Share

Tuduhan Konyol

last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-27 12:26:13
Paling tidak, seseorang membenci satu hal dalam hidupnya. Bagi Aruna, dia benci ketika orang lain menyebutnya seperti anak kecil.

Aruna berusaha memakluminya, sekali ini saja.

‘Apa karena gaya pakaianku yang tidak terlihat dewasa?’ pikir Aruna sambil berlalu.

Dia membalikkan tubuhnya, kaki jenjang yang dibalut rok sebetis itu melangkah menuju kelasnya yang agak lumayan jauh dari parkiran. Saat itu, Aruna memilih jalan samping melewati aula.

Dan siapa sangka jika langkahnya membawa Aruna pada Dirga?

“Hai, Dirga sayang!”, sapa Aruna dengan riang.

Tapi, sayangnya pemuda itu sedang menyesap Vape bersama Andra. Asap putih mengebul di udara sekitarnya. Hal itu membuat Aruna mengembuskan napas berat. Namun, Aruna tetap mendekat ke arah Dirga.

“Hai, Run. Makin cantik aja lo tiap hari.”

Mendengar Andra menggodanya membuat Aruna hanya tersenyum lemah. Gadis itu tak menganggap itu sebagai pujian.

Padahal kalau diperhatikan, Aruna memang semakin tampil cantik.

‘Sepertinya Dirga nggak pe
catatanintrovert

Mohon maaf semalam aku nggak update karena ketiduran huhu mau nangis bangett. Maaf juga akhir-akhir ini aku up-nya cuma se-bab karena aku ngantuk terus abis pulang kerja huhu. Maaf sekali lagiii. Fyi, berhubung aku dapet libur selama 3 hari, aku mau maksimalin buat kasih bom up. Next bab, Ryuga Claudia lagiii. Makasih yang sudah baca^^

| 82
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (13)
goodnovel comment avatar
Attar Muntaz
asli pengen noyor pala si dirga
goodnovel comment avatar
Selvi Wahyuni
good aruna ...
goodnovel comment avatar
Nur siti Masfufah
aruna hrs tegas ke dirga laki2 model begitu ga perlu dipertahanin...claudia ryuga makin mesra makin sip
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pesona Presdir Posesif   Sebuah Insiden

    Jarak tempuh menuju GOR hanya memerlukan waktu kurang lebih tiga menit. Memang sedekat itu dari kampus. Sang sopir memarkirkan mobil mewah Ryuga ke dalam basement.“Padahal aku bisa turun di depan, Ryuga.” Claudia merasa tak enak merepotkan seperti ini terus.Apalagi Ryuga turun lebih dulu tanpa bisa dicegah untuk membukakan pintu mobil untuk Claudia.‘Kalau pun repot, Daddy sama sekali nggak keberatan untuk melakukan sesuatu untuk orang yang sangat disayanginya.’Ucapan Aruna kembali terngiang di telinga Claudia. Wanita menggelengkan kepalanya kuat-kuat. Satu tangannya meraba bagian atas tubuhnya, tepatnya bagian dada.Mengapa jantungnya berdebar sekencang ini?“Mau latihan atau temani aku ke kantor hari ini, hmm?”Sosok Ryuga yang berdiri dekat pintu mobil dengan alis yang naik sebelah tampak kelihatan berbeda di mata Claudia. Tampak lebih … tampan dari biasanya?“Y-ya latihan, Ryuga,” jawab Claudia sedikit terbata.‘Aku pasti sudah nggak waras!’Claudia menggigit bibir bawah bagian

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-27
  • Pesona Presdir Posesif   Siapa yang Terluka?

