Share

Bab 16

Penulis: Suwandi
"Dari segi harga memang lebih tinggi dari harga pasar, bahkan di beberapa tempat bisa sepuluh kali lipat lebih mahal. Tapi, menurutku pir milikmu memang pantas dihargai setinggi itu."

Fabian membalas, "Sepertinya restoranmu sudah merasakannya sendiri kemarin. Ya, 'kan?"

Fabian tersenyum tenang. Kiara yang menuangkan teh pun tertegun sejenak, lalu tersenyum.

"Kamu salah paham. Aku memang mengatakan ingin membahas harga, tapi aku bukan ingin menurunkannya."

"Kamu benar. Kemarin kami meluncurkan beberapa menu baru dan semuanya laris manis. Pelanggan yang mencicipinya sangat menyukainya dan ingin kembali lagi."

"Sementara yang belum sempat mencoba, hari ini kebanyakan sudah melakukan reservasi. Setelah iklan dipasang, semakin banyak orang yang penasaran dan tertarik untuk datang."

"Aku dan pamanku sudah mendiskusikan ini. Harga 40 ribu per setengah kilo terlalu rendah. Aku ingin menawarkan harga yang lebih tinggi."

Kiara menjulurkan dua jarinya dan meneruskan, "Aku akan menggandakannya unt
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Petani Kaya yang Ajaib   Bab 17

    Tentunya, jika mereka bisa menemukan bahan lain sebagai pengganti sebelum semua pir habis dikonsumsi, itu akan lebih baik. Sayangnya, mencari bahan berkualitas baik bukan hal yang mudah.Kiara menghela napas pelan. Dia tidak mau memikirkan hal itu lagi. Yang terpenting sekarang adalah melewati krisis ini."Jadi, Pak Fabian, kamu setuju hanya memasok ke Restoran Imperial?" Kiara mendongak sambil tersenyum cerah."Bu Kiara, jangan panggil aku dengan begitu formal. Panggil saja aku Fabian."Mendengar itu, Kiara merasa senang. Kemudian, dia berkata, "Kalau begitu, kamu juga jangan panggil aku Bu Kiara. Rasanya asing sekali. Panggil aku Kiara saja."Setelah itu, mereka menandatangani kontrak dan Kiara langsung memberi uang muka sebesar 200 juta.Dari pihak dapur, mereka juga sudah menghitung total berat pir yang dikirim hari ini. Totalnya 245 kilogram. Sesuai dengan harga yang disepakati dalam kontrak, Kiara membulatkannya menjadi 40 juta.Saldo di rekening Fabian seketika bertambah 240 jut

  • Petani Kaya yang Ajaib   Bab 18

    "Fabian, maaf sekali ya." Dengan dipandu oleh seorang pelayan, Kiara dan Fabian duduk di dekat jendela.Saat ini jam makan siang, jadi restoran penuh dengan pelanggan. Bahkan, meja ini pun baru saja dikosongkan dan dibersihkan setelah tamu sebelumnya pergi.Dari tempat duduknya, Fabian bisa melihat ke bawah. Di area tunggu, banyak orang memegang nomor antrean sambil menunggu giliran.Hanya dalam beberapa jam, uang yang didapatkan restoran ini pasti sangat banyak. Tentu saja, konsumsi bahan makanannya pasti lebih mengerikan."Tempat ini sudah cukup bagus." Fabian tidak terlalu mempermasalahkan hal ini. Saat masih bekerja dulu, dia sering makan di restoran cepat saji, yang tentu saja tidak bisa dibandingkan dengan tempat ini.Selain itu, dari jendela dia bisa melihat luasnya laut yang membentang. Pemandangannya benar-benar indah."Begini saja, tolong beri tahu manajer untuk membuatkan satu kartu berlian dan berikan kepada Pak Fabian sebagai hadiah." Kiara memberi instruksi kepada pelayan

