Ari, Rui, Tamara dan Ratna terkejut dengan peristiwa yang baru terjadi. Saat mereka sedang menikmati waktu di sekitar kota tiba-tiba saja terjadi gempa.Semua orang berhamburan mencari perlindungan. Beberapa rumah yang masih dalam tahap pembangunan rubuh kembali karena gempa tersebut.Setelah beberapa saat gempa tersebut berhenti, Keempat orang itu berdiskusi."Apa yang terjadi?" Tanya Rui panik."Kau tidak mengerti, yang barusan tadi adalah gempa!" Balas Ari."Aku tahu itu, tapi kenapa tiba-tiba terjadi gempa?" Tanya Rui balik."Mungkin hanya bencana biasa!" Ucap Tamara mencoba menenangkan.Rui memperhatikan sekitar, suasana kota yang tadinya damai kini sedikit rusak. Wajah penduduk yang awalnya ceria kini harap-harap cemas.Beberapa orang yang rumahnya hancur hanya bisa menaruh kedua tangannya di kepala. Mereka tidak pernah menduga akan terjadi gempa tiba-tiba seperti tadi.Selain itu ada juga beberapa korban yang luka-luka ringan karena tertimpa atap bangunan. Para penjaga yang bia
Faisal dan si pemimpin kota terkejut saat melihat banyak monster berkepala tikus menyerang penduduk kota.Ketika gempa bumi itu berhenti, keduanya langsung keluar karena terjadi kegaduhan di mana-mana.Saat mereka melihat apa yang sebenarnya terjadi, kota yang awalnya damai dan terlindungi oleh dinding yang kokoh serta beberapa Tentara penjaga yang mengawasi keamanan meski nampak lesu.Kini berubah menjadi lautan teriakan dan frustasi sebab munculnya serangan para Demon Rat."Monster apa itu?" Tanya si pemimpin kota."Itu adalah Demon Rat." Jawab Faisal.Bagi pendekar muda tersebut, kejadian ini merupakan pengulangan dari hal buruk yang dialaminya dulu."Demon Rat?" Tanya si pemimpin kota meminta penjelasan."Di masa lalu tempat aku tinggal diserang oleh monster itu. Kali ini jika kita tidak mengambil tindakan cepat, maka kota ini akan lenyap." Balas Faisal"Apa maksudmu? Memangnya apa yang direncanakan mereka. Selain itu, kenapa kerajaan agung tidak pernah mengabarkan ada makhluk sep
"Lalu apa yang harus kita lakukan?" Tanya seorang Tentara.'Asal kau tahu saja, jumlah mereka ada ratusan. Tidak mungkin bagi kita menang!" Sambung Tentara lain."Itu benar!""Apa yang dikatakan oleh mereka benar, bagaimanapun kita hanya mengulur waktu sebelum mereka menguasai kota lalu membunuh kita." Sambung si Penguasa kota sembari frustasi.Karena selalu merasakan kedamaian berkat terlindungi oleh benteng kota serta minimnya monster menyerang tempat ini. Membuat mentalitas mereka menjadi lemah, ditambah jumlah musuh yang menyerbu kota ini begitu banyak.Tiba-tiba Faisal menghunuskan pedang miliknya ke arah Penguasa kota sambil menatap tajam."Jika kau ingin mati lebih awal, kemarilah biar aku sendiri yang mencabut nyawamu. Bukan berarti aku benci ketakutanmu yang dikepung oleh ratusan monster, namun karena kebodohanmu yang tidak bisa menjaga moral para Tentara yang kau miliki. Bagaimana bisa kau menyebut dirimu penguasa kota? Saat ini wilayahmu sedang dip
