Di Perjalanan Ari menyikut pinggang Rui untuk mendapat perhatiannya. Bukan maksudnya perhatian seperti yang berlebihan."Ada apa?" Tanya Rui."Aku hanya ingin tahu, kenapa kau menghentikan diriku untuk mencoba mengambil misi berbeda dan mendukung keputusan kak Faisal?" Tanya balik Ari."Ah soal itu, aku bertindak setelah melihat tatapan mata miliknya yang sama persis denganku sebelum menjadi Pendekar." Jawab Rui.Ari tidak mengerti dengan jawaban yang disampaikan Rui. Karena itu dia mencoba untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada temannya."Hanya dari tatapan mata kak Faisal? Memang apa arti tatapan mata miliknya saat itu?" Tanya Ari menyelidik."Aku tidak ingin lagi kehilangan orang berharga bagiku! Itulah arti tatapan kak Faisal." Jawab Rui"Tapi kenapa dia memberikan pertanyaan itu, seakan memberi kesempatan kepada kita untuk menolak gagasannya?" Tanya Ari lagi."Soal itu, aku kurang mengerti! Tapi sepertinya itu hanya pertanyaan untuk melihat siapa yang setia pada arah
"Apa kau mendengar pembicaraan mereka?" Tanya Ratna pada Faisal yag hanya fokus jalan saja."Iya, tapi itu bukan urusanku." Jawab Faisal."Bagaimana bisa kau berkata seperti itu, dia sudah mengalami hal buruk dan tetap tabah menjalaninya. Bukankah itu hebat?" Puji Ratna."Iya itu hebat, tapi sekali lagi itu bukan urusanku." Balas Faisal.Alis Ratna berkedut-kedut karena Faisal seakan mengabaikan apa yang baru diucapkan olehnya."Apa kau sudah kehilangan emosi sampai bisa bilang begitu, seharusnya kau menyampaikan satu atau dua patah untuk meng-""Menghibur dan menyemangati tidak akan membuat orang berharga bagimu kembali hidup. Sebenarnya aku paham apa yang kau inginkan, tapi saat ini biarlah seperti apa adanya. Lagi pula Rui itu meskipun tingkahnya sembrono tapi pemikirannya dewasa, dia hanya perlu menyesuaikan sikapnya saja. Jadi berhentilah menyuruh diriku untuk menyampaikan nasehat padanya." Jelas Faisal memotong ucapan Ratna.Kali ini Ratna tidak bisa berkata apa-apa lagi, hanya
"Hal yang diinginkan oleh para Demon Rat? Apa maksudmu kak Faisal?" Tanya Rui."Kejadian wabah itu sepertinya merupakan kesengajaan yang dibuat oleh para Demon Rat. Karena saat mereka menyerang dan menghancurkan desaku, salah satu dari mereka mengungkit kejadian penyerangan desa api api. Dari sana aku berkesimpulan kalau di desa itu ada hal penting bagi mereka." Jawab Faisal.Ratna yang mendengar itu pun langsung menanggapi."Jadi begitu, memang ini begitu terhubung. Tapi kita tidak bisa mengabaikan Quest yang telah kita ambil." Ucap Ratna."Apa yang diucapkan oleh kak Ratna benar, kita tidak bisa mengabaikan apa yang telah kita putuskan." Tambah Ari.Tamara juga menyetujui apa yang dikatakan oleh kedua rekan tersebut. Tentu saja Faisal harus menyetujui gagasan yang dibuat Timnya."Baiklah, kita akan pergi ke desa api api setelah menyelesaikan Quest ini!" Ucap Faisal."Disetujui!" Ucap mereka.Sementara itu di tempat yang belum terjamah oleh para manusia. Para Demon Rat berkumpul untuk
