“Sayang, kamu sudah mereservasinya sejak awal?” tanya Jessica yang sedikit heran, karena sejak tadi dia bahkan terus bersama dengan Joandra dan tak melihat jika suaminya itu melakukan pemesanan.
“Leonal yang pesan.”
“Lalu, kenapa Leonal nggak ikut makan juga?”
“Kita lagi mau lunch berdua loh ini, Honey? Kamu kok ... malah mikirin Leonal,” jawab Joandra cepat dengan nada yang terdengar kesal.
Jessica langsung menyunggingkan senyumannya tak tahan saat melihat wajah Joandra yang terlihat muram dan suram.
“Hehee. Jadi Sayang juga bisa cemburu ya?”
“Kalau nggak cinta, nggak sayang. Ya sudah pasti Abang nggak akan cemburu dan gak akan ambil perduli.”
“Ternyata Abang lucu juga. Gak beda jauh dengan Jessica, kan?”
Joandra memicingkan matanya dan menatap Jessica dengan tatapan penuh cintanya, lalu menggapai kepala itu dengan cepat.
Joandra sukses
“Memangnya sejak kapan Jessica menikah dengan Joandra? Bukankah setelah berpisah dengan Claudia, Joandra belum menikah dengan Jessica? ... aku yang sudah pikun karena tua, atau memang mereka sudah menikah secara diam-diam?!”Kakek Raharja yang sejak tadi merasa begitu penasaran dengan kabar yang didengarnya, mempertanyakan hal yang sungguh belum diketahuinya. Rasanya, baru beberapa bulan yang lalu mereka bertemu. Kenapa dia sama sekali tak bisa mengingat jika cucunya Jessica sudah menikah dengan Joandra.Juka benar Jessica dan Joandra sudah menikah secara diam-diam, artinya keduanya tak menganggapnya dan tak menghormatinya lagi sama sekali!Semuanya terdiam. Ya, saat ini mereka baru terpikir ke arah sana. Bahkan mereka hampir melupakan jika Joandra dan Jessica memang belum menikah, dan itu semua karena selama ini Joandra dan Jessica memang sudah terlihat dekat satu sama lainnya.“Apa Andi dan Donna sudah menyelenggarakan pernikahan merek
“T-tidak, Tuan Presdir. M-maaf,” Leonal menjawab gelagapan.Jessica mencubit pelan pinggang Joandra, ketika kembali mendengarkan suaminya itu mengancam Leonal.“Sayang ngapain sih?” tanya Jessica berbisik pelan, sambil menegadahkan wajahnya melihat ke arah Joandra dengan kedua keningnya yang terlihat mengkerut.“Gak ada. Abang cuma becanda doang,” balas Joandra ikut berbisik.“Candanya kayak gitu lagi, ah. Jessica nggak suka,” kesal Jessica ketika kembali mendengarkan ancaman dari bibir tebal suami tampannya.“Kalau yang ini suka gak?” tanya Joandra langsung menyambar bibir Jessica dengan cepat. Posisi saat ini memang membuatnya sangat mudah melakukan hal itu, dan Joandra tak tahan lagi karena kembali mendengarkan istri kecilnya itu membela Leonal.“Umh!”Jessica yang kaget kembali mencubit pinggang kekar itu sedikit keras, membuat Joandra langsung tertawa lepas.
“Kenapa Abang tidak membangunkan Jessica saja. Lain kali jangan menggendongku lagi, bagaimana kalau aku terjatuh saat Abang kelelahan menggendongku? Itu sangat berbahaya,” ujar Jessica terlihat begitu terkejut ketika mendengar ocehan Joandra barusan, yang membuatnya bergidik ngeri membayangkan jika suaminya itu tidak kuat menopang tubuhnya dan membuatnya menjadi terjatuh di atas tangga.Jessica tampak segera bangun dari posisi berbaringnya, saking kaget mendengar penuturan Joandra barusan.“Oh, jadi Jessica meragukan kekuatan Abang, gitu?!” tanya Joandra yang kaget mendengar jawaban istri kecilnya barusan, begitu menganggap remeh keperkasaan dan kekuatannya. “Jessica benar meragukan Abang, begitu?!” tanya Joandra sekali lagi sambil membuka matanya lebar-lebar, kening pria itu juga terlihat hampir manyatu satu sama lainnya.“B-bukan meragukan. Tapi kan Jessica cuma takut kalau tiba-tiba tangan Abang nggak kuat menahan beb
Joandra memang begitu menginginkan Jessica seutuhnya. Tapi, pada akhirnya Joandra hanya bisa menghela napasnya dan sedaya upaya menahan hasratnya.Setelah hampir 20 menit berlalu, ternyata Jessica masih belum bergeming. Joandra mulai mengecup hidung mancung milik istri cantiknya yang terasa sangat dingin itu. Joandra lalu menoel-noel hidung mancung itu perlahan menggunakan jari telunjuknya, sambil terkadang mengecupnya dengan bibirnya sesekali.“Sayang ...?” lirih Jessica saat kesadarannya kembali. Meski dia belum membuka matanya sama sekali, tapi dia tahu yang sedang melakukan hal itu adalah suami tampannya.“Hmm?”Joandra bergumam pelan sambil terus mengembangkan senyumnya.“Jangan begitu. Jessica masih mengantuk,” lirih Jessica lagi tanpa membuka matanya.“Nanti malam pasti bergadang. Sekarang sudah hampir setengah tujuh loh,” ujar Joandra mencoba memberitahu istri kecilnya itu.&ldqu
