Memang setelah terbongkarnya rahasia tentang Violeth, semua akan berubah karena apa yang diceritakan oleh Edward sangat bertolak belakang.
Edward selalu menceritakan jika Violeth memiliki seorang ibu yang telah tiada, dan pada kenyataannya wanita itu bukan ibu kandung dari Violeth, wanita itu adalah istri pertama Edward yang tidak mengaruniai keturunan satupun, sehingga Edward mendekati seorang wanita yang bernama Pearly, yang kini menjadi pembantu di rumah keluarga Fletcher.
Edward menanamkan benihnya ke dalam rahim Pearly tanpa atas dasar pernikahan, dan Pearly pun melahirkan seorang anak perempuan yang kemudian diambil oleh Edward, anak itu diberi nama Violeth Fletcher.
Setelah istri pertama Edward meninggal dunia, Edward meminta menikahi Pea
"Aku baru saja dari kamar kecil. Aku harus kembali menemani Violeth lagi." Tak ingin dirinya diketahui oleh Edward setelah mendengar semua pembicaraan tadi, Carver beranjak meninggalkan tempat itu. "Tunggu Carver! Apa kamu mendengar sesuatu?" Carver masih diam tak menjawab itu. Langkahnya pun tertentu setelah mendengar pertanyaan Edward. Padahal Carver sama sekali tidak memperlihatkan dirinya, tapi Edward ternyata mengetahui kehadirannya. "Kuharap kamu bisa merahasiakan apa yang telah kamu dengar, Carver. Aku mempercayakannya sepenuhnya kepadamu untuk tidak membagikan rahasia ini kepada siapapun," ucap Edward sembari menatap punggung menantunya yang berdiri membelakangi dirinya. "Rahasia ap
Richard: Kuharap kamu tetap tenang, Tuan Muda Carver. Aku pun tak akan tinggal diam. Carver tak menanyakan bagaimana bisa Richard mengetahui akan hal itu, tapi Carver sudah cukup mengetahui saja tanpa perlu menyatakan hal yang tidak penting kepada Richard. "Aku akan membuat perhitungan kepada Jones dan Sophie." Di kediaman keluarga Fletcher …. "Kita rayakan dulu atas keberhasilan kita mencelakakan anak tirimu, setidaknya kita sudah berhasil 'kan?" tanya Jones. "Tapi dia belum mati, Jones, dia masih hidup dan masih bisa menginjakkan kaki di rumah ini." Sophie menjawab sambil mendesah.
"Cukup, ini sudah cukup sebagai bukti. Aku akan membalas kejahatanmu, Sophie!" gumam Carver dengan nada rendah setelah memasukkan ponselnya kembali ke saku. Entah sampai kapan Jones dan Sophie melakukan hubungan ranjang, bahkan Carver merekam hubungan mereka hampir sepuluh menit lamanya. Carver masih terdiam mengamati Jones tampak yang begitu menikmati tubuh Sophie. Sophie berada dibawah tubuh Jones, sedangkan kedua tangan pria itu menguasai sepenuhnya bukit kembar milik Sophie. "Hei, kalian lupa menutup pintu!" Seketika Jones menghentikan hentakan di tubuh Sophie.
Tak lama kemudian, Carver memperlihatkan layar ponselnya. Seketika Sophie dan Jones membulatkan mata mereka begitu lebar setelah melihat sebuah video adegan ranjang yang baru saja mereka lakukan. "Cepat hapus! Atau aku akan ...," ancam Jones dengan gertakan. "Apa yang akan kamu lakukan? Akan menusukkan dengan pisau seperti kamu menusuk istriku?" Carver kembali memutar balikkan ucapan, tangannya mengepal dan menghantamkannya di atas nakas. "Sophie, kamu ibu tiri yang sangat biadab dengan kelakuanmu yang merayakan penderitaan kami dengan menjadi cara menjadi wanita jalang." Jones membulatkan kedua bola matanya. Sophie pun membulatkan kedua matanya, mereka berdua telah diketahui kejahatannya.
"Lakukan seperti apa yang kamu lakukan terjadi istriku!" perintah Carver. Jones hanya diam saja sambil memegangi pisau lipat itu, dia tak mampu melawan karena nasibnya saat ini dipegang oleh Carver. "Tapi, ini sama saja pembunuhan," jeda Jones. "Terserah kamu, bukankah apa yang kamu lakukan terhadap istriku juga sebuah pembunuhan?" ucap Carver yang sudah tidak mau tahu. "Tapi, bagaimana jika Sophie sampai tewas? Rumah kamupun akan menjadi terdakwa, dan rumah ini akan dipenuhi polisi yang membuat nama baik Fletcher menjadi buruk akibat adanya pembunuhan di kediaman keluarga Fletcher." Jones terus mengatakan berbagai alasan.
Disaat jantung Sophie hampir berhenti berdetak, Carver menghentikan Jones untuk menusukkan pisau itu ke tubuh Sophie. "Aku tidak suka teriakanmu, Sophie! Bisakah kamu diam?" Sophie hanya diam, tubuh wanita itu berlumuran keringat dingin. "Apa kamu takut ditusuk menggunakan pisau?" tanya Carver. "Apa apa kamu sudah tidak waras? Semua orang pasti tidak akan mau dilukai dengan benda tajam seperti ini!" balas Sophie dengan nada agak tinggi. "Baiklah, aku akan memberi keringanan hukuman untukmu," ucap Sophie. Pisau yang berada di tangan Jones diambil kembali ole
Carver kembali ke rumah sakit, entah berapa lama Carver meninggalkan Violeth sendirian di kamar rawat. Padahal Edward meminta dirinya untuk tetap disana dan menjaga Violeth yang masih terbaring tak sadarkan diri. "Aku sudah membalaskan rasa sakit yang kamu terima Violeth. Meski Sophie hanya merasakan sedikit sakit, tapi suatu saat mungkin rasa sakit yang jauh lebih mengerikan akan ku berikan pada wanita tua itu," ucap Carver sambil mengepalkan kedua tangannya. Disaat berada di rumah tadi, Carver ingin sekali memukul Sophie, tapi itu tidak bisa dia lakukan karena Sophie adalah ibu mertuanya, sekali seorang wanita. Tapi untuk Jones, Carver sempat memukul karena lelaki itu ingin bertindak dari belakang. Andai saja Carver lupa pada rencana awal untuk memb
"Tidak perlu khawatir, bukankah semasa muda kita begitu dekat? Sampai membuahkan anak yang begitu cantik jelita." Edward memandang ke depan dengan ucapan yang tampak berkharismatik. "Kuharap Tuan tidak membicarakan hal itu lagi, aku sangat malu karena memiliki anak tanpa ikatan pernikahan," ucap bibi Pearly penuh penyesalan. "Tak perlu disesali, Pearly. Bukankah aku sudah menawarimu untuk menikah denganku? Tapi kamu menolak permintaanku," ucap Edward. "Iya, Tuan." Bibi Pearly menganggukkan kepala. "Baiklah, aku akan mengantarmu kembali ke rumah. Tapi kurasa selama beberapa hari ke depan kamu istirahat saja, Pearly. Tak perlu memasak atau membersihkan rumah. Biarkan Sophie saja yang me