Share

Mulai Lelah

last update Last Updated: 2024-08-27 23:56:45

“Dirga ….”

Aruna berucap pelan sambil mata besarnya menatap lekat-lekat sosok pemuda tampan di samping Karina.

Pikirannya penuh oleh asumsi baik itu asumsi lama maupun asumsi baru mengenai kedekatan Dirga dan Karina. Namun, yang paling kuat di antaranya adalah keduanya memiliki hubungan khusus yang terjalin dengan sembunyi-sembunyi.

‘Jangan percaya Dirga sepenuhnya, Aruna.’ Lihat saja, di kelas Dirga biasanya tak acuh pada Karina, kenapa bisa keduanya

“Eh, ada Pak Dimitri juga. Halo, Pak,” celetuk Karina yang baru menyadari kehadiran sosok dosen muda dari program studi Manajemen tersebut.

Dimitri melepaskan kacamata. Jadi, butuh waktu untuk seseorang bisa mengenali pria tersebut.

“Halo,” sahut Dimitri pendek. Dia merasakan tatapan si pemuda menatapnya dengan sorot yang tajam.

Dimitri merespons dengan tersenyum. Dia tidak mengenali sosok gadis dan pemuda itu, tapi sudah dipastikan jika keduanya adalah mahasiswa TuMa.

“Kalian jalan bareng?” tuduh Aruna tanpa basa-basi. Terang-terangan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (9)
goodnovel comment avatar
Binti Suciati
dikira Aruna bucin KL ya,Dirga terlalu sombong sih,sorry ye mending good bye
goodnovel comment avatar
Tresna Sumirat Hermiati
Good Aruna
goodnovel comment avatar
Debora Mawarni
stop aja, ngapain pacaran sama aruna, tapi mikirin Claudia, jalan bareng sama karina... laki-laki macam apa itu..? itu sifat Dirga, akan selalu begitu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pesona Presdir Posesif   Bye, Dirga Sayang!

    Dirga terkesiap. Aruna bilang apa?!Sebelum kekasihnya itu melanjutkan ucapan yang akan berujung pada kata ‘putus’ atau ‘selesai’, Dirga mendekati Aruna dan merengkuh gadis itu ke dalam pelukannya.Dagu Aruna berada di pundak Dirga, kepalanya mendongkak dengan mata yang melihat ke atas. Dia berusaha menahan laju air matanya yang sudah menggenang di pelupuk mata.“Sorry, gue keterlaluan,” sesal Dirga sembari menepuk-nepuk pelan punggung kekasih yang berada dalam dekapannya.Sementara Aruna tidak memiliki energi untuk melepaskan dirinya dari Dirga. Rasanya … setiap hari Dirga menorehkan luka baru di hatinya. Mulai dari sikapnya yang cuek bahkan seperti tidak pernah menganggap Aruna ada dan bagian paling menyakitkannya adalah melihat Dirga berdekatan dengan gadis lain.Sementara Aruna yang notabennya kekasih Dirga, jarang sekali berdekatan denannya. Hal itu membuat Aruna bertekad dalam hatinya, ‘Kali ini jangan maafkan Dirga semudah itu.’Demikian, air mata Aruna menyurut dengan sendirin

    Last Updated : 2024-08-28
  • Pesona Presdir Posesif   Mulutmu Harimaumu

    DDRTT DRRTTT[My Daddy: Daddy sampai sebentar lagi, Aruna. Malam ini kita pulang ke rumah.]Begitu Aruna turun dari sepeda listrik miliknya, dia menerima pesan dari Ryuga. Aruna sedikit termenung sambil membuka helm kecil di kepalanya.Ponselnya bergetar lagi, Aruna masih menerima pesan dari Ryuga.[My Daddy: Claudia ikut jemput, mau ketemu putri Daddy yang cantik.]Demi membaca pesan yang kedua, mata besar Aruna membola. Dia sampai menjatuhkan helm-nya dan tersenyum sumringah.“Yess, ada Bu Clau!” ucap Aruna memekik senang. Air wajahnya benar-benar berubah total dari yang murung kembali ceria.Kemudian Aruna dengan cepat membalas pesan Ryuga.[Putri Aruna: Asikkk. Aruna dah nggak sabar dijemput Daddy sama calon Mommy Clau. I love you both.]Di dalam mobil, Ryuga menyunggingkan senyum membaca balasan pesan putrinya. Kepalanya menoleh ke arah Claudia yang juga sibuk dengan ponselnya.Wanita cantik yang berstatus sebagai tunangannya itu tampak serius sekali. Sesekali alisnya berkedut ti

