Share

Nona Chandra

Author: Queen Mikayla
last update Last Updated: 2024-12-06 20:59:27

Keesokan paginya, Aluna bangun lebih awal dari biasanya. Ia memastikan semua pekerjaan rumah sudah selesai sebelum berbicara dengan Kania di ruang makan.

“Mom, hari ini aku ingin izin keluar sebentar,” kata Aluna sopan sambil menuangkan teh untuk Kania.

Kania melirik sekilas. “Untuk apa? Kau tahu Betran tidak suka kau sering keluar rumah tanpa alasan yang jelas.”

“Aku ingin memeriksakan kehamilanku, Mom. Sudah beberapa hari ini aku merasa sedikit tidak nyaman,” jawab Aluna, sengaja memanfaatkan alasan yang akan sulit dibantah.

Kania meletakkan cangkirnya. “Baiklah, tapi pastikan kau tidak berlama-lama di luar. Semua pekerjaan rumah sudah beres, kan?”

“Sudah, Mom. Semuanya sudah beres.”

“Kalau begitu, pergi saja. Tapi ingat, jangan membuat masalah,” kata Kania sambil melambaikan tangannya seolah ingin mengakhiri percakapan.

Aluna mengangguk hormat, lalu segera ke luar dan masuk ke dalam taksi. Di sana, ia mengganti penampilannya. Rambut yang biasanya digerai sederhana kini diikat
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Aluna....

    Aluna masih berada di ruang kerja Kaisar, mengumpulkan kembali dokumen-dokumen yang tadi sempat ia presentasikan dalam pertemuan dengan Tuan Louis. Kaisar berdiri tak jauh darinya, memperhatikan setiap gerakannya dengan intensitas yang sulit diabaikan. “Aluna,” panggil Kaisar perlahan. “Ya?” Aluna menoleh, tetapi tangannya tetap sibuk membereskan dokumen. Kaisar tidak menjawab. Ia berjalan mendekat, mengambil alih dokumen di tangan Aluna dan meletakkannya di meja. “Kaisar, apa yang—” “Sshh,” Kaisar memotong. “Sebentar saja, biarkan aku melihatmu lebih dekat.” Aluna mendadak terdiam. Tatapan Kaisar begitu dalam, dan ia tidak bisa menghindari rasa gugup yang perlahan merayap. Tanpa sadar, jarak di antara mereka semakin dekat. Kaisar mengangkat tangannya, menyentuh wajah Aluna dengan lembut. “Kau tahu,” katanya dengan suara rendah, “setiap kali aku melihatmu seperti ini, aku selalu merasa sulit untuk menahan diri.”Aluna terdiam. Ia merasakan jemari Kaisar menyentuh lembut rambutn

    Last Updated : 2024-12-06
  • Pesona Istri yang Dikhianati   Bukah benalu

    Saat Aluna baru saja melangkah masuk ke rumah, ia disambut oleh suara Kania yang tajam dari ruang makan. "Aluna, ke sini sekarang!" perintah Kania tanpa memberi jeda untuk Aluna bernapas setelah perjalanan panjang. Aluna melepaskan sepatu dengan cepat, mengatur napasnya, lalu berjalan menuju ruang makan. Ia menemukan Kania sedang berdiri dengan tangan terlipat di depan dada, ekspresi wajahnya dingin seperti biasanya. Veronica duduk santai di kursi, memainkan ponselnya tanpa menoleh. "Ya, Mom?" Aluna mencoba tersenyum meskipun badannya masih lelah. "Siapkan salad buah untuk Veronica. Cepat. Jangan banyak alasan," kata Kania, nadanya seperti biasa, penuh perintah. "Baik, Mom." Aluna menuju dapur tanpa banyak kata. Ia segera mulai memotong buah-buahan segar, mencampurkannya dengan saus krim yang ia buat sendiri. Pikirannya melayang sejenak, mengingat kejadian di mansion Kaisar tadi. Namun ia buru-buru kembali fokus, takut jika hasilnya tidak memuaskan, Kania akan semakin marah

