Home / CEO / Pesona Pembantu Tuan David / 174. Pergi Kencan

Share

174. Pergi Kencan

Author: Rizu Key
last update Last Updated: 2024-07-29 21:34:53

David dan Lila akhirnya memutuskan untuk mulai memelihara kucing putih kecil yang diperkirakan usianya sudah dua bulan. Lila yang begitu senang dengan hewan berbulu itu pun merasa terhibur ketika si anak kucing mau makan dengan lahap setelah mereka bawa pulang kembali.

"Akh, gemes banget, Mas. Dia akhirnya mau makan," ucap Lila dengan senyuman ceria.

"Dia kelaparan. Sekarang dia juga sudah bersih," ucap David yang baru saja selesai membersihkan tubuh si kucing.

"Makasih, Mas!" Lila langsung memeluk suaminya setelah pria itu memperlakukan kucing putih itu dengan baik. Tak disangka sang direktur ternyata cukup ahli dalam merawat binatang peliharaan.

"Sama - sama. Yang penting dia sehat. Sekarang kamu mandi, dan ganti baju. Biar kucingnya di sini." David memeluk pinggang sang istri.

"Iya, Mas ... Dadah kucing kecil nanti kita main lagi," ucap Lila seperti anak kecil. Bahkan wanita itu melambaikan tangan padanya.

"Ya ampun ... Dasar anak kecil," ejek David.

"Nggak boleh?"

"Boleh, dong. Ap
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pesona Pembantu Tuan David   175. Lila Jahil

    Saat David sedang asyik berkencan dengan istrinya, di tempat lain terlihat pasangan yang juga sedang menikmati waktu cuti mereka setelah bekerja keras sebelumnya."Kenapa kamu diam saja?" tanya sang pria berkacamata yang kini sedang menyetir.Di sampingnya, seorang gadis manis sedang duduk diam. Rambutnya yang pendek terlihat begitu lembut bergerak saat perlahan dia menoleh ke arah sang pria."Eummm. Memangnya mau cerita apa?" tanya gadis itu sembari tersipu malu.Farhan menoleh menatapnya tepat saat pria itu menghentikan mobilnya di lampu merah. Sebuah senyuman dia berikan pada kekasihnya, Cindy."Apa saja. Aku akan mendengarkannya," jawab Farhan.Kedua pandangan mata mereka saling bertemu. "Perasaan dari tadi aku udah cerita, sekarang biarkan aku yang mendengarkan cerita Mas Farhan," sahut Cindy kemudian.Farhan terkekeh pelan. "Padahal aku lebih suka mendengar suaramu dari pada suaraku sendiri.""Gombal ...." kekeh Cindy sembari menampar lengan atas Farhan dan membuat pria itu tert

    Last Updated : 2024-07-30
  • Pesona Pembantu Tuan David   176. Shining Star

    Waktu yang ditentukan telah tiba, kini istri sang direktur DR kembali bekerja sebagai pendampingnya. Dengan keadaan dan kesehatan yang sudah stabil, Lila mulai bekerja di dalam ruangan yang sama dengan David lagi. Tak ada yang berubah, suasana serta tata letak di dalam ruangan itu masih sama seperti saat terakhir kali ditinggalkan olehnya."Hahhh. Aku kangen duduk di sini ...." desah Lila pelan saat duduk pada kursi kerjanya yang empuk.David menggeleng pelan melihat tingkah sang istri yang terkadang memang seperti anak kecil. Pria itu pun berjalan mendekati meja Lila dan berdiri tepat di depannya."Berjanjilah kalau capek harus berhenti dan istirahat," ucap pria itu sembari mengusap lembut pucuk kepala Lilara.Lila tersenyum menerima perhatian dari suaminya. "Iya, Mas ...." kekehnya pelan.David tiba - tiba menangkup wajah mungil Lila dengan kedua tangannya. Dia tatap lekat - lekat wajah cantik itu. "Aku serius," tegasnya.Lila kembali tersenyum. "Iya, aku tahu, Mas. Tapi aku juga in

