Beranda / Romansa / Pesona Istri yang Dikhianati / Nikmati saja dulu perannya

Share

Nikmati saja dulu perannya

Penulis: Queen Mikayla
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-22 15:04:58

"Tidak sama sekali, Kaisar," jawab Aluna apa adanya. "Aku sama sekali tidak mengingat masa kecilku."

"Oh baiklah. Mari, aku antar kamu sampai ke depan," ucap Kaisar, dia sangat ingin sekali Aluna segera mengingat masa kecilya.

Aluna mengangguk dan segera melangkahkan kakinya ke luar, ditemani oleh Kaisar.

Saat Aluna hendak melangkah ke taksi, kakinya tiba-tiba terpeleset. Tubuhnya hilang keseimbangan, membuatnya hampir jatuh ke depan. Namun, Kaisar yang berdiri tak jauh darinya dengan sigap menangkap tubuh Aluna sebelum ia terjatuh.

“Aluna, hati-hati!” ucap Kaisar cemas, tangannya erat memegang pinggang wanita itu, menahannya agar tidak terjatuh.

Aluna terkejut, kedua tangannya secara refleks bertumpu pada dada Kaisar untuk menjaga keseimbangan. Aluna merasa malu sekaligus kikuk dengan posisi mereka.

Namun, saat ia hendak meluruskan tubuhnya, mata mereka bertemu. Kaisar yang tadinya tampak khawatir kini terpaku. Tatapannya yang hangat berubah menjadi dalam, seolah menyelami se
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Ibu Mertua yang menyebalkan

    Setelah menyelesaikan pijatan dengan tangan yang hampir mati rasa, Aluna berdiri. Ia mengira tugasnya selesai."Eh mau ke mana?" tanya Veronica. "Mau ke kamar, mau istirahat," jawab Aluna malas. “Enak saja mau istirahat. Eh Aluna, aku lapar. Buatkan aku nasi goreng ala Jepang. Jangan yang biasa-biasa saja. Aku ingin yang mirip seperti di restoran.” Veronica berkata dengan ketus.Aluna menoleh dengan alis terangkat. "Nasi goreng ala Jepang?" tanyanya memastikan, meskipun ia tahu itu hanya alasan Veronica untuk menyulitkannya. Veronica menatapnya dengan sinis. “Iya, pakai bahan-bahan yang segar dan pastikan rasanya enak. Jangan sampai aku kecewa.” Aluna ingin sekali menolak. Tubuhnya sudah terasa lelah, dan sekarang dia harus memasak makanan yang bahkan belum pernah dia buat sebelumnya. Namun, ia tahu, jika ia menolak, Veronica dan Kania pasti akan memperlakukannya dengan lebih buruk. “Baiklah, aku akan buatk

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-22
  • Pesona Istri yang Dikhianati   Pelan namun pasti

    Pukul lima sore, pintu utama rumah terbuka. Betran masuk dengan jas yang masih rapi, membawa tas kerjanya. Langkahnya disambut Veronica yang sudah menunggunya dengan senyuman lebar. “Sayang, kamu pulang cepat hari ini!” seru Veronica dengan nada manja, langsung melingkarkan tangannya ke leher Betran. “Iya, aku ingin menghabiskan waktu lebih banyak dengan kamu, Sayang,” jawab Betran sambil tersenyum lebar. Sejenak ia melupakan masalahnya di perusahaan. Tanpa basa-basi, Veronica mendekatkan wajahnya ke Betran dan mencium bibirnya dengan penuh gairah. Ciuman itu berlangsung lama, disengaja agar terlihat oleh Aluna yang sedang membersihkan meja. Aluna hanya melirik sekilas. Dalam hati, ia bergidik ngeri. “Astaga, tidak bisakah mereka menjaga kemesraan itu di tempat lain? Jijik sekali," gumamnya sambil terus menyibukkan diri. Setelah puas memamerkan kemesraan, Betran melepaskan ciuman dan menoleh ke arah Aluna. “Aluna!” panggilnya dengan nada tegas. Aluna menahan napas se

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-23
  • Pesona Istri yang Dikhianati   Pamer saja terus

