Beranda / CEO / Pesona Pembantu Tuan David / 8. Terbiasa Terusir

Share

8. Terbiasa Terusir

Penulis: Rizu Key
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-27 23:12:22

Hari berikutnya Lila kembali ke apartemen nomor 111. Dia tak ingin membuat kesalahan yang sama seperti hari sebelumnya. Maka dari itu dia sudah beristirahat dengan cukup di rumah.

Saat baru saja tiba di depan pintu nomor 111, dia melihat seseorang sudah menunggu kedatangannya. Kali ini bukan Farhan, namun sang majikan sendiri.

"Ternyata benar kamu selalu datang lebih awal," ucap David dingin. Kedua netranya menilik pada arloji yang melingkar di pergelangan tangannya.

Lila mencoba tersenyum. Dia sendiri tak tahu apakah ucapan sang majikan itu merupakan pujian atau celaan.

"Se-selamat pagi, Tuan David," sapa gadis itu gugup.

"Hm," sahut David singkat.

Lila menelan ludahnya. Di hari sebelumnya dia bahkan diusir saat hendak pulang. Meski David tidak memecatnya dan masih memberikan kesempatan untuknya.

"Sekarang kamu boleh melanjutkan kerja di sini. Ini password apartemenku. Dan ingat satu hal, jangan berani berbuat yang tidak-tidak dan taati peraturan!" tegas pria itu dingin.

Lila menerima secarik kertas bertuliskan kombinasi angka sebagai password untuk memasuki apartemen sang majikan.

"Te-terima kasih, Tuan."

"Hm. Lakukan tugasmu dengan baik!" David memilih pergi begitu saja sebelum Lila sempat menjawab. Pria itu meninggalkan Lila di depan pintu apartemennya seorang diri.

Lagi-lagi Lila dapat mencium aroma parfum lembut yang tertinggal saat sang majikan sudah tak terlihat lagi. Gadis itu cepat-cepat memasuki apartemen dan kembali mengerjakan pekerjaannya.

'Harus sabar dan tetap bekerja demi tabungan!' Lila menyemangati dirinya sendiri.

"Setidaknya aku tahu bagaimana sifat Tuan Davidson. Aku harus hati-hati," gumamnya.

**

Keterampilan Lila semakin lebih baik setelah hampir satu bulan bekerja di tempat David. Gadis itu merasa senang karena tak harus berpapasan dengan sang majikan setiap tiba dan pulang kembali ke rumahnya. Kini dia hanya tinggal menunggu gaji di bulan pertamanya saja.

Malam ini Lila tengah menonton televisi bersama Weni, Eko, dan Ani. Mereka menikmati momen kebersamaan sederhana di ruang tengah sembari bercengkrama.

"Semoga saja Kak Lila segera dapat pekerjaan yang lebih baik. Aku yakin Kak Lila bisa mengambil kembali perusahaan ayah Kak Lila," ucap Ani penuh harap.

"Aamiin."

Saat Eko hendak mengganti chanel televisi, perhatian Lila beralih pada berita bisnis yang sedang tayang. Eko pun mengurungkan niatnya saat Lila menahan tangannya.

"CEO baru perusahaan RH meraih kesuksesan di usia muda. Erik Raharja menjadi CEO muda yang sukses karena telah mengembangkan perusahaan dalam waktu yang singkat. Kerja sama dengan perusahaan lain pun semakin bertambah. Kini Erik Raharja sedang mempersiapkan pernikahannya setelah gagal dalam pernikahan pertamanya."

Lila meremat pelan tangannya, dan hal itu tidak luput dari pandangan sang ayah angkat. 

"Kamu kenal sama laki-laki itu?" tanya Eko penasaran. Weni menghela napas dan tampak khawatir saat menatap wajah Lila.

"Dia mantan suamiku, Pak," jawab Lila dengan tatapan tajam pada televisi.

Di dalam layar kaca, Erik sedang menikmati masa jayanya. Tak dia sangka jika perusahaan RH akan menjadi terkenal setelah berhasil merebut semua aset milik keluarga Lila. Gadis itu menatap penuh dendam pada potret mantan suaminya yang licik.

Sosok mantan istri sang CEO pun disinggung meski tak disebutkan namanya. Dengan percaya diri Erik menyatakan bahwa mantan istrinya telah berselingkuh darinya. Nampaknya Erik memang sengaja ingin mendapatkan simpati dari banyak orang.

"Dia telah berhasil menipu banyak orang dan memfitnahku," gumam Lila geram. Dadanya bergemuruh saat melihat kembali wajah Erik di layar kaca.

"Jadi dia Erik yang Ibu ceritakan waktu itu?" tanya Eko pada sang istri dan Weni menjawabnya dengan anggukan.

"Itulah mengapa aku ingin bekerja di perusahaan. Aku ingin mendapatkan kepercayaan lagi dan supaya bisa mendekati Erik." Lila mengepalkan kedua tangannya.

"Dia benar-benar keterlaluan. Tapi yakinlah bahwa dia viral sementara saja. Sebelum kebusukannya terungkap, Lil." Weni mencoba menenangkan dan membesarkan hati anak angkatnya.

"Benar. Yang pasti Tuhan tidak akan memihak pada orang yang jahat," timpal Ani.

"Terima kasih. Aku juga tidak akan menyerah. Mungkin setelah menjadi pembantu untuk Tuan David, aku mulai bekerja di perusahaan besar, DR misalnya," ucap Lila penuh harap.

Gadis itu merasa lega karena terus mendapatkan dukungan dari keluarga angkatnya. Suatu saat dia akan membalas kebaikan Weni dan keluarganya.

**

Semangat Lila kembali berkobar setelah melihat Erik yang pandai berpura-pura di depan kamera. Gadis itu pun tak sabar ingin segera mengumpulkan bukti dan membalas perbuatan keluarga Raharja.

Hari itu merupakan hari Sabtu. Lila kembali bekerja dan tak ada hari libur untuknya. Dia kembali ke apartemen nomor 111. Dan saat inilah dia mulai bertemu dengan majikannya.

David yang sebelumnya pergi ke luar negeri untuk urusan bisnis meski di akhir pekan sekalipun kini sedang duduk bersantai di ruang tengah sembari memangku laptopnya. Lila pun merasa sedikit tak nyaman dengan keberadaan sang majikan.

"Pak David, apakah saya perlu membuatkan kopi?" tawar Lila takut-takut.

David melirik sekilas ke arah sang pembantu. "Tidak perlu. Bukankah kamu sudah tahu peraturan bekerja di sini?"

Lila terkesiap. Gadis itu hampir lupa. Tidak perlu memasak juga berarti tidak perlu membuatkan minuman apa pun untuk sang majikan.

"Maaf ...."

"Pergilah dan kerjakan saja pekerjaanmu!" usir David dingin.

Lila menunduk. "Baik ...." Gadis itu mulai berbalik dan kembali ke belakang.

Suasana begitu dingin dan tak nyaman bagi Lila. Meski David tidak berbuat apa pun padanya, namun keberadaan pria itu saja sudah membuatnya tertekan.

Hingga sore tiba, Lila akhirnya bernapas lega. Namun David tiba-tiba memanggilnya.

"Ini gaji pertamamu. Jika kamu ingin melanjutkannya, kamu harus bekerja dengan baik seperti ini," papar David sembari menyerahkan sebuah amplop putih berukuran besar yang sudah terisi sejumlah uang.

Lila menerima gaji pertamanya dengan senang hati. "Terima kasih, Tuan."

"Hm."

"Ka-kalau begitu saya permisi," ucap Lila berpamitan.

"Hm."

Lila bergegas pergi meninggalkan sang majikan yang dingin. Pintu apartemen pun terbuka. Saat dirinya hendak melangkah keluar, seorang wanita menghentikan langkah Lila.

"Kamu siapa?" tanya wanita paruh baya itu sembari menatap kaget pada seorang gadis cantik yang baru saja keluar dari apartemen.

Lila sendiri kaget dengan kemunculannya. "Saya bekerja di sini," jawabnya.

Wanita paruh baya itu diam mengamati ekspresi Lila.

"Saya asisten rumah tangga di sini, Bu," jelasnya pada tatapan curiga yang ditujukan langsung padanya.

"Oh, pembantu?" Wanita itu menyahut dengan menekankan pada kata yang dia ucapkan.

"Iya."

"Mah. Ada apa Mamah ke sini?"

***

Bab terkait

  • Pesona Pembantu Tuan David   9. Ajakan Makan Malam

    Kedatangan David yang tiba-tiba membuat dua wanita itu cukup terkejut. Paham kini keberadaannya tidak dibutuhkan, dan tidak seharusnya di sini ... Lila pun undur diri.Lila berjalan pergi sembari membetulkan posisi tasnya yang melorot. Dia meninggalkan apartemen sang majikan dingin bersama ibunya."David, apa kabar, putraku?" Helena memeluk putra tunggalnya dengan hangat."Baik, Mah," jawab sang putra datar.Helena tersenyum lembut. "Kamu masih tak berubah.""Ada apa Mamah ke sini?" tanya David saat sang ibu sudah melepaskan pelukan. Pria itu mengajaknya duduk di ruang tamu."Kok kamu tanyanya begitu, sih? Mamah kangen sama kamu," jawab Helena masih tersenyum.Sunyi sejenak sebelum David beranjak dari duduknya. "Mamah mau minum apa?" tanya pria itu.Wanita paruh baya itu menahan lengan putranya. Dia menggeleng pelan sebagai jawaban atas tawaran David."Nggak usah repot-repot, David. Mamah cuma mau berkunjung sebentar."David memilih duduk kembali di samping sang ibu. Wanita itu pun me

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-28
  • Pesona Pembantu Tuan David   10. Makan Malam dan Perjodohan

    Langit sudah berubah gelap. Sesuai dengan janjinya, David akan mengunjungi kedua orang tuanya di rumah lama. Memang dia sudah lama sekali tak menginjakkan kedua kakinya di sana. Merasa berdosa, David memilih menuruti permintaan sang ibu.Mobil melaju dengan pasti melewati jalanan kota yang cukup padat di malam akhir pekan. David dengan setelan kemeja dan celana hitam menuju kembali ke rumah setelah dia sibuk terlalu lama mengurus perusahaan."Selamat datang, Sayang," sapa Helena ketika putranya benar-benar datang. Wanita itu tampak sumringah karena David menepati janjinya."Selamat datang, Kak David." Sapaan lembut lain datang dari bibir merah seorang gadis muda berusia dua puluh delapan tahunan. Gadis itu berjalan mendekati David dengan langkah yang begitu anggun."Siapa dia, Mah?" tanya David dengan ekspresi datar."Kok siapa? Dia ini Tiara. Yang tadi Mamah kasih lihat fotonya," jelas Helena sembari menarik pelan lengan Tiara agar lebih dekat dengannya.David menatap dengan tatapan

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-29
  • Pesona Pembantu Tuan David   11. Tawaran Pernikahan Tuan David

    "Kamu harus menandatangani kontrak ini!"Pagi hari di hari Senin David menyodorkan satu lembar kertas pada Lila.Gadis yang biasanya akan ditinggal sendiri untuk mengerjakan pekerjaan rumah, kini ditunggu oleh sang majikan tampan namun dingin. Dalam hatinya tentu saja Lila bertanya-tanya mengapa sang majikan masih berada di apartemen pada jam mulai kerja? Pria itu bahkan malah duduk saling berhadapan seperti ini dengannya."I-ini kontrak apa, Tuan?" tanya Lila tak mengerti."Kontrak pernikahan kita," jawab David singkat.Lila tentu saja kaget mendengarnya. Melihat sekilas saja sudah dapat dia tebak bahwa sang majikan telah menyusun kontrak satu lembar itu dengan sangat baik."Tinggal tandatangan saja," ucap David lagi."Tapi .. mengapa Anda memberikan kontrak pernikahan ini pada saya?" tanya gadis itu semakin tak mengerti.David menghela napas. Tentu saja pembantu barunya itu akan bingung jika dihadapkan dengan situasi mendadak seperti ini. Pria itu pun menyandarkan punggungnya pada s

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-29
  • Pesona Pembantu Tuan David   12. Tanda Tangan

    Hari itu Lila bekerja dengan konsentrasi yang terganggu. Gara-gara tawaran sang majikan yang tiada angin tiada hujan memintanya nikah kontrak, dia harus membuat keputusan secepat mungkin. Dia pun harus memikirkan syarat yang hendak dia ajukan nantinya.'Apa aku minta tolong untuk merebut kembali aset keluargaku, ya? Tapi dengan begitu nanti Tuan David bakalan tahu kalau aku janda ....' cicit Lila gamang.Gadis itu tetap melanjutkan pekerjaannya dengan baik. Kini sebelum waktu pulang, Lila masih punya sekitar setengah jam lagi sebelum jam tiga sore. Lila kembali memikirkan syarat apa yang dia ingin sang majikan penuhi. Sungguh menurutnya David itu aneh. Jika pria itu memaksa, seharusnya dia tak memberikan kesempatan pada Lila untuk membuat syarat, bukan?Pukul empat sore, David pulang dari kantornya. Pria itu berharap syarat kontrak pernikahan sudah selesai diletakkan di atas meja untuk dia periksa. Jika dia melihat dari keadaan Lila, dia tahu bahwa pembantu barunya itu butuh uang. Kar

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-30
  • Pesona Pembantu Tuan David   13. Tugas Pertama

    Hari yang ditentukan telah tiba. David memerintahkan Lila untuk tetap menunggunya setelah selesai bekerja. Malam itu ada undangan makan malam di rumah kedua orang tua David lagi."Jadi ... Tuan meminta saya untuk ikut makan malam?" tanya Lila hati-hati saat majikannya sudah selesai mandi.David dengan rambutnya yang masih basah duduk di hadapan sang pembantu."Ya. Malam ini ada makan malam bersama kedua orang tuaku. Aku sudah memberi tahu mereka untuk membawamu," jelas David.Lila terdiam. Begitu cepat dirinya akan dipertemukan dengan kedua orang tua sang majikan."Tapi ...." Lila tentu saja terkejut lantaran ternyata sang majikan mengajaknya makan malam bersama keluarga tanpa memberi tahu dirinya lebih dulu."Tidak ada tapi-tapian! Ini merupakan tugas pertamamu. Kamu harus mengaku sebagai pacarku dan katakan kita sudah pacaran selama satu bulan," ucap David terdengar seperti perintah bagi Lila.Gadis itu sebenarnya enggan untuk menjadi pasangan sang majikan. Selain karena masih traum

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-01
  • Pesona Pembantu Tuan David   14. Jangan Memanggilku Tuan

    Mobil hitam David segera melaju membelah jalanan kota. Atmosfer di dalamnya begitu dingin. Terlebih langit sudah gelap saat mereka keluar dari salon. Lila memilih memainkan jari-jarinya karena gugup.David sendiri benar-benar bungkam. Pria itu sama sekali tak ada niatan untuk memberikan sekedar pujian ringan pada sang pembantu yang telah menurutinya. Lalu mereka harus berhenti di depan lampu merah di mana kecanggungan akan bertambah lama."Tu-Tuan ...." Lila mencoba mencairkan suasana yang begitu sunyi. Bahkan selama keluar tadi, David sama sekali tak memainkan musik apa pun untuk menemani perjalanan mereka.David hanya menoleh. Membuat Lila semakin gugup dan memilih menghindari bertatapan mata dengannya."Emmm. Maaf, Tuan ... Tapi apakah penampilan saya sudah sesuai dengan harapan Tuan? Sa-saya khawatir jika saya mempermalukan Tuan ...." papar gadis itu dengan suara sedikit bergetar. Dia bertanya dengan rasa takut. Sungguh duduk berdua saja dengan David membuat Lila tak nyaman. Terle

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-02
  • Pesona Pembantu Tuan David   15. Meminta Restu

    Helena dan Norman saling bertukar pandang. Baru kali ini David tersenyum seperti itu setelah sekian lama."Kalian sudah pacaran berapa lama?" tanya Norman penasaran. Pasalnya sang putra tampak begitu peduli dan lembut pada Lilara. Hal ini tentu berbeda dengan sikap David yang selalu dingin pada siapa saja. Bahkan pada gadis secantik Tiara yang pernah berkunjung ke rumahnya."Baru satu bulan, Om," jawab Lila sembari tersenyum sopan."Satu bulan? Jadi kalian baru pacaran?" Helena menimpali."Ah. Iya, Tante ...." jawab Lila sembari mengangguk pelan.Tiba-tiba saja Lila merasakan jemari panjang yang menyusup menggenggam tangannya. Hangatnya tangan David kini terasa di kulitnya yang halus."Meski kami baru pacaran selama satu bulan, tapi aku benar-benar ingin menikahinya, Pah, Mah." David berdusta sembari menatap wajah Lilara.Lila terdiam kaget saat sang majikan tersenyum lembut padanya. Sungguh hal yang di luar kebiasaan."Satu bulan itu terlalu cepat, David. Kalian bahkan belum saling k

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-03
  • Pesona Pembantu Tuan David   16. Mengantar Pulang

    Akhirnya David mendapatkan restu dari kedua orang tuanya. Meski tentu saja Helena akan terus mencari keburukan Lila.'Dasar perempuan murahan. Dia pasti menggoda David agar mau tidur dengannya,' batin Helena saat mobil sang putra sudah keluar dari halaman rumah.David kembali berdua saja dengan sang pembantu cantik. Lila menunduk memikirkan ucapan tuannya yang seenaknya saja mengklaim dirinya hamil."Tuan ... Kenapa Tuan bilang kalau saya hamil? Kita bahkan belum pernah melakukan apa pun," tanya Lila mencoba memberanikan diri. Dia meremat tangannya sendiri yang berada di pangkuan.David terus menatap lurus ke arah jalan di depannya. "Itu lebih bagus supaya pernikahan ini segera terlaksana. Lagi pula perjanjiannya memang kamu harus mengandung anakku," paparnya dingin.Atmosfer kembali menjadi dingin saat David membawa Lilara pulang. Pria itu kembali pada sikap awalnya yang sebenarnya tak mempunyai perasaan pada Lilara."Di mana alamat rumahmu?" tanya David.Lila sedikit tersentak. "Di

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-04

Bab terbaru

  • Pesona Pembantu Tuan David   190. Akhirnya ... [Tamat]

    Setelah mengetahui siapa yang membuat masalah dengannya, David tentu saja tak tinggal diam. Pria itu memanggil Tristan, orang yang pernah merebut mantan kekasihnya dulu dan berhasil menghancurkan rencana pernikahannya. Dia sendiri mengenal Tristan sebagai anak seorang pemilik perusahaan yang cukup terkenal.Setelah membuat jadwal dan undangan, akhirnya David bisa menemui Tristan. David segera pergi ke Singapura. Dua orang yang sudah lama tak berjumpa itu pun kembali saling berhadapan dengan atmosfer yang penuh dengan ketegangan."Jadi, apa maksud dari semua ini, Pak Tristan?" David langsung memberikan pertanyaan inti meski masih tetap mencoba bersikap sopan pada pria di hadapannya.Tristan melihat laporan yang ditunjukkan asisten kepercayaan David padanya. Kedua alisnya pun saling bertaut. "Saha memang tidak menyukai Anda, Pak David. Tapi saya tidak punya waktu untuk melakukan tindakan kotor seperti ini." Tristan mulai berkilah."Mohon jangan berkilah, Pak Tristan," tekan David menco

  • Pesona Pembantu Tuan David   189. Vito Tertangkap

    Lila menaikkan kedua alisnya. "Aku nggak bentak Mas David ....""Tapi terdengar begitu. Kenapa kamu menyuruhku mandi? Padahal aku capek, Sayang. Aku hanya ingin bermanja - manja denganmu dulu," ujar David dengan ekspresi sedihnya yang berubah menjadi kesal.Lila menatap heran suaminya yang salah sangka. Melihat pertengkaran kecil tersebut, Shiro memilih pergi. Sementara Lila masih menatap suaminya. Dia merasa takut jika David kembali bersikap kasar dan dingin seperti saat mereka masih menikah kontrak."Maaf ...." David menunduk. Pria itu merasa bersalah. Dia pun memeluk sang istri."Aku seharusnya tidak bersikap seperti ini. Maafkan aku, Sayang ...." sesalnya sembari mencium kening Lila dan memeluk lembut wanitanya itu.Lila menghela napas. Sepertinya memang David terlalu banyak pikiran. Wajar saja. Pria itu bekerja tanpa henti. Apa lagi David semakin sibuk selain ikut mengurus anak pertama mereka. Sebelumnya juga dia sering menghadapi masalah dan mungkin saja David sudah jengah."Aku