Hening.Claudia diam dan menunggu Kenrick kembali bersuara. Pria itu terlihat sangat angkuh dan sombong. Tapi, ada pesona yang disukainya dari raut angkuh yang sudah membantunya keluar dari bilik jeruji besi, ruang tak berdapur yang amat dibencinya itu.“Yang aku butuhkan bukan hanya sebatas bualan belaka. Buktikan jika kamu bisa melakukan apa pun perintahku dengan baik dan sempurna, sehingga aku bisa memiliki Jessica seutuhnya. Dan ingat. Aku tak menerima kata mundur ketika perjalanan itu sudah dimulai!”Kenrick berkata tegas dan sarkas dengan nada penuh tekanannya, ingin agar Claudia paham dengan apa yang dimaksudkannya.“Tentu saja. Tapi, sebelumnya aku hanya ingin mengingatkan. Bukankah Jessica sudah menikah? Dia sudah menjadi istri Joandra, Tuan Kenrick?!""Maka itu fungsinya kamu di sini. Kalau kamu tidak memiliki fungsi sama sekali, untuk apa aku mengeluarkan kamu dari dalam penjara?! Dan untuk kamu ketahui, adanya kamu di
Claudia terdiam. Saat ini dia merasa menjadi wanita begitu bodoh sudah merencanakan kiamat bagi dirinya sendiri sejak awal. Andai saat itu dia tak menyelingkuhi dan menceraikan Joandra, tentu saja dia akan langsung menuntut Jessica sebagai perebut suaminya!"Oke. Tapi, tentu saja aku butuh modal untuk melakukan semua itu, Tuan Kent. Dan kamu tahu kan, selama ini hidupku bagaimana?""Dasar Penjilat!" geram Kenrick sambil mematikan puntung rokoknya ke dalam asbak.Kenrick merogoh kantong celana bagian belakangnya, dan lalu mengeluarkan selembar kartu kredit. Pria itu lalu melemparkan kartu itu ke arah Claudia.“Sebenarnya tak banyak yang menjadi kebutuhanmu! Tempat tinggal sudah aku sediakan. Kamu hanya butuh biaya makan dan menyewa hotel untuk tempatmu beraksi. Awas kalau kamu terlalu boros!” kecam Kenrick dengan gusar.“Tentu saja,” jawab Claudia sambil menyunggingkan senyumannya."Jangan sampai gagal. Karena jika itu sampai terjadi, maka ginjalmu akan menjadi ganti untuk membayar sem
Melihat wajah yang mulai terlihat semakin pucat itu, Joandra yang sebenarnya ingin menghukum gadis pujaan hatinya itu langsung merubah rencananya. Dia tau Jessica memang sangat anti dan belum bersedia dengan hal yang masih cukup awam bagi mereka berdua.“Mau makan Jessica. Auummm!”Joandra mengaum dan langsung berpura-pura memakan tubuh Jessica dengan menggigit-gigit pelan tubuh gadis pujaan hatinya itu, sambil menggelitik perut atas Jessica yang menjadi bagian paling sensitif dan membuat gadisnya itu selalu tertawa geli.“Jangan Sayang. Tolong, aduh. Jangan. Geli!”Jessica tertawa sambil memohon-mohon agar Joandra menghentikan gigitan-gigitan yang sebenarnya hanya mampu membuatnya merasa geli. Tak ada rasa sakit sama sekali.Puas menggigit-gigit tubuh sintal itu dan tertawa dengan begitu puasnya, Joandra segera mengakhiri kegiatannya. Joandra membaringkan tubuhnya ke arah samping tubuh Jessica dengan kedua kaki mereka yang
Semuanya juga melihat sikap Joandra yang tampak begitu menyayangi dan memprioritaskan Jessica. Rasa iri tak dapat dielakkan. Bahkan pemandangan itu membuat tente Fitria dan tente Hesty saling berpandangan satu sama lainnya.Joandra yang awalnya mendadak bankrut dan menjadi gembel, kini juga mendadak kaya dalam sekejap. Joandra memberikan kehidupan yang begitu layak dan bahkan melimpahkan harta kekayaannya pada keponakan mereka yang bodoh dan terbelakang itu, Jessica Pitaloka. Semua itu sungguh tak bisa dicerna dengan akal sehat mereka. Dan hasilnya rasa iri dan sakit hati itu tumbuh dan terpendam di dalam sana.“Kemarikan tas tangan itu, Joandra. Jangan meletakkan tas tangan itu di belakangmu. Itu akan membuatmu kesulitan bersandar. Sini.”Terdengar suara Kakek Raharja memecah keheningan, yang tercipta akibat semuanya sedang terpana dengan penampakan yang sedang mereka lihat barusan.“Oh, baik Kakek. Terima kasih untuk perhatiannya.”Joandra yang mendengar itu segera mengambil tas tan