    Last Updated : 2024-07-30
  • Pesona Pembantu Tuan David   177. Gara-Gara Istri Ngidam

    Semakin bertambahnya hari, usia kehamilan Lilara semakin bertambah pula. Perutnya pun bertambah besar dengan bayi sehat di dalam kandungannya yang rutin melakukan pemeriksaan. Sesuai dengan perjanjian, Lilara sudah kembali bekerja di perusahaan. Dan kini wanita itu selalu mendampingi suaminya.Saat ini, usia kandungan Lila telah mencapai empat belas minggu, sudah memasuki tahap trimester kedua. Lila dan David kini sedang berada di ruangan, hanya berdua. Suasana begitu tenang saat keduanya serius dalam pekerjaan masing - masing.Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Lila duduk dengan tenang. Melihat Lila seperti itu, David merasa ada yang berbeda dan bertanya kepadanya."Ada apa, Sayang?" tanya pria itu dengan tatapan lurus tertuju pada wajah cantik istrinya."Emmm. Soal Lucas, Mas," jawab Lila."Kenapa dengan anak itu?" David kembali bertanya.Lila membalas tatapan suaminya. "Apa dia baik - baik saja, ya? Secara ibunya dipenjara," tanya wanita itu terdengar khawatir.David meletakkan be

    Last Updated : 2024-07-30
  • Pesona Pembantu Tuan David   178. Gara-Gara Istri Ngidam 2

    Meskipun ragu, David tetap membeli mangga matang tersebut untuk Lila, berharap mungkin kali ini istrinya bisa menikmatinya. 'Sudahlah. Ambil saja mangga ini,' batinnya kemudian sembari memasukkan beberapa buah mangga ke dalam keranjang belanjaan.Pria itu segera membayar dan membawanya pulang. Melihat suaminya membawakan satu kantong plastik penuh dengan mangga membuat Lila kaget namun juga terharu dengan usaha yang dilakukan oleh David."Banyak banget, Mas?""Biar kamu puas milihnya," jawab David dengan santai."Harusnya tadi aku ikut masuk buat milih," gumam Lila."Jangan ... Nggak baik kalau wanita kelamaan masuk toko swalayan. Yang ada kita nggak pulang - pulang karena belanja yang lainnya. Apa lagi kamu nggak boleh terlalu capek," ucap David.Lila menggeleng pelan dengan senyuman. "Iya, iya. Tapi makasih, ya, Mas?""Sama - sama, Sayang."Sesampainya di rumah, seperti yang diduga, Lila hanya ingin makan mangga muda dan menolak mangga matang yang David belikan. Bukannya kecewa, ha

    Last Updated : 2024-07-31
  • Pesona Pembantu Tuan David   179. Gara-Gara Istri Ngidam 3

    Waktu makan malam, Lila dan David makan di ruang makan berdua saja. Beberapa asisten rumah tangga sedang mencarikan mangga muda untuk Nona mereka. Dan sebagian yang lainnya sedang beristirahat di rumah lain di belakang rumah utama."Kok kaya sepi, Mas? Orang - orang pada ke mana?" tanya Lila yang merasakan ada yang aneh. Karena biasanya beberapa asisten rumah tangga masih terlihat membereskan dapur. Namun tadi yang terlihat hanya satu orang saja.David mengalihkan pandangannya. "Mereka mungkin sedang istirahat.""Iya juga, ya? Apa lagi mereka kerja seharian beres - beres rumah," sahut Lila dengan polosnya. Wanita itu kembali menyiapkan makan malamnya berupa sup ayam."Meong!" Shiro yang duduk di sebelah David terlihat ingin ikut makan sup ayam."Kamu sudah makan," sahut David menanggapi ngeongan kucing peliharaannya yang memiliki warna mata biru yang cerah."Kucing kan nggak ada kenyangnya, Mas. Lihatlah wajahnya yang bulat itu," ucap Lila sembari menunjuk wajah Shiro yang memang nyat

    Last Updated : 2024-07-31
  • Pesona Pembantu Tuan David   180. Waktunya Melahirkan?

