Dari sisi lain, seorang wanita berpakaian blazer, duduk bersama dua orang lelaki yang juga memakai setelan jas. Mereka duduk di meja nomor 4 yang kebetulan tidaklah jauh dari tempat duduk Carver yang berada di meja nomor 9.Betapa terkejutnya ketika seorang wanita itu adalah Clara yang terlihat meeting bersama dua lelaki yang mungkin adalah rekan bisnis. "Hei, kamu kenapa?" Violeth bertanya kepada Carver yang terlihat aneh. Carver membuang muka ke arah lain, membelakangi sosok Clara yang duduk berselang tiga meter dari tempatnya duduk bersama Violeth.Masalah akan semakin panjang jika sosok wanita yang akan dijodohkan dengan dirinya, mengetahui keberadaan Carver yang kini tengah bersama Violeth. Carver mencari-cari akal untuk pergi dari situ tanpa menimbulkan kecurigaan apapun terhadap Violeth, atau Clara yang kini tengah sibuk berbincang-bincang dengan dua lelaki yang memakai setelan pakaian formal. Sialnya, letak kasir pembayaran dan pintu keluar restoran harus melewati meja n
"Apa maksudmu?" Carver membalikkan tubuhnya ke belakang, dimana Clara saat itu berada di belakangnya. Clara tanpa malu melepas satu persatu persatu kancing pakaian miliknya sampai terbuka dan memperlihatkan kain hitam yang menutupi tubuh mulusnya.Tampak sepasang payudara yang berada di balik kain begitu menonjol ke atas menampakkan betapa kencang dan padat berisi. Carver terpaksa menatap gumpalan dada milik Clara, karena ukurannya yang begitu besar dan menggoda, meski tidak sebesar dan seindah milik Violeth yang menjadi santapan remasan kedua tangannya. Clara menjatuhkan blazernya ke lantai. Kini tubuhnya yang putih dan halus tinggal memakai tube top hitam yang menutupi sepasang bukti kembar yang terlihat begitu halus dan kenyal. Yang paling membuat Carver berdebar lebih kencang adalah bagian leher sampai bagian dada Clara terlihat begitu halus dan putih bersih terawat. Perlahan Clara membuka resleting rok nya yang begitu ketat memperlihatkan pinggang ke bawah yang begitu seks
"Apa kamu tidak tertarik dengan tubuhku? Aku rela melakukan ini demi mendapatkan kamu," ucap Clara. Wanita itu melepas satu-satunya kain yang masih menempel dan melindungi lipatan suci antara kedua pahanya. "Cukup! Pakailah lagi pakaianmu dan jangan lakukan ini!" ucap Carver.Tapi wanita itu sama sekali tidak menggubris apa yang dikatakan oleh Carver. Clara dengan senyuman dan tatapan ke arah wajah tampan Carver, menurunkan kain penutup mahkota kehormatannya sampai melorot dan terjatuh begitu saja di lantai. Carver hanya diam dengan mulut sedikit terbuka untuk mengeluarkan napasnya yang mulai tidak beraturan dengan detak jantung yang bercampur dengan desiran. Clara berdiri dengan tubuh polos tanpa sehelai benangpun di depan Carver yang hanya berjarak sekitar 50 sentimeter. Clara melangkah mendekat sampai hanya berjarak sejengkal dari buah dadanya dengan tubuh Clara. "Aku masih perawan, aku akan mempersembahkan kesucianku hanya untukmu." Carver menatap ke bawah. Lalu berpaling men
Carver menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan."Kamu adalah wanita yang cerdas dan berpotensi menjadi wanita idaman para pria. Aku yakin, suatu saat kamu pasti akan mendapatkan pria yang lebih baik dariku," ucap Carver."Tidak. Aku sudah mencintaimu, Carver. Aku lebih baik kehilangan harga diri dan kesucianku daripada kehilanganmu." Clara mengeratkan pelukannya pada tubuh lebar Carver yang memancarkan aroma maskulin. "Aku tidak akan membiarkanmu keluar sebelum kita menikmati tubuhku sebagai tanda ikatan kita!""Sayangnya aku tidak bisa."Clara yang muak dengan semua ucapan dan permintaan untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkannya, mulai melontarkan ancaman. "Bahkan jika kamu keluar dari sini, aku akan memastikan semua orang mengira kamu memperkosaku!""Aku tahu kamu sebenarnya malu dengan tubuh telanjangmu yang seperti ini, kan?" Alis Carver yang baik hati menyinggung wanita itu. "Aku tidak mungkin menyentuh wanita yang bukan istriku.""Biarlah aku yang malu asalkan