"Kiek! kiek!" seru seekor Demon Rat saat tahu kalau ada beberapa orang yang muncul dari tempat tidak terduga.Para orang tidak terduga itu ternyata adalah Tentara Pelindung kota yang langsung menebas kepala Demon Rat tanpa ragu.Mereka telah diajarkan oleh Faisal untuk jangan menunjukkan belas kasih pada Demon Rat. Karena itulah setiap tentara Pelindung langsung membunuh Demon Rat.Teriakan serupa juga terdengar di berbagai tempat, itu karena Demon Rat tersebar ke berbagai tempat setelah mereka menguasai suatu kota.Faisal memerintahkan untuk mengikis jumlah mereka dengan membunuh Demon Rat yang sendirian. Dengan begitu jumlah musuh bisa berkurang dan saat menyergap nanti kekuatan mereka setara."sepertinya rencana milikmu berjalan mulus, lalu kemana kita akan pergi?" Tanya pemimpin kota."Aku hendak mencari Teman-temanku," balas Faisal."Begitu ya, apa mereka juga cekatan seperti dirimu?" tanya Pemimpin kota."Aku tidak begitu yakin, tapi setidaknya mereka memiliki pengalaman bertaru
Dua Tentara kota yang dikejar Giant Rat nampak panik sebab sudah berada di jalan buntu. Dengan wajah pucat dan tubuh menggigil mereka mencoba mencari jalan alternatif.Melihat gelagat mangsanya kebingungan, membuat Giant Rat kesenangan. Kali ini dia akan meberikan pembalasan yang sepadang untuk anggotanya yang tewas."Kieek!" Raum Giant Rat.Makin pucatlah wajah dua Tentara itu, sebab belum juga ada bantuan untuk menolong mereka."Apa kita akan berakhir seperti ini?" ucap salah satu Tentara."Haha setidaknya kita mati terhormat sebagai pejuang bukan pengecut." Ucap temannya.Giant Rat langsung mengayunkan senjata miliknya untuk melumat dua tentara itu. Namun beberapa anak panah melesat dan tepat mengenai mata dari monster tersebut."Seranganmu berhasil! Kau mengenai tepat di arah mata!" Ucap seorang bocah yang tidak lain adalah Rui."Tentu saja, hei kalian berdua cepat pergi dari sana!" balas Ari sembari memberi arahan pada dua Tentara kota untuk menjauh dari Giant Rat.Dua tentara me
Keempat Pendekar itu mengulang strategi serangan mereka, karena Giant Rat sudah tahu koordinasi serangan mereka.Rui terkena hantaman dari Tongkat besar Giant Rat, pemuda itu terpelanting jauh dan berhenti sebab menghantam dinding bangunan."Rui!" Teriak Ratna panik.Tamara segera menghampiri Rui yang terkulai, sesekali pemuda itu terbatuk-batuk sembari mengeluarkan darah.Kerasnya hantaman itu membuat bagian belakang kepalanya bocor dan mengeluarkan banyak darah, belum luka dalam yang membuat dia meringis menahan sakit."Oh Ibu Pertiwi! Berikanlah cahaya penyembuhan untuk Anakmu ini! Healinh Hand!" Ucap Tamara merapalkan mantra.Sekejap telapak tangan Tamara mengeluarkan sinar hijau dan rasa hangat merambat ke tubuh Rui. Mengobati luka dalam yang di deritanya."Sialan aku lengah," gerutunya sembari mengepalkan tangan."Sudah jangan terlalu dipikirkan, masih ada Kak Ratna, Ari dan kak Faisal di sana." Ucap Tamara mencoba menenangkan hati Rui.'Syukurlah dia baik-baik saja,' batin Ratn
Faisal segera melirik ke arah tempat teman perjalanannya, dilihat Tamara sedang merawat Rui yang terluka cukup parah"Bagaimana dengan kondisinya?" tanya Faisal"Untuk sekarang sudah agak mendingan, tapi kita harus segera membawa Rui ke tempat yang lebih baik untuk merawat luka-lukanya. Apalagi luka dalam yang dia terima akibat serangan Demon Rat itu." jawab Tamara dengan wajah cemas"Aku mengerti, situasi sudah aman sekarang kalian bisa ke sini!" perintah Faisal pada mereka yang sembunyi.Kemudian muncullah penguasa kota dan beberapa tentara pelindung kota yang sudah membantu Faisal mengatasi beberapa Demon Rat."Penguasa kota, apa kau punya tempat yang lebih baik. Temanku sedang butuh perawatan?" perintah dan tanya Faisal pada si Penguasa kota."Tentu saja, kemarilah biar aku tunjukkan!" ajak penguasa kotaFaisal melirik ke arah Tamara dan Ari"Ikutlah dengannya dan rawat Rui sampai pulih, aku dan Ratna akan mengawasi sekitar untuk berjaga-jaga. apabila masih ada Demon Rat yang ter