    Last Updated : 2024-08-28
  • Pesona Presdir Posesif   Sayangi Aku

    Sepanjang perjalanan menjemput Aruna, suasana di dalam mobil tampak begitu hening. Ryuga tidak lagi mengajak Claudia bicara. Pun, wanita itu yang tidak berinisiatif untuk membuka obrolan.Claudia hanya memainkan jari-jari tangannya sambil membatin, ‘Apa ucapanku sebelumnya menyakiti Ryuga, ya?’Mati-matian Claudia menahan diri untuk tidak melirik ke arah pria itu. Tapi, rupanya tidak bisa. Rasanya ada magnet yang menarik Claudia untuk menatap sosok pria tampan di sebelahnya ini.Claudia harus meminta maaf jika itu menyakiti perasaan Ryuga.Demikian, Claudia memutuskan untuk menolehkan kepalanya. Wanita itu terdiam sesaat ketika mendapati Ryuga tengah memejamkan mata. Kepala Ryuga bahkan hampir menyentuh jendela kaca mobil jika tangan Claudia tidak sigap menahannya.“Ryuga tertidur?” gumam Claudia tidak percaya. Hati-hati dia menyelaraskan kepala Ryuga agar tegak. Namun, sepertinya berisiko membentur jendela kaca.Alhasil Claudia menegakkan tubuh dan menyandarkan kepala Ryuga di bahuny

    Last Updated : 2024-08-29
  • Pesona Presdir Posesif   Menghadapi Gadis Kecil Ryuga

    Mengkhawatirkan Aruna, Claudia memutuskan untuk menekan tombol pembatas antara bangku pengemudi dan bangku penumpang menjadi terbuka sehingga Aruna dan sang sopir bisa melihat Claudia dan Ryuga dari kaca spion.“Aruna,” panggil Claudia dengan lembut.Menolehkan kepalanya, Aruna menyahut tidak bertenaga, “Kenapa, Bu Clau?”“Ada sesuatu yang terjadi di antara kamu sama Pak Dimitri?” Claudia langsung menodong Aruna dengan pertanyaan. Dia teringat Aruna mengatakan ingin bercerita tadi.Barangkali ada hubungannya dengan pria itu?“Pak Dimitri nggak aneh-aneh ‘kan sama kamu?” Saat Claudia bertanya lagi, dia memelankan suaranya dan melirikkan wajah seakan takut didengar oleh Ryuga.Aruna menggelengkan kepalanya. Dia membuat tubuhnya miring agar bisa melihat Claudia di belakang. Namun, aksinya itu mendapat perhatian dari Sang sopir.“Pak Ryuga bisa marah seandainya tahu cara dudukmu seperti itu, Aruna.” Tahu-tahu sopir Ryuga menegur Aruna dengan lembut.Seketika itu Aruna langsung menunjukkan

    Last Updated : 2024-08-29
  • Pesona Presdir Posesif   Godaan

    Aura penuh intimidasi Ryuga terasa mencekam begitu pria itu datang menghampiri Claudia dan Aruna. Wajah tampannya sedikit kusut, tapi tidak mengurangi pesonanya. Dari sudut mana pun, Ryuga tidak terlalu terlihat seperti pria yang sudah memiliki anak sebesar Aruna. Segera Aruna berbisik di belakang Claudia melihat langkah Ryuga yang semakin dekat. “Kalau ada Daddy, aku nggak bisa cerita sama Bu Claudia karena ini soal Dirga.” Itu artinya Ryuga tidak boleh ada di sini dan merecoki keduanya. Begitu ‘kan maksud Aruna? Claudia meneguk ludah dalam-dalam tatkala manik hitam Ryuga menyorotnya tajam. Jadi, apa yang harus dilakukan Claudia? “Kenapa aku tidak dibangunkan, Claudia?” ucap Ryuga memprotes. Mengusap wajahnya kasar, Ryuga tampak kesal. Wanita itu meringis dan menjawab, “Maaf, aku kira kamu lelah dan butuh istirahat.” “Daddy jangan marahin Bu Claudia,” bela Aruna maju ke depan tubuh Claudia. Gadis itu merentangkan tangan seolah ingin melindungi wanita di belakangnya tersebut. “K