  • Petani Kaya yang Ajaib   Bab 19

    Jantung Adam berdebar kencang. "Eee ... Bu Kiara ...."Kiara mengangkat tangannya lagi dan berkata dengan nada dingin, "Sudah, cukup. Aku nggak suka diganggu kalau lagi makan."Adam pun kembali ke tempat duduknya dengan wajah suram, tidak mengucapkan sepatah kata pun. Rekan-rekannya di sebelahnya ingin bertanya, tetapi tidak berani."Kita pulang," kata Adam dengan suara rendah."Oh." Keempat temannya berdiri."Mau ke mana?" Adam melirik mereka dengan marah. "Kalian pergi begitu saja? Siapa yang bayar? Kita patungan!"Hah? Bukankah tadi Adam bilang mau mentraktir mereka? Kenapa tiba-tiba jadi patungan?Namun, melihat wajah Adam yang suram, keempat orang itu memilih diam dan tidak membantah."Kiara ...." Fabian menatap Kiara.Kiara tersenyum tipis. "Aku melihat dan mendengar beberapa hal sebelumnya. Sepertinya sampai sekarang kamu belum tahu alasan sebenarnya kenapa kamu dipecat dari Media Kloud. Aku rasa sebentar lagi kebenarannya akan terungkap. Kalau sudah, aku akan meneleponmu."Fabi

  • Petani Kaya yang Ajaib   Bab 20

    Kiara kembali ke kantornya. Dia bersandar di kursinya sambil melihat kendaraan yang berlalu-lalang dari luar jendela. Senyuman puas muncul di wajahnya.Ceklek! Pintu terbuka. Kiara tidak perlu melihat untuk tahu siapa yang masuk. Di seluruh restoran ini, siapa lagi yang bisa masuk tanpa mengetuk pintu selain pamannya?Dengan nada tak berdaya, Kiara berucap, "Paman, tolong lain kali ketuk pintu dong."Tak ada respons. Kiara merasa heran, lalu menoleh. Dia melihat Hugo duduk di sofa dengan alis berkerut."Paman, ada apa lagi?" tanya Kiara."Pusing." Hugo memijat pelipisnya.Kiara langsung bangkit dan berjalan ke belakang Hugo untuk memijat pundaknya. Sambil memijat, dia berkata, "Paman pasti capek ya.""Bukan soal capek atau nggak." Hugo menyeringai. "Pelan sedikit. Aku memang ditakdirkan bekerja keras. Aku malah suka kalau banyak hal yang harus diurus.""Restoran mulai menunjukkan peningkatan. Paman memang harus bekerja lebih keras, tapi tetap harus jaga kesehatan." Kiara mengingatkan.

  • Petani Kaya yang Ajaib   Bab 21

    Mobilnya saja sudah seharga 300 sampai 400 juta.Tiba-tiba membahas tentang tekanan hidup, ada apa ini? Takut teman yang miskin bakal pinjam uang?Lampu merah hampir berubah menjadi hijau. Wirya buru-buru berkata, "Fabian, kami berencana buat reuni. Nanti kalau waktu dan tempatnya sudah ditentukan, aku kasih tahu kamu. Kamu harus datang ya.""Oke." Fabian mengangguk setuju. Lampu hijau menyala, dia menginjak pedal gas. "Dah!""Dah! Pokoknya kamu harus datang!" Wirya berbelok ke arah lain. Melalui kaca spion, dia melihat mobil van milik Fabian. Senyumannya semakin lebar, terlihat penuh kemenangan."Pak Wirya, dia teman kuliahmu ya?" tanya seorang wanita cantik yang duduk di kursi belakang.Ekspresi Wirya langsung berubah suram. Dia ingin menjabat sebagai manajer, tidak ingin sekadar menjadi wakil.Wirya lantas menyahut, "Iya, dia teman kuliahku. Dia nggak bisa bertahan di kota, jadi balik ke desa jadi petani. Ingat, kalau kamu ketemu teman yang nasibnya seperti dia, lebih baik pura-pura