    Minggu demi minggu berlalu dan usia kehamilan Lilara semakin mendekati puncaknya. Sudah sembilan bulan ini wanita itu menjalani perjuangan untuk menjadi ibu yang baik bagi calon anaknya.Meski dengan perutnya yang besar, Lilara masih saja berangkat ke kantornya untuk bekerja bersama sang suami. Wanita itu seolah tak merasakan lelah karena memang sudah terbiasa bekerja. Hingga dia diharuskan beristirahat di rumah sambil menunggu detik - detik kelahiran datang."Sayang, hari ini kamu nggak boleh berangkat. Sudah waktunya kamu istirahat," ucap David ketika pria itu menasihati istrinya untuk tinggal di rumah dan beristirahat karena perutnya yang semakin besar. Akan tetapi Lila menentangnya dengan tegas."Bagaimana mungkin aku bisa berdiam diri di rumah, sementara pekerjaanku bisa menumpuk di kantor, Mas? Bukankah itu tidak bagus?" tanya wanita itu, ingin bertahan tetap bekerja.Wanita itu sadar bahwa ada banyak hal yang harus dia pertimbangkan. Akan tetapi dia tidak ingin menambah beban p

    Last Updated : 2024-07-31
  • Pesona Pembantu Tuan David   181. Kamu Pasti Bisa, Sayang

    Cindy segera memanggil asisten rumah tangga atasannya. Gadis itu meminta tolong untuk mengambilkan tas persiapan persalinan yang telah disiapkan jauh - jauh hari oleh sang bos."Sekarang sebaiknya Nona segera ke rumah sakit," ajak sang sopir pribadi."Iya, Pak," sahut Lila sembari memegangi perutnya."Biar saya bantu, Bu," ucap Cindy sembari menuntun atasannya. Dia dibantu oleh seorang asisten rumah tangga yang lain dan membawa sang Nona ke mobil yang telah disiapkan di depan pintu masuk."Meong? Meong!" Shiro tiba - tiba mendekat dan mulai mengeong keras. Seolah kucing putih itu mengerti bahwa ada hal mendesak yang dialami oleh majikannya."Kamu tunggu di rumah, Shiro," ucap salah satu asisten rumah tangga Lila sembari menggendong kucing yang sudah tumbuh lebih besar itu agar tidak mengganggu sang majikan."Meong ...."Lila segera dibawa masuk ke dalam mobil. Saat itu juga Helena baru saja tiba untuk berkunjung. Wanita itu langsung turun dan menghampiri mobil putranya."Ada apa ini?"

    Last Updated : 2024-08-01
  • Pesona Pembantu Tuan David   182. Welcome, Baby

    Peluh mulai membasahi dahi Lilara. Dengan sigap dan sabar David mengelapnya dengan sapu tangannya. Tak lupa pria itu terus berdoa di dalam hati agar persalinan sang istri berjalan dengan lancar.Saat ini dia semakin menyadari bahwa wanita hebatnya juga sedang berjuang untuk melahirkan anak pertama mereka. Wajah Lila yang terlihat pucat, menunjukkan bahwa wanita itu merasakan kesakitan. Jujur saja sebagai suami, David tentu merasa tak tega saat melihat kesakitan istrinya."Ughhhh." Lila kembali mengejan sesuai dengan instruksi Dokter Nimas. Tangan kanannya menggenggam erat tangan David yang duduk di sampingnya.'Kamu pasti bisa, Sayang,' bisiknya dalam hati.Lila kembali mengejan lagi. Karena pembukaan sudah lengkap, maka wanita itu siap untuk melahirkan anaknya. Suasana di dalam ruangan begitu menegangkan. Apa lagi David terus saja merasakan desiran tak mengenakkan sehingga dia terus saja berdoa untuk keselamatan anak dan istrinya. Sebagai pria yang sudah sangat mencintai mantan pemb

