Seumur hidupnya, wanita itu belum pernah melihat milik seorang pria sebesar itu, jangankan melihat, mengetahui ukurannya saja belum pernah. Sehingga ketika pertama kali melihat milik Carver, Clara terkejut dan ingin berlari. Tapi dia tetap akan memperjuangkan usahanya agar kali ini berhasil mengikat Carver untuk menjadi pasangan hidupnya. "Mau sekarang kumasuki?" tanya Carver sembari memegang alat kejantanannya. "I-ya ...," jawab Clara gugup dengan jantung yang hampir copot. Wanita itu masih terheran-heran dengan sikap Carver yang tiba-tiba berubah drastis dan mau menjamah tubuhnya, padahal tadi menolak karena tidak mencintai dirinya. Tapi Clara menutupi rasa curiganya dengan keberhasilan untuk menarik Carver ke dalam pelukannya. Sedikit lagi usahanya untuk mendapatkan Carver akan berhasil setelah hilangnya kesucian sebagai seorang gadis akibat masuknya benih milik Carver ke dalam tubuhnya.Perlahan Carver mengangkat tubuhnya yang semula duduk di atas dua paha Clara yang menyatu
Carver mendekatkan wajahnya ke arah wajah Clara karena merasakan ada perbedaan. "Kamu terlihat berbeda dari biasanya, kenapa tubuhmu seakan menolak semua yang kulakukan?" Clara tidak menjawab itu atau bahkan menaruh rasa curiga sedikitpun, dirinya masih berusaha menahan tubuhnya yang dinikmati oleh Carver. Diantara jeritan yang mengatakan jika inti tubuhnya terasa sakit, Clara mulai merasakan sensasi yang berbeda. Tubuhnya yang semula menggelinjang, kini mulai diam seolah menikmati koyakan di inti tubuhnya. Seiring dengan keterampilan Carver menggerakkan penis beruratnya keluar masuk ke dalam lubang kenikmatan milik wanita itu, Clara mulai mengeluarkan desahan kenikmatan di tubuhnya. Desahan Clara begitu merdu, bahkan wanita itu menggerakkan dadanya ke atas ketika kedua tangan Carver menggerakkan jarinya untuk meremas. "Carver ... aaaachh ...," tanpa ada rasa malu kepada lelaki yang dia cintai, Clara melenguh dan mendesah sembari mengigit satu jari tangannya untuk menahan kenik
Clara terkejut menatap wajah Carver yang seakan tersadar dari sesuatu yang baru saja terjadi. "Kamu kenapa terkejut?" tanya Clara yang merasakan perih di area lubang kenikmatannya. "Kenapa jadi kamu yang ...." Carver segera mengeluarkan miliknya dari inti tubuh Clara. Clara sedikit menjerit ketika berdiri untuk mengambil kembali pakaiannya, karena merasakan sakit di vaginanya. Kedua tangannya mendekap lubang pangkal paha yang berlumuran darah, keperawanannya sudah hilang. Clara tampak menahan perih di area inti tubuhnya. Tapi sayangnya usahanya telah kandas karena Carver belum seutuhnya menghamili dengan benihnya. Clara masih bersandar di dinding tanpa henti merintih dan mendekap area inti tubuhnya yang terasa perih berlumuran bercak darah. Wajahnya memandang ke atas dengan mulut sedikit terbuka menahan perih. Jika dilihat dari tempat Carver berdiri, wanita itu tampak dari leher bagian atas sampai ke dada terlihat begitu putih dan mulus. Dengan rasa tidak percaya akan apa yan
Tapi apa yang dilakukan oleh Carver, itu karena sosok wanita yang dilihatnya adalah Violeth, bukan Clara. Namun kenyataannya sosok wanita itu adalah Clara, yang terus merayu untuk meminta di hamili di ruangan itu. Perasaannya kembali teringat dengan Violeth, yang ketika berada di restoran tadi terus mencari keberadaannnya."Aku harus beralasan apa? Astaga, bagaimana jika istriku marah lagi," gumam Carver sembari menatap ke arah lantai yang memantulkan cahaya lampu. Untunglah ketika Carver tadi membopong Clara meninggalkan restoran, Violeth sudah tidak ada dengan pergi menggunakan mobilnya. Jika saja Violeth masih sempat menunggu Carver yang berpamitan ke kamar kecil karena sakit perut, akan muncul bencana jika sampai Violeth melihat Carver malah membopong seorang wanita. Masalah akan bertambah semakin besar lagi jika Violeth mengetahui bahwa Carver telah menyetubuhi Clara di sebuah ruangan sepi di dalam restoran.Carver merogoh ponsel disakunya, ketika menghidupkan layar ponsel,
