Beranda / Romansa / Pesona Presdir Posesif / Mantan Kekasih Ryuga

Share

Mantan Kekasih Ryuga

last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-03 12:10:00
“Kamu mau ke mana sepagi ini, Bellanca?”

Ditodong pertanyaan seperti itu oleh Ratih, Bellanca refleks menyunggingkan senyumnya yang indah.Dia membenarkan posisi dudknya di sofa. Bellanca dengan santai menyahut, “Bertemu Ryuga Daksa.”

“Di kantornya?” Ratih menghela napas. Kepalanya menggeleng samar. “Sebaiknya jangan jika kamu tidak ingin diusir keponakanku,” sarannya.

Mila Adinda bukan wanita pertama yang diusir Ryuga. Hampir kebanyakan wanita-wanita yang menemui Ryuga di kantornya selalu berakhir dengan pengusiran. Pun, Ratih yakin Bellanca akan mengalami nasib yang serupa.

“Kenapa, Tante? Hubunganku dan Ryuga terakhir kali baik-baik saja.”

Meskipun itu sudah beberapa tahun lalu, tapi hubungan mereka baik. Apalagi Ryuga selalu melibatkan Bellanca dengan memberinya sponsor secara … cuma-cuma.

“Tetap jangan, Bellanca. Ryuga baru saja membawa calon tunangannya kemarin ke kantor,” tegas Ratih. Mengingat itu membuat perasaannya cukup kesal. “Bukan langkah yang tepat tiba-tiba mantan kekasi
catatanintrovert

Runnnn, Ryuga, runnnnn wkwk

| 74
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Kusnul Khotimah
bumbu cinta mulai berdatangan ... tim Claudia aku mah wkwkwk
goodnovel comment avatar
Herni Utami
kasian claudia udah cincin ilang g kebayang marahnya ryuga ......
goodnovel comment avatar
Kristanti Marikaningrum
Wah, gmn ini... Apakah Ryu balikan ama mantan?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pesona Presdir Posesif   Kita ke Hotel

    ‘Bella?’Jangan lupakan jika Ryuga sudah memiliki buntut. Maksudnya, Aruna Lusa Daksa, putrinya.Sudah menjadi rutinitas Ryuga mengantarkan Aruna ke kampus sebelum akhirnya Ryuga pergi ke kantor. Gadis itu dengan gerakan halus menggeser duduknya agar merapat pada Ryuga.Dia penasaran, siapa Bella yang disebutkan Ryuga?“Mmm, aku sudah dengar beritanya dari Riel.”Aruna tak tahu Ryuga sedang membicarakan apa. Namun, yang jelas dia mendengar nama Tante Ratih disebut.‘Wanita mana lagi yang ingin dijodohkan dengan Daddy-ku!?’ Gadis itu membatin sembari melipat tangan di dada.Sejauh ini Aruna sama sekali tidak keberatan Ratih menjodohkan Ryuga dengan berbagai macam wanita. Tapi, masalahnya tak ada satu pun yang berhasil membuat Ryuga tertarik.Beberapa ada, namun tak ada yang sampai ke tahap wanita itu dikenalkan pada keluarga, kecuali Claudia Mada.“Baiklah, aku usahakan bisa datang, Bella,” angguk Ryuga. Ekor matanya baru melirik Aruna sebab gadis itu mendusel ke lengan Ryuga.Pria itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-03
  • Pesona Presdir Posesif   Aku Menyukainya?

    Sejujurnya, Claudia menyesali perbuatan dirinya yang memutus sambungan telepon begitu saja pada Ryuga saat kewarasan Claudia pulih. Lebih tepatnya, saat pikiran Claudia tengah kosong.Kini Claudia melangkah gontai ke luar dari ruangan dekan. Ya, Claudia sudah di kampus. Dia baru saja menyerahkan proposal mengenai program pameran seni yang sudah dirampungkannya semalam. Bu Yuli sudah membaca keseluruhan dan proposal sudah disetujui.‘Tolong happy sedikit, Clau,’ pintanya membatin.“Sstt, Bu Claudia!” Panggilan itu berhasil membuat Claudia menolehkan kepala ke arah samping kiri.Salah satu mahasiswi yang Claudia secara pribadi itu mendekat ke arahnya.“Bu Claudia lagi sibuk, ya?” tanya gadis itu lagi.“Uhm … udah nggak sibuk,” jawab Claudia ragu-ragu. “Kenapa, Aruna?”Aruna mengangkat ponselnya sebatas bahu. Dia menyalakan layar dan memperlihatkan isinya pada Claudia.“Daddy titip pesan, katanya tolong Bu Claudia nyalakan ponsel,” ucap Aruna dengan polos.Ah, benar juga. Claudia langsun

