Share

Hal Perdana

Author: Ling Ling Dee
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Jessica yang kaget ketika merasakan pundaknya sudah dicekal dan ditarik sedemikian rupa, semakin panik dan ketakutan pula ketika mendengarkan hardikan dan teriakan dari Joandra barusan. Air mata ketakutan itu semakin membanjir meski sesungguhnya Jessica tidak mengerti dengan apa yang sedang dipertanyakan Joandra kepadanya, apa lagi Joandra terlihat begitu emosi dan marah.

Ya, wajah tampan itu sudah terlihat memerah hingga menggelap berkabut yang membuat suasana angker semakin terasa, membuat suasana hati Jessica semakin kencup dan langsung menciut. Keberaniannya seakan langsung menghilang ketika melihat perubahan wajah Joandra yang begitu signifikan ketika melihat sesuatu yang barusan ditunjukkannya.

“Katakan! Katakan siapa?! Kenapa kamu diam saja?!”

Joandra kembali bertanya sambil mengguncang kedua pundak Jessica yang hanya terdiam mematung dan membungkam bibir tipisnya.

“M-m-maksud Abang apa? S-siapa apanya? ... kan, kan J-Jessica send

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pesona Menantu 24 Karat   Ternyata Adik Ibu Mertuanya?!

    Malam itu berlalu dengan kisah dramatis Jessica yang mampu mengguncang jiwa seorang laki-laki yang belum pernah menyentuh wanita sama sekali. Joandra memberikan ranjangnya untuk ditempati oleh gadisnya, dan dia sendiri tidur di atas sofa seperti biasa.“Jangan Kuliah dulu.”“A-apa? Kenapa memangnya?!”Pagi ini, Joandra yang terbangun saat Jessica sudah rapi dengan pakaian ke kampusnya, langsung mengutarakan isi pikirannya.“Kamu kan sedang datang bulan,” jawab Joandra dengan entengnya. Ya, masalah menstruasi sudah biasa didengarnya apa lagi ketika dulu dia masih kuliah. Terlebih kejadian itu sering sekali membuat bahan olokan ketika sang wanita sampai ketahuan tembus dan terlihat dengan begitu nyata pada pendangan anak laki-laki nakal yang selalu nongkrong di kampus.“Apa salahnya? Tidak ada hubungannya.”“Abang bilang jangan Kuliah dulu.”“Jessica mau. Udah 1 minggu Je

  • Pesona Menantu 24 Karat   Sikap Tegas Tak Pandang Bulu

    “Bagaimana pengerjaannya?”Joandra kembali bertanya dengan suara santai dan datarnya. Belum memulai ritmenya dengan sempurna. Joandra begitu penasaran ingin melihat bagaimana si paruh baya cecunguk itu menghadapinya saat ini. Menghadapi makhluk yang sudah pernah direndahkannya dan bahkan dianggapnya seperti sampah yang tidak berharga sama sekali.“I-itu ... saya pikir, pengerjaannya harus dibicarakan kembali, Tuan Presdir. Kita tidak bisa mengerjakan ulang dengan memberikan pemotongan harga sebesar 40 persen, karena jika itu sampai terjadi maka kerugian yang kita dapatkan akan mencapai 20 persen.”Paman Faisal menjelaskan pendapatnya setelah dia mendapatkan keberaniannya, dan dia menjelaskan itu dengan suaranya yang terdengar cukup lantang penuh percaya diri.“Oh ya? Lantas ... siapa yang mengerjakan Proyek ini sejak awal?”Joandra kembali bertanya santai sambil melipat kedua tangannya dan meletakkan di depan dad

  • Pesona Menantu 24 Karat   Kenalan Baru

    Joandra menyunggingkan sebelah ujung bibirnya ketika melihat wajah Paman Faisal yang terlihat penuh dendam dan tidak puas atas tindakan yang sudah diambilnya dalam sekejap tadi. Andai saja itu adalah orang lain, tentu saja Joandra masih akan mempertimbangkannya sekali lagi.‘Ini baru pembalasan permulaan ... jika nanti kalian masih berani macam-macam denganku, aku pastikan kalian semuanya akan menjadi gembel dan tinggal dijalanan!’ batin Joandra sambil menyingkirkan dokumen yang tadi ada di hadapannya.Joandra kembali fokus membahas masalah tender besar yang mereka dapatkan, dan Joandra mulai menyunting beberapa kontraktor terbaik yang dimiliki oleh Perusahaannya. Tentu saja orang yang menjadi pilihannya harus memiliki kemampuan di atas rata-rata yang bisa mengemban tugasnya dengan baik. Dan kali ini Joandra yakin tidak akan ada kepala kontraktornya yang akan berani melakukan kesalahan serupa dengan perbuatan Paman Faisal lagi, setelah tadi mereka sem

  • Pesona Menantu 24 Karat   Teman Laknat!