Ketika itu, Violeth melangkah ingin mengecek keadaan di dalam karena dirinya tidak percaya dengan ucapan lelaki itu."Kamu tidak boleh masuk! Di dalam ruangan ini hanya ada para pekerja yang sedang membenahi dua ruangan kamar kecil." Lelaki itu mengekang Violeth dan menutupi bagian pintu dengan berdiri di situ. "Memangnya kenapa? Aku hanya ingin mengecek apakah suamiku di dalam atau tidak," ucap Violeth. "Jangan ngeyel atau akan kupanggilkan pertugas keamanan untuk mengusirmu dari sini!" ancam lelaki itu yang kini berdiri di hadapan Carver dengan tinggi badan yang setara dengan tinggi badan wanita yang mencari keberadaan suaminya. "Menyingkirlah dari hadapanku!" geram Violeth sembari menghentakkan kakinya yang tengah memakai high heels ke arah salah satu kaki lelaki itu. "Aduuhh!" Lelaki itu terjatuh dan memekik menahan sakit di kakinya yang tampak melebam akibat hentakan bagian ujung bawah high heels yang begitu keras. Ceklek! Ceklek! Ceklek! "Ternyata pintunya terkunci," gu
Violeth masih mendengar dengan jelas suara desahan dan lenguhan seorang wanita, tapi dirinya berusaha melupakan dan beranggapan itu hanya halusinasi pendengarannya saja. "Hentikan, Clara! Jangan bodoh dengan mengeluarkan suara-suara seperti itu!" ucap Carver. "Turuti saja apa yang aku lakukan atau aku akan berteriak jika kamu telah memperkosaku." Dengan gerakan menggesek-gesek lubang berbentuk lipatan kenikmatan miliknya ke tubuh Carver, Clara merasakan sensasi yang luar biasa. "Ouh, ternyata senikmat ini rasanya." "Aaahhh ... aaaahhh ...." Clara mendesah dengan mulut sedikit terbuka, wajahnya tepat berada di hadapan muka Carver. Tanpa sadar, ternyata lubang kenikmatan milik Clara telah basah dan menampakkan warna merah merona. Baru pertama kali ini Clara merasakan kenikmatan di lubang kenikmatannya yang masih tersegel. "Tidak kusangka seenak ini ... aku ingin merasakan milikmu, Carver." Tanpa malu dengan mengeluarkan desahan, Carver menarik resleting celana Carver sampai berg
"Ayo, nikmatilah tubuhku!" pinta Clara dengan napas yang kembang kempis memperlihatkan sepasang payudaranya yang tampak begitu ranum. Sebenarnya Clara mulai ketakutan ketika tiba-tiba Carver mendaratkan kedua tangan di dadanya. Rasa geli dan risih dirasakan oleh wanita itu. Carver tak hanya mendaratkan kedua tangannya di sepasang gunung kembar milik Clara yang memiliki ujung merah merona, tetapi jari-jemari Carver bergerak berirama membentuk seperti meremas layaknya meremas payudara istrinya.. "Aaachh ... Kamu meremas payudaraku ...." Clara tampak terkejut sembari mencondongkan tubuhnya ke belakang, sehingga payudaranya tampak begitu bulat sempurna seperti terpasang implan di dalam payudaranya. Carver sudah kehilangan kesadaran dan kendali. Sosok wanita yang berada di bawah tubuhnya dilihatnya adalah Violeth. Sentuhan yang dilakukannya pun selayaknya ketika menyentuh dan memuaskan hasrat Kezia. Clara yang mendapati sepasang payudaranya diremas begitu kuat, tubuhnya menggelinjan
Seumur hidupnya, wanita itu belum pernah melihat milik seorang pria sebesar itu, jangankan melihat, mengetahui ukurannya saja belum pernah. Sehingga ketika pertama kali melihat milik Carver, Clara terkejut dan ingin berlari. Tapi dia tetap akan memperjuangkan usahanya agar kali ini berhasil mengikat Carver untuk menjadi pasangan hidupnya. "Mau sekarang kumasuki?" tanya Carver sembari memegang alat kejantanannya. "I-ya ...," jawab Clara gugup dengan jantung yang hampir copot. Wanita itu masih terheran-heran dengan sikap Carver yang tiba-tiba berubah drastis dan mau menjamah tubuhnya, padahal tadi menolak karena tidak mencintai dirinya. Tapi Clara menutupi rasa curiganya dengan keberhasilan untuk menarik Carver ke dalam pelukannya. Sedikit lagi usahanya untuk mendapatkan Carver akan berhasil setelah hilangnya kesucian sebagai seorang gadis akibat masuknya benih milik Carver ke dalam tubuhnya.Perlahan Carver mengangkat tubuhnya yang semula duduk di atas dua paha Clara yang menyatu