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-04
  • Pesona Presdir Posesif   Lagi-Lagi Ulah Claire

    Semua tampak berjalan normal sampai Claudia kembali ke ruang dosen, dia akhirnya baru melihat Claire lagi setelah kemarin.Padahal setelah bertemu Aruna, Claudia merasa semangat lagi. Namun, begitu netra matanya beradu dengan Claire, Claudia segera membuang muka. Dia tak ingin berinteraksi dengan wanita yang pernah dia anggap sahabat bahkan seperti saudara perempuannya sendiri.‘Abaikan saja, Clau,’ bisiknya dalam hati. Claudia mulai duduk di bangkunya dan mengecek perlengkapan apa saja yang akan dibawa ke kelas hari ini.Namun, ternyata aktivitasnya itu diinterupsi.“Clau, menurut lo cincin gue bagus nggak?”Pertanyaan itu sukses membuat pandangan Claudia naik. Sosok Claire mengangkat tangan kirinya, memperlihatkan cincin familier yang bertengger di jari manisnya. Dan itu mencuri perhatian Claudia.“Peony?” gumam Claudia menyipitkan matanya. Persis seperti cincin berlian Peony-nya yang hilang.“Iya. Mirip punya lo ‘kan? Gue lihat bagus juga, jadi gue tertarik buat beli,” beritahu Cla

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-04
  • Pesona Presdir Posesif   Ikat Rambut

    Rasa penasaran bisa membunuh Claudia di dalam mobil hanya dengan memikirkan tentang bagaimana mantan kekasih Ryuga. Kira-kira seperti apa wanita yang pernah menjalin kasih dengan Ryuga?“Pak Riel,” ucap Claudia memutus keheningan diantara mereka.Sejujurnya, Claudia sedikit merasa aneh dengan dia duduk di belakang dan Riel sendirian di depan, seolah pria itu sopir yang bekerja padanya.“Ya, Bu Claudia?” Riel menyahut tanpa menoleh.“Saya boleh bertanya soal mantan kekasihnya Ryuga?” Ragu-ragu Claudia mengutarakannya. Dia lalu menambahkan, “T-tapi, kalau kamu nggak mau kasih tahu, nggak apa-apa,” kekehnya canggung.Mendengarnya, Riel menarik salah satu sudut bibirnya. “Apa Anda menonton berita, Bu Claudia?”Samar, Claudia mengerutkan dahi. ‘Kenapa jadi berita? Apa korelasinya?’“Hmm,” piikir Claudia. Kepalanya menggeleng, “Kemarin saya sibuk, jadi nggak sempat menonton TV.” Claudia biasanya menyempatkan waktu menonton TV bersama Larissa, hanya saja dia kemarin sibuk pada proposal.Tubu

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-05
  • Pesona Presdir Posesif   Sadar Diri

    “Dan kamu tidak keberatan dengan tingkah wanita macam itu?” Dari nada bicaranya, Bellanca bertanya dengan santai. Dia memangku dagunya dengan satu tangan di atas meja. “Sewaktu kita masih menjadi sepasang kekasih, bukankah kamu benci jika aku bersiap demikian, Ryuga?”Kali ini Bellanca menatap ke arah Claudia, jelas itu tatapan tidak senang.Ditatap seperti itu, Claudia merasa tidak terima. Ingin menjawab, tapi rasanya tidak sopan saja jika menyahut secara langsung.‘Katakan kamu tidak keberatan, Ryuga.” Batin Claudia gemas sendiri melihat Ryuga cukup lama merespons Bellanca.Ryuga menggelengkan kepala, “Selama wanita itu Claudia, aku tidak keberatan.”BLUSHEkor mata Claudia melirik Ryuga. Pipinya memanas. Padahal apa yang diucapkan Ryuga tak lebih dari kebohongan.Lagi-lagi Claudia membatin, ‘Sepertinya ini efek sudah lama menyendiri, mangkanya aku mudah salah tingkah.’Ya, pasti karena itu. Claudia yakin sekali!“Jadi, dia beneran tunanganmu?” Bellanca tampak bersikap menyebalkan.