Setelah memastikan kalau para Demon Rat tidak ada lagi, Ratna dan Faisal menyambangi Rui yang terluka cukup parah."Apa dia sudah sadar?" Tanya Ratna."Belum, perawat kota bilang kalau kondisi Rui sangat parah. Tulang punggung dan dadanya retak, juga dia kehabisan banyak darah." Ucap Tamara dengan wajah sedih."Ini karena diriku yang lengah, andai saja kami bisa berimprovisasi ketika melakukan serangan pada Giant Rat itu. Rui tidak mungkin mengalami hal seperti ini." Ucapnya sambil mengepalkan tangan."Aku juga bersalah karena tidak memberikan serangan pendukung sehingga kita kecolongan." Balas Ratna."Andai saja aku memilki kemampuan Healing lebih kuat, mungkin luka yang diderita Rui tidak begitu parah." Tambah Tamara.Ketika tiga orang rekannya merasa bersalah karena keadaan yang menimpa Rui. Bocah laki-laki itu langsung menyela."Kenapa malah adegannya jadi sedih, padahal kita kan sudah berhasil menghalau serangan Demon Rat itu." Ucap Rui."Rui!" Ucap Ratna, Tamara, dan Ari."Kecilk
Di bawah langit malam yang gelap, lapangan terbentang luas dengan rumput hijau yang lembut bergoyang ditiup angin sepoi-sepoi. Cahaya remang-remang bulan purnama menerangi sebagian lapangan, menciptakan bayangan yang panjang di tanah. Beberapa bintang bersinar terang di langit gelap, menambah kesan magis dan tenang di sekitar lapangan.Di antara indahnya pemandangan tersebut dua orang berbeda ras saling menatap satu sama lain dengan niat membunuh yang kuat sementara itu sekelompok orang menjauh untuk mengamati jalannya pertarungan. Belum ada tanda-tanda di antara keduanya untuk melakukan serangan pertama lalu sebuah seruan muncul dari mulut toga "Aku akan menjadi orang pertama yang benar!" Ucapnya seraya menghunuskan pedang."Ayo kita mulai balas!" Raegull sambil menghunuskan pedang juga. Toga, dengan tatapan tajam dan pedang yang berkilat, menatap lawannya dengan penuh tantangan. Sedangkan Raegull, yang penuh keangkuhan, tersenyum sinis sambil mengangkat pedangnya dengan sikap ang
Bagaikan pucuk dicinta ulam pun tiba, akhirnya sosok yang dinantikan oleh Raegull pun muncul. Wajah yang nampak lesu dan tak bergairah, begitu gembira karena melihat orang yang telah menantangnya datang dengan niat membunuh yang kuat."Bagus bagus sekali, aku sudah menantikan dirimu, wahai Toga! Darahku sudah mendidih untuk beradu pedang dengan dirimu sampai mati," ucapnya dengan semangat dalam hati.Sementara itu, Faisal melirik ke arah toga. "Apa dia yang akan menjadi lawan bertarungmu?," ucapnya.Toga hanya memberi senyuman, "ya, dialah Raegull monster yang telah aku tantang untuk bertarung sampai mati denganku," ucapnya dengan semangat.Di sela-sela percakapan mereka, sebenarnya Faisal mengintai sekeliling untuk mewaspadai adanya para iblis tikus yang bersembunyi."Kalian semua, jangan turunkan kewaspadaan. Aku memiliki firasat yang buruk."Upacara tarung sampai mati ibaratkan sebuah hal yang suci dan sakral. Tidak hanya kaum manusia saja yang mengetahui begitu sakralnya upacara i