Sebelum pulang tadi, Carver sempat mengirim foto dirinya saat berada di rumah sakit, dengan alasan dirinya sendiri sedang memeriksakan sakit perutnya, padahal ketika itu Carver sedang membawa Clara yang mengalami luka cukup serius. Violeth melentangkan tangannya tepat di pangkuan Carver. "Aku pegal, pijati tubuhku, sayang." "Bagaimana kalau bergantian? Setelah aku memijatmu, kamu berganti memijatku," ucap Carver. Violeth menganggukkan kepala dengan mata sipit karena lelah. "Carver, sepertinya aku punya ide. Ayo kita saling memijat seluruh tubuh kita bergantian." Violeth menarik Carver ke dalam pelukan tubuhnya yang telah merebah diri di atas ranjang. "Oh sebentar, aku tadi sudah beli minyak untuk pijat, tapi masih berada di meja lantai bawah." Violeth beranjak dari ranjang, pergi meninggalkan kamar itu. Di meja sudut ranjang, Carver meraih ponselnya untuk mengecek apakah ada pesan masuk sambil menunggu Violeth yang perginya meninggalkan untuk mengambil minyak pelicin. Ada
Tanpa sengaja ketika mengurut bagian paha ke atas, Carver tersungkur ke dalam lipatan antara dua paha di lubang kenikmatan, akibat dari Violeth yang menarik kakinya ke atas. "Kamu kenapa, Carver sayang? Ingin menjilat?" tanya Violeth ketika melihat suaminya malah mencium inti tubuhnya. "Tidak," jawab Carver sembari kembali memposisikan kaki Violeth. "Ini karena kamu menarik kakimu yang sedang kupihat." Lalu Carver duduk di atas paha Kezia setelah bagian kaki wanita itu telah dipijat begitu lama. Diteteskannya minyak pijat ke seluruh tubuh Violeth bagian depan. Violeth mulai menutupkan kedua matanya karena sentuhan nikmat akan di berikan ke tubuhnya.Tubuh seksi Violeth menggeliat dengan napas yang sedang tak beraturan, dimana Carver mengurut tubuh Violeth dengan lembut dari atas lipatan antara dua paha, sampai ke bagian bawah leher, namun hanya dua bukit kembarnya saja yang belum dipijat. "Aku tidak bisa memijat tubuhmu dengan benar kalau kamu terus menggeliat seperti ulat!" ucap
Tiba-tiba Violeth seperti dimabuk asmara, tubuhnya yang telanjang dan sangat seksi tanpa berbalut selimut, terdiam pasrah dengan apa yang akan dilakukan oleh Carver. Kedua bukit kembar yang membumbung tinggi tampak begitu menggoda. Carver memainkan puting payudara Violeth. Carver beberapa kali menampar payudara Violeth dengan kasar, dan menarik puting payudara Violeth yang berbentuk seperti buah ceri. Tapi seiring gerakan dua jari Zain yang memelintir, Violeth terus mendesah dan mengeluarkan lenguhan dadi mulutnya."Carver ... aaaahh ... ouuhh ... ssshh ... aaaahh. Carver sayang, teruskan untuk menyiksa payudaraku, aku suka caramu menyiksa tubuhku.""Sayang," desah Violeth saat Carver menampar payudaranya. "Oke, aku akan menghukum tubuhmu." Carver. "Violeth, aku akan menampar payudaramu hingga terluka. Carver menggigit dan menarik puting payudara Violeth yang tampak begitu ranum. " Wow, putingmu seperti buah ceri." Keesokan paginya .... Carver pergi ke rumah sakit tempat Clara d