    “Hehee, iya Bang.”“Minum sup hangatnya. Itu baik buat kesehatanmu.”“Abang kayak dokter saja,” ujar Jessica sambil terkekeh pelan begitu mendengar perkataan Joandra barusan.Joandra hanya mengulum senyumnya ketika mendengar apa yang dikatakan oleh gadis kecilnya. Melanjutkan makannya dan terus mengambilkan lauk-pauk untuk wanitanya yang harus dijaga kesehatan jiwa dan raganya.Ketika mereka berdua keluar dari dalam restoran itu, awan mendung terlihat menggantung di atas cakrawala, dan itu membuat suasana yang masih siang itu terlihat mulai menggelap.“Mau hujan loh. Ayo cepat,” ujar Joandra segera menggandeng tangan Jessica dan berlari kecil ke arah mobilnya.Begitu Joandra menutup pintu mobil untuk Jessica, hujan tiba-tiba langsung mengguyur dan itu membuat Joandra berlari mengitari mobilnya segara masuk ke dalam mobilnya.“Kok tiba-tiba bisa hujan? Padahal tadi biasa-biasa saja

  • Pesona Menantu 24 Karat   Mulai Berubah

    “Siap Tuan Presdir,” patuh Ricko yang memang sudah mengetahui jadwal penting itu, hanya saja waktunya yang belum ditentukan oleh Joandra sejak kemarin.Joandra memutuskan panggilan dan kembali fokus melihat ke jalanan depan yang terlihat lumayan lancar, dan itu sudah pasti karena ini bukanlah malam panjang bagi kaum muda-mudi.Begitu tiba di residence sultannya, Joandra segera naik ke atas dan langsung masuk ke dalam kamarnya untuk membersihkan dirinya. Selesai membersihkan tubuhnya, Joandra segera berjalan keluar dan langsung menuju ke arah kamar Jessica.Tok! Tok!Cklek!Joandra mengetuk pintu itu dan segera membuka handle pintu. Tapi ternyata pintu itu terkunci.‘Loh, kok dikunci?’“Jess?!”Joandra memanggil sambil terus memutar handle pintu berulang kali. Ada rasa khawatir setelah sekian jam lamanya dia tidak melihat dan juga tidak menghubungi gadis kecilnya itu.“Jessica?!&r

  • Pesona Menantu 24 Karat   3 Orang Khusus

    “Selamat pagi Tuan Presdir. Silakan,” ujar Ricko mempersilakan Joandra duduk pada kursi kebesarannya di sebuah ruangan yang begitu mewah dan luas. Bahkan meja itu melingkar begitu besar dengan keadaan tengah yang kosong.Puluhan Manager dari cabang The Lion Bank tampak duduk di deretan kursi yang ada di bagian kiri dan kanan yang bersusun tiga tingkat seperti kursi bioskop itu, karena pada meja melingkar itu sudah duduk belasan jajaran Direksi penting yang ada di bawah kedudukan Joandra yang bertugas pada Bank Pusat, yang mengurus perseroan sesuai dengan perintah atasan mereka yang memang pun sudah ada pada ketentuan tertulis yang bisa berubah kapan saja apabila sang Presiden Direktur menginginkannya.“Selamat pagi. Saya tidak akan memperkenalkan diri saya lagi karena saya yakin semuanya sudah mengenal saya dengan jelas.”Joandra mulai membuka percakapannya ketika dia sudah duduk di atas kursi kebesarannya, dengan sebuah mic podium mimbar

  • Pesona Menantu 24 Karat   Terlalu Kecewa

    “Hah?! I-itu ... Rumah Sakit Cendana, Tuan Presdir.”Terdengar suara yang berkata dengan nada tidak yakin, tapi Joandra tetap santai dan melihat ke arah Ricko.Ricko mengerti apa yang harus dilakukannya, dan Ricko segera mencatat nama rumah sakit yang pastinya nanti akan menjadi tugas selanjutnya untuk menuntaskan masalah itu.“Baiklah. Kalau benar ibu Anda sedang sakit dan membutuhkan uang yang segitu banyak, saya tidak akan mempermasalahkannya. Tapi ingat, andai saja ini sebuah kepalsuan ... maka Anda akan tahu apa konsekuensi yang harus Anda hadapi nanti. Sekian pertemuan kita hari ini.”Ringkas dan singkat. Begitulah Joandra. Selama ini dia memang tak pernah basa-basi karena waktunya yang sangat berharga.Selesai berkata Joandra langsung berdiri dan melangkah pergi, membuat Ricko buru-buru mengambil beberapa file dan juga dokumen untuk dibawanya kembali.Setelah Joandra masuk ke dalam mobilnya, dengan cepat pula J

  • Pesona Menantu 24 Karat   Beraninya Bermain Api

    Tidak ada selera sama sekali untuk makan malamnya saat ini, tapi Joandra terus mengunyah dan terus makan dengan begitu cepat. Mungkin pria itu hanya ingin agar dia tidak sakit, sehingga apa rasa dari makanan itu pun sudah tidak diperdulikannya lagi.Malam itu berlalu dengan cepat, bahkan keesokan harinya Joandra keluar tanpa menunggu Jessica.Begitu selesai sarapan, Jessica yang heran tidak melihat mantan abang iparnya itu pun menunggu dengan duduk santai di sofa depan.‘Kenapa Abang kok masih belum bangun? Nggak biasanya seperti ini,’ batin Jessica sambil membenarkan ikatan tali sepatu putihnya. Ya, hari ini Jessica berpakaian lebih casual. Jika dia selalu memakai celana panjang dengan baju kemeja panjangnya, kali ini wanita itu tampak mengenakan celana jeans dan juga baju kaos santai yang dimasukkannya ke dalam celana jeans berwarna biru tersebut.Jessica memutuskan memakai sepatu berwarna putih senada dengan baju kaosnya, dan kemudian dia k

Latest chapter

  • Pesona Menantu 24 Karat   Merenda Hari Bahagia

    “Aku kebelet pipis. Aku ke toilet dulu bentar ya Honey,” Joandra mulai berjalan ke arah toilet yang ada di dalam kamar mewah itu, meninggalkan Jessica yang berbaring di atas pembaringan king size super mewah itu.Jessica bangkit dan duduk di sisi ranjang. Menurunkan kedua kakinya ke bawah, dan kembali melihat ke sekeliling kamar itu. Kamar yang sangat luar biasa, yang pastinya sangat disukai oleh anak-anak mereka satu saat nanti, karena kamar itu terlihat begitu indah degan nuansa yang sangat menyejukkan jiwa.Melihat ada dipenser dan kulkas di sana, Jessica mulai melangkah ke arah dispenser tersebut. Jessica yang merasa kehausan mulai menuangkan air ke dalam gelas dan menenggaknya untuk menghilangkan dahaga yang menyerangnya.Setelah menghabiskan segelas air, Jessica kembali mengisi gelasnya dan lalu berjalan ke arah ranjang.“Honey. Kamu ngapain?” tanya Joandra yang terlihat buru-buru menutup pintu toilet, dan segera menyusul Jessica.“Nggak. Aku hanya ingin minum saja Sayang. Haus

  • Pesona Menantu 24 Karat   Kejutan

    “Hehee. Sayang bisa saja. Ya sudah, Sayang hati-hati ya. Jangan kenceng-kenceng nyetirnya.”“Siap Bidadari hatiku. Muahh!” Joandra ikut meluahkan rasa di dalam benaknya saat ini, dan itu membuat Jessica terkekeh di seberang saja.“Byee.”Joandra yang merasa tersemangati segera melajukan mobilnya dengan hatinya yang merasa begitu bahagia dan berbunga-bunga.Selama hidupnya, hanya 2 wanita yang pernah membuat hatinya bahagia menggebu-gebu seperti ini, dan itu adalah ibu dan juga istri kecil kesayangannya yang begitu dicintainya.-Beberapa hari sudah terlewati, dan saat ini Joandra sedang membimbing Jessica dengan matanya yang di tutupi dengan kain.“Kita mau ngapain Sayang?”“Ada deh.”“Jangan main-main ah. Jessica jangan dikagetin pakai binatang ya. Nanti Jessica bisa pingsan loh Sayang,” sungut Jessica yang sangat takut dikerjai, apa lagi dia memang sangat takut dengan beberapa binatang.“Nggak kok Honey, tenang saja. Sebentar lagi kita sampai,” ujar Joandra hanya tersenyum mendengar