    Last Updated : 2024-08-30
  • Pesona Presdir Posesif   Bantu Aku Keramas

    Malam itu Claudia jadi menginap. Tapi, berbeda dari malam sebelumnya, Claudia tidak tidur di kamar Aruna, dia tidur di kamar tamu.“Biarkan Claudia beristirahat, Aruna.” Itulah yang menyebabkan Claudia berakhir ada di kamar tamu. Dan sekarang, Claudia baru saja selesai mandi.Usai mengenakan jubah mandi putih yang telah disediakan Ryuga, Claudia ke luar dari kamar mandi untuk berpakaian. Dia sengaja membiarkan rambutnya yang setengah basah dibiarkan acak-acakan tidak dibalut handuk.Namun, wanita itu berjengkit kaget saat menemukan Ryuga tahu-tahu sudah bersandar di dinding persis sebelah pintu kamar mandi dengan tubuh atasnya yang tidak terbalut apa pun.“Ryuga!” pekik Claudia tertahankan sambil menutup mulutnya dengan tangan.Samar, Claudia mengerutkan dahinya. Apa dia lupa mengunci pintu kamar, ya?Pandangan Claudia jatuh tertuju pada otot-otot perut pria tersebut lalu speechless melihat Ryuga melilitkan handuk putih pada pinggangnya. Sebuah pelindung luka anti air terpasang di tan

    Last Updated : 2024-08-30
  • Pesona Presdir Posesif   Seperti Nyata, Tapi Kenyataannya ....

    Tidak pernah Claudia melakukan ini sebelumnya: masuk ke dalam kamar mandi pria hanya untuk membantunya berkeramas.Rasa-rasanya Claudia hanya pernah melakukan itu untuk Aland pada saat masih kecil.“Masuk, Claudia,” titah Ryuga yang sudah berada di shower box kamar mandi. Dagunya mengedik pelan seraya manik hitamnya menyorot Claudia dalam.“O-oke.” Claudia meneguk ludahnya dalam-dalam. Napasnya tercekat. Jangan tanya bagaimana degup jantungnya yang sibuk bertalu-talu. Lantas Claudia menyeret kakinya agar masuk ke dalam sana untuk bergabung dengan Ryuga.Ukuran shower box ini tidak luas, alhasil keduanya berdiri dengan jarak yang dekat. Claudia bisa merasakan napas Ryuga yang beradu dengannya.Pandangan Claudia langsung berhadapan dengan pundak kokoh pria itu. Terkunci.‘Fokus, Clau. Sebaiknya lihat Ryuga.’ Claudia mendongkakkan wajahnya, menatap manik hitam pria itu.Dalam hitungan detik, Claudia langsung membuang wajahnya. Menatap Ryuga malah memacu detak jantungnya. Itu berbahaya.“

    Last Updated : 2024-08-31
  • Pesona Presdir Posesif   Interogasi Dirga

    Claudia sibuk menuangkan nasi yang sudah dimasaknya semalaman ke dalam wadah untuk dicampurkan dengan rumput laut tabur yang sudah dibelinya kemarin dari supermarket.Pada akhirnya, kemarin Claudia memilih dua jenis rumput laut untuk persediaan.“Hmm, sepertinya cukup,” ucap Claudia sambil menutup kembali penanak nasi.Raut wajahnya tampak semringah. Ditambah Claudia juga tengah mendengarkan musik melalui headset tanpa kabel yang terpasang di telinganya.Begitu membalikkan badan untuk mengambil sarung tangan plastik, netra matanya menangkap kehadiran sesosok pemuda tampan mengenakan piyama biru tua tengah memandanginya lamat-lamat sambil meminum sekaleng bir.“Dirga?!”Ekspresi Claudia tampak kebingungan. Dia segera melepaskan headset tanpa kabel di telinganya itu. Meski terkaget-kaget, Claudia tetap menghampiri Dirga.Kebetulan sarung tangan plastik yang ingin diambilnya berada di kabinet bawah tempat Dirga bersandar. Dengan satu alis yang bertaut, Claudia mencerca Dirga melalui bebe