Apa Carver akan menjadi lelaki pemuas gairah Clara yang nekat menggoda Zain agar menjadi pasangan hidupnya? "Selama kamu belum menerima untuk bertunangan, aku ingin kamu jadi kekasihku setidaknya layaknya para pasangan yang sudah bertunangan di luar sana," ucap Clara. Carver tidak punya pilihan lain daripada harus mendapat masalah besar, ditambah saat ini didirinya punya istri dan tidak mungkin bisa menuruti Clara yang meminta bertunangan. Carver pun menyanggupi itu semua, jika Clara meminta dirinya untuk menjadi kekasihnya tanpa waktu yang ditentukan. Setidaknya selama menerima permintaan itu Carver bisa membuktikan jika dirinya belum menghamili Clara seutuhnya. Tapi Clara tak begitu saja membiarkan Carver meninggalkan dirinya dari ruangan tempatnya dirawat di rumah sakit. Carver menawarkan untuk makan dari pemberian rumah sakit atau dari yang di beli dari restoran, tentu saja Clara memilih makanan yang lezat meski itu bukan anjuran dari ahli gizi rumah sakit. "Aku tidak mau
Carver meninggalkan beberapa tanda kepemilikannya di tubuh istrinya. "Buka pakaianmu sekarang! Aku ingin kamu melayaniku saat ini juga," ucap Carver sembari menyentil dan menarik lembut salah satu puncak bukit kembar Violeth yang menjumbul sangat padat. "Carver, jangan nakal." Violeth merasakan geli dan terangsang di bagian puncak dadanya yang tersentuh Carver. "Mana bisa aku ...." Dengan keadaan tubuh masih diperban, Violeth tak bisa bermain ranjang sebentarpun. Tapi kedua matanya melebar ketika Carver menurunkan rok panjang sampai bagian kain dalamnya. "Jangan, Carver! Jangan!" Carver tersenyum dan kembali men
"Nah, seperti itu, Bibi. Tapi maaf, aku tetap memanggil Bibi dengan Bibi Pearly saja." Ketika berbicara, Carver menghentikan mengaduk bahan makanannya. "Tidak apa-apa, Bibi memang seharusnya dipanggil dengan sebutan itu," ucap bibi Pearly. Wanita itu pun membantu Carver membuat makanan. Bibi Pearly sangat pandai menciptakan makanan lezat, dengan bahan apapun jika dimasak oleh wanita itu, akan menghasilkan makanan yang sangat lezat. Di dalam kamarnya, Violeth membuka kedua matanya setelah memejam beberapa menit menikmati empuknya ranjang di kamarnya. Dia membuka mata karena mencium aroma masakan selezat ini. "Ternyata Carver pintar memasak? Kukira dia hanya bisa membuat udang tepung saja," g
Carver menurunkan Violeth di atas tempat tidur, tak lupa memberikan kecupan hangat di wajah wanita yang memiliki wajah cantik paripurna. Tapi ada satu hal yang membuat Carver terdiam sesaat. Violeth adalah anak dari rahim seorang wanita yang kini bekerja sebagai pembantu di keluarga Fletcher, dari benih Tuan rumah keluarga Fletcher, yaitu Edward Fletcher. Carver mengetahui jika Violeth adalah anak dari hubungan tanpa pernikahan, tapi Violeth sendiri tak mengetahui tentang itu. Bahkan Edward sendiri sudah memberitahu kepada Carver untuk tidak mengatakan kepada Violeth tentang identitas itu, bahkan Edward memberitahunya untuk tidak mengatakan siapa pemberi donoran darah yang golongan da
Seketika adu tinju perkelahian antara dua pihak berhenti. Semua menatap ke arah petugas keamanan yang tampak tegas namun juga lemah dengan tubuh yang hanya sebesar para lelaki suruhan Jones. Melihat para pengawal berhadapan dengan petugas keamanan, Carver mendekat karena tak ingin kedua pengawalnya masuk ke dalam masalah besar jika sampai menyangkut ke pihak keamanan kota. "Apa yang kalian lakukan? Kenapa berkelahi di area rumah sakit? Apa yang kalian lakukan sangat membayahakan orang-orang yang beraktivitas di area rumah sakit!" Petugas keamanan memelototkan mata memberanikan diri memarahi beberapa orang yang telah melanggar aturan ketertiban. "Maaf, Pak. Tapi ini bukanlah perkelahian sungguhan, hanya berlatih karena mereka adalah para anak buahnya," ucap