  • Pesona Menantu 24 Karat   Jerat Rindu

    Joandra kembali mengutarakan pertanyaan pada pria itu, karena saat ini Joandra sudah mulai menguasai keadaan yang sebenarnya.Hening.Tampaknya pria itu sulit sekali menentukan keputusannya.“Jika kau mengatakan yang sebenarnya dan menceritakan seluruh kronologinya dengan jelas, aku yakin aku bisa membantu meringankan masa tahananmu. Tapi kamu harus bisa bekerja sama dengan pihak Kepolisian. Aku akan menjamin keamananmu. Setidaknya kamu masih sedikit berguna untuk keluargamu, dari pada kamu mati sia-sia oleh ancaman dari orang yang sudah memerintahkanmu.”Mendengar perkataan Joandra yang panjang lebar itu membuat pria itu kembali menangis.“Terima kasih Tuan Presdir. Terima kasih. Saya tak takut mati sama sekali. Saya akan bekerja sama dengan pihak kepolisan untuk Tuan Presdir. Saya akan menceritakan segalanya secara detail. Tapi, tolong lindungi keluarga saya,” ujar pria itu akhirnya, dan perkataannya itu membuat Joandra mengembangkan sebelah ujung bibirnya.“Tentu saja. Kamu tak per

  • Pesona Menantu 24 Karat   Trik Joandra

    “Iya suamiku. Baiklah,” Jessica langsung mengiyakan agar Joandra tak mengkhawatirkan keadaannya.Joandra terkekeh pelan dan langsung mengecup sayang bibir Jessica beberapa kali.“Aku pergi sekarang ya, Honey. Hati-hati. Ayah juga ada di rumah, Ayah tak ke mana-mana hari ini,” pesan Joandra lagi agar istrinya itu tak merasa sendiri akibat ditinggalkannya sebentar.“Oke.”Akhirnya Joandra melangkah pergi setelah dia mengecup berulang kali wanita yang begitu dicintai dan amat disayanginya.Mobil melaju membelah jalanan siang ke arah Jakarta Timur dengan tujuan Joandra yang sudah terencana sejak pagi tadi.Joandra yang sudah tiba di kantor kepolisian Jakarta Utara langsung menemui Inspektur Jenderal Mahes untuk berbincang sejenak, sebelum dia menemui anggotanya yang sudah menghianatinya dan sudah membuat masalah besar kali ini. Tentu tak ada api kalau tak ada pemantik. Dan saat ini Joandra ingin mencari tahu s

  • Pesona Menantu 24 Karat   Jilatan Pertama

    “Maaf Tuan Presdir. Saya hanya ingin mengabari jika yang menjadi dugaan Tuan Presdir semalam benar adanya. Ada orang luar yang sudah membayar orang dalam kita melakukan kecurangan. Bahkan dengan sengaja menciptakan kecelakaan besar ini.”“Maksudnya?”Joandra terlihat menajamkan pendengarannya dan memicingkan matanya.“Ada saingan bisnis kita yang sengaja menciptakan kecelakaan ini. Dia memanfaatkan orang kita untuk niatnya itu. Dengan menggunakan cairan khusus penghancur beton, kejadian semalam menjadi sangat fatal dan melibatkan begitu banyak pekerja kita.”Joandra terlihat begitu tegang. Sebenarnya Joandra sangat kaget mendengar kabar itu. Bagaimana bisa saingan bisnisnya melakukan kecurangan sefatal itu hanya untuk menghancurkan nama baik perusahaan konstruksinya?! Apakah orang itu tak punya hati dan tega hingga menghilangkan beberapa nyawa sekaligus?!Joandra yang terkejut besar menelan salivanya kasar. Rasa

