodoh Mengguncang Dunia   47. tabung gas

    "Jamelah!" Mata Junaedi membulat menatap gadis itu. Seketika suasana menjadi hening.Kemudian, Junaedi tersenyum simpul. "Saya dengan senang hati menikah dengan puteri Anda, Pak Tukijo! Anda bisa langsung merundingkan tanggal pernikahan kami, mumpung di sini ada tante saya sebagai wali.""Ehem. Apa kamu sudah benar-benar yakin? Saya pikir, kamu sempat ragu beberapa hari lalu," kata Tukijo."Tentu saja, saya sangat yakin.""Sekarang, dia bukan lagi gadis normal. Melainkan gadis cacat yang akan terus berada di atas kursi roda. Dan juga, dia sangat manja. Itu mungkin akan membebanimu!" ujar istri Tukijo ikut bersuara."Tidak masalah. Saya memiliki keahlian. Saya akan menyembuhkan kakinya. Dan dalam waktu tiga hari, saya menjamin putri Anda akan berjalan normal kembali," jawab Junaedi santai, tapi meyakinkan."Pffft!" Gadis yang berada di kursi roda itu tertawa.Tukijo berdiri dan menepuk pundak lelaki di hadapannya. "Haha. Kita akan mengadakan pesta usai kompetisi babak ketiga! Jadi, mul

  • Pewaris Bodoh Mengguncang Dunia   46. Terungkap

    Pada malam hari ketika Junaedi tertidur pulas, dia bermimpi bertemu dengan roh si pemilik tubuh. Seolah-olah, roh itu tahu segala hal yang terjadi pada dirinya."Kau pasti tahu apa yang sedang kualami, kan?" ujar Junaedi padanya."Tentu saja! Itu sebabnya aku datang menemuimu.""Huh! Jadi, apa pendapatmu?""Menjauh dari keluarga direktur!""Apa! Itu ide yang bodoh!" Junaedi sedikit melangkah lebih dekat dengan roh pemilik tubuh. Ia menepuk-nepuk dadanya seraya berkata, "kau tau? Mereka adalah aset penting yang saat ini tersedia membantu dengan sukarela untuk bisa memecahkan masalah tentang ayahmu! Kau menyuruhku untuk menjauh? Itu ide yang sangat-sangat bodoh!""Keluarga direktur memiliki banyak sekali musuh. Aku mempertimbangkan itu. Aku khawatir, itu malah akan menjadikanmu mendapat banyak masalah jika kau bergabung dengan mereka.""Ckck. Itu bukan masalah besar, selama mereka bisa melatihku. Aku lihat, mereka adalah orang-orang yang sangat bisa diandalkan!" kata Junaedi.Sang pemili

  • Pewaris Bodoh Mengguncang Dunia   45. Penyajian

    Waktu 50 menit pun berlalu. Penyajian dilakukan dengan cepat dan semua peserta benar-benar siap dengan hasil masakannya. Satu per satu, mereka dipanggil oleh juri, hingga datanglah giliran Ade Wijaya.Lelaki itu maju ke depan dengan percaya diri akan kemampuannya. Dia menyediakan sepiring urap teri kerupuk udang dengan bumbu urap tampak merah menggiurkan.Beberapa saat kemudian, kini gilirang Junaedi. Dia datang dengan membawa sepiring urap, tiga buah tempe bacem dan sepotong ikan asin. Selain tampilannya yang sangat menarik dan menggugah selera, tentu saja salah satu keunggulan dari masakan Junaedi yaitu tanpa bumbu penyedap instan apapun."Liar biasa! Ini adalah perpaduan rasa yang sempurna," ujar sang juri."Aku sudah mencoba beberapa masakannya. Daya pikat asli dari bumbu-bumbu yang ia racik adalah yang terbaik," kata Tukijo yang juga merupakan sebagai juri.Setelah usai mencicip masakan mereka, para juri kembali mengumpulkan mereka untuk berbaris di aula. Jumlah peserta yang tadi