    “RYU!”Teriakkan dari seorang wanita yang baru saja ke luar dari mobil membawa kesadaran Claudia kembali secara penuh.Kejadian naas itu terjadi terlalu cepat. Tubuh Claudia tiba-tiba dipeluk dari belakang dan keduanya terbanding pada sebuah mobil yang terparkir di samping. Terdengar bunyi benda yang patah karena saling bertabrakan.Suara ringisan di belakang Claudia membuat wanita itu melepas paksa pelukan di belakangnya.Pria itu langsung memegangi tangan kirinya yang menabrak kaca spion mobil hingga lepas. Benturan itu cukup keras.“Kamu nggak terluka ‘kan, Claudia?” tanya Ryuga dengan ekspresi yang jelas terlihat kesulitan. Pria itu tengah kesakitan.Namun, di tengah-tengah itu manik hitam Ryuga berusaha fokus dan memindai jika Claudia tidak terluka sedikit pun.Netra mata Claudia tertuju pada tangan kiri Ryuga sebab pria itu memeganginya.“R-Ryuga–Saat Claudia hendak menyentuh Ryuga, tiba-tiba ada sebuah tangan yang menepisnya kasar. Sosok itu mendekati Ryuga dan memeriksa keada

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-28
  • Pesona Presdir Posesif   Keterlaluan

    Menyadari yang masuk ke dalam mobil adalah Bellanca dan bukan Claudia, Ryuga sontak menautkan alisnya.“Mana, Claudia?” Disambung ringisan yang cukup kuat karena gerakan tubuhnya mengenai tangan kirinya.Kepala Ryuga tertoleh ke belakang. Dia masih sempat melihat keberadaan Claudia, namun tak bertahan lama karena mobil dengan cepat ke luar dari basement.“Dia … tak ikut dan malah menyuruhku yang menemanimu,” jawab Bellanca yang juga masih setengah kebingungan akan hal itu.Niat Ryuga yang ingin menghentikan sopirnya untuk kembali menjemput Claudia seketika diurungkannya niat tersebut.“Kamu membual, Bella?” tuduh Ryuga.Bellanca menggeleng. “Claudia mengatakannya sendiri, dia bilang ‘Tolong temani Ryuga ke rumah sakit, Bellanca’,” ucap Bellanca mengingat jelas apa yang dikatakan Claudia. Dia menatap pria di sebelahnya, “Kamu bisa tanyakan nanti padanya. Aku sama sekali tidak berbohong.”Mendengar itu, Ryuga merasa sedikit … kecewa. Ekspresinya tampak kesulitan. Apa yang dilakukan Clau

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-28
  • Pesona Presdir Posesif   Mendatangi Apartemen Claire

    *Beberapa menit sebelum kejadianMenyaksikan pemandangan pria yang dia cintai menatap penuh cinta pada wanita yang bukan dirinya membuat Bellanca merasakan hatinya teriris.Dia tak sanggup melihat itu sehingga Bellanca memalingkan wajah ke arah sosok pengemudi di sampingnya.“Claire, ayo pergi saja,” ajak Bellanca yang tampak mulai tidak nyaman.Mendapat ajakan tersebut, Claire menatap Bellanca tak percaya. “Pergi begitu saja? Nggak, Bellanca. Kita harus melanjutkan rencana selanjutnya,” ucapnya menggebu-gebu.Wanita itu lalu menolehkan wajah lagi ke depan. “Lo cemburu karena Ryuga dan Claudia mengobrol seperti itu?”Bellanca tak merespons. Jadi, Claire menganggapnya demikian. Sejujurnya, Claire juga tidak menyukai pemandangan di depan matanya itu. Selain muak, diam-diam Claire kian merasa iri pada Claudia.“Lihat saja, gue beneran nggak akan bikin lo bahagia semudah itu, Claudia.”Claire bersiap dengan gas kemudi mobilnya kala Claudia selesai mengobrol dengan Ryuga dan membalikkan ba

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-28
  • Pesona Presdir Posesif   Meskipun Sakit, Tetap Menyebalkan

    Kak Sam, aku lagi pengen sendiri, Kak Sam–Ucapan Claire terputus sendiri kala mendapati sosok yang duduk di depan Tv bukanlah Sam, melainkan Claudia.Hal itu membuat Claire mendelikkan mata dan mengembuskan napas kasarnya.“Kak Sam baru aja pergi, Claire,” beritahu Claudia dengan tenang. Dia menunjuk sisi kosong sofa yang didudukinya. “Ada yang ingin aku bicarakan denganmu.”Alih-alih menurut, Claire malah berbalik membelakangi Claudia. “Gue menolak. Ke luar dari apartemen gue sekarang, Clau.”“Kalau begitu, kamu akan langsung bicara dengan pihak berwajib atas percobaan pembunuhan terhadapku, Claire,” ujar Claudia dengan lugas. Dia sudah mengantongi bukti kartu memori kamera dashboard mobil dari Lilia. Wanita itu bangkit dari duduknya. Netra mata Claudia menatap lurus punggung Claire. Sia-sia saja niat Claudia yang masih menginginkan membicarakan ini secara kekeluargaan.Tiba-tiba saja Claire menyemburkan tawanya sambil bertepuk tangan pelan. Perlahan, Claire memutar tubuhnya agar b

