Ridwan sebenarnya pendiam dan tidak terlalu suka berkumpul dengan keluarganya. Sebagai anak bungsu dirumahnya, Ridwan memang sangat dimanja oleh orangtuanya.Dulu kakak Ridwan memang bertetangga dengan Mama bahkan mama sangat akrab dengannya dan memanggilnya adik. Hubungan mereka murni karena antar tetangga memang saling membutuhkan dan saling membantu.Mama memang supel dilingkungan tempat tinggalnya, bahkan Mama juga sering membantu tetangga yang sering kesulitan ekonomi dengan meminjamkan uang tapi tidak dengan riba ya. Mama tidak pernah menambahi atau meminta lebihan dari uang yang sering dipinjam tetangganya.Hubungan mereka mulai renggang saat Ridwan ternyata bersitegang dengan keluarganya masalah warisan yang menurutnya pembagiannya sama sekali tidak adil baginya. "Bagianku mana bu, masa aku dapatnya paling sedikit dari pada mereka! "Ayah Ridwan sudah terlihat melotot tidak senang, mendengar permintaan anak bungsunya. "Ridwan, kami sudah membagi sesuai dengan ketentuan agama.
Syena menelan ludahnya kebingungan. Kini dia sudah malas untuk mencari pekerjaan lagi. Setiap bekerja selalu saja bermasalah, hal ini membuatnya enggan. Hingga akhirnya Syena kembali menjalin hubungan dengan teman semasa SMAnya.Ada beberapa orang yang mulai mendekati Syena setelah mengetahui status Syeana sudah sendiri. Namun hanya satu orang yang membuat Syena betah berlama-lama dengannya. Arkan memang pandai mengambil hati Syena.Sayangnya status Arkan saat itu sudah memiliki istri. Mama sudah berulangkali mengingatkan Syena agar memikirkan kembali hubungannya dengan Arkan. Mengingat Arkan sudah dua kali menikah.Pernikahan pertama Arkan mendapatkan seorang anak laki-laki. Istri Arkan ternyata sering sakit-sakitan penyebab utama itulah yang akhirnya membuat istri Arkan menghembuskan nafasnya yang terakhir.Akhirnya dia meninggalkan Arkan dan putranya selama-lamanya. Hati Arkan pilu karena doa istrinyalah Arkan berhasil mendapatkan pekerjaan di sebuah BUMN.Karena putranya masih kec
Syena mulai menceritakan tentang hubungan dirinya dengan Arkan."Aku hamil kak! " DUARR..!! Dyara melotot tidak percaya dengan apa yang baru saja diucapkan oleh Syena. Tidak ada satu katapun yang terucap dari bibir Dyara. Dia benar-benar shock, tidak pernah dia sangka jika Syena benar-benar berani melakukannya. Syena masih menunggu reaksi Dyara. Kakaknya yang satu ini memang dikenal sangat penyabar dan jarang sekali marah. Sehingga dia hanya berani berterus-terang pada Dyara. Dyara hanya terpaku menatap adiknya, hubungannya dengan Arkan ternyata sudah melewati batas. Entah apa yang akan terjadi jika mamanya tau tentang kehamilan Syena. "Kamu benar-benar sudah gila Syena, kamu ngga ingat sama penyakit yang mama derita sekarang? " Setelah kasus penjualan rumah gara-gara hutang Syena dan Ridwan mantan suaminya ke bank kini dia berulah dan hamil diluar nikah. Dyara hanya menatap tajam ke arah Syena, kini dia yakin mama bisa ambruk dengan masalah bertubi-tubi yang diberikan Syena kepad
Ridwan menjalani kehidupannya terseok-seok. Sikapnya masih bertahan tidak mau melamar pekerjaan sesuai pendidikannya. Kini dia malah ikut kakaknya untuk membantu usahanya.Semua kakaknya hanya bisa geleng-geleng kepala. Pantas saja istrinya minta cerai, selain malas juga lebih senang santai dan tidak memikirkan masa depan. Ridwan sudah mendengar kalau Syena sudah menikah dengan teman satu SMAnyaRidwan juga dari SMA yang sama hanya dia beda satu tingkat dengan Syