Ketika itu, Violeth melangkah ingin mengecek keadaan di dalam karena dirinya tidak percaya dengan ucapan lelaki itu."Kamu tidak boleh masuk! Di dalam ruangan ini hanya ada para pekerja yang sedang membenahi dua ruangan kamar kecil." Lelaki itu mengekang Violeth dan menutupi bagian pintu dengan berdiri di situ. "Memangnya kenapa? Aku hanya ingin mengecek apakah suamiku di dalam atau tidak," ucap Violeth. "Jangan ngeyel atau akan kupanggilkan pertugas keamanan untuk mengusirmu dari sini!" ancam lelaki itu yang kini berdiri di hadapan Carver dengan tinggi badan yang setara dengan tinggi badan wanita yang mencari keberadaan suaminya. "Menyingkirlah dari hadapanku!" geram Violeth sembari menghentakkan kakinya yang tengah memakai high heels ke arah salah satu kaki lelaki itu. "Aduuhh!" Lelaki itu terjatuh dan memekik menahan sakit di kakinya yang tampak melebam akibat hentakan bagian ujung bawah high heels yang begitu keras. Ceklek! Ceklek! Ceklek! "Ternyata pintunya terkunci," gu
Violeth masih mendengar dengan jelas suara desahan dan lenguhan seorang wanita, tapi dirinya berusaha melupakan dan beranggapan itu hanya halusinasi pendengarannya saja. "Hentikan, Clara! Jangan bodoh dengan mengeluarkan suara-suara seperti itu!" ucap Carver. "Turuti saja apa yang aku lakukan atau aku akan berteriak jika kamu telah memperkosaku." Dengan gerakan menggesek-gesek lubang berbentuk lipatan kenikmatan miliknya ke tubuh Carver, Clara merasakan sensasi yang luar biasa. "Ouh, ternyata senikmat ini rasanya." "Aaahhh ... aaaahhh ...." Clara mendesah dengan mulut sedikit terbuka, wajahnya tepat berada di hadapan muka Carver. Tanpa sadar, ternyata lubang kenikmatan milik Clara telah basah dan menampakkan warna merah merona. Baru pertama kali ini Clara merasakan kenikmatan di lubang kenikmatannya yang masih tersegel. "Tidak kusangka seenak ini ... aku ingin merasakan milikmu, Carver." Tanpa malu dengan mengeluarkan desahan, Carver menarik resleting celana Carver sampai berg
"Ayo, nikmatilah tubuhku!" pinta Clara dengan napas yang kembang kempis memperlihatkan sepasang payudaranya yang tampak begitu ranum. Sebenarnya Clara mulai ketakutan ketika tiba-tiba Carver mendaratkan kedua tangan di dadanya. Rasa geli dan risih dirasakan oleh wanita itu. Carver tak hanya mendaratkan kedua tangannya di sepasang gunung kembar milik Clara yang memiliki ujung merah merona, tetapi jari-jemari Carver bergerak berirama membentuk seperti meremas layaknya meremas payudara istrinya.. "Aaachh ... Kamu meremas payudaraku ...." Clara tampak terkejut sembari mencondongkan tubuhnya ke belakang, sehingga payudaranya tampak begitu bulat sempurna seperti terpasang implan di dalam payudaranya. Carver sudah kehilangan kesadaran dan kendali. Sosok wanita yang berada di bawah tubuhnya dilihatnya adalah Violeth. Sentuhan yang dilakukannya pun selayaknya ketika menyentuh dan memuaskan hasrat Kezia. Clara yang mendapati sepasang payudaranya diremas begitu kuat, tubuhnya menggelinjan
Seumur hidupnya, wanita itu belum pernah melihat milik seorang pria sebesar itu, jangankan melihat, mengetahui ukurannya saja belum pernah. Sehingga ketika pertama kali melihat milik Carver, Clara terkejut dan ingin berlari. Tapi dia tetap akan memperjuangkan usahanya agar kali ini berhasil mengikat Carver untuk menjadi pasangan hidupnya. "Mau sekarang kumasuki?" tanya Carver sembari memegang alat kejantanannya. "I-ya ...," jawab Clara gugup dengan jantung yang hampir copot. Wanita itu masih terheran-heran dengan sikap Carver yang tiba-tiba berubah drastis dan mau menjamah tubuhnya, padahal tadi menolak karena tidak mencintai dirinya. Tapi Clara menutupi rasa curiganya dengan keberhasilan untuk menarik Carver ke dalam pelukannya. Sedikit lagi usahanya untuk mendapatkan Carver akan berhasil setelah hilangnya kesucian sebagai seorang gadis akibat masuknya benih milik Carver ke dalam tubuhnya.Perlahan Carver mengangkat tubuhnya yang semula duduk di atas dua paha Clara yang menyatu