    Last Updated : 2024-08-31

Latest chapter

  • Pesona Presdir Posesif   Perdebatan Kecil

    “Daddy!”Sebuah protesan dilayangkan Aruna tepat saat dia diinterograsi Ryuga di ruang tamu bersama Pras. Ya, suara lain itu milik Ryuga. Bukan milik hantu penunggu rumah ataupun kucing jadi-jadian.“Semua yang Daddy tuduhkan pada Kak Pras salah besar,” ucapnya dengan tegas. Aruna sudah menjelaskan kejadian yang sebenarnya.Namun, ekspresi Ryuga menunjukkan jika dirinya tidak percaya. Kedua alis Ryuga berkedut samar. “Oh, kamu membelanya, Aruna?”Mata besar Aruna memicing menatap ke arah Daddy-nya. Besok-besok, Aruna harus memberikan saran pada Aji untuk memasang CCTV di dalam rumah agar kejadian seperti ini bisa terekam oleh bukti.“Bukan begitu, Daddy …,” geleng Aruna dengan suara yang putus asa. Aruna frustasi. Mencoba menghilangkan ketakutannya, dia berucap, “Mommy mana? Cuma Mommy yang bisa bersikap netral dan tidak kekanakan seperti Daddy.”Aruna tidak peduli lagi jika kemarahan Ryuga bertambah dua kali lipat. Saat Ryuga mengeluarkan tanduk tak kasat mata di kepalanya, Aruna aka

  • Pesona Presdir Posesif   Beruang Kembar

    Selang beberapa menit di kamar mandi, Aruna baru ke luar dengan wajah yang sudah tampak lebih segar. ‘Nggak perlu panik, Na. Itu cuma Kak Pras ‘kan? Bukan Kak Sam aktor terkenal?’ batinnya mencoba menenangkan diri. Tidak dipungkiri jika debar itu hadir dalam dadanya saat melihat Pras bersama Aland tadi. Wajahnya dibiarkan setengah basah. Tidak ada poni yang menghiasi dahi Aruna. Rambutnya terurai, sedikit berantakan. Namun, justru itu daya pikat alaminya. Mata besar Aruna celingukan melihat ke arah ruang tamu yang sudah tidak ada siapa-siapa. “Ke mana perginya beruang kembar itu?” Satu alis Aruna naik, keheranan. Yang Aruna maksud dengan beruang kembar itu Pras dan Aland. Rasa-rasanya julukan beruang kembar sudah cocok untuk keduanya. Detik setelah gumaman itu mengudara, knop pintu dibuka dari luar. Satu sosok beruang yang Aruna cari muncul. Dia melangkah masuk dan mengambil asbak kecil yang ada di atas meja. Belum sempat Aruna bertanya, suara berat pemuda di hadapannya lebih du

  • Pesona Presdir Posesif   Dua Suasana Pagi yang Berbeda

    Ternyata Ryuga benar. Dia sama sekali tidak salah mendengar. “Mas Ryuga?” ulang Ryuga lalu menusukkan ujung lidahnya di salah satu pipi. Dia mengurungkan niat–sebenarnya Ryuga hanya sekadar menggoda Claudia. Mendapati Ryuga yang merangkak mendekatinya, Claudia buru-buru meraih selimut dengan susah payah untuk menutupi tubuhnya yang polos. Setengah dari wajahnya sudah hampir tertutupi selimut, hanya saja Ryuga berhasil menariknya turun sebatas leher. “Ulangi, Claudia,” pintanya dengan suara yang rendah. Claudia menaikkan pandangan, menatap Ryuga, sebab tangan suaminya itu mengangkat dagunya. Seluruh wajah Claudia memanas. Bibir cherry-nya perlahan disentuh Ryuga dengan cara yang sensual. “Baiklah, jika memang Nyonya Daksa ini tidak mau bicara, aku menganggapmu tidak ingin melanjutkan– “Ja-hat!” Mendengar Claudia merutuk, sudut bibir Ryuga tertarik ke atas. Demi apapun, Claudia tampak menggemaskan. Apalagi Claudia yang menghindari kontak mata dengan manik hitamnya. “A–aku masih b