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-29
  • Pesona Presdir Posesif   Hal yang Ryuga Suka

    Tersisa lima belas menit dari waktu yang diberikan Ryuga pada Claudia. Selain dipacu dengan waktu, sejujurnya … Claudia juga tidak sabar untuk melihat langsung keadaan Ryuga.Begitu dia dipersilakan masuk oleh asisten rumah tangga, Claudia langsung bertemu keluarga Ryuga yang tengah berkumpul di sofa.“Claudia … sayang, kamu baik-baik saja, Nak?” Emma mendekat ke arah wanita muda tersebut.“A-aku baik-baik saja, Tante,” jawab Claudia sambil meringis. Dia tak menolak saat Emma memeriksa tubuhnya menggunakan kedua tangannya.“Kalau baik-baik saja, kenapa malah pergi alih-alih menemani Ryuga?! Apa kamu tidak tahu caranya berterima kasih setelah nyawamu diselamatkan Ryuga?!” Ratih menyemprot Claudia tanpa ampun.“Sebenarnya tunangan Ryuga itu kamu atau Bellanca?!” sindir Ratih.Tampaknya semua anggota keluarga Ryuga sudah mengetahui kejadian yang sebenarnya. Hanya Ratih yang berani memprotes sebagai bibinya Ryuga.Claudia menundukkan wajah, merasa sangat bersalah.“Kenapa Tante memarahi t

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-30
  • Pesona Presdir Posesif   Tarik Ucapanmu

    Senyum yang terlukis di bibir tipis menggoda Ryuga seketika membuat Claudia menahan napasnya. Kedua pasang manik itu saling menatap satu sama lain.Pikiran Claudia meliar. Perasaannya menjadi berdebar tidak jelas. Terlebih Ryuga kian mendekatkan wajah, mengikis jarak di antara keduanya.Refleks, satu tangan Claudia memegangi pundak Ryuga.“Aku tidak menginginkan jeruk,” beritahu Ryuga. Napas mint segar menerpa wajah Claudia. Manik hitamnya kembali turun untuk menatap bibir cherry Claudia. “Selain jeruk, aku … suka cherry.”Ryuga meneguk ludahnya dalam-dalam. Dia kembali melanjutkan, “Aku suka bibir cherry-mu, Claudia.”Sejurus kemudian, Ryuga tak memberikan Claudia kesempatan untuk membalas ucapannya. Pria itu membungkam bibir cherry Claudia melalui sentuhan bibirnya.Claudia selalu punya pilihan menolak untuk yang satu itu. Selama beberapa detik, Claudia membiarkan bibirnya dikecup Ryuga dengan lembut dan Claudia memutuskan untuk menerima ‘sentuhan’ yang diberikan Ryuga.Perlahan Cl

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-30
  • Pesona Presdir Posesif   Mengecek Kontak: Kang Sponsor?!

    “Kamu sepeduli itu dengan putriku, Claudia?”Ryuga merasakan hatinya menjadi hangat begitu Claudia menganggukkan kepala. Manik hitamnya menatap lekat sosok Claudia.Saat kejadian tersebut, fokus Ryuga hanya untuk menyelamatkan Claudia saja. Dia tidak memikirkan apa pun lagi, termasuk soal Aruna.“Di mana Aruna, Ryuga? Dia tidak ada bersama keluargamu tadi.” Penasaran, Claudia pun bertanya mengenai keberadaan sesosok gadis yang dicemaskannya.Saat berkomunikasi dengan Riel, pria itu mengabari jika Aruna menangis hebat mendengar kabar tangan Ryuga patah dan harus memakai gips.Claudia bisa membayangkan bagaimana ketakutan Aruna sebagai seorang anak yang mengetahui orang tuanya terluka.“Putriku sedang tidur,” sahut Ryuga pendek. “Aku rasa kamu sudah tahu bagaimana kondisi Aruna dari Riel.” Terpaksa Ryuga mengungkit soal Riel.Kalau saja dia tak memergoki Riel yang diam-diam menerima telepon dari Claudia, Ryuga tak akan tahu jika keduanya berkomunikasi satu sama lain.“Ya, Riel–“Kenapa