Ketika mobil yang dikemudikan oleh mertua Carver berjalan memotong jalan dan berlalu menuju ke kediaman rumahnya, keempat lelaki itu keluar dari persembunyiannya. Keempat lelaki itu berlari menuju ke motor cross mereka yang terparkir sekitar dua puluh meter dadi parkiran mobil. "Mau kemana kalian?" Tiba-tiba muncul dua lelaki berperawakan tinggi besar dengan tubuh yang dipenuhi otot kekar, salah satu dari kedua lelaki bertubuh besar itu bertanya sampai membuat keempat lelaki yang memakai masker setengah wajah tampak terkejut. "Bukan urusanmu, dasar gendut!" balas salah satu lelaki yang memakai masker setengah wajah. "Jika kalian akan berbuat ulah, itu adalah urusanku!" Dengan ma
"Tidak perlu khawatir, bukankah semasa muda kita begitu dekat? Sampai membuahkan anak yang begitu cantik jelita." Edward memandang ke depan dengan ucapan yang tampak berkharismatik. "Kuharap Tuan tidak membicarakan hal itu lagi, aku sangat malu karena memiliki anak tanpa ikatan pernikahan," ucap bibi Pearly penuh penyesalan. "Tak perlu disesali, Pearly. Bukankah aku sudah menawarimu untuk menikah denganku? Tapi kamu menolak permintaanku," ucap Edward. "Iya, Tuan." Bibi Pearly menganggukkan kepala. "Baiklah, aku akan mengantarmu kembali ke rumah. Tapi kurasa selama beberapa hari ke depan kamu istirahat saja, Pearly. Tak perlu memasak atau membersihkan rumah. Biarkan Sophie saja yang me
Carver kembali ke rumah sakit, entah berapa lama Carver meninggalkan Violeth sendirian di kamar rawat. Padahal Edward meminta dirinya untuk tetap disana dan menjaga Violeth yang masih terbaring tak sadarkan diri. "Aku sudah membalaskan rasa sakit yang kamu terima Violeth. Meski Sophie hanya merasakan sedikit sakit, tapi suatu saat mungkin rasa sakit yang jauh lebih mengerikan akan ku berikan pada wanita tua itu," ucap Carver sambil mengepalkan kedua tangannya. Disaat berada di rumah tadi, Carver ingin sekali memukul Sophie, tapi itu tidak bisa dia lakukan karena Sophie adalah ibu mertuanya, sekali seorang wanita. Tapi untuk Jones, Carver sempat memukul karena lelaki itu ingin bertindak dari belakang. Andai saja Carver lupa pada rencana awal untuk memb
Disaat jantung Sophie hampir berhenti berdetak, Carver menghentikan Jones untuk menusukkan pisau itu ke tubuh Sophie. "Aku tidak suka teriakanmu, Sophie! Bisakah kamu diam?" Sophie hanya diam, tubuh wanita itu berlumuran keringat dingin. "Apa kamu takut ditusuk menggunakan pisau?" tanya Carver. "Apa apa kamu sudah tidak waras? Semua orang pasti tidak akan mau dilukai dengan benda tajam seperti ini!" balas Sophie dengan nada agak tinggi. "Baiklah, aku akan memberi keringanan hukuman untukmu," ucap Sophie. Pisau yang berada di tangan Jones diambil kembali ole
"Lakukan seperti apa yang kamu lakukan terjadi istriku!" perintah Carver. Jones hanya diam saja sambil memegangi pisau lipat itu, dia tak mampu melawan karena nasibnya saat ini dipegang oleh Carver. "Tapi, ini sama saja pembunuhan," jeda Jones. "Terserah kamu, bukankah apa yang kamu lakukan terhadap istriku juga sebuah pembunuhan?" ucap Carver yang sudah tidak mau tahu. "Tapi, bagaimana jika Sophie sampai tewas? Rumah kamupun akan menjadi terdakwa, dan rumah ini akan dipenuhi polisi yang membuat nama baik Fletcher menjadi buruk akibat adanya pembunuhan di kediaman keluarga Fletcher." Jones terus mengatakan berbagai alasan.