    Last Updated : 2024-08-01

Latest chapter

  • Pesona Pembantu Tuan David   190. Akhirnya ... [Tamat]

    Setelah mengetahui siapa yang membuat masalah dengannya, David tentu saja tak tinggal diam. Pria itu memanggil Tristan, orang yang pernah merebut mantan kekasihnya dulu dan berhasil menghancurkan rencana pernikahannya. Dia sendiri mengenal Tristan sebagai anak seorang pemilik perusahaan yang cukup terkenal.Setelah membuat jadwal dan undangan, akhirnya David bisa menemui Tristan. David segera pergi ke Singapura. Dua orang yang sudah lama tak berjumpa itu pun kembali saling berhadapan dengan atmosfer yang penuh dengan ketegangan."Jadi, apa maksud dari semua ini, Pak Tristan?" David langsung memberikan pertanyaan inti meski masih tetap mencoba bersikap sopan pada pria di hadapannya.Tristan melihat laporan yang ditunjukkan asisten kepercayaan David padanya. Kedua alisnya pun saling bertaut. "Saha memang tidak menyukai Anda, Pak David. Tapi saya tidak punya waktu untuk melakukan tindakan kotor seperti ini." Tristan mulai berkilah."Mohon jangan berkilah, Pak Tristan," tekan David menco

  • Pesona Pembantu Tuan David   189. Vito Tertangkap

    Lila menaikkan kedua alisnya. "Aku nggak bentak Mas David ....""Tapi terdengar begitu. Kenapa kamu menyuruhku mandi? Padahal aku capek, Sayang. Aku hanya ingin bermanja - manja denganmu dulu," ujar David dengan ekspresi sedihnya yang berubah menjadi kesal.Lila menatap heran suaminya yang salah sangka. Melihat pertengkaran kecil tersebut, Shiro memilih pergi. Sementara Lila masih menatap suaminya. Dia merasa takut jika David kembali bersikap kasar dan dingin seperti saat mereka masih menikah kontrak."Maaf ...." David menunduk. Pria itu merasa bersalah. Dia pun memeluk sang istri."Aku seharusnya tidak bersikap seperti ini. Maafkan aku, Sayang ...." sesalnya sembari mencium kening Lila dan memeluk lembut wanitanya itu.Lila menghela napas. Sepertinya memang David terlalu banyak pikiran. Wajar saja. Pria itu bekerja tanpa henti. Apa lagi David semakin sibuk selain ikut mengurus anak pertama mereka. Sebelumnya juga dia sering menghadapi masalah dan mungkin saja David sudah jengah."Aku

  • Pesona Pembantu Tuan David   188. Mencari Pelaku yang Kabur

    Keheningan itu membuat Farhan merasa tidak nyaman. Sang bos belum memberikan respon apa pun atas pengakuannya kerena teledor. Perlahan pria itu mendongak, memberanikan diri untuk menatap dan menghadapi sang atasan.David ternyata diam sembari menatap lurus ke arahnya. Ketegangan semakin bertambah saat kedua mata Farhan bertemu dengan iris kecokelatan Davidson."Kalau kamu memang merasa bersalah dan bertanggung jawab soal masalah ini, maka cari dan tangkap karyawan itu! Kamu harus menyerahkannya padaku dan cari tahu alasannya serta pada siapa dia 'menjual' rahasia perusahaan!" David berujar tegas dan dingin saat memberikan perintah.Farhan menelan ludahnya. Sudah lama sekali dia tak diperlakukan sedingin ini oleh sang bos. Namun dia harus tetap patuh."Baik, Pak.""Aku tidak akan memecatmu. Karena bagaimana pun juga kamu telah membantuku agar aku bisa tiba di rumah sakit tepat waktu," imbuh David sembari menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi kerja.Farhan lagi - lagi terkejut at