Carver mendekatkan wajahnya ke arah wajah Clara karena merasakan ada perbedaan. "Kamu terlihat berbeda dari biasanya, kenapa tubuhmu seakan menolak semua yang kulakukan?" Clara tidak menjawab itu atau bahkan menaruh rasa curiga sedikitpun, dirinya masih berusaha menahan tubuhnya yang dinikmati oleh Carver. Diantara jeritan yang mengatakan jika inti tubuhnya terasa sakit, Clara mulai merasakan sensasi yang berbeda. Tubuhnya yang semula menggelinjang, kini mulai diam seolah menikmati koyakan di inti tubuhnya. Seiring dengan keterampilan Carver menggerakkan penis beruratnya keluar masuk ke dalam lubang kenikmatan milik wanita itu, Clara mulai mengeluarkan desahan kenikmatan di tubuhnya. Desahan Clara begitu merdu, bahkan wanita itu menggerakkan dadanya ke atas ketika kedua tangan Carver menggerakkan jarinya untuk meremas. "Carver ... aaaachh ...," tanpa ada rasa malu kepada lelaki yang dia cintai, Clara melenguh dan mendesah sembari mengigit satu jari tangannya untuk menahan kenik
Clara terkejut menatap wajah Carver yang seakan tersadar dari sesuatu yang baru saja terjadi. "Kamu kenapa terkejut?" tanya Clara yang merasakan perih di area lubang kenikmatannya. "Kenapa jadi kamu yang ...." Carver segera mengeluarkan miliknya dari inti tubuh Clara. Clara sedikit menjerit ketika berdiri untuk mengambil kembali pakaiannya, karena merasakan sakit di vaginanya. Kedua tangannya mendekap lubang pangkal paha yang berlumuran darah, keperawanannya sudah hilang. Clara tampak menahan perih di area inti tubuhnya. Tapi sayangnya usahanya telah kandas karena Carver belum seutuhnya menghamili dengan benihnya. Clara masih bersandar di dinding tanpa henti merintih dan mendekap area inti tubuhnya yang terasa perih berlumuran bercak darah. Wajahnya memandang ke atas dengan mulut sedikit terbuka menahan perih. Jika dilihat dari tempat Carver berdiri, wanita itu tampak dari leher bagian atas sampai ke dada terlihat begitu putih dan mulus. Dengan rasa tidak percaya akan apa yan
Tapi apa yang dilakukan oleh Carver, itu karena sosok wanita yang dilihatnya adalah Violeth, bukan Clara. Namun kenyataannya sosok wanita itu adalah Clara, yang terus merayu untuk meminta di hamili di ruangan itu. Perasaannya kembali teringat dengan Violeth, yang ketika berada di restoran tadi terus mencari keberadaannnya."Aku harus beralasan apa? Astaga, bagaimana jika istriku marah lagi," gumam Carver sembari menatap ke arah lantai yang memantulkan cahaya lampu. Untunglah ketika Carver tadi membopong Clara meninggalkan restoran, Violeth sudah tidak ada dengan pergi menggunakan mobilnya. Jika saja Violeth masih sempat menunggu Carver yang berpamitan ke kamar kecil karena sakit perut, akan muncul bencana jika sampai Violeth melihat Carver malah membopong seorang wanita. Masalah akan bertambah semakin besar lagi jika Violeth mengetahui bahwa Carver telah menyetubuhi Clara di sebuah ruangan sepi di dalam restoran.Carver merogoh ponsel disakunya, ketika menghidupkan layar ponsel,
Sebelum pulang tadi, Carver sempat mengirim foto dirinya saat berada di rumah sakit, dengan alasan dirinya sendiri sedang memeriksakan sakit perutnya, padahal ketika itu Carver sedang membawa Clara yang mengalami luka cukup serius. Violeth melentangkan tangannya tepat di pangkuan Carver. "Aku pegal, pijati tubuhku, sayang." "Bagaimana kalau bergantian? Setelah aku memijatmu, kamu berganti memijatku," ucap Carver. Violeth menganggukkan kepala dengan mata sipit karena lelah. "Carver, sepertinya aku punya ide. Ayo kita saling memijat seluruh tubuh kita bergantian." Violeth menarik Carver ke dalam pelukan tubuhnya yang telah merebah diri di atas ranjang. "Oh sebentar, aku tadi sudah beli minyak untuk pijat, tapi masih berada di meja lantai bawah." Violeth beranjak dari ranjang, pergi meninggalkan kamar itu. Di meja sudut ranjang, Carver meraih ponselnya untuk mengecek apakah ada pesan masuk sambil menunggu Violeth yang perginya meninggalkan untuk mengambil minyak pelicin. Ada