  • Pesona Presdir Posesif   Kunjungan Kesekian Ryuga (Vit.C)

    Warning: Mature content! Bagi yg kurang nyaman untuk baca, bisa skip bab ini okayyyy. Thank u … di atas ranjang.Namun, bukan berarti kehadiran calon anaknya yang sebentar lagi akan lahir tidak diinginkan oleh Ryuga. Dia sudah sangat menantikannya.“Lebih turun sedikit lagi, Claudia,” pinta Ryuga berbisik pelan di telinga istrinya itu dengan suaranya yang dalam. Tangannya membelai sisi pinggang atas Claudia yang terasa lembut.Pada kehamilan Claudia yang sudah menginjak tujuh bulan, Claudia tampak lebih berisi di beberapa bagian tubuh, salah satunya di bagian dada. Tangan Ryuga sudah bergeser pada bagian itu. Menekan lalu menggoda cherry di dada Claudia menggunakan dua jarinya.Satu lenguhan pelan mengudara. “Engh~”Dia

  • Pesona Presdir Posesif   Menginginkan Vitamin

    Mas RyugaMungkin sudah ratusan kali–oke, bagi Claudia itu berlebihan, rasanya sudah puluhan kali dia merapalkannya baik dalam hati maupun isi pikirannya. Bibirnya terlalu kelu untuk memanggil Ryuga demikian.Lidahnya terlalu kaku. Sisi dalam diri Claudia berbisik, ‘Semua akan terbiasa. Jadi, dicoba dulu, Clauuuu!’“Ryuga dan Aland belum pulang, Clau?”Celetukkan itu membuat Claudia mengerjapkan mata lantas menatap Sang Ayah yang sudah tampil rapi di hadapannya. “Ha? O–oh, belum, Yah. Sepertinya sebentar lagi,” jawab Claudia menduga-duga.Dia mengalihkan pandangannya ke arah jam dinding yang kini menunjukkan baru pukul tujuh pagi. Sekitar satu setengah jam lalu, Aji mengatakan jika Ryuga dan Aland ke luar untuk lari pagi.Baru Claudia ketahui setelah menikah jika Ryuga akan pergi berolahraga minimal satu kali dalam seminggu. Claudia menolehkan wajahnya lagi ke arah Aji. “Ayah sudah harus pergi sekarang?”Aji menganggukkan kepalanya. “Rasanya ada yang kurang kalau belum Ayah pastikan s

  • Pesona Presdir Posesif   Mas Ryuga?

    Pras mengantarkan Aruna pulang sesuai jam yang sudah ditetapkan Aji. Tidak ada keanehan. Sepanjang makan malam pun, Aruna bahkan tak segan memamerkan manik-manik yang dibelikan Pras di Pasar Sabtu. Namun, sekitar hampir jam setengah sembilan malam, gadis itu mulai terbatuk-batuk dan kesulitan bernapas. Asma Aruna … kambuh. Dan di saat-saat seperti itu, kekhawatiran Ryuga datang dua kali lipat. Pria itu cekatan memastikan kebutuhan Aruna terpenuhi. Claudia tidak diperbolehkan membantu, hanya menemani Aruna yang berbaring di ranjang tidur. Lagi-lagi Claudia dibuat terpesona. Dia beberapa kali kedapatan menggigit bibir bawahnya, menginginkan sesuatu dari suaminya itu. Akan tetapi, dengan cepat Claudia menepis jauh-jauh pemikirannya. ‘Ish, mikir apa, sih, kamu, Clau?!’ “Mom, tidur dengan Aruna, ya, malam ini?” pinta gadis itu sambil memeluk lengan Claudia. Hal itu membuat fokus Claudia teralihkan. Dia tidak langsung mengiakan. Malah melemparkan pandangan pada Ryuga yang ternyata sudah