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-06
  • Pesona Presdir Posesif   Ganti Hotel ke Apartemen

    Selepas meninggalkan Bellanca, Ryuga mengajak Claudia keluar dari area hotel. Diam-diam Claudia menghela napas karena itu artinya Ryuga betulan hanya menggodanya saat di telepon pagi tadi.“Sekarang aku tahu kenapa jalanmu bisa secepat atlet, Ryuga.” Ucapan Claudia sukses menghentikan langkah Ryuga. Pun, Claudia di belakangnya yang mengekor ikut menghentikkan langkah.Belum sempat menanyakan maksudnya, Claudia lebih dulu berucap, “Mantan kekasihmu atlet atletik.”Sungguh konyol. Mendengarnya, Ryuga mendengus.“Cara jalanku memang seperti ini, Claudia. Bukan karena Bella seorang atlet, itu sama sekali tak ada hubungannya.” Ryuga menolehkan kepala juga bicaranya yang lembut.Claudia mengerjapkan mata. “Benarkah? Bukan karena kalian sering latihan bersama?”“Cemburu, Claudia?” Ryuga menautkan alisnya dengan senyum yang menyeringai. Hal itu langsung membuat Claudia menggelengkan kepalanya kuat-kuat bahkan terkekeh hambar.“A-ku hanya bertanya Ryuga, bukan cemburu,” ucap Claudia membenarka

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-06
  • Pesona Presdir Posesif   Menghabiskan Waktu Berdua

    ‘Tidakkah ada mantra untuk menghilang atau teleportasi!?’Claudia tak punya banyak wajah untuk menghadapi Ryuga setelah dia salah paham untuk yang kesekian kali. Rasanya Claudia benar-benar malu. Apa yang Claudia pikirkan, berbeda dengan yang Ryuga maksud.Setelah mendengar pertanyaan Claudia sebelumnya, Ryuga membawa tangannya untuk menyelipkan anak rambut ke belakang telinga Claudia.Ekspresi Ryuga berubah menjadi hangat. Sama hangatnya dengan senyum tipis menggodanya. “Aku hanya ingin mengajakmu makan malam, Claudia.”Langkah Ryuga mendekat. Jaraknya hanya menyisakan satu langkah dari Claudia. Kepalanya menunduk, mengarah pada telinga wanita itu. Lalu Ryuga berbisik dengan suara dalamnya yang membuat Claudia tergelitik, “Tapi, kalau kamu menginginkan lebih, sebaiknya bergegas sekarang agar waktunya tidak terlalu malam.”BRAKKClaudia melemparkan majalah yang menutupi wajahnya ke sofa apartemen Ryuga. Niatnya beristirahat malah tidak bisa karena terlintas hal memalukan saat hendak m

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-06
  • Pesona Presdir Posesif   Memutuskan Jujur

    Claudia mengembuskan napas berat. Dia menggeleng kecil sebagai responsnya.“Tapi, raut wajahmu mengatakan yang sebaliknya,” dengus Ryuga. Pria itu menyaksikan perubahan raut wajah Claudia yang berubah murung.Tubuh Ryuga menegak lalu tanpa mengatakan apa-apa membalikkan badan. Namun, siapa sangka tangan mungil Claudia menahan lengan kanan Ryuga.“Ada yang ingin aku katakan, Ryuga,” celetuk Claudia dalam satu tarikan napas.Tapi, Ryuga tak kunjung membalikkan tubuhnya menghadap Claudia. “Soal apa?” Ryuga menyahut singkat. Suaranya yang terdengar dingin dan terkesan tak acuh menciptakan suasana yang menegangkan.Claudia tidak bisa mundur. Dia sudah memikirkan matang-matang untuk memberitahu Ryuga yang sebenarnya mengenai hilangnya cincin Peony tersebut. Sesuai saran Aruna.Pandangan Claudia yang turun kini naik sebab tangan Ryuga melepaskan tangannya. Tubuh pria itu juga sudah menghadap Claudia. Jarak di antara keduanya tipis sekali.Sepasang manik hitam Ryuga menunduk, tepat menatap n