  • Pesona Menantu 24 Karat   Tak Ragu

    “Semua itu kenyataan dan Faktanya, Claudia! Kamu jangan lupa dengan apa semuanya yang sudah kamu lakukan selama ini. Tunggu saja tanggal mainnya!” desis Joandra begitu geram dan langsung melangkah pergi.Panas! Joandra benar-benar merasa sangat panas dengan keadaan yang menghimpitnya saat ini. Urusannya tentang bisnisnya dan juga hal-hal yang sudah terjadi di luar sudah sangat meguras pikirannya. Kenapa saat ini ibu mertuanya dan Claudia kembali datang mengacaukan suasana hatinya! Joandra benar-benar merasa geram!Tapi, Joandra tetap berusaha sabar. Dan itu semuanya dilakukannya demi Jessica.‘Licik dan gila! Wanita ular itu memang benar-benar sudah tak waras! Kasihan anaknya nanti memiliki ibu gila seperti dia!’Joandra membatin kesal dan segera berjalan pergi mengurus segala sesuatu agar istrinya bisa keluar malam ini juga.Selesai mengurus semuanya, Joandra segera naik ke atas menuju ke ruangan Jessica. Ternyata Joandra d

  • Pesona Menantu 24 Karat   Muslihat

    “Apa yang Ibu bicarakan?! Tentu saja Joan menyayangi Jessica. Kalau tidak, untuk apa Joandra menikahinya?” jawab Joandra gusar mulai terpancing emosi, bahkan kini rahangnya sudah terlihat mengeras akibat menahan amarahnya.‘Ada hak apa Ibu bicara seperti itu?! Apa yang mereka rencanakan, kenapa sekarang keadaan seakan berbalik. Padahal selama ini mereka yang selalu membuat Jessica menderita dan menangis! Bukankah mereka hanya menganggap Jessika anak pungut,’ kesal Joandra tak lagi meladeni ibu mertuanya, dan segera melangkah ke arah ranjang bed di mana Jessica terlihat sedang terbaring lemah.“Lalu, ngapain aja kamu? Sampai istri sendiri masuk Rumah Sakit saja kamu sampai nggak tahu! Lucu!”Kembali terdengar cicitan Madam Donna yang begitu menyakitkan pendengaran Joandra.Joandra terdiam mendengar ucapan ibu mertuanya. Meski itu memang benar adanya, tapi mendengar semua perkataan ibu mertuanya saat ini membuat Joandra merasa sangat bingung sekaligus was-was.“Sudahlah. Jangan membahas

  • Pesona Menantu 24 Karat   Kecelakaan?!

    Joandra merasa begitu penasaran dengan apa yang terjadi, dan ingin mencari tahu bagaimana kronologinya hingga kejadian perdana ini bisa terjadi pada Perusahaan Kontruksi raksasanya yang menjadi Konstruksi ternama dan nomor satu di kota Metropolitan.Joandra tak menuju ke lokasi konstruksi Mall Twenty yang sedang dibangun itu, dia langsung menuju ke kantor polisi agar bisa menangani masalahnya dengan cepat. Padahal dia sudah memutuskan ingin pulang ke kontrakan untuk mengabarkan istri kecilnya, tapi kejadian ini membuat semua rencananya gagal dan menjadi tertunda.Joandra mulai sibuk berurusan di kantor kepolisian dengan pembicaraan dan pembahasannya bersama kepala kepolisian daerah Jakarta Utara. Bahkan setelah selesai membahas segalanya, mereka bersama-sama menuju lokasi kejadian untuk melakukan peninjauan ulang dan untuk memastikan kalau memang ada sesuatu yang dirasakan mengganjal di sana.Kesibukan Joandra hari ini benar-benar menguras waktunya hingga malam hampir tiba, bahkan dia

  • Pesona Menantu 24 Karat   Hasil Tes Sebenarnya!

    “Kamu sudah datang Mas Joan. Ayo duduk di sini,” Claudia berkata santai dengan tak tahu malunya.Glukk!Joandra menelan salivanya kasar. Namun, Joandra tak memperdulikan sapaan Claudia.“Selamat siang Dok,” sapa Joandra melihat ke arah Dokter Denata.“Siang Tuan Joandra. Silakan duduk Tuan, saya akan menjelaskannya di sini, karena kalian sudah sama-sama berada di sini,” ujar Dokter Denada tampak serius.Perasaan Joandra seketika menjadi tidak karuan. Entah mengapa melihat wajah Claudia yang berseri-seri, membuat Joandra menjadi resah dan pikirannya menjadi kacau setengah mati.Joandra duduk di samping Claudia, di hadapan dokter Denata dengan dipisahkan oleh sebuah meja kerja dokter Denata.Dokter Denata mengeluarkan sebuah amplop putih dan meletakkannya di atas meja.“Ini adalah hasil dari tes DNA yang dilakukan kemarin. Dan saya akan menjelaskan hasilnya agar Tuan Joandra dan nyonya Cl

DMCA.com Protection Status