  • Petani Kaya yang Ajaib   Bab 22

    Suwandi dan Lenka menghabiskan sepanjang sore berkeliling di kebun pir. Bagaimanapun mereka melihatnya, mereka tetap tidak bisa menemukan apa yang istimewa dari pir di kebun mereka.Akhirnya, mereka mencari Fabian dan memintanya untuk menunjukkan langsung rahasia bagaimana dia mengolah pir itu. Namun, Fabian khawatir akan mengejutkan orang tuanya, jadi dia hanya memberi alasan untuk menghindari pertanyaan mereka.Hal seperti ini harus dijelaskan secara perlahan. Jika dia langsung mengungkapkan segalanya, orang tuanya mungkin akan curiga dan ketakutan, bahkan syok.Selain Suwandi dan Lenka, Hesti juga dibuat bingung bukan main. Dia duduk di halaman rumahnya sambil termenung.Pir Keluarga Hakim bisa terjual dengan harga selangit. Namun, itu jelas-jelas cuma pir biasa? Hesti benar-benar tidak bisa memahami ini.Apa dunia ini sudah berubah? Dia tahu banyak orang kota yang kaya, satu mobil saja bisa bernilai miliaran. Namun, pir juga bisa terjual ratusan juta dalam sehari? Benar-benar tidak

  • Petani Kaya yang Ajaib   Bab 23

    Dibandingkan dengan saat pertama kali digunakan, yang kedua kali ini lebih singkat. Hanya saja, semua buah di pohon telah terkena Hujan Spiritual. Seharusnya hasilnya tidak berbeda jauh.Milo menunggu cukup lama. Karena majikannya tidak lagi menurunkan hujan, dia akhirnya pergi dengan agak kecewa."Fabian?" Terdengar suara Sabrina."Kak Sabrina, aku di sini." Fabian ingin bergerak, tetapi tubuhnya terasa lemas. Jadi, dia hanya bisa berbicara lebih keras.Sabrina segera mendekat dan melihat Fabian yang tergeletak di tanah. Dengan ekspresi cemas, dia bertanya, "Kamu kenapa?"Sambil berbicara, dia berjongkok dan menyentuh dahi Fabian. Rasanya sangat panas. "Kamu demam.""Nggak apa-apa, sebentar lagi juga baikan." Fabian sudah bisa berbicara dengan lebih lancar. "Langit sudah gelap, kenapa kamu datang ke gunung?""Aku ... aku ...." Sabrina menunduk, wajahnya memerah. "Aku mencarimu ....""Mencariku?" Fabian menatap wajah malu-malu Sabrina dan segera menyadari alasannya.Sabrina takut berte

  • Petani Kaya yang Ajaib   Bab 24

    Larut malam, di pegunungan tua, seorang gadis cantik berada dalam pelukannya, ini seharusnya menjadi momen yang indah.Namun, Fabian tidak punya waktu untuk memikirkan hal-hal aneh. Ini karena lolongan tadi berasal dari Milo!Dia segera menoleh, tetapi pepohonan menghalangi pandangannya. Fabian memeluk Sabrina dan berkata, "Itu Milo.""Milo?" Sabrina buru-buru melepaskan diri. Dia menatap Fabian dengan malu, lalu menunduk dan bertanya, "Milo bertemu serigala?"Begitu menyebut serigala, ekspresi Sabrina langsung berubah serius. Dengan cepat, dia mengambil dua batang kayu dari tanah. Dia memberikan satu kepada Fabian, lalu mendesaknya, "Ayo cepat, kalau Milo bertemu serigala, ini bisa bahaya."Fabian tersenyum sambil menatapnya. Sabrina memang terlihat lemah lembut, tetapi kenyataannya tidak demikian.Dia bisa naik gunung sendirian untuk mencari obat. Dia berani turun ke sungai untuk menangkap ikan. Bahkan, dia pernah masuk ke wilayah serigala demi memetik jamur. Jadi, dia pernah melihat