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-01

Bab terbaru

  • Pesona Presdir Posesif   Pemuda Bertato di Rumah Dimitri

    Aruna sepakat jika sesuatu yang berharga perlu dilindungi. Dia belajar itu dari sosok Daddy-nya sendiri. Dan saat ini, bagi Aruna, sesuatu yang perlu dilindungi itu adalah Garvi.Pulang kuliah lebih cepat tak membuat Aruna bisa menemui Garvi lebih awal. Gadis itu dimintai tolong oleh seorang dosen yang sangat menyebalkan baginya belakangan ini.“Aku antar pake kurir motor aja ya, Pak Dimi?” tawar Aruna sambil menatap lamat-lamat berkas yang ada di tangannya. Beberapa saat lalu, dia mengambil itu di loker Dimitri yang kuncinya tergantung di sana.“Saya mau kamu yang antar, Aruna. Itu berkas berharga saya. Kalau nanti hilang, mau kamu tanggung jawab?”Di seberang sana, Dimitri tampak memprotes dengan suaranya yang menyebalkan. Aruna meninggikan satu alisnya, sekilas menatap Anjani yang juga menatapnya.“Apa?” tanya Anjani tanpa suara.Mengembuskan napas, Aruna tampak merengut pelan. “Kenapa jadi aku yang harus tanggung jawab, Pak Dimi?” Dia sama sekali tidak mengerti. Jika boleh menamba

  • Pesona Presdir Posesif   Memecat Riel

    Jika Ryuga mau, dia bisa saja tetap berada di dekat Claudia dengan duduk di sofa yang tak jauh darinya. Hanya saja Ryuga memutuskan ke luar, sengaja memberikan Claudia ruang untuk bersama kedua temannya.Sebelum pergi, Ryuga memberikan titipan pesan sambil menatap Lilia dan Idellia bergantian, “Tolong panggil aku jika Claudia membutuhkan sesuatu. Aku ada di luar.”“Siap, Ryuga!”Begitu Ryuga ke luar, jelas Lilia dan Idellia sibuk menggoda Claudia. Ryuga duduk di kursi tunggu rawat inap yang letaknya ada di depan ruangan inap Claudia. Tidak sendirian. Ada sesosok pria yang lebih muda darinya juga tengah duduk di sana seraya meneguk minuman kaleng.Tiba-tiba saja Ryuga merampasnya tanpa permisi. “Bukankah sudah aku katakan untuk mengurangi minuman bersoda?” dengusnya sambil menjauhkan minuman kaleng itu dari hadapan Riel.Jika tadi Ryuga mengatakan tanpa meliriknya, maka sekarang manik hitam Ryuga bersitatap dengan manik Riel. “Perlu aku hubungi Diana untuk memarahimu?”Bukan tanpa ala

  • Pesona Presdir Posesif   Geli~

    “Oke, Claudia.”Claudia sendiri tidak menduga dengan respons yang diberikan Ryuga. Bahkan ekspresinya tampak pasrah, tidak ada alis yang menukik kesal karena merasa tidak terima.Dia menggelengkan kepala, ‘Ryuga kok aneh?’“Ryuga!” panggil Claudia begitu netra matanya menemukan punggung Ryuga yang membelakangi, bersiap pergi meninggalkan Claudia seorang diri.Alih-alih Ryuga yang merasa kesal, malah justru Claudia yang dibuat kesal seperti ini. “Kamu benar-benar akan meninggalkanku sendirian, Ryuga? Membiarkan aku tidur sendirian malam ini?” Saat mengatakannya, suara Claudia terdengar gemetar menahan tangis.Tubuh Ryuga kembali berbalik, menghadap ke arah Claudia. Manik hitamnya menyorotnya dalam-dalam. Dengan suara yang lembut, Ryuga bertanya, “Jadi, maumu apa sebenarnya, Nyonya Daksa?”“Mmm? Mau ditinggalkan sendiri atau ditemani?” tawar Ryuga kemudian. Dia sendiri cukup kaget dengan respons Claudia sebelumnya. Ryuga sedikit tidak mengerti, tidak biasanya Claudia bersikap seperti ta