Setelah dua hari perjalanan, akhirnya mereka sampai di tempat tujuan. Itu adalah sebuah kota kecil yang cukup ramai.Kebanyakan Quest Pemburuan Giant Rat diberikan oleh Kota yang sedang berkembang. Peningkatan jumlah Giant Rat sendiri karena sampah yang menumpuk.Petugas kebersihan memang menjalankan tugasnya Setiap hari. Namun tidak semua sampah bisa mereka tangani.Kebanyakan sampah yang mereka buang adalah sampah yang dikumpulkan oleh warga setempat yang memiliki kesadaran akan kebersihan.Sementara mereka yang masa bodoh, membuang sampahnya di tempat-tempat yang kurang bisa dijangkau oleh para petugas kebersihan kota.Sampah-sampah merekalah yang mengundang para Giant Rat berkumpul untuk berkembang biak. Adapun para Demon Rat bukan berasal dari Giant Rat.Saat sampai di kota ini para Pendekar muda seperti Rui, Ari dan Tamara terkagum karena keindahannya. Sejenak melepaskan penat setelah dua hari perjalanan merupakan hal baik.Faisal menyadari kalau Timnya butuh istirahat sejenak,
Setelah melewati beberapa bangunan, Faisal akhirnya sampai di tempat orang yang mengajukan permohonan untuk membasmi Giant Rat.Dia adalah seorang yang memiliki penampilan rapi dan begitu elegan. Tanpa basa-basi Faisal langsung menyapa."Apa kau yang menaruh permohonan Quest pembasmian Giant Rat di kota perbatasan?" Tanya Faisal sambil menunjukkan kertas Questnya.Si pengirim yang mendapat pertanyaan seperti itu terkejut, karena tidak biasanya ada Pendekar yang langsung mengutarakan maksudnya."Wah, ternyata kau tipe Pendekar yang tidak suka basa-basi. Memang benar, akulah yang menaruh Quest tersebut." Jawab si bangsawan."Terima kasih, aku hanya ingin mengajukan sedikit pertanyaan. Apa kau berkenan menjawabnya?" Tanya Faisal."Tentu saja, jika itu akan membantu!" Jawab si bangsawan."Baik, dimana lokasi yang harus kami mulai untuk menjelajahi kota ini. Karena kau tidak menjelaskan detail tentang lokasinya?" Tanya Faisal."Ternyata hanya itu, lokasi awal kalian untuk mulai menjelajah
Ari, Rui, Tamara dan Ratna terkejut dengan peristiwa yang baru terjadi. Saat mereka sedang menikmati waktu di sekitar kota tiba-tiba saja terjadi gempa.Semua orang berhamburan mencari perlindungan. Beberapa rumah yang masih dalam tahap pembangunan rubuh kembali karena gempa tersebut.Setelah beberapa saat gempa tersebut berhenti, Keempat orang itu berdiskusi."Apa yang terjadi?" Tanya Rui panik."Kau tidak mengerti, yang barusan tadi adalah gempa!" Balas Ari."Aku tahu itu, tapi kenapa tiba-tiba terjadi gempa?" Tanya Rui balik."Mungkin hanya bencana biasa!" Ucap Tamara mencoba menenangkan.Rui memperhatikan sekitar, suasana kota yang tadinya damai kini sedikit rusak. Wajah penduduk yang awalnya ceria kini harap-harap cemas.Beberapa orang yang rumahnya hancur hanya bisa menaruh kedua tangannya di kepala. Mereka tidak pernah menduga akan terjadi gempa tiba-tiba seperti tadi.Selain itu ada juga beberapa korban yang luka-luka ringan karena tertimpa atap bangunan. Para penjaga yang bia
Faisal dan si pemimpin kota terkejut saat melihat banyak monster berkepala tikus menyerang penduduk kota.Ketika gempa bumi itu berhenti, keduanya langsung keluar karena terjadi kegaduhan di mana-mana.Saat mereka melihat apa yang sebenarnya terjadi, kota yang awalnya damai dan terlindungi oleh dinding yang kokoh serta beberapa Tentara penjaga yang mengawasi keamanan meski nampak lesu.Kini berubah menjadi lautan teriakan dan frustasi sebab munculnya serangan para Demon Rat."Monster apa itu?" Tanya si pemimpin kota."Itu adalah Demon Rat." Jawab Faisal.Bagi pendekar muda tersebut, kejadian ini merupakan pengulangan dari hal buruk yang dialaminya dulu."Demon Rat?" Tanya si pemimpin kota meminta penjelasan."Di masa lalu tempat aku tinggal diserang oleh monster itu. Kali ini jika kita tidak mengambil tindakan cepat, maka kota ini akan lenyap." Balas Faisal"Apa maksudmu? Memangnya apa yang direncanakan mereka. Selain itu, kenapa kerajaan agung tidak pernah mengabarkan ada makhluk sep
