Share

Orientasi Dodi

Hening.

Tak ada sepatah katapun yang keluar dari bibir Devan. Netranya terarah ke wanita yang tertunduk di depannya. Nina sempat terisak tadi, namun Devan biarkan saja. Dia bingung untuk bersikap. Tak peduli dengan pasang mata yang mengarah ke mereka. Karena pada kenyataannya mereka juga tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Dan untung saja cafe tidak terlalu ramai. Ini kan bukan jam istirahat kerja.

"Jelaskan," ucap Devan datar. Dia palingkan wajahnya ke arah lain.

Perlahan Nina mengangkat wajahnya. Bulir bening sisa tangisnya tadi masih membekas.

"Van ... aku..."

"Huft."

Nina kembali terdiam. Helaan napas berat Devan terasa menusuknya. Dia menarik napas panjang. Memberi kesempatan pada otaknya untuk merancang rencana. Ini kesempatan bagus bukan. Devan mengajak ketemuan berarti pria itu masih penasaran dengan dirinya. Dan kali ini dia tidak akan membiarkannya lepas lagi.

Minuman yang mereka pesan dibiarkan tak terjamah. Ada hal lain
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status