    Aluna duduk di tepi ranjang, memeluk lututnya. Rasa pusing yang mendera tadi masih terasa, membuat pikirannya berputar-putar. Ia mencoba mengatur napas, tetapi bayangan yang melintas di benaknya semakin jelas dan sulit diabaikan. Ia melihat seorang lelaki tua dengan wajah ramah, menggenggam tangannya erat. Suara lembutnya memanggil nama yang asing di telinga Aluna tetapi terasa akrab di hati. "Aurelie, jangan sampai tersesat di belakang, ya." "Aurelie?" Aluna bergumam pelan, mengulang nama itu. Matanya berkaca-kaca saat memori itu terus mengalir. Dia berlari kecil di antara pepohonan, mengikuti lelaki tua itu. Mereka sedang berburu, mengumpulkan kayu bakar dan menjerat hewan kecil di hutan. Kakek Chandra, itulah nama lelaki tua itu—dia bisa mengingatnya sekarang. Kakek Chandra adalah sosok yang selalu menjaganya saat kecil, pria dengan tawa renyah dan tangan kokoh yang selalu membantunya mendirikan tenda di hutan. “Kakek...” bisi

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-23
  • Pesona Istri yang Dikhianati   Aku bukan robot

    Pukul empat pagi, suasana rumah masih sunyi, hanya suara detak jam di dinding yang terdengar. Aluna membuka matanya perlahan, menyadari dirinya sudah terbangun lebih awal dari biasanya. Ia duduk di tepi ranjang sambil mengelus perutnya. “Sayang, Mommy janji tidak akan membiarkan kamu terpengaruh oleh semua ini. Mommy akan melakukan apa pun supaya kamu lahir sehat,” gumamnya lembut. Setelah mandi singkat, Aluna mengenakan pakaian santai dan melangkah keluar kamar. Dia mengambil ponselnya dan segera menghubungi seorang pembantu bayaran yang biasanya bekerja di sekitar kompleks. "Bu Ratna? Bisa datang ke rumah pagi ini? Saya butuh bantuan untuk menyiapkan sarapan dan beres-beres. Bayarannya nanti saya transfer langsung," kata Aluna dengan nada tegas. Di ujung telepon, Bu Ratna menjawab cepat. "Tentu, Nona Aluna. Saya bisa sampai dalam 20 menit." "Baik. Saya tunggu," balas Aluna sebelum menutup tel

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-23
  • Pesona Istri yang Dikhianati   Nikmati dulu prosesnya

    Kaisar melirik laporan lain di meja kerjanya. Semua informasi tentang perusahaan Betran, hingga rincian kondisi finansialnya, ada di sana. Tentu saja, ia tidak berniat menghancurkan Betran dalam sekejap. Itu terlalu mudah. Ia ingin Betran merasa perlahan kehilangan segalanya—karier, kekuasaan, dan akhirnya, Aluna.“Semuanya harus berjalan sesuai rencana,” gumamnya lagi sambil menutup laptopnya. “Aku hanya perlu menunggu waktu yang tepat.”Tak lama, asisten pribadinya mengetuk pintu dan masuk. “Tuan Kaisar, ini adalah laporan tambahan tentang hubungan antara Tuan Louis dan perusahaan Martin. Sepertinya mereka memiliki beberapa proyek lain yang juga terancam.”Kaisar membaca laporan itu dengan seksama. “Hancurkan kepercayaan itu secara bertahap. Pastikan Tuan Louis merasa Betran tidak layak menjadi mitra jangka panjang.”“Baik, Tuan Kaisar. Saya akan mengaturnya.”“Bagus.” Kaisar mengembalikan dokumen itu dan kembali menyandarkan tubuhnya d

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Pesona Istri yang Dikhianati   Kalau Janda, sudah aku ....

    Aluna mengangguk perlahan. “Iya, aku ingat. Kamu teman masa kecilku, dan aku ingat Kakek Chandra.” Kaisar menatapnya dengan mata yang berkilauan penuh harapan. “Jadi... kamu juga ingat janji kita?” Aluna terdiam sejenak. Matanya menerawang, kembali mengingat hari itu saat Kaisar kecil menggenggam tangannya dengan polos. Janji yang ia buat bersama Kaisar waktu itu memang terekam jelas di pikirannya. Janji untuk menikah kelak dewasa nanti. “Tentu aku ingat,” jawab Aluna akhirnya. “Tapi, Kaisar, itu janji masa kecil. Janji konyol yang dibuat oleh dua anak kecil. Kamu tidak perlu terlalu serius memikirkannya.” Aluna berkata sambil geleng-geleng kepala, ia tersenyum tipis. Kaisar terdiam sejenak, menyembunyikan rasa kecewanya di balik senyuman kecil. “Oh, begitu,” katanya singkat. “Jadi, menurutmu itu hanya janji konyol?” Aluna menatapnya dengan ekspresi bersalah, senyumannya memudar. “Kaisar, maaf jika ucapanku menyinggung perasaan k

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Pesona Istri yang Dikhianati   Menahan