  • Pewaris Bodoh Mengguncang Dunia   44. Kompetisi dimulai

    Satu jam sebelum kompetisi. Para peserta berbaris tertib saling berhadapan. Kebetulan, Marina berhadapan dengan Marsodi, sedangkan Junaedi berhadapan dengan Ade Wijaya. Mata mereka saling menatap sengit memancarkan kebencian.Babak pertama dimulai. Tantangan pertama yaitu membuat kreasi urap. Para peserta harus mengambil bahan-bahan terlebih dahulu di Market Aula dengan kurun waktu 15 menit.Market Aula adalah pasar khusus dalam asrama, yang disediakan oleh direktur untuk kepentingan suatu acara. Baik acara kompetisi, maupun acara lainnya.Junaedi memilih sayuran tauge, kangkung, kacang panjang, bunga combrang, dan pepaya muda untuk urap. Dia juga mengambil tempe dan ikan asin, serta kelapa parut dan berbagai macam bumbu-bumbu yang diperlukan.Waktu pengambilan bahan pun selesai. Langkah selanjutnya adalah meracik dan memasak. Para juri memberi waktu 50 menit. Kemudian, untuk penyajian 10 menit.Acara ini, disiarkan secara langsung pada saluran televisi bernama TVGaje, jam tujuh pagi.

  • Pewaris Bodoh Mengguncang Dunia   43. Rencana perjodohan

    Gadis itu menoleh. Wajahnya tidak terlihat jelas karena tertutup kain tebal yang melingkar di lehernya."Malam," sahutnya dengan suara sedikit serak."Hari sudah larut malam. Apakah ada sesuatu yang Anda butuhkan?" tanya Junaedi mencoba mendekatkan diri."Tidak ada. Hanya saja, aku terbangun kerena mendengar suara gaduh di sekitar sini!""Beberapa orang telah membereskannya. Saya pikir, keamanan di sini memang benar-benar terjamin.""Tidak perlu terlalu formal denganku. Aku bukan orang terhormat." Gadis itu mendorong kursi rodanya membelakangi Junaedi dan beranjak pergi.Junaedi mendekati gadis itu dan menawarkan diri untuk membantunya. "Ke mana kamu akan pergi?" tanya lelaki itu sembari memegang belakang kursi roda."Ruang isolasi lantai dua!" jawabnya singkat."Baiklah, Nona!" Junaedi pun mengantarkan gadis itu ke sana.Sepanjang kaki melangkah, mereka hanya terdiam tanpa sepatah kata pun. Suasana sangat canggung membuat Junaedi bingung, bagaimana ia harus memulai percakapan.Sesamp

  • Pewaris Bodoh Mengguncang Dunia   42. Mimpi

    "Maafkan saya, Pak. Saya sendiri, merasa ada sesuatu ingatan yang hilang. Saya pernah dibunuh seseorang dan mengalami mati suri," ujar Junaedi memelankan suara, karena di sampingnya ada Marina."Oh! Astaga." Tukijo tampak terkejut. Matanya membulat dengan ekspresi bengong sesaat. Dia mulai mengerti, bahwa pemuda di hadapannya ini mungkin akan mengalami hal yang sama dengan ayahnya. "Huh!" Pria itu mendesah. Mengingat bahwa ia pernah menjalin hubungan baik dengan Bambang Sutejo, ia tidak bisa mengabaikan hal ini."Saya telah menyiapkan kamar asrama yang strategis untuk Anda. Beristirahatlah dengan tenang! Saya akan menjamin keamanan kalian berdua. Anda bisa menghubungi saya, jika ada keperluan," kata Tukijo. "Terima kasih, Pak! Tapi, saya rasa, tidakkah ini terlalu berlebihan, sampai Anda sendiri yang turun tangan hingga menjamin keamanan kami? Ah, maaf, bukanya saya menolak, tapi, perlakuan Anda terhadap saya, akan menimbulkan kesalahpahaman terhadap peserta lain," balas Junaedi."In

DMCA.com Protection Status