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-06

Bab terbaru

  • Pesona Presdir Posesif   Dilarang Cemburu

    Aruna memiliki niatan akan pergi menemui Diana setelah kepulangan Ryuga ke rumah. Karena sekarang ini, Aruna akan fokus menjaga Claudia. Meskipun Emma juga ikut menemani, Aruna tetap ingin bersama Claudia. Bahkan ketika Claudia berbaring dan tertidur, Aruna juga ada di sampingnya. Dia memeluk Claudia dari samping dan menunjukkan sisi manjanya, membuat Emma yang baru kembali dari dapur menggelengkan kepala. “Grammie lihat-lihat kamu nempel terus sama Mommy-mu.” Mendengar itu, Aruna menjawab dengan santai, “Aruna lagi puas-puasin momen, Grammie. Besok-besok, pasti yang nempelin Mommy adik bayi.” Pandangan Aruna turun untuk melihat perut rata Claudia. Dia juga mengangkat sedikit kepalanya. Menyadari satu hal, Aruna mengembuskan napas berat. Dia menambahkan, “Belum Daddy ….” Suaranya terdengar lesu. Meskipun Ryuga adalah Daddy-nya, tetapi pria itu juga adalah saingan terberatnya. “Cari pengganti Dirga sana, biar nggak kesepian,” celetuk Emma dengan entengnya. Dia bertukar pandangan de

  • Pesona Presdir Posesif   Berhenti

    Ada banyak hal yang terjadi dan tidak diketahui Garvi kala dirinya dalam keadaan koma. Pun, persahabatan yang terjalin di antara dirinya, Dirga, Pras, dan Aland yang sudah banyak mengalami perubahan.Dia menatap Aland dan Dirga bergantian. Keduanya sudah tampak jauh lebih dewasa dan juga keren. Salah satu sudut bibir Garvi terangkat, tersenyum menyeringai.Aland berdeham melihat Garvi tampak memiliki dunianya sendiri. “Eh, Kak, gimana keadaan lo?” tanyanya. Dia tidak lupa jika kedatangannya kembali ke Indonesia untuk menjenguk Garvi. Mengenai Anjani bisa diurus nanti.Garvi pun menjelaskan secara singkat mengenai kondisinya. Dia hanya harus menjalani pemulihan selama beberapa waktu.Begitu mendengarnya, terbesit perasaan bersalah dalam benak Dirga. Pemuda itu menyeletuk, “Gue usahakan balik ke sini kalau waktunya libur–“Ck, nggak usah!” sela Garvi disertai kekehan geli. Dia tidak ingin merepotkan teman dekatnya itu. “Fokus aja sama studi lo di sana. Gue ada yang jagain kok.” Saat men

  • Pesona Presdir Posesif   Kakak Beradik

    “Boleh diulangi lagi nggak, Kak?”Barangkali Anjani salah mendengar. Dia perlu memastikannya sekali lagi. Dan supaya tidak mencurigakan, Anjani mau membagikan tentang pikirannya. “Namanya familier dengan seseorang yang aku kenal–“Dimitrio, ya?” potong Garvi dengan senyum menyeringai di salah satu sudut bibirnya.Anjani mengerjapkan mata. Dia menganggukkan kepalanya kuat-kuat hingga membuat poninya mengayun, tampak menggemaskan di mata Garvi. Suaranya yang halus mengudara, “Pak Dimitri– maksudku Pak Dimitrio dosen di kampusku. Kak Garvi kenal?”Di tengah pergerakan Garvi yang terbatas, tangannya gatal untuk tidak menyentuh poni Anjani lantas mengacaknya pelan.“Eh–Sentuhan tangan besar Garvi seketika membuat Anjani terkejut. Gadis itu terdiam dengan mata yang membola.Garvi terkekeh pelan. “Aku tidak mengenali Dimitrio. Tapi, aku kenal Dimitrian–pemuda barusan yang kamu lihat … dia temanku.” Hanya sebatas itu Garvi bisa memberitahu.Mata Anjani memicing lantas menganggukkan kepalanya

