Share

Sebuah Pengakuan

"Kenapa diam saja? Makanannya tak enak?"

Kiara menggeleng. Mereka sedang makan siang bersama. Beberapa karyawan mencuri pandang kearah mereka dengan tatapan iri dan tak percaya. Maklum saja, siapa sih yang tak mau dengan Devan. Meski galak, tapi ganteng dan tajir. Beruntungnya Kiara yang hanya beberapa hari mampu meluluhkan hati boss mereka.

"Makan yang banyak. Jangan takut gendut." Devan meletakkan daging di piring Kiara. Gadis itu tersenyum tipis.

Ia kembali melahap makanannya. Pikirannya melayang ke tadi malam. Saat sedang beres-beres kamar Rara, ia menemukan benda yang sama persis dengan yang ia pakaikan pada bayinya saat itu.

Hal itu juga yang membuatnya tak bisa tidur semalaman. Ia kepikiran tentu saja. Apa mungkin Rara putrinya? Dan pria ini...

Kiara memandangi Devan tanpa sadar.

"Berhenti menatapku seperti itu, kau ingin cepat-cepat jatuh dalam pesonaku, hmm?"

Kiara mendengkus. Ia membuang muka. Menggeleng pelan. Tak mungkin Rara putrinya. Lagipula saat itu dia kan meletakka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status