Bab terbaru

  • Petani Kaya yang Ajaib   Bab 50

    "Pak ... Raka ...," panggil Mila. Raka jarang datang ke showroom. Mila yang baru bekerja 1 bulan hanya pernah melihat Raka sekali, tetapi Mila bisa mengenali Raka. Tubuh Mila gemetaran saat dipanggil Raka."Jangan takut, sini," bujuk Raka. Dia membawa Mila masuk ke showroom. Leo merasa ada yang tidak beres.Ternyata Raka memerintah manajer, "Urus prosedur masuk kerja untuk dia."Manajer langsung menyahut tanpa ragu, "Oke, Pak Raka."Raka melirik Leo sekilas, lalu berucap, "Mengenai dia, kamu urus saja sendiri.""Aku paham," sahut manajer seraya mengangguk. Kemudian, dia menggeleng kepada Leo.Leo tampak terkejut. Dia hendak bicara, tetapi dia mengurungkan niatnya begitu melihat manajer mengernyit.Raka berkata kepada Mila sambil tersenyum, "Ayo, selesaikan penjualanmu.""Aku ...," ujar Mila. Dia menangis lagi.Manajer tertawa, lalu mengomentari, "Dasar cengeng."Raka tidak menanggapi ucapan manajer lagi. Dia menarik Priska, lalu menanyakan beberapa hal. Setelah tahu ayahnya makan jagun

  • Petani Kaya yang Ajaib   Bab 49

    Leo mengerjap. Dia memandangi Fabian dengan ekspresi bingung, lalu melihat Priska. Sementara itu, Priska mendengus dan memalingkan wajahnya.Leo kebingungan, dia merasa sepertinya dirinya menyinggung klien. Leo mengulangi ucapannya lagi, "Pak, tolong tunjukkan KTP dan SIM-mu. Aku ...."Fabian mengernyit, sedangkan Priska menyela ucapan Leo dengan ekspresi gusar, "Kamu berisik sekali."Ekspresi Leo berubah drastis. Apa yang terjadi? Priska mencebik. Dia menarik Fabian ke meja lain sembari berujar, "Bian, kita duduk di sana saja."Leo merasa canggung. Jika dia mengikuti mereka, kemungkinan klien akan pindah ke tempat lain. Jika tidak mengikuti mereka, takutnya dia akan kehilangan penjualan mobil Ford Raptor.Saat Leo sedang ragu-ragu untuk mengikuti Fabian dan Priska, terdengar suara tangisan. Mila yang membawa barangnya berjalan sambil menunduk dan menangis. Dia dipecat.Manajer juga berjalan keluar. Dia tidak memedulikan Mila yang menangis. Manajer melihat ke arah Fabian, apa yang terj

  • Petani Kaya yang Ajaib   Bab 48

    Mila baru tamat kuliah. Dia bekerja di showroom ini selama 1 bulan. Sebagai karyawan magang, staf penjualan lain tidak memberi Mila kesempatan untuk melayani klien. Hari ini, akhirnya Mila mendapatkan kesempatan bagus dan klien langsung mengatakan ingin membeli mobil.Mila hendak menyiapkan dokumen, tetapi rekan kerjanya malah berniat mengusirnya. Mila adalah karyawan baru, jadi dia tidak berani menentang. Mila hanya bisa diam-diam menyeka air matanya sambil membantu rekan kerjanya memfotokopi dokumen.Leo yang sudah mengambil dokumen menghampiri Fabian, lalu duduk di samping dan berbicara sembari tersenyum, "Halo, ini dokumennya. Coba kalian lihat dulu, nanti aku jelaskan pada kalian."Fabian tertegun sejenak, kenapa orang yang melayaninya tiba-tiba diganti? Leo melihat hanya ada 1 gelas air di atas meja. Dia melihat Mila yang lewat dan membentak seraya mengernyit, "Kamu bisa kerja, nggak?""Ha?" sahut Mila. Langkahnya terhenti. Dia tidak tahu kesalahan apa yang diperbuatnya."Sekaran