    Last Updated : 2024-12-08
  • Pesona Istri yang Dikhianati   Hanya Kaisar

    Betran melangkah masuk ke rumah dengan langkah tegap, wajahnya terlihat lelah setelah seharian bekerja. Veronica yang sudah mendengar suara mobilnya sejak tadi, langsung bergegas ke pintu depan. Begitu Betran melewati ambang pintu, Veronica menyambutnya dengan senyum lebar dan langsung meraih wajahnya untuk memberinya ciuman di bibir. "Aku rindu sekali padamu," ujar Veronica manja sambil tetap menempel di tubuh suaminya. Betran tersenyum tipis, tangannya melingkari pinggang Veronica. "Aku juga. Bagaimana harimu di rumah?" "Tidak terlalu buruk, meskipun aku bosan setengah mati," balas Veronica sambil tersenyum kecil, suaranya seperti mengeluh. Di sudut ruangan, Aluna sedang mengelap meja ruang tamu. Pekerjaannya terhenti sejenak saat melihat adegan itu. Matanya memandang dingin, meskipun ia mencoba untuk tidak bereaksi berlebihan. Dalam hatinya, ada perasaan jijik bercampur getir, tetapi ia tahu lebih baik untuk tidak menunjukkan apa pun. "Aluna," panggil Betran tiba-tiba den

    Last Updated : 2024-12-08
  • Pesona Istri yang Dikhianati   Keputusan Aluna

    Beberapa hari kemudian. Betran, Veronica, dan Kania sudah bersiap meninggalkan rumah. Veronica tampak anggun dengan dress pastel yang mahal, sementara Betran mengenakan jas formal. Kania, seperti biasanya, melontarkan perintah-perintah seenaknya kepada Aluna. “Aluna! Jangan lupa, tanaman Veronica harus disiram, ya,” katanya dengan nada tajam. Aluna mengangguk pelan. “Iya, Mom.” Veronica yang sedang berdiri di dekat pintu menoleh dengan ekspresi dingin. “Dan satu lagi, Aluna. Kalau ada orang asing yang datang, langsung usir. Jangan biarkan siapa pun masuk, paham?” “Iya, aku paham.” Betran melirik Aluna sekilas, lalu menambahkan dengan nada dingin, “Jangan sampai ada masalah selama kami pergi. Kalau ada yang salah, kau tahu apa akibatnya.” Aluna menunduk, menelan semua ucapan itu dalam diam. “Aku mengerti, Mas.” Mereka bertiga akhirnya masuk ke dalam mobil, meninggalkan Aluna sendirian di rumah yang sekarang terasa lebih lapang. Ia berdiri di depan pintu, memandangi kenda

    Last Updated : 2024-12-10
  • Pesona Istri yang Dikhianati   Jangan Nambah Dosa

    Aluna baru saja menutup pintu ketika ketukan keras kembali terdengar. Jantungnya berdebar. Siapa lagi yang datang malam-malam begini? Ia membuka pintu perlahan, dan di sana, berdiri Kaisar. Wajahnya terlihat serius, namun ada tatapan yang sulit dijelaskan. “Kaisar? Kenapa kau kembali?” Aluna bertanya, suaranya bergetar. Kaisar tidak menjawab. Ia melangkah masuk tanpa izin, menutup pintu di belakangnya. Sebelum Aluna sempat berkata apa-apa, lelaki itu menariknya ke dalam pelukan yang erat. “Aku tidak bisa pergi,” bisik Kaisar di telinganya. “Aku tidak ingin meninggalkanmu malam ini.” Aluna mencoba meronta, meski tubuhnya lemas karena dekapan itu. “Kaisar, kau tidak bisa terus seperti ini. Kalau Betran tahu…” “Aku tidak peduli,” potong Kaisar. Tangannya menguat di pinggang Aluna, matanya menatap lurus ke dalam mata perempuan itu. “Yang kupedulikan sekarang hanya kau.” Sebelum Aluna sempat membalas, Kaisar mengangkat tubuhnya dengan mudah. “Kaisar! Apa yang kau lakukan?” Al