  • Pesona Presdir Posesif   Ribut Tipis ala Pasutri

    Saat Claudia berusaha membuka mata, samar-samar dia mendapati wajah gadis muda tepat di depan wajahnya. Lalu terdengar gadis itu berucap, “Mommy Clau bangun, Grammie!” Perlahan, Claudia membingkai senyum di bibir cherry-nya yang tampak lemah begitu menyadari jika gadis muda itu adalah Aruna, putrinya. Claudia mengerjapkan mata demi memastikan beberapa pasang mata yang kini menatapnya penuh rasa khawatir. Ada Aruna dan kedua sosok mertuanya, Emma dan Rudi. Hanya mereka. “Ibu …,” panggil Claudia dengan suara khas bangun tidurnya saat bertukar pandangan dengan Emma. Emma dengan sigap lebih mendekat ke arah menantu kesayangannya. “Ibu di sini, Clau,” bisiknya lembut. Rasanya hati Claudia menghangat saat tangan Emma mengusap kepalanya dengan sayang. Dia bisa kembali merasakan disayangi oleh seorang ibu melalui sosok Emma. Claudia menerima sedotan dan meminum air hangat yang disodorkan Emma. Selagi itu, Claudia memastikan kesadarannya benar-benar pulih. Satu tangannya yang tidak terpas

  • Pesona Presdir Posesif   Hamil?

    Untungnya jarak tempuh antara rumah Ryuga dan rumah sakit tidak terlalu jauh sehingga Claudia bisa cepat ditangani oleh dokter.Sang sopir dari layanan mobil online yang dipesan Claudia juga untungnya berbaik hati mau membantu. “Tolong, Pak! Wanita ini mengalami pendarahan!” Saat satpam yang berjaga membawa Claudia menggunakan kursi roda untuk masuk ke dalam UGD, Riel yang baru saja selesai berbicara dengan Nuel tidak sengaja melihat ke arah Claudia.Refleks, dia mempercepat langkah agar bisa menanyakan langsung apa yang terjadi. Hanya saja, satpam itu sudah membawa Claudia masuk. Satu tangan Riel mencekal sisi lengan sopir yang hendak kembali ke dalam mobil.Maniknya menatap serius. “Apa wanita itu datang sendirian?” tanya Riel keheranan. Maksud Riel, Claudia.Benaknya bertanya-tanya, di mana Ryuga?Tanpa merasa curiga, Sang sopir itu menganggukkan kepala. Dia bahkan menjelaskan, “Ya, dia sendirian. Suaminya sedang bekerja dan dia terpeleset jatuh di kamar mandi.”Sepertinya Claudia

  • Pesona Presdir Posesif   Panggilan Mendadak

    Aruna kebingungan memperkenalkan dirinya pada Garvi yang baru sadarkan diri. Tangisnya berhenti. Dengan mulut yang setengah terbuka, Aruna mulai menjawab terbata, “A–aku–Ucapannya terputus sebab beberapa orang yang memakai jas putih masuk ke dalam ruangan. Dalam sekejap, ranjang tidur Garvi dikelilingi para dokter tersebut bersamaan Aruna memundurkan langkah.Gadis itu merasakan bahunya disentuh. Begitu Aruna menolehkan wajah ke samping kanan, dia menemukan Pras tengah melemparkan senyum tipis. “Kemungkinan besar Om Argus dan keluarganya akan datang.”Takut jika hal tersebut membuat Aruna merasa tidak nyaman, Pras mengatakan terus terang, “Pulanglah dan kembali besok, Aruna.”Akan tetapi, Aruna bereaksi berbeda. Dia menggelengkan kepala, “Aku mau tetap di sini, Kak Pras.”Usai mengatakan itu, Aruna memilih ke luar dari ruangan rawat Garvi. Dia menarik napas dan mengembuskan napas berulang kali. Ada banyak sekali kekhawatiran dalam benaknya. Dia mulai menggigiti bibir bawah bagian dal