"Lalu apa yang harus kita lakukan?" Tanya seorang Tentara.'Asal kau tahu saja, jumlah mereka ada ratusan. Tidak mungkin bagi kita menang!" Sambung Tentara lain."Itu benar!""Apa yang dikatakan oleh mereka benar, bagaimanapun kita hanya mengulur waktu sebelum mereka menguasai kota lalu membunuh kita." Sambung si Penguasa kota sembari frustasi.Karena selalu merasakan kedamaian berkat terlindungi oleh benteng kota serta minimnya monster menyerang tempat ini. Membuat mentalitas mereka menjadi lemah, ditambah jumlah musuh yang menyerbu kota ini begitu banyak.Tiba-tiba Faisal menghunuskan pedang miliknya ke arah Penguasa kota sambil menatap tajam."Jika kau ingin mati lebih awal, kemarilah biar aku sendiri yang mencabut nyawamu. Bukan berarti aku benci ketakutanmu yang dikepung oleh ratusan monster, namun karena kebodohanmu yang tidak bisa menjaga moral para Tentara yang kau miliki. Bagaimana bisa kau menyebut dirimu penguasa kota? Saat ini wilayahmu sedang dip
Di bawah langit malam yang gelap, lapangan terbentang luas dengan rumput hijau yang lembut bergoyang ditiup angin sepoi-sepoi. Cahaya remang-remang bulan purnama menerangi sebagian lapangan, menciptakan bayangan yang panjang di tanah. Beberapa bintang bersinar terang di langit gelap, menambah kesan magis dan tenang di sekitar lapangan.Di antara indahnya pemandangan tersebut dua orang berbeda ras saling menatap satu sama lain dengan niat membunuh yang kuat sementara itu sekelompok orang menjauh untuk mengamati jalannya pertarungan. Belum ada tanda-tanda di antara keduanya untuk melakukan serangan pertama lalu sebuah seruan muncul dari mulut toga "Aku akan menjadi orang pertama yang benar!" Ucapnya seraya menghunuskan pedang."Ayo kita mulai balas!" Raegull sambil menghunuskan pedang juga. Toga, dengan tatapan tajam dan pedang yang berkilat, menatap lawannya dengan penuh tantangan. Sedangkan Raegull, yang penuh keangkuhan, tersenyum sinis sambil mengangkat pedangnya dengan sikap ang
Bagaikan pucuk dicinta ulam pun tiba, akhirnya sosok yang dinantikan oleh Raegull pun muncul. Wajah yang nampak lesu dan tak bergairah, begitu gembira karena melihat orang yang telah menantangnya datang dengan niat membunuh yang kuat."Bagus bagus sekali, aku sudah menantikan dirimu, wahai Toga! Darahku sudah mendidih untuk beradu pedang dengan dirimu sampai mati," ucapnya dengan semangat dalam hati.Sementara itu, Faisal melirik ke arah toga. "Apa dia yang akan menjadi lawan bertarungmu?," ucapnya.Toga hanya memberi senyuman, "ya, dialah Raegull monster yang telah aku tantang untuk bertarung sampai mati denganku," ucapnya dengan semangat.Di sela-sela percakapan mereka, sebenarnya Faisal mengintai sekeliling untuk mewaspadai adanya para iblis tikus yang bersembunyi."Kalian semua, jangan turunkan kewaspadaan. Aku memiliki firasat yang buruk."Upacara tarung sampai mati ibaratkan sebuah hal yang suci dan sakral. Tidak hanya kaum manusia saja yang mengetahui begitu sakralnya upacara i