    Last Updated : 2024-12-10
  • Pesona Istri yang Dikhianati   Masalah lagi

    Pagi buta, suasana rumah masih lengang. Aluna terbangun oleh gerakan halus di sisi tempat tidurnya. Ia membuka mata perlahan dan mendapati Kaisar sedang mengenakan kemejanya. Lelaki itu tampak rapi, seperti biasa, namun ada senyuman kecil di wajahnya saat menyadari Aluna memandangnya. “Sudah bangun?” tanya Kaisar dengan nada lembut, sambil menatapnya dari sudut matanya. Aluna hanya mengangguk, matanya masih setengah mengantuk. Namun, ia tidak bisa mengabaikan getaran di dadanya saat melihat lelaki itu bersiap untuk pergi. Kaisar duduk di tepi tempat tidur, tangannya terulur menyentuh wajah Aluna. “Aku harus pergi. Masih banyak urusan yang harus kuselesaikan.” Aluna tidak menjawab. Ia hanya menatap Kaisar, ada sedikit rasa hampa yang mulai merayapi dirinya. Ia tahu bahwa hubungan ini tidak seharusnya terjadi, tapi entah mengapa, ia merasa tidak ingin lelaki itu pergi. Kaisar tersenyum kecil, lalu menunduk. Bibirnya menyentuh bibir Aluna dengan lembut, tapi semakin lama, ciuma

    Last Updated : 2024-12-12
  • Pesona Istri yang Dikhianati   Kau menikmatinya

    Malam itu, Aluna duduk di ruang tamu dengan pakaian santai, mencoba menghabiskan waktu dengan membaca novel yang sebenarnya sudah ia baca berkali-kali. Pikirannya melayang-layang, tak bisa benar-benar fokus pada halaman yang ada di tangannya. Tiba-tiba, suara ketukan di pintu membuatnya terperanjat. Ia melirik jam di dinding—sudah lewat pukul sembilan malam. Siapa yang datang di jam seperti ini? Dengan rasa penasaran bercampur sedikit gugup, ia melangkah ke pintu. Saat pintu dibuka, Kaisar berdiri di sana dengan senyuman khasnya, memegang sebuah kotak besar. "Aku tahu kamu suka martabak manis, jadi aku bawakan ini." Aluna menghela napas, antara kesal dan geli. "Kaisar, ini sudah malam. Kenapa kamu datang lagi?" Kaisar masuk begitu saja tanpa menunggu undangan. "Karena aku tahu waktu kita terbatas. Besok Betran pulang, kan?" Aluna memutar matanya, tapi tidak bisa menahan senyum kecil yang mulai terbit di sudut bibirnya. "Kamu memang terlalu tahu jadwal orang." "Ya, begitula

    Last Updated : 2024-12-12
  • Pesona Istri yang Dikhianati   Kembali pulang

    Rumah kembali gaduh setelah kepulangan Betran, Kania, dan Veronica. Suara langkah kaki serta perintah bersahut-sahutan membuat Aluna yang berada di dapur langsung bergegas menuju ruang tamu. Tumpukan koper berserakan di dekat pintu masuk. Betran sedang menelepon, wajahnya penuh keseriusan, sementara Kania sudah duduk dengan nyaman di sofa. Veronica, seperti biasa, duduk dengan angkuh sambil menggulir ponsel di tangannya.“Aluna!” panggil Veronica tajam, membuat Aluna segera mendekat.“Ya, Veronica,” jawab Aluna sopan, menundukkan kepala.“Cepat angkat koper-koper ini ke kamar masing-masing. Jangan sampai ada yang lambat atau berantakan. Dan pastikan koperku duluan. Aku tidak mau menunggu!”“Iya, Veronica,” jawab Aluna singkat, segera bergerak mengangkat koper besar Veronica ke atas. Beratnya membuat lengannya gemetar, tapi ia menggigit bibir, berusaha menahan keluhan.Di sofa, Kania melirik sekilas ke arah Aluna, lalu mendesah panjang. “Aluna, selesai dari koper Veronica, kamu langsu