Para anggota pasukan Bhayangkara yang cekikikan langsung terdiam ketika Faisal melirik tajam ke arah mereka. Bukannya mereka takut, namun hanya menghargai karena raut wajahnya nampak memalukan itu."Sekarang aku akan meluruskannya, ucapanku saat itu hanya untuk menghiburmu. Karena saat itu, kau bertanya sesuatu yang konyol," ucap Faisal menahan malu yang teramat sangat."Heh," respon Ratna, "jadi jawaban yang kau berikan waktu itu untuk menghiburku!" Ucap Ratna dengan polos.Lepas sudah tawa orang-orang yang menyaksikan interaksi Faisal dan Ratna. Mereka seakan melepaskan sejenak beban tekanan dari rapat perencanaan untuk menarik para iblis tikus."Aku tidak pernah menduga kalau kau menemukan rekan yang sungguh sangat menyenangkan," ucap Toga."Hahaha, berkat itu kita tidak perlu terlalu kaku dalam rapat ini, kalian nampak serasi, kenapa tidak segera menjadi pasangan saja?"Ari, Tamara, dan Rui hanya bisa tersenyum kikuk ketika orang-orang berkata seperti itu pada kakak senior di part
Keesokan paginya, semua orang yang ada di markas sementara itu menunjukkan raut kecemasan dan ketegangan, karena saat ini Faisal hendak menjelaskan rencana yang akan digunakan untuk menyergap ras Demon Rat yang telah menyerang Toga dan pasukannya.Udara di kerumunan itu begitu sesak, dan suasana juga cukup menegang. Bahkan anggota party dari Faisal sendiri tidak bertingkah konyol, sebab menyadari bahwa saat ini adalah hal penting."Kalau begitu, aku mulai saja perencanaan kita kali ini untuk menyergap Pasukan Demon Rat tersebut," ucap Faisal memulai percakapan.Kemudian Faisal mulai menjelaskan rencana-rencana yang dibuat untuk didiskusikan dengan seluruh anggota, tak lupa dia juga meminta pendapat pada pasukan Bhayangkara yang cukup mengetahui tentang strategi.Tentu saja pasukan Bhayangkara memberikan beberapa arahan dan juga perbaikan dari rencana yang telah dibuat oleh Faisal, serta menjelaskan bahwa rencana yang dibuat Faisal memiliki celah yang bisa membuat jatuh korban."Anggo
"Sepertinya cukup sampai sini, meskipun sebentar tapi ini sangat menyenangkan," ucap Toga.Faisal memberikan senyum saat mendengar ucapan itu, karena dia tahu makna tersirat dari kata yang dilontarkan oleh rekan berlatihnya ini."Besok adalah waktu yang penting, aku harap kau bisa kembali dengan selamat. Karena belum sekalipun aku merasa menang melawanmu," ucap Faisal.Toga juga tersenyum dan membalas, "Aku juga sama, mungkin terkesan kekanak-kanakan di usiaku saat ini. Tapi, aku tidak berniat kalah darimu. Walaupun beberapa kali menang, tapi entah kenapa itu seakan tidak ada artinya sama sekali."Meskipun hanya dua hari melakukan latihan tanding, namun keduanya telah melakukan pertarungan sebanyak 10 kali. Hasilnya adalah 7 kemenangan untuk Toga dan 3 kali seri.Faisal sama sekali tidak diberikan peluang untuk merasakan kemenangan dalam 10 kali pertandingan tersebut. Meski rasio kemenangan lebih besar dari pada seri, nyatanya itu tidak membuat Toga merasa puas.Dia Malah makin bersem
Saat Faisal dan Toga sedang sibuk berlatih pedang di tempat yang agak jauh di mana mereka membangun sebuah markas sementara yang dibuat oleh kelompok Faisal, para anggota pasukan Bhayangkara berkumpul untuk istirahat setelah tiba karena panggilan Faisal.Suasana di markas sementara dipenuhi dengan semangat dan kebersamaan, terutama ketika Tamara dan Ratna, dua anggota wanita dengan keahlian memasak yang luar biasa, mulai menyuguhkan hidangan istimewa untuk rekan-rekan mereka."Sungguh, hidangan ini luar biasa, Tamara dan Ratna! Rasanya begitu lezat," ucap seorang anggota sambil memuji masakan yang disajikan."Terima kasih banyak, kami senang bisa menyenangkan kalian dengan hidangan ini," jawab Tamara dengan senyum ramah.Para anggota Bhayangkara saling bertukar pujian dan cerita tentang hidangan yang mereka nikmati. Suasana ruangan dipenuhi dengan tawa riang dan percakapan yang hangat, menciptakan ikatan persaudaraan yang semakin kuat di antara mereka."Ratna, nasi gorengmu benar-ben