    Aluna baru saja sampai di rumah ketika suara langkah Kania terdengar mendekat dengan cepat. Tanpa basa-basi, sebuah tamparan keras mendarat di pipinya. PLAK! “Kenapa kamu lama sekali, Aluna?!” bentak Kania dengan wajah penuh amarah. Aluna terpaku, tangannya secara refleks memegang pipi yang mulai memerah. Hatinya mendidih, tapi ia menahan diri. Rasanya ingin sekali membalas tamparan itu, namun ia tahu ini bukan waktu yang tepat. “Aku baru saja dari rumah sakit, Mom. Aku juga butuh waktu untuk mengurus kehamilanku,” jawab Aluna dengan nada datar, mencoba menjaga emosinya. “Alasan! Kalau kamu tahu Veronica sedang mual-mual, kenapa kamu malah santai-santai di luar?!” Kania menunjuk ke arah pintu masuk dengan kasar. “Sekarang, pergi cari rujak! Siapa tahu itu bisa mengurangi rasa mual menantu kesayanganku.” Aluna menghela napas panjang. Ia ingin sekali membantah, tapi percuma saja. Perlawanan hanya akan membuat situasi mak

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Pesona Istri yang Dikhianati   Jadikan aku selingkuhanmu

    Aluna berdiri di sudut ruang makan, memperhatikan tiga orang yang sedang asyik menikmati makan malam. Betran terlihat sibuk dengan piringnya, sementara Veronica, seperti biasa, hanya memakan sedikit makanan di hadapannya. Kania duduk di ujung meja, memandangi menantu kesayangannya itu. “Aluna, ini sausnya terlalu asin. Bisa ambilkan yang baru?” ujar Veronica tiba-tiba dengan nada malas. Aluna menahan napas sejenak, tapi ia tetap berjalan ke dapur tanpa protes. Di dalam hati, ia sudah berkali-kali mengumpat. Ia kembali membawa saus baru dan menaruhnya di samping piring Veronica. “Lain kali jangan asal masak, ya. Kandungan aku butuh perhatian khusus,” Veronica menambahkan dengan nada meremehkan. Aluna hanya diam, tapi dalam hatinya ia bergumam, "Dasar drama queen. Saus saja sampai jadi masalah besar." Veronica melanjutkan makan dengan gerakan lambat, tapi tak lama ia meletakkan sendoknya. “Aku nggak bisa m

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25

Bab terbaru

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Bab 110

    Beberapa hari berlalu. Raja terbaring tak berdaya di ruang ICU rumah sakit. Meski matanya terpejam dan tubuhnya lemah, ada perasaan yang menggelora dalam dirinya. Ingatannya yang hilang perlahan kembali, seperti sepotong puzzle yang mulai tersusun. Ketika perlahan matanya terbuka, rasa sakit di kepalanya terasa amat perih. Ia mengerjapkan mata, mencoba menyesuaikan diri dengan cahaya yang begitu terang. Sensasi itu seolah mengingatkan dirinya pada kejadian beberapa hari lalu, kecelakaan yang menyebabkan semuanya menjadi kacau. Raja menatap langit-langit rumah sakit, mencoba mengingat dengan jelas apa yang sebenarnya terjadi. Perlahan, bayangan-bayangan dalam memorinya yang hilang kini mulai muncul kembali. Sosok dirinya—Kaisar Amartha—muncul dalam pikirannya, begitu jelas dan begitu nyata. "Aku... Kaisar Amartha," gumamnya pelan, kebingungan dan kebahagiaan bercampur dalam hatinya. Namun, perasaan itu tak bisa bertahan lama. Di tengah kebingungannya, ia mendengar suara langkah kak

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Bab 109

    Raja menyetir mobilnya dengan kecepatan sedang setelah keluar dari rumah Raini. Pikirannya dipenuhi berbagai hal—tentang Aluna, Baby Alva, dan perasaannya yang semakin jelas. Ia tak menyadari sebuah truk besar di depannya tiba-tiba berhenti mendadak. “BRAK!” Benturan keras terdengar ketika mobil Raja menabrak bagian belakang truk. Kepalanya membentur setir dengan keras meskipun airbag terbuka. Darah segar mengalir di pelipisnya, tubuhnya lemas, dan kesadarannya mulai menghilang. Orang-orang di sekitar tempat kejadian segera berlari mendekat. “Panggil ambulans!” teriak seseorang. Tak lama kemudian, ambulans datang dan membawa Raja ke rumah sakit. Wajahnya penuh darah, dan kondisinya terlihat mengkhawatirkan. Saat tiba di rumah sakit, dokter langsung membawanya ke ruang operasi karena benturan di kepalanya cukup parah. *** Di ruang tunggu rumah sakit, Ratu mondar-mandir dengan wajah panik. Air matanya terus mengalir, tak bisa disembunyikan lagi. Ia menggenggam ponselnya erat