    Last Updated : 2024-12-16

Latest chapter

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Pertengkaran

    Veronica berdiri di ruang tengah dengan tangan berkacak pinggang, wajahnya memerah karena amarah. Betran berjalan mondar-mandir di depannya, mencoba meredam emosi, tapi jelas ia sudah berada di ambang batas. Aluna berdiri di pojokan dapur, pura-pura sibuk mengelap meja, tapi diam-diam memperhatikan mereka dengan tatapan penuh kepuasan. “Kamu ini benar-benar nggak becus, Betran!” Veronica memulai lagi, suaranya melengking. “Sudah berapa kali aku bilang untuk lebih hati-hati?! Sekarang perusahaan kita sudah bangkrut! Kamu mau makan dari mana nanti? Dari daun-daunan?!”Betran berhenti di tengah langkahnya dan menatap Veronica tajam. “Kamu pikir aku nggak tahu kondisi ini?! Aku yang berada di tengah semua ini, Veronica! Aku yang berusaha keras memperbaiki semuanya! Jadi berhenti menyalahkan aku seolah kamu sama sekali nggak punya andil!” “Andil? Aku?! Oh, lucu sekali, Betran!” Veronica menatapnya dengan ekspresi penuh ejekan. “Aku hanya menjalankan bagianku, dan itu nggak ada hubungan

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Tidak becus

    Dua bulan kemudian, Betran duduk di ruang kerjanya dengan wajah kusut. Tumpukan dokumen berantakan di meja, sementara layar laptop di hadapannya menampilkan laporan keuangan yang terus menunjukkan angka merah. Betran memijat pelipisnya, berusaha berpikir jernih, tapi rasanya otaknya sudah tak mampu lagi. Suara pintu dibanting tiba-tiba membuatnya tersentak. Veronica masuk dengan wajah merah padam, rambutnya sedikit berantakan, seolah ia sudah meluapkan kemarahan pada orang lain sebelum sampai di ruangan ini. “Kamu ini sebenarnya ngurus apa, Betran?!” Veronica langsung melontarkan makian tanpa basa-basi. “Kita kena tipu sampai rugi miliaran, dan kamu cuma duduk di sini kayak orang to--lol?!” Betran mengangkat wajahnya perlahan, tapi tidak langsung menjawab. Ia terlalu lelah untuk meladeni Veronica sekarang. “Jangan diam saja, Betran! Aku tanya kamu! Bagaimana caranya kamu bisa sebodoh ini? Perusahaan keluargaku juga ikut terancam karena kelalaianmu! Kalau sampai bangkrut, kamu

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Akan segera berakhir

    Suasana rumah Betran benar-benar kacau saat Aluna pulang. Ia mencoba berjalan masuk dengan langkah pelan, berharap tidak ada yang menyadari kedatangannya. Namun, langkahnya terhenti begitu mendengar suara Veronica. “ALUNA!” Veronica berdiri di ruang tamu dengan kedua tangan bertolak pinggang, tatapan matanya menyala penuh amarah. Di sampingnya, Kania sudah duduk di sofa dengan ekspresi tajam. Aluna langsung menunduk, mempersiapkan diri menghadapi serangan verbal yang pasti akan datang. “Kamu dari mana saja, hah? Berani-beraninya pergi semalaman tanpa izin! Kamu pikir rumah ini hotel?” Veronica langsung mendekat, suaranya melengking. Kania ikut menimpali. “Jawab, Aluna! Jangan cuma diam seperti patung! Kamu pikir kamu ini siapa, hah?” Aluna menarik napas panjang, mencoba mengendalikan diri agar tidak terpancing emosi. “Aku habis menengok sahabatku yang sakit, Mom. Dia butuh bantuan, makanya saya pergi.” “Sahabat?” Kania mencibir sinis. “Sahabat yang mana? Kamu itu siapa samp

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Kemana Aluna?