  • Pesona Presdir Posesif   Jalan-Jalan Sore

    Ryuga menjeda ucapannya, dia belum sepenuhnya selesai. “Coba saja kalau kamu berani, Al.”Suaranya yang terdengar tegas dengan manik hitam yang menyorot tajam membuat Aland perlahan menarik kembali kepalanya ke dalam dan menutup pintu rapat-rapat setelah memberikan cengiran khasnya.‘Ya mana berani kalau sama Om Ryuga.’ Aland berani menghadapi masalah lain di luar sana, tapi jika menyangkut kakak iparnya, Aland rasanya sudah menyerah duluan.Pemuda itu meneguk ludahnya dalam-dalam. “Om Ryuga kapan nggak kelihatan seremnya, sih, Mbak?” keluhnya sambil berjalan mendekati Claudia. Jari telunjuk Aland mengambang, menunjuk ke arah perut besar kakak perempuannya. “Curiga … anaknya bakal mirip Om Ryuga banget kalau sudah dewasa.”Claudia mengelus perutnya dengan sayang. Bibir cherry-nya tersenyum mendengar Ryuga dalam keadaan marah pun masih peduli padanya. “Kok mesti dicurigai segala, Al? Wajar kalau mirip Ryuga, ‘kan memang Daddy-nya.”Mendaratkan bokongnya kembali di ranjang tidur, Aland

  • Pesona Presdir Posesif   Singkat, Padat, Oke

    “Ryuga Ryuga.”Tidak ingin membuat suaminya itu cemburu dan berakhir salah paham, Claudia mengangkat kedua tangannya dan menyentuh pipi Ryuga agar mendongak supaya bertukar pandangan dengannya.Sepasang manik hitam Ryuga yang menyorotnya tajam cukup berhasil membuat Claudia terintimidasi. Claudia meneguk ludahnya dalam-dalam. Dia membatin, ‘Satu-satunya yang tahu soal Dokter Valky hanya Ayah …. Apa saja yang Ayah katakan pada Ryuga?’Claudia yakin sekali dengan soal yang satu itu. Kecil kemungkinan jika Aland yang memberitahu soal Dokter Valky.“Tolong dengarkan penjelasanku dulu, ya?” pinta Claudia dengan suara yang lembut. Karena jika dilihat dari ekspresi Ryuga yang tampak kesulitan, sepertinya akan sulit mengajaknya untuk bicara.Ryuga menggelengkan kepala. Dia sudah mendengarnya dari Aji. Kira-kira begini, “Ayah baru ingat jika dulu sebelum Claudia pergi ke kota untuk melamar sebagai dosen, Dokter Valky sempat ditugaskan di Desa ini.”Mendengar informasi itu, Ryuga menyimaknya de

  • Pesona Presdir Posesif   Cemburunya Ryuga

    Valky …Berulang kali Ryuga memikirkan nama itu saat membersihkan dirinya di kamar mandi. Seingatnya, Aruna tidak memiliki teman pria dengan nama yang disebutkan tadi.Kalau begitu, kemungkinan besar Claudia mungkin saja mengenalnya? Dilanda penasaran, cepat-cepat Ryuga menyelesaikan kegiatan mandinya itu.Saat Ryuga membuka pintu kamar mandi, manik hitamnya tak sengaja menangkap kehadiran Aji yang hendak menuju dapur rumahnya. “Baru selesai mandi, Ryu?”Ryuga hanya menjawabnya dengan gumaman. Namun, langkah kakinya mengikuti Aji menuju dapur. Hubungan keduanya sebagai menantu dan mertua tidak bisa dibilang buruk. Meskipun tidak bisa dibilang akrab, keduanya masih bisa mengobrol dalam beberapa hal, termasuk mengenai festival yang akan diselenggarakan di Desa tempat Claudia tinggal.Alasan itulah yang menyebabkan Ryuga ada di desa kediaman istrinya–Claudia.“Semuanya sudah selesai, Yah?” Selaku sponsor yang mendanai besar acara festival tersebut, Ryuga memastikan. Beberapa saat yang la

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status