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Bab 108

    Pukul 00:30Sussana terasa sangat sunyi, dan hanya suara detak jam yang terdengar di kamar Aluna. Dia terbangun karena suara tangisan Baby Alva. Dengan cepat, Aluna bangkit dari tempat tidur dan mendekati ranjang bayi yang ada di sudut kamarnya.“Alva sayang, kenapa?” Aluna menyentuh kening bayi itu, lalu ia terkejut mendapati kening Alva terasa sangat panas. “Astaga, panas sekali…” gumamnya panik.Ia langsung mengambil termometer dari laci samping tempat tidur. Tangannya sedikit gemetar saat memasukkan ujung termometer ke bawah ketiak Baby Alva yang masih menangis.“37,9°… Ini terlalu tinggi!” Suaranya mulai bergetar. Aluna segera mengambil ponselnya, menelepon babysitter yang tidur di kamar sebelah.“ Lina, tolong ke kamar saya sekarang juga! Alva demam tinggi,” katanya cepat.Tak sampai satu menit, babysitter yang bernama Lina muncul dengan wajah cemas. “Ya ampun, Nona. Panasnya tinggi sekali, ya? Kita harus membawanya ke rumah sakit.”“Saya setuju. Tolong siapkan tas bayi dan perl

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Bab 107

    Malam itu, Mansion Aluna diterangi lampu-lampu taman yang temaram, memberikan suasana hangat meski hati Aluna terasa kacau. Ia tengah duduk di ruang keluarga, memangku Baby Alva yang tertidur lelap di pelukannya. Pandangannya terus tertuju pada wajah mungil itu, meskipun pikirannya melayang jauh. Tiba-tiba, suara bel pintu mengalihkan perhatian Aluna. Seorang pelayan datang dan membisikkan sesuatu. “Nona, Tuan Raja datang.”Jantung Aluna berdetak lebih cepat. Ia mencoba menenangkan dirinya, lalu menyerahkan Baby Alva kepada babysitter yang sudah menunggu. “Bawa Alva ke kamar, dan pastikan dia nyaman,” ucapnya.Setelah memastikan Baby Alva aman, Aluna berjalan ke ruang tamu. Di sana, Raja sudah berdiri, mengenakan setelan kasual namun tetap memancarkan wibawa. Sorot matanya langsung tertuju pada Aluna, seolah tidak ada yang lain di ruangan itu.“Tuan Raja,” sapa Aluna pelan, mencoba menjaga formalitas meskipun hatinya bergemuruh.“Aluna,” balas Raja, suaranya terdengar lebih lembut da

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Bab 106

    Pukul empat subuh, suasana di kamar terasa begitu sunyi hingga suara langkah kecil Ratu yang tergesa menuju kamar mandi terdengar jelas. Raja, yang biasanya tidur cukup lelap, langsung terbangun mendengar suara muntah dari dalam kamar mandi.“Ratu?” panggil Raja dengan nada penuh kekhawatiran. Ia bergegas menuju kamar mandi, membuka pintunya dan melihat istrinya yang terduduk lemas di lantai. Wajah Ratu pucat, keringat dingin membasahi dahinya.“Aku… mual,” gumam Ratu lemah, tangannya gemetar memegang wastafel untuk mencoba berdiri.Tanpa pikir panjang, Raja segera mengangkat tubuh Ratu dan membawanya kembali ke tempat tidur. “Tunggu di sini, aku akan panggil dokter,” kata Raja sambil meletakkan Ratu dengan hati-hati.“Tidak… tidak usah,” cegah Ratu, memegang lengan Raja dengan sisa tenaganya. “Aku tahu ini kenapa.”“Kamu tahu?” Raja mengernyit, bingung. “Maksudmu apa?”Ratu menghela napas panjang, mencoba mengumpulkan kekuatannya. “Aku… aku terlambat haid. Coba kamu ambil tes kehamil