  • Petani Kaya yang Ajaib   Bab 47

    Donny berucap, "Begini saja, Hugo dari Restoran Imperial itu teman sekolahku. Nanti aku akan meluangkan waktu untuk mencari Hugo biar mereka membagi jagung itu kepada kita."Donny menambahkan, "Nggak, nanti aku langsung telepon Hugo saja."Raka menimpali, "Oke, Kakak Ipar. Kamu telepon saja. Aku mau sekalian lihat kondisi showroom setelah datang ke sini. Satu bulan belakangan ini penjualan menurun drastis. Aku nggak tahu apa yang mereka lakukan!"Kemudian, Raka naik ke mobil. Donny berpikir sejenak, lalu menelepon istrinya. Sesudah itu, Donny menelepon Hugo. Namun, panggilan teleponnya tidak terhubung.Di showroom mobil Ford. Priska bertanya kepada Fabian, "Bian, apa kita nggak perlu kabari Kak Wenda? Showroom ini milik paman kedua Kak Wenda.""Nggak usah. Kita lihat-lihat sendiri saja," sahut Fabian. Mereka berdua pun berjalan masuk ke showroom.Seorang staf penjualan pria tidak melihat mobil yang dikendarai Priska. Dia hanya melihat sekilas pakaian Fabian, lalu berujar kepada seorang

  • Petani Kaya yang Ajaib   Bab 46

    Sebuah mobil Chevrolet Camaro merah berhenti di tepi jalan. Jendela mobil dibuka, Priska melepaskan kacamata hitamnya. Dia sangat cantik. Priska bertanya, "Bian, kenapa kamu baru datang?"Fabian baru turun dari bus. Orang di bus memandangi Priska. Seseorang berujar, "Wah, wanita ini cantik sekali. Nak, dia pacarmu, ya?"Fabian hanya tersenyum dan tidak menanggapi ucapan orang itu. Dia naik ke mobil Priska. Ekspresi Priska terlihat canggung. Bahkan, suaranya sangat kecil saat berkata pada Fabian, "Pakai sabuk pengaman."Fabian melihat Priska dengan ekspresi bingung. Bukannya tadi Priska mengeluh? Kenapa sekarang sikapnya berubah?Priska tersenyum sambil memakai kacamata hitamnya dan menjalankan mobil. Fabian sangat rileks. Mobil Chevrolet Camaro ini jauh lebih nyaman dari bus. Fabian berkomentar, "Wah, mobil bagus memang nyaman."Priska berucap, "Aku bilang mau jemput kamu, tapi kamu nggak mau. Tadi kamu bilang ada masalah waktu kirim pesan kepadaku. Apa yang terjadi?"Fabian menceritak

  • Petani Kaya yang Ajaib   Bab 45

    Melihat itu, pria berkacamata itu langsung mendorong orang-orang di sekitarnya dan berusaha merampas uang dari tangan Lais.Pria paruh baya yang baru saja selamat pun mendengus dingin."Hmph, kamu pikir cuma kamu yang bisa mendengus? Kamu ...." Tiba-tiba, pria berkacamata itu terbelalak.Dia menatap pria paruh baya yang masih duduk di tanah. Wajah itu terlihat sangat familier! Dia segera melepaskan kacamatanya, mengucek matanya, lalu memakainya kembali.Saat melihat lagi, wajahnya langsung berubah pucat pasi. "Pak ... Pak Donny ...?"Sikap garangnya itu langsung menghilang, digantikan dengan senyuman penuh kepanikan. Akan tetapi, senyuman itu lebih terlihat lebih buruk daripada tangisan."Kamu menyuruh orang-orang jangan menyelamatkanku?" Suara pria paruh baya itu terdengar dingin."Pak, a ... aku nggak tahu kalau itu kamu! Toko kita mengadakan rapat, makanya aku buru-buru ke sana. Kalau aku tahu itu kamu, aku pasti sudah jadi orang pertama yang turun menolongmu, meskipun harus mati!"