  • Pesona Pembantu Tuan David   187. Keteledoran Farhan

    Penyelidikan segera dilaksanakan. David memerintahkan anak buahnya terlebih dahulu sebelum melibatkan pihak luar. Apa lagi ini merupakan masalah internal yang memang harus diatasi oleh perusahaan.Di dalam perusahaan yang terlihat baik - baik saja dari luar, para petingginya sedang mencoba membereskan masalah yang ada. David bersama Farhan kini sedang memeriksa beberapa data yang sudah terlanjur tersebar dan sedang mencoba menghentikannya.Farhan sendiri sudah mendapatkan rekaman CCTV yang dia butuhkan. Kini pria itu memeriksa rekaman yang ada. Beberapa video dari beberapa sudut telah dia periksa. Namun tak ada yang mencurigakan. Hingga dia menemukan video di mana saat dirinya sebelum mengantarkan sang bos menuju ke rumah sakit untuk mendampingi sang istri yang melahirkan."I-ini ...." Farhan bergumam sembari membetulkan kacamatanya.Kedua alis pria itu saling bertaut. Kini memorinya tertuju pada saat dia menyerahkan hasil rapat pada salah satu karyawan pria yang dia mintai tolong unt

  • Pesona Pembantu Tuan David   186. Masalah di Perusahaan

    Farhan menarik napas sebelum menjawab. "Maaf, Pak David. Tapi data itu telah bocor."David membulatkan kedua matanya. "Apa?! Bagaimana bisa?" tanya pria itu dengan ekspresi kaget dan tak percaya.Lila pun mendongak menatap heran ke arah suaminya. Terlihat jelas bahwa David sedang terkejut."Maaf, Pak David. Saya dan juga Cindy sedang menyelidikinya. Kami sedang mencari tahu bagaimana data itu sampai bocor," jawab Farhan terdengar ketakutan.David menghela napas kasar. Pria itu kemudian duduk di samping sang istri, tepatnya pada salah satu sisi tempat tidur. Tangan kanannya menggenggam ponsel, sementara tangan kirinya menyugar rambutnya."Kalau begitu teruslah selidiki. Aku akan segera ke kantor," ucap David kemudian sembari menutup panggilan telepon.Pria itu kini menunduk. Lila yang merasa khawatir segera mendekati suaminya dan meraih lengan kekar pria itu dengan lembut."Mas ... Ada apa?" tanya wanita itu khawatir. Melihat dari respon suaminya, dia menduga adanya masalah yang sedang

  • Pesona Pembantu Tuan David   185. Mengganggu Cuti

    Malam itu suhu cukup panas. Bayi mungil David dan Lila mulai rewel karena kegerahan. Beruntung sang ayah dengan sigap menyetel suhu dalam ruangan tersebut agar putranya kembali nyaman."Ternyata dia merasa kegerahan juga," ucap David yang kini berjalan mendekati istri dan anaknya."Iya, Mas. Sekarang cukup sejuk," sahut Lila.Bayi mungilnya masih menangis. Lalu segera saja Lila memberikan ASI padanya. Dan ternyata tak hanya kegerahan saja, bayi kecil itu juga meredakan haus dan lapar."Ternyata lapar juga Adek, ya?" Lila bertanya dengan lembut seolah sedang bertanya langsung pada putranya.David duduk di samping Lila yang sedang menyusui putranya. Tatapan pria itu tertuju pada payudara Lila yang terlihat padat dan berisi. Kini dia menelan ludahnya seolah ikut merasakan kehausan."Kenapa lihatinnya kaya gitu, Mas?" tanya Lila menatap curiga pada suaminya.David tersenyum penuh arti. Pria itu kemudian beralih menatap wajah cantik istrinya."Aku hanya penasaran bagaimana rasanya," gumam