  • Pesona Pembantu Tuan David   188. Mencari Pelaku yang Kabur

    Keheningan itu membuat Farhan merasa tidak nyaman. Sang bos belum memberikan respon apa pun atas pengakuannya kerena teledor. Perlahan pria itu mendongak, memberanikan diri untuk menatap dan menghadapi sang atasan.David ternyata diam sembari menatap lurus ke arahnya. Ketegangan semakin bertambah saat kedua mata Farhan bertemu dengan iris kecokelatan Davidson."Kalau kamu memang merasa bersalah dan bertanggung jawab soal masalah ini, maka cari dan tangkap karyawan itu! Kamu harus menyerahkannya padaku dan cari tahu alasannya serta pada siapa dia 'menjual' rahasia perusahaan!" David berujar tegas dan dingin saat memberikan perintah.Farhan menelan ludahnya. Sudah lama sekali dia tak diperlakukan sedingin ini oleh sang bos. Namun dia harus tetap patuh."Baik, Pak.""Aku tidak akan memecatmu. Karena bagaimana pun juga kamu telah membantuku agar aku bisa tiba di rumah sakit tepat waktu," imbuh David sembari menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi kerja.Farhan lagi - lagi terkejut at

  • Pesona Pembantu Tuan David   187. Keteledoran Farhan

    Penyelidikan segera dilaksanakan. David memerintahkan anak buahnya terlebih dahulu sebelum melibatkan pihak luar. Apa lagi ini merupakan masalah internal yang memang harus diatasi oleh perusahaan.Di dalam perusahaan yang terlihat baik - baik saja dari luar, para petingginya sedang mencoba membereskan masalah yang ada. David bersama Farhan kini sedang memeriksa beberapa data yang sudah terlanjur tersebar dan sedang mencoba menghentikannya.Farhan sendiri sudah mendapatkan rekaman CCTV yang dia butuhkan. Kini pria itu memeriksa rekaman yang ada. Beberapa video dari beberapa sudut telah dia periksa. Namun tak ada yang mencurigakan. Hingga dia menemukan video di mana saat dirinya sebelum mengantarkan sang bos menuju ke rumah sakit untuk mendampingi sang istri yang melahirkan."I-ini ...." Farhan bergumam sembari membetulkan kacamatanya.Kedua alis pria itu saling bertaut. Kini memorinya tertuju pada saat dia menyerahkan hasil rapat pada salah satu karyawan pria yang dia mintai tolong unt

  • Pesona Pembantu Tuan David   186. Masalah di Perusahaan

    Farhan menarik napas sebelum menjawab. "Maaf, Pak David. Tapi data itu telah bocor."David membulatkan kedua matanya. "Apa?! Bagaimana bisa?" tanya pria itu dengan ekspresi kaget dan tak percaya.Lila pun mendongak menatap heran ke arah suaminya. Terlihat jelas bahwa David sedang terkejut."Maaf, Pak David. Saya dan juga Cindy sedang menyelidikinya. Kami sedang mencari tahu bagaimana data itu sampai bocor," jawab Farhan terdengar ketakutan.David menghela napas kasar. Pria itu kemudian duduk di samping sang istri, tepatnya pada salah satu sisi tempat tidur. Tangan kanannya menggenggam ponsel, sementara tangan kirinya menyugar rambutnya."Kalau begitu teruslah selidiki. Aku akan segera ke kantor," ucap David kemudian sembari menutup panggilan telepon.Pria itu kini menunduk. Lila yang merasa khawatir segera mendekati suaminya dan meraih lengan kekar pria itu dengan lembut."Mas ... Ada apa?" tanya wanita itu khawatir. Melihat dari respon suaminya, dia menduga adanya masalah yang sedang

  • Pesona Pembantu Tuan David   185. Mengganggu Cuti

    Malam itu suhu cukup panas. Bayi mungil David dan Lila mulai rewel karena kegerahan. Beruntung sang ayah dengan sigap menyetel suhu dalam ruangan tersebut agar putranya kembali nyaman."Ternyata dia merasa kegerahan juga," ucap David yang kini berjalan mendekati istri dan anaknya."Iya, Mas. Sekarang cukup sejuk," sahut Lila.Bayi mungilnya masih menangis. Lalu segera saja Lila memberikan ASI padanya. Dan ternyata tak hanya kegerahan saja, bayi kecil itu juga meredakan haus dan lapar."Ternyata lapar juga Adek, ya?" Lila bertanya dengan lembut seolah sedang bertanya langsung pada putranya.David duduk di samping Lila yang sedang menyusui putranya. Tatapan pria itu tertuju pada payudara Lila yang terlihat padat dan berisi. Kini dia menelan ludahnya seolah ikut merasakan kehausan."Kenapa lihatinnya kaya gitu, Mas?" tanya Lila menatap curiga pada suaminya.David tersenyum penuh arti. Pria itu kemudian beralih menatap wajah cantik istrinya."Aku hanya penasaran bagaimana rasanya," gumam