    Kaisar memandang Aluna yang tertidur pulas di sampingnya. Ketenangan terpancar di wajah wanita itu, sesuatu yang jarang ia lihat. Tangannya bergerak perlahan, menyibak helaian rambut Aluna yang jatuh menutupi pipinya. Napasnya teratur, matanya terpejam dalam, seolah malam ini ia bebas dari semua beban yang menghimpitnya. Kaisar tersenyum kecil. Tidak ada kebahagiaan yang lebih sederhana baginya selain melihat wanita yang ia cintai tertidur dengan damai di sisinya. “Aluna…” bisiknya lirih, walau ia tahu tak akan ada balasan. Kaisar berbaring telentang, menatap langit-langit kamar. “Aku janji, aku bakal bikin hidupmu lebih baik. Kamu cuma butuh percaya sama aku.” Tanpa sadar, ia meraih tangan Aluna yang tergeletak di sampingnya. Dingin dan lembut. Sesaat kemudian, Kaisar memejamkan matanya. Rasa nyaman itu membuatnya tak butuh lebih dari ini—cukup tidur dengan wanita yang ia cintai. Itu saja.Sementara itu, di kediaman Betran, suasana berbeda jauh dari kedamaian yang dirasakan Aluna.

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Butuh Kaisar

    Malam itu, Aluna melangkah pelan keluar rumah. Udara dingin menyentuh kulitnya, tetapi langkahnya tak terhenti. Di dalam rumah, semuanya sudah terlelap, termasuk Kania dan Veronica yang tadi siang membuatnya bekerja tanpa henti. Tubuhnya lelah, tetapi pikirannya jauh lebih kusut. Ia ingin bertemu Kaisar. Hanya di dekat pria itu ia merasa dihargai, meski hubungan mereka penuh tanda tanya.Setibanya di rumah Kaisar, ia mengetuk pintu dengan lembut. Tak butuh waktu lama bagi Kaisar untuk membukakan pintu. Wajahnya yang tampak segar dan matanya yang berbinar melihat kedatangan Aluna membuat hati wanita itu sedikit tenang.“Kamu datang...” suara Kaisar terdengar hangat, senyum kecil menghiasi wajahnya.“Aku butuh kamu, ” jawab Aluna, suaranya lemah, seperti menyimpan beban berat. Kaisar segera menariknya masuk, menutup pintu, dan memeluk Aluna erat tanpa berkata apa-apa. Hanya melalui pelukan itu, Aluna merasa beban di dadanya sedikit berkurang.“Kenapa malam-malam begini? Kamu kelihatan

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Kembali pulang

    Rumah kembali gaduh setelah kepulangan Betran, Kania, dan Veronica. Suara langkah kaki serta perintah bersahut-sahutan membuat Aluna yang berada di dapur langsung bergegas menuju ruang tamu. Tumpukan koper berserakan di dekat pintu masuk. Betran sedang menelepon, wajahnya penuh keseriusan, sementara Kania sudah duduk dengan nyaman di sofa. Veronica, seperti biasa, duduk dengan angkuh sambil menggulir ponsel di tangannya.“Aluna!” panggil Veronica tajam, membuat Aluna segera mendekat.“Ya, Veronica,” jawab Aluna sopan, menundukkan kepala.“Cepat angkat koper-koper ini ke kamar masing-masing. Jangan sampai ada yang lambat atau berantakan. Dan pastikan koperku duluan. Aku tidak mau menunggu!”“Iya, Veronica,” jawab Aluna singkat, segera bergerak mengangkat koper besar Veronica ke atas. Beratnya membuat lengannya gemetar, tapi ia menggigit bibir, berusaha menahan keluhan.Di sofa, Kania melirik sekilas ke arah Aluna, lalu mendesah panjang. “Aluna, selesai dari koper Veronica, kamu langsu