  • Pesona Presdir Posesif   Menemui Garvi

    Mata besar Aruna menatap ke arah Garvi, seolah meminta penjelasan tentang kehadiran sosok pemuda tersebut.“Dia siapa, Kak Garvi?”Pertanyaan Aruna langsung dijawab kontan oleh sosok pemuda itu. “Nggak perlu tahu,” jawabnya tidak ramah.Lalu dia menepuk bahu Garvi dan mengatakan, “Cepat sembuh.”Usai mengatakan hal tersebut, dia berlalu pergi melewati Aruna dan Anjani tanpa meliriknya sedikit pun. Pemuda itu malah semakin menurunkan topinya.Anjani memicingkan mata, ‘Sepertinya aku pernah melihat dia. Tapi, di mana?’ Mata bulatnya tampak familier. Dan juga, tato di lengannya.Sementara Anjani fokus mengingat-ngingat, Aruna sudah mendekat ke arah Garvi yang tengah duduk sambil bersandar. Gadis itu langsung mengajukan sejumlah pertanyaan, “Teman Kakak ya itu? Siapa namanya? Tadi aku ketemu dia loh di rumah dosenku. Iya ‘kan, Jani?”Barulah saat namanya dipanggil, Anjani mengerjapkan mata lantas menganggukkan kepala. Garvi menyunggingkan senyum kecilnya. “Sudah mengocehnya?”Padahal nad

  • Pesona Presdir Posesif   Pemuda Bertato di Rumah Dimitri

    Aruna sepakat jika sesuatu yang berharga perlu dilindungi. Dia belajar itu dari sosok Daddy-nya sendiri. Dan saat ini, bagi Aruna, sesuatu yang perlu dilindungi itu adalah Garvi.Pulang kuliah lebih cepat tak membuat Aruna bisa menemui Garvi lebih awal. Gadis itu dimintai tolong oleh seorang dosen yang sangat menyebalkan baginya belakangan ini.“Aku antar pake kurir motor aja ya, Pak Dimi?” tawar Aruna sambil menatap lamat-lamat berkas yang ada di tangannya. Beberapa saat lalu, dia mengambil itu di loker Dimitri yang kuncinya tergantung di sana.“Saya mau kamu yang antar, Aruna. Itu berkas berharga saya. Kalau nanti hilang, mau kamu tanggung jawab?”Di seberang sana, Dimitri tampak memprotes dengan suaranya yang menyebalkan. Aruna meninggikan satu alisnya, sekilas menatap Anjani yang juga menatapnya.“Apa?” tanya Anjani tanpa suara.Mengembuskan napas, Aruna tampak merengut pelan. “Kenapa jadi aku yang harus tanggung jawab, Pak Dimi?” Dia sama sekali tidak mengerti. Jika boleh menamba

  • Pesona Presdir Posesif   Memecat Riel

    Jika Ryuga mau, dia bisa saja tetap berada di dekat Claudia dengan duduk di sofa yang tak jauh darinya. Hanya saja Ryuga memutuskan ke luar, sengaja memberikan Claudia ruang untuk bersama kedua temannya.Sebelum pergi, Ryuga memberikan titipan pesan sambil menatap Lilia dan Idellia bergantian, “Tolong panggil aku jika Claudia membutuhkan sesuatu. Aku ada di luar.”“Siap, Ryuga!”Begitu Ryuga ke luar, jelas Lilia dan Idellia sibuk menggoda Claudia. Ryuga duduk di kursi tunggu rawat inap yang letaknya ada di depan ruangan inap Claudia. Tidak sendirian. Ada sesosok pria yang lebih muda darinya juga tengah duduk di sana seraya meneguk minuman kaleng.Tiba-tiba saja Ryuga merampasnya tanpa permisi. “Bukankah sudah aku katakan untuk mengurangi minuman bersoda?” dengusnya sambil menjauhkan minuman kaleng itu dari hadapan Riel.Jika tadi Ryuga mengatakan tanpa meliriknya, maka sekarang manik hitam Ryuga bersitatap dengan manik Riel. “Perlu aku hubungi Diana untuk memarahimu?”Bukan tanpa ala