  • Petani Kaya yang Ajaib   Bab 44

    Suasana menjadi hening. Dedaunan yang tertiup angin terdengar begitu jelas di telinga. Beberapa orang masih pucat pasi karena ketakutan.Suara gemuruh mobil yang jatuh ke jurang tadi masih terngiang di benak mereka. Jurang sedalam itu, jika seseorang jatuh ke dalamnya .... Tidak ada yang berani membayangkan lebih jauh.Tiba-tiba! Sebuah tangan muncul di pinggir tebing!"Dik?" Seseorang berteriak kaget.Mereka baru teringat bahwa tadi Fabian sudah mengikatkan tali ke tubuh sopir yang pingsan dan talinya tidak putus. Seketika, orang-orang mulai tersenyum lega.Kemudian, kepala Fabian muncul dari tepi tebing. Dia memegang erat pinggiran tebing dengan satu tangan, sementara tangan lainnya masih memeluk sopir yang pingsan."Anak ini kuat sekali!" puji seseorang."Tolong tarik kami!" Fabian menggertakkan giginya."Benar, benar! Ayo, bantu angkat mereka!"Lais langsung berteriak, "Cepat bantu! Ayo, semua!"Tak butuh waktu lama, dengan bantuan banyak orang, Fabian dan sopir yang pingsan berhas

  • Petani Kaya yang Ajaib   Bab 43

    "Hm." Fabian tidak bertindak sembarangan lagi. Dia menoleh ke sekitar, mencari solusi.Whoosh .... Angin bertiup kencang. Kreek ... kreek ....Mobil itu kembali bergoyang. Suara gesekan besi terdengar menusuk telinga, membuat bulu kuduk meremang. Bagian depan mobil semakin condong ke bawah!"To ... tolong selamatkan aku ...!" Pria paruh baya di dalam mobil semakin panik. Keringat sampai mengucur deras dari dahinya. Wajahnya pucat pasi.Ciittt! Tiba-tiba, bus kecil yang sudah melaju puluhan meter berhenti."Kenapa berhenti lagi? Lais, kamu cari masalah denganku ya?" Pria berkacamata itu berteriak histeris.Namun, sopir bus tidak lagi peduli padanya. Lais bergegas turun diikuti beberapa penumpang."Ada rantai besi?" tanya Fabian.Lais menggeleng."Kalau tali?""Ada!" Lais segera berlari ke sisi lain bus."Mau ikut campur ya? Aku mau lihat gimana kalian membuat mobil itu jatuh ke jurang!" Pria berkacamata itu menyilangkan tangan di depan dada, wajahnya penuh kekesalan."Kamu ini kenapa si

  • Petani Kaya yang Ajaib   Bab 42

    Malam itu, Fabian menggunakan Teknik Hujan Spiritual untuk menyiram tiga pohon pir di kebun. Air hujan yang terkumpul dalam ember lantas digunakan untuk menyiram ladang jagung.Keesokan paginya, orang tuanya berangkat lebih awal dengan mobil, membawa buah pir dan jagung ke Restoran Imperial.Sementara itu, Fabian baru keluar rumah sekitar pukul 9 pagi. Dia berjalan lima kilometer sebelum akhirnya menaiki bus kecil menuju kota.Bus kecil itu melaju di jalan pegunungan yang berkelok-kelok, membuat penumpang terguncang hebat. Beberapa bagian jalan sangat berbahaya. Sedikit saja kesalahan, bus akan tergelincir ke jurang. Namun, penumpang sudah terbiasa. Ada yang mengantuk, ada yang asyik mengobrol.Tiba-tiba ... ciiittt! Sopir menginjak rem mendadak. Para penumpang langsung berteriak kaget. Ada yang terbentur dan marah-marah kepada sopir."Kalian lihat itu! Ada mobil hampir jatuh ke jurang!"Seketika, suasana di dalam bus menjadi hening.Di depan, sebuah mobil off-road hitam besar menabrak

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status