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Kau menikmatinya

    Malam itu, Aluna duduk di ruang tamu dengan pakaian santai, mencoba menghabiskan waktu dengan membaca novel yang sebenarnya sudah ia baca berkali-kali. Pikirannya melayang-layang, tak bisa benar-benar fokus pada halaman yang ada di tangannya. Tiba-tiba, suara ketukan di pintu membuatnya terperanjat. Ia melirik jam di dinding—sudah lewat pukul sembilan malam. Siapa yang datang di jam seperti ini? Dengan rasa penasaran bercampur sedikit gugup, ia melangkah ke pintu. Saat pintu dibuka, Kaisar berdiri di sana dengan senyuman khasnya, memegang sebuah kotak besar. "Aku tahu kamu suka martabak manis, jadi aku bawakan ini." Aluna menghela napas, antara kesal dan geli. "Kaisar, ini sudah malam. Kenapa kamu datang lagi?" Kaisar masuk begitu saja tanpa menunggu undangan. "Karena aku tahu waktu kita terbatas. Besok Betran pulang, kan?" Aluna memutar matanya, tapi tidak bisa menahan senyum kecil yang mulai terbit di sudut bibirnya. "Kamu memang terlalu tahu jadwal orang." "Ya, begitula

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Masalah lagi

    Pagi buta, suasana rumah masih lengang. Aluna terbangun oleh gerakan halus di sisi tempat tidurnya. Ia membuka mata perlahan dan mendapati Kaisar sedang mengenakan kemejanya. Lelaki itu tampak rapi, seperti biasa, namun ada senyuman kecil di wajahnya saat menyadari Aluna memandangnya. “Sudah bangun?” tanya Kaisar dengan nada lembut, sambil menatapnya dari sudut matanya. Aluna hanya mengangguk, matanya masih setengah mengantuk. Namun, ia tidak bisa mengabaikan getaran di dadanya saat melihat lelaki itu bersiap untuk pergi. Kaisar duduk di tepi tempat tidur, tangannya terulur menyentuh wajah Aluna. “Aku harus pergi. Masih banyak urusan yang harus kuselesaikan.” Aluna tidak menjawab. Ia hanya menatap Kaisar, ada sedikit rasa hampa yang mulai merayapi dirinya. Ia tahu bahwa hubungan ini tidak seharusnya terjadi, tapi entah mengapa, ia merasa tidak ingin lelaki itu pergi. Kaisar tersenyum kecil, lalu menunduk. Bibirnya menyentuh bibir Aluna dengan lembut, tapi semakin lama, ciuma

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Jangan Nambah Dosa

    Aluna baru saja menutup pintu ketika ketukan keras kembali terdengar. Jantungnya berdebar. Siapa lagi yang datang malam-malam begini? Ia membuka pintu perlahan, dan di sana, berdiri Kaisar. Wajahnya terlihat serius, namun ada tatapan yang sulit dijelaskan. “Kaisar? Kenapa kau kembali?” Aluna bertanya, suaranya bergetar. Kaisar tidak menjawab. Ia melangkah masuk tanpa izin, menutup pintu di belakangnya. Sebelum Aluna sempat berkata apa-apa, lelaki itu menariknya ke dalam pelukan yang erat. “Aku tidak bisa pergi,” bisik Kaisar di telinganya. “Aku tidak ingin meninggalkanmu malam ini.” Aluna mencoba meronta, meski tubuhnya lemas karena dekapan itu. “Kaisar, kau tidak bisa terus seperti ini. Kalau Betran tahu…” “Aku tidak peduli,” potong Kaisar. Tangannya menguat di pinggang Aluna, matanya menatap lurus ke dalam mata perempuan itu. “Yang kupedulikan sekarang hanya kau.” Sebelum Aluna sempat membalas, Kaisar mengangkat tubuhnya dengan mudah. “Kaisar! Apa yang kau lakukan?” Al

DMCA.com Protection Status