Di sebuah lapangan yang luas dan terbuka, Faisal dan Toga berdiri menghadap satu sama lain dengan pedang mereka yang bersinar terkena sinar matahari yang hangat. Mereka saling menatap dengan mata penuh tekad, siap untuk memulai pertarungan yang akan menguji kemampuan dan keberanian mereka."Apa kau sudah siap, Faisal?' tanya Toga"aku sudah siap, kau bisa mulai menyerang kapanpun Tuhan toga!" Balas Faisal dengan antusias. Dengan gerakan yang lincah dan penuh keanggunan, Faisal dan Toga mulai melancarkan serangan-serangan mereka. Suara gemerincing pedang yang bersentuhan mengisi udara, menciptakan melodi duel yang menegangkan namun indah. Mereka bergerak dengan kecepatan yang memukau, saling bertabrakan dengan kekuatan yang sama hebatnya, menciptakan tarian pertarungan yang mempesona.Setiap gerakan mereka penuh dengan keahlian dan ketangguhan, menggambarkan keindahan dan kekuatan dalam setiap serangan dan pertahanan. Faisal, dengan pengalaman dan keberanian seorang ksatria, menunjuk
Saat party Faisal dan juga party dibuat terkejut dengan pertanyaan Ruri, di tempat lain terjadi sedikit keributan PT sebab sang raja Demon Rat mendengar kabar Kalau perwira angkatan bersenjata miliknya melepaskan beberapa orang dari gerombolan yang dia sergap. Langsung saja Dia memanggil orang yang bersangkutan, kini dia memandang dengan kesal dan meminta penjelasan. Atas perbuatan sang perwira angkatan bersenjata miliknya. "Apa maksudmu dengan membiarkan beberapa di antara mereka selamat?" tanya Raja Demon Rat dengan suara membahana. Sementara itu, pelaku yang dimaksud sang raja Demon Rat sedang menundukkan kepalanya, namun wajahnya tidak menunjukkan tanda-tanda penyesalan atas perbuatan yang telah dia lakukan. Karena dari beberapa orang yang telah dia bebaskan itu, ada satu orang yang cukup berani untuk melakukan tarung sampai mati dengan dirinya, tentu itu membuat Dara Ksatria di dalam dirinya mendidih untuk merasakan seperti apa kekuatan dari orang tersebut." "Cepat berik
"Kalau sudah seperti ini, maka tinggal menyiapkan rencana untuk menyerangmereka kembali," ucap Faisal setelah berpikir dengan matang. "Yosh, aku sangat bersemangat kali ini. Tidak akan kubiarkan mereka lari," ucap Rui. "Jangan lupakan diriku, kawan," balas Ari sambil menepuk pundak dari rekannya itu. "Kuharap kau tidak merepotkanku kali ini," balas Rui. "Mau taruhan siapa yang paling banyak membunuh dari mereka?" balas Ari. "Sepertinya itu ide yang bagus," tambah Rui. Keduanya asyik beradu argumentasi dan begitu bersemangat, karena akan memburu para demon Rat lagi. mereka bersumpah kalau kali ini tidak akan mengulangi kesalahan yang pernah terjadi sebelumnya. "Semangat itu boleh, tapi jangan ceroboh." Ucap seorang Pendeta "Lalu bisa-bisanya kalian melupakan diriku. Aku juga ingin berkontribusi dalam penumpasan kali ini," ucap Tamara sembari tersenyum. Sementara itu, Toga dan rekannya hanya sweatdrop ketika melihat tingkah ketika bocah yang malah bersemangat untuk mengal