Para anggota pasukan Bhayangkara yang cekikikan langsung terdiam ketika Faisal melirik tajam ke arah mereka. Bukannya mereka takut, namun hanya menghargai karena raut wajahnya nampak memalukan itu."Sekarang aku akan meluruskannya, ucapanku saat itu hanya untuk menghiburmu. Karena saat itu, kau bertanya sesuatu yang konyol," ucap Faisal menahan malu yang teramat sangat."Heh," respon Ratna, "jadi jawaban yang kau berikan waktu itu untuk menghiburku!" Ucap Ratna dengan polos.Lepas sudah tawa orang-orang yang menyaksikan interaksi Faisal dan Ratna. Mereka seakan melepaskan sejenak beban tekanan dari rapat perencanaan untuk menarik para iblis tikus."Aku tidak pernah menduga kalau kau menemukan rekan yang sungguh sangat menyenangkan," ucap Toga."Hahaha, berkat itu kita tidak perlu terlalu kaku dalam rapat ini, kalian nampak serasi, kenapa tidak segera menjadi pasangan saja?"Ari, Tamara, dan Rui hanya bisa tersenyum kikuk ketika orang-orang berkata seperti itu pada kakak senior di part
Keesokan paginya, semua orang yang ada di markas sementara itu menunjukkan raut kecemasan dan ketegangan, karena saat ini Faisal hendak menjelaskan rencana yang akan digunakan untuk menyergap ras Demon Rat yang telah menyerang Toga dan pasukannya.Udara di kerumunan itu begitu sesak, dan suasana juga cukup menegang. Bahkan anggota party dari Faisal sendiri tidak bertingkah konyol, sebab menyadari bahwa saat ini adalah hal penting."Kalau begitu, aku mulai saja perencanaan kita kali ini untuk menyergap Pasukan Demon Rat tersebut," ucap Faisal memulai percakapan.Kemudian Faisal mulai menjelaskan rencana-rencana yang dibuat untuk didiskusikan dengan seluruh anggota, tak lupa dia juga meminta pendapat pada pasukan Bhayangkara yang cukup mengetahui tentang strategi.Tentu saja pasukan Bhayangkara memberikan beberapa arahan dan juga perbaikan dari rencana yang telah dibuat oleh Faisal, serta menjelaskan bahwa rencana yang dibuat Faisal memiliki celah yang bisa membuat jatuh korban."Anggo
"Sepertinya cukup sampai sini, meskipun sebentar tapi ini sangat menyenangkan," ucap Toga.Faisal memberikan senyum saat mendengar ucapan itu, karena dia tahu makna tersirat dari kata yang dilontarkan oleh rekan berlatihnya ini."Besok adalah waktu yang penting, aku harap kau bisa kembali dengan selamat. Karena belum sekalipun aku merasa menang melawanmu," ucap Faisal.Toga juga tersenyum dan membalas, "Aku juga sama, mungkin terkesan kekanak-kanakan di usiaku saat ini. Tapi, aku tidak berniat kalah darimu. Walaupun beberapa kali menang, tapi entah kenapa itu seakan tidak ada artinya sama sekali."Meskipun hanya dua hari melakukan latihan tanding, namun keduanya telah melakukan pertarungan sebanyak 10 kali. Hasilnya adalah 7 kemenangan untuk Toga dan 3 kali seri.Faisal sama sekali tidak diberikan peluang untuk merasakan kemenangan dalam 10 kali pertandingan tersebut. Meski rasio kemenangan lebih besar dari pada seri, nyatanya itu tidak membuat Toga merasa puas.Dia Malah makin bersem
Saat Faisal dan Toga sedang sibuk berlatih pedang di tempat yang agak jauh di mana mereka membangun sebuah markas sementara yang dibuat oleh kelompok Faisal, para anggota pasukan Bhayangkara berkumpul untuk istirahat setelah tiba karena panggilan Faisal.Suasana di markas sementara dipenuhi dengan semangat dan kebersamaan, terutama ketika Tamara dan Ratna, dua anggota wanita dengan keahlian memasak yang luar biasa, mulai menyuguhkan hidangan istimewa untuk rekan-rekan mereka."Sungguh, hidangan ini luar biasa, Tamara dan Ratna! Rasanya begitu lezat," ucap seorang anggota sambil memuji masakan yang disajikan."Terima kasih banyak, kami senang bisa menyenangkan kalian dengan hidangan ini," jawab Tamara dengan senyum ramah.Para anggota Bhayangkara saling bertukar pujian dan cerita tentang hidangan yang mereka nikmati. Suasana ruangan dipenuhi dengan tawa riang dan percakapan yang hangat, menciptakan ikatan persaudaraan yang semakin kuat di antara mereka."Ratna, nasi gorengmu benar-ben