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Bab 105

    Sementara itu, Betran sedang duduk di pojok ruang tahanan saat langkah Kania terdengar memasuki ruang kunjungan. Mata Betran langsung berkilat ketika melihat ibunya. Namun, begitu ia melihat wajah Kania yang pucat dan matanya yang bengkak karena menangis, rasa bersalah kembali menghantamnya.“Mom…” panggil Betran lemah, berdiri dari kursinya.Kania tak kuasa menahan air matanya. Ia bergegas menghampiri putranya dan memeluknya erat. “Betran… lihat kamu sekarang. Kurusan begini. Apa kamu makan dengan benar, nak? Kenapa kamu begini?” Kania menangis tersedu-sedu di bahu Betran.Betran hanya diam. Ia tahu, setiap kata yang ia ucapkan hanya akan menambah luka di hati ibunya. Perlahan ia melepas pelukan itu dan menatap Kania. “Mom, aku baik-baik saja. Jangan menangis seperti ini. Aku yang salah, ini semua salahku. Aku pantas menerima hukuman ini.”“Tidak, tidak, kamu tidak pantas seperti ini!” Kania menggeleng keras, wajahnya penuh dengan air mata. “Kamu hanya salah langkah, Betran! Kamu tid

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Bab 104

    Raja baru saja memasuki rumah, waktu sudah menunjukkan pukul satu dini hari. Suasana rumah begitu sunyi, namun begitu ia membuka pintu utama, langkahnya langsung terhenti melihat Ratu berdiri di tengah ruang tamu dengan tangan terlipat di dada. Wajahnya tegang, matanya memancarkan amarah yang tak terselubung.“Kamu dari mana saja, Raja?!” bentak Ratu begitu melihat suaminya masuk. Raja melepas jasnya dengan tenang, lalu menggantungnya di dekat pintu. “Aku ada urusan penting di luar. Kenapa harus teriak seperti itu?” balas Raja dengan nada datar, namun tatapannya dingin.“Urusan penting? Tengah malam?!” Ratu melangkah maju mendekatinya, matanya menyipit penuh kecurigaan. “Kamu bahkan tidak menjawab teleponku! Aku sudah meneleponmu belasan kali, Raja! Kamu tahu aku khawatir?”Raja menatap istrinya dengan wajah tanpa ekspresi. “Khawatir? Atau lebih tepatnya, curiga?” Ratu tercekat, tapi dengan cepat ia mengelak. “Aku hanya peduli. Aku istrimu. Wajar kalau aku khawatir ketika suamiku ti

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Bab 103

    Malam itu, di salah satu kamar hotel berbintang, Raja duduk di sofa, matanya tak lepas memandang Aluna yang sedang berdiri di dekat jendela. Ia masih mencoba mencerna semua yang telah diceritakan Aluna sebelumnya. Keningnya berkerut, pikirannya penuh dengan kebingungan yang bercampur dengan rasa hangat saat berada di dekat wanita itu."Aluna," panggil Raja dengan nada pelan, tetapi tegas.Aluna menoleh, senyum tipis terukir di bibirnya meski ada gurat kesedihan di matanya. "Iya, Raja?" Raja menghela napas panjang. "Aku... aku masih sulit menerima semua ini. Kamu bilang aku Kaisar, tunanganmu, tapi aku tidak ingat apa-apa. Kenapa aku tidak bisa mengingatnya?"Aluna berjalan mendekatinya, lalu duduk di sofa di sebelahnya. "Aku juga tidak tahu kenapa kamu bisa kehilangan ingatanmu, Kaisar. Tapi aku yakin, kamu adalah orang yang sama. Aku bisa merasakannya."Raja menatapnya dalam-dalam. "Tapi bagaimana jika aku tidak bisa mengingat apa pun? Bagaimana jika aku tetap menjadi orang yang tid

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Bab 102

    Seminggu telah berlalu,Hari itu, di ruang rapat utama Chandra Grup, Aluna duduk dengan penuh konsentrasi di kursinya, memeriksa dokumen terakhir yang terkait dengan proyek bersama Grup Gielz. Raja baru saja tiba dengan membawa beberapa dokumen tambahan. Penampilannya seperti biasa, rapi dan karismatik, tetapi ada sesuatu di matanya yang terlihat lebih lembut saat menatap Aluna. "Ini dokumen terakhirnya," kata Raja sambil meletakkan berkas di depan Aluna. Suaranya terdengar tenang, tetapi nada lembut itu mengandung sesuatu yang lebih dari sekadar formalitas profesional. "Terima kasih," balas Aluna singkat. Dia mengambil dokumen itu dan memeriksanya dengan teliti. Raja duduk di seberangnya, memandangi Aluna dengan ekspresi yang sulit ditebak. Setelah beberapa saat, dia akhirnya memecah keheningan. "Aluna, proyek ini benar-benar luar biasa. Saya harus mengakui, ini mungkin kerja sama terbaik yang pernah saya lakukan selama saya menjadi CEO." Aluna tersenyum tipis, tetapi pandang

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status