  • Pesona Presdir Posesif   Geli~

    “Oke, Claudia.”Claudia sendiri tidak menduga dengan respons yang diberikan Ryuga. Bahkan ekspresinya tampak pasrah, tidak ada alis yang menukik kesal karena merasa tidak terima.Dia menggelengkan kepala, ‘Ryuga kok aneh?’“Ryuga!” panggil Claudia begitu netra matanya menemukan punggung Ryuga yang membelakangi, bersiap pergi meninggalkan Claudia seorang diri.Alih-alih Ryuga yang merasa kesal, malah justru Claudia yang dibuat kesal seperti ini. “Kamu benar-benar akan meninggalkanku sendirian, Ryuga? Membiarkan aku tidur sendirian malam ini?” Saat mengatakannya, suara Claudia terdengar gemetar menahan tangis.Tubuh Ryuga kembali berbalik, menghadap ke arah Claudia. Manik hitamnya menyorotnya dalam-dalam. Dengan suara yang lembut, Ryuga bertanya, “Jadi, maumu apa sebenarnya, Nyonya Daksa?”“Mmm? Mau ditinggalkan sendiri atau ditemani?” tawar Ryuga kemudian. Dia sendiri cukup kaget dengan respons Claudia sebelumnya. Ryuga sedikit tidak mengerti, tidak biasanya Claudia bersikap seperti ta

  • Pesona Presdir Posesif   Ribut Tipis ala Pasutri

    Saat Claudia berusaha membuka mata, samar-samar dia mendapati wajah gadis muda tepat di depan wajahnya. Lalu terdengar gadis itu berucap, “Mommy Clau bangun, Grammie!” Perlahan, Claudia membingkai senyum di bibir cherry-nya yang tampak lemah begitu menyadari jika gadis muda itu adalah Aruna, putrinya. Claudia mengerjapkan mata demi memastikan beberapa pasang mata yang kini menatapnya penuh rasa khawatir. Ada Aruna dan kedua sosok mertuanya, Emma dan Rudi. Hanya mereka. “Ibu …,” panggil Claudia dengan suara khas bangun tidurnya saat bertukar pandangan dengan Emma. Emma dengan sigap lebih mendekat ke arah menantu kesayangannya. “Ibu di sini, Clau,” bisiknya lembut. Rasanya hati Claudia menghangat saat tangan Emma mengusap kepalanya dengan sayang. Dia bisa kembali merasakan disayangi oleh seorang ibu melalui sosok Emma. Claudia menerima sedotan dan meminum air hangat yang disodorkan Emma. Selagi itu, Claudia memastikan kesadarannya benar-benar pulih. Satu tangannya yang tidak terpas

  • Pesona Presdir Posesif   Hamil?

    Untungnya jarak tempuh antara rumah Ryuga dan rumah sakit tidak terlalu jauh sehingga Claudia bisa cepat ditangani oleh dokter.Sang sopir dari layanan mobil online yang dipesan Claudia juga untungnya berbaik hati mau membantu. “Tolong, Pak! Wanita ini mengalami pendarahan!” Saat satpam yang berjaga membawa Claudia menggunakan kursi roda untuk masuk ke dalam UGD, Riel yang baru saja selesai berbicara dengan Nuel tidak sengaja melihat ke arah Claudia.Refleks, dia mempercepat langkah agar bisa menanyakan langsung apa yang terjadi. Hanya saja, satpam itu sudah membawa Claudia masuk. Satu tangan Riel mencekal sisi lengan sopir yang hendak kembali ke dalam mobil.Maniknya menatap serius. “Apa wanita itu datang sendirian?” tanya Riel keheranan. Maksud Riel, Claudia.Benaknya bertanya-tanya, di mana Ryuga?Tanpa merasa curiga, Sang sopir itu menganggukkan kepala. Dia bahkan menjelaskan, “Ya, dia sendirian. Suaminya sedang bekerja dan dia terpeleset jatuh di kamar mandi.”Sepertinya Claudia

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status