  • Pesona Pembantu Tuan David   184. Shiro dan Bayi Kecil

    Sehari setelahnya, Lila diperbolehkan pulang. Wanita cantik itu pun berjalan dengan menggendong putranya yang tampan dan menggemaskan."Biarkan Mamah yang gendong. Kamu jalan aja duluan sama David," ujar Helena sembari mengulurkan kedua tangannya."Nggak papa, Mah?" tanya Lila merasa tak enak hati karena membiarkan ibu mertuanya yang menggendong bayinya."Nggak papa. Kamu jalan duluan aja. Mamah juga pengen gendong cucu Mamah," jawab Helena dengan senyuman senang dan terlihat jelas bahwa wanita itu tidak sabar ingin menggendong cucunya untuk pertama kali."Baiklah, Mah. Makasih, ya," ucap Lila sembari menyerahkan putranya pada sang ibu mertua.Lila pun berjalan dengan dituntun oleh suaminya. David begitu protektif pada sang istri yang baru saja melahirkan. Sementara di belakangnya ada ibu beserta salah satu asisten rumah tangga yang membantu membawakan barang - barang mereka.Selama dalam perjalanan pulang, putra kecil David tertidur lelap di pangkuan Lila. Terlihat jelas bahwa bayi m

  • Pesona Pembantu Tuan David   183. Kehangatan Menyambut Bayi yang Manis

    Semua orang yang datang ikut menatap ke arah bayi yang baru saja lahir itu. Mereka ikut penasaran karena David dan Lila tak juga memberi tahu mereka soal jenis kelamin bayinya.Lila pun melirik sang suami. Terlihat David yang sedang tersenyum karena rasa penasaran dari ibunya. Mungkin menurutnya seru merahasiakan jenis kelamin anaknya pada keluarganya sendiri, bahkan sejak kehamilan Lila yang semakin besar."Coba Mamah perhatikan dia laki - laki atau perempuan?" tanya David sengaja ingin menbuat ibunya menebak."Kok gitu? Mamah penasaran, loh. Lila juga nggak mau kasih tahu Mamah pas hamil," protes Helena."Sudahlah, Mah. Nanti kita juga akan tahu sendiri," ucap Norman sembari mengusap lembut bahu istrinya."Tapi Mamah penasaran, Pah. Mamah kan pengen manggil ganteng apa cantik gitu," protes Helena lagi. Terlihat jelas bahwa wanita itu akan sangat menyayangi cucunya."Mas David, kita kasih tahu Mamah saja kenapa, sih? Yang lainnya juga penasaran, tuh," ucap Lila ikut membujuk suaminya

  • Pesona Pembantu Tuan David   182. Welcome, Baby

    Peluh mulai membasahi dahi Lilara. Dengan sigap dan sabar David mengelapnya dengan sapu tangannya. Tak lupa pria itu terus berdoa di dalam hati agar persalinan sang istri berjalan dengan lancar.Saat ini dia semakin menyadari bahwa wanita hebatnya juga sedang berjuang untuk melahirkan anak pertama mereka. Wajah Lila yang terlihat pucat, menunjukkan bahwa wanita itu merasakan kesakitan. Jujur saja sebagai suami, David tentu merasa tak tega saat melihat kesakitan istrinya."Ughhhh." Lila kembali mengejan sesuai dengan instruksi Dokter Nimas. Tangan kanannya menggenggam erat tangan David yang duduk di sampingnya.'Kamu pasti bisa, Sayang,' bisiknya dalam hati.Lila kembali mengejan lagi. Karena pembukaan sudah lengkap, maka wanita itu siap untuk melahirkan anaknya. Suasana di dalam ruangan begitu menegangkan. Apa lagi David terus saja merasakan desiran tak mengenakkan sehingga dia terus saja berdoa untuk keselamatan anak dan istrinya. Sebagai pria yang sudah sangat mencintai mantan pemb

DMCA.com Protection Status