  • Pesona Pembantu Tuan David   184. Shiro dan Bayi Kecil

    Sehari setelahnya, Lila diperbolehkan pulang. Wanita cantik itu pun berjalan dengan menggendong putranya yang tampan dan menggemaskan."Biarkan Mamah yang gendong. Kamu jalan aja duluan sama David," ujar Helena sembari mengulurkan kedua tangannya."Nggak papa, Mah?" tanya Lila merasa tak enak hati karena membiarkan ibu mertuanya yang menggendong bayinya."Nggak papa. Kamu jalan duluan aja. Mamah juga pengen gendong cucu Mamah," jawab Helena dengan senyuman senang dan terlihat jelas bahwa wanita itu tidak sabar ingin menggendong cucunya untuk pertama kali."Baiklah, Mah. Makasih, ya," ucap Lila sembari menyerahkan putranya pada sang ibu mertua.Lila pun berjalan dengan dituntun oleh suaminya. David begitu protektif pada sang istri yang baru saja melahirkan. Sementara di belakangnya ada ibu beserta salah satu asisten rumah tangga yang membantu membawakan barang - barang mereka.Selama dalam perjalanan pulang, putra kecil David tertidur lelap di pangkuan Lila. Terlihat jelas bahwa bayi m

  • Pesona Pembantu Tuan David   183. Kehangatan Menyambut Bayi yang Manis

    Semua orang yang datang ikut menatap ke arah bayi yang baru saja lahir itu. Mereka ikut penasaran karena David dan Lila tak juga memberi tahu mereka soal jenis kelamin bayinya.Lila pun melirik sang suami. Terlihat David yang sedang tersenyum karena rasa penasaran dari ibunya. Mungkin menurutnya seru merahasiakan jenis kelamin anaknya pada keluarganya sendiri, bahkan sejak kehamilan Lila yang semakin besar."Coba Mamah perhatikan dia laki - laki atau perempuan?" tanya David sengaja ingin menbuat ibunya menebak."Kok gitu? Mamah penasaran, loh. Lila juga nggak mau kasih tahu Mamah pas hamil," protes Helena."Sudahlah, Mah. Nanti kita juga akan tahu sendiri," ucap Norman sembari mengusap lembut bahu istrinya."Tapi Mamah penasaran, Pah. Mamah kan pengen manggil ganteng apa cantik gitu," protes Helena lagi. Terlihat jelas bahwa wanita itu akan sangat menyayangi cucunya."Mas David, kita kasih tahu Mamah saja kenapa, sih? Yang lainnya juga penasaran, tuh," ucap Lila ikut membujuk suaminya

  • Pesona Pembantu Tuan David   182. Welcome, Baby

    Peluh mulai membasahi dahi Lilara. Dengan sigap dan sabar David mengelapnya dengan sapu tangannya. Tak lupa pria itu terus berdoa di dalam hati agar persalinan sang istri berjalan dengan lancar.Saat ini dia semakin menyadari bahwa wanita hebatnya juga sedang berjuang untuk melahirkan anak pertama mereka. Wajah Lila yang terlihat pucat, menunjukkan bahwa wanita itu merasakan kesakitan. Jujur saja sebagai suami, David tentu merasa tak tega saat melihat kesakitan istrinya."Ughhhh." Lila kembali mengejan sesuai dengan instruksi Dokter Nimas. Tangan kanannya menggenggam erat tangan David yang duduk di sampingnya.'Kamu pasti bisa, Sayang,' bisiknya dalam hati.Lila kembali mengejan lagi. Karena pembukaan sudah lengkap, maka wanita itu siap untuk melahirkan anaknya. Suasana di dalam ruangan begitu menegangkan. Apa lagi David terus saja merasakan desiran tak mengenakkan sehingga dia terus saja berdoa untuk keselamatan anak dan istrinya. Sebagai pria yang sudah sangat mencintai mantan pemb

DMCA.com Protection Status