Di sebuah lapangan yang luas dan terbuka, Faisal dan Toga berdiri menghadap satu sama lain dengan pedang mereka yang bersinar terkena sinar matahari yang hangat. Mereka saling menatap dengan mata penuh tekad, siap untuk memulai pertarungan yang akan menguji kemampuan dan keberanian mereka."Apa kau sudah siap, Faisal?' tanya Toga"aku sudah siap, kau bisa mulai menyerang kapanpun Tuhan toga!" Balas Faisal dengan antusias. Dengan gerakan yang lincah dan penuh keanggunan, Faisal dan Toga mulai melancarkan serangan-serangan mereka. Suara gemerincing pedang yang bersentuhan mengisi udara, menciptakan melodi duel yang menegangkan namun indah. Mereka bergerak dengan kecepatan yang memukau, saling bertabrakan dengan kekuatan yang sama hebatnya, menciptakan tarian pertarungan yang mempesona.Setiap gerakan mereka penuh dengan keahlian dan ketangguhan, menggambarkan keindahan dan kekuatan dalam setiap serangan dan pertahanan. Faisal, dengan pengalaman dan keberanian seorang ksatria, menunjuk
Saat party Faisal dan juga party dibuat terkejut dengan pertanyaan Ruri, di tempat lain terjadi sedikit keributan PT sebab sang raja Demon Rat mendengar kabar Kalau perwira angkatan bersenjata miliknya melepaskan beberapa orang dari gerombolan yang dia sergap. Langsung saja Dia memanggil orang yang bersangkutan, kini dia memandang dengan kesal dan meminta penjelasan. Atas perbuatan sang perwira angkatan bersenjata miliknya. "Apa maksudmu dengan membiarkan beberapa di antara mereka selamat?" tanya Raja Demon Rat dengan suara membahana. Sementara itu, pelaku yang dimaksud sang raja Demon Rat sedang menundukkan kepalanya, namun wajahnya tidak menunjukkan tanda-tanda penyesalan atas perbuatan yang telah dia lakukan. Karena dari beberapa orang yang telah dia bebaskan itu, ada satu orang yang cukup berani untuk melakukan tarung sampai mati dengan dirinya, tentu itu membuat Dara Ksatria di dalam dirinya mendidih untuk merasakan seperti apa kekuatan dari orang tersebut." "Cepat berik
"Kalau sudah seperti ini, maka tinggal menyiapkan rencana untuk menyerangmereka kembali," ucap Faisal setelah berpikir dengan matang. "Yosh, aku sangat bersemangat kali ini. Tidak akan kubiarkan mereka lari," ucap Rui. "Jangan lupakan diriku, kawan," balas Ari sambil menepuk pundak dari rekannya itu. "Kuharap kau tidak merepotkanku kali ini," balas Rui. "Mau taruhan siapa yang paling banyak membunuh dari mereka?" balas Ari. "Sepertinya itu ide yang bagus," tambah Rui. Keduanya asyik beradu argumentasi dan begitu bersemangat, karena akan memburu para demon Rat lagi. mereka bersumpah kalau kali ini tidak akan mengulangi kesalahan yang pernah terjadi sebelumnya. "Semangat itu boleh, tapi jangan ceroboh." Ucap seorang Pendeta "Lalu bisa-bisanya kalian melupakan diriku. Aku juga ingin berkontribusi dalam penumpasan kali ini," ucap Tamara sembari tersenyum. Sementara itu, Toga dan rekannya hanya sweatdrop ketika melihat tingkah ketika bocah yang malah bersemangat untuk mengal