  • Pesona Presdir Posesif   Sadarnya Garvi

    Ayo bicara di luar, Kak.” Sial. Atas ajakan Riel, Nuel menyetujui sehingga Lilia tidak bisa mendengar hal yang kedua pria itu bicarakan. Sedangkan dia harus berbaring pasrah saat seorang perawat datang dengan peralatan infusan. Hanya butuh beberapa menit Lilia berhasil memakai infusan di tangan kirinya. “Terima kasih, Suster,” ucap Lilia ketika suster tersebut bergerak meninggalkan ranjang yang ditempatinya. Lilia akan pulang setelah menghabiskan satu cairan infus yang sudah disuntikkan obat tambahan untuk penguat kandungannya. Persis suster itu berbalik pergi, sosok Idellia baru muncul dengan napas yang memburu. Air wajahnya tampak kebingungan dengan kepala yang celingukan. “Loh … mana Riel?” Alih-alih menanyakan kondisi sepupunya, Idellia malah dibuat salah fokus dengan keabsenan sosok Riel yang seharusnya sedang menjaga Lilia. Netra mata Idellia memandang Lilia lurus-lurus. Setengah kesal, dia bicara, “Apa karena sekarang Riel sudah memiliki kekasih jadi dia menjaga jarak denga

  • Pesona Presdir Posesif   Yang Belum Terungkap

    Seorang Riel Waluyo sangat bisa diandalkan dalam pekerjaan, terutama dalam situasi-situasi darurat. Seperti yang terjadi lima belas menit lalu saat Lilia jatuh pingsan. Tanpa banyak bicara, Riel langsung membawanya untuk segera dilarikan ke rumah sakit terdekat bersama Idellia yang ikut membantu.“Tolong cepat ditangani, Sus!”Sementara Lilia ditangani oleh dokter jaga dan suster yang bertugas, Idellia langsung menatap Riel dan menepuk bahunya.“Aku mau membelikan Idellia air minum. Kamu bisa tunggu di sini temani Lilia ‘kan, Riel?” pinta Idellia penuh harap.Riel memberikan anggukan di kepala tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun.“Thanks!” ucap Idellia sambil berlari ke luar dari UGD. Di perjalanan tadi, dia sempat mengecek ponsel untuk melihat keberadaan calon suami Lilia yang sudah diberitahu ketika Idellia masih berada di mobil.[Idellia: Cepat ke RS Permata, El! Lilia pingsan.]Hanya selang beberapa menit dokter melakukan pemeriksaan, dia menolehkan wajah untuk menatap Riel–sat

  • Pesona Presdir Posesif   Kemisteriusan Lilia

    “Aman kok, Clau, aman.”Jawaban Lilia tampak sangat meyakinkan. Bahkan untuk membuat Claudia percaya jika dirinya baik, Lilia mendaratkan satu tangannya di atas punggung tangan Claudia lantas mengusapnya lembut.“Lihat wajah gue … emang nggak kelihatan baik-baik aja, Clau?” Selagi bertanya, air wajah Lilia menunjukkan bahwa dirinya terlihat baik.Itu dia masalahnya. Jika Idellia sangat ekspresif, Lilia adalah kebalikannya. Kedua sepupu itu memiliki sifat yang berbanding terbalik. Jadi, Claudia tidak bisa memastikan. Ditambah Claudia belum terlalu mengenal Lilia lebih jauh lagi. Claudia sendiri tipe manusia yang cukup tertutup dan sulit membuka diri. Pun, dia juga merasa Lilia masuk ke dalam tipe tersebut. Itu sebabnya keduanya cocok berteman.Claudia berdehem, “Oke, aku berusaha percaya semuanya baik.” Hatinya merasa sedih. Dia paling dekat dengan Lilia dibandingkan teman-teman dosennya yang lain.Senyum Lilia mengembang, walau kelihatan agak sedikit canggung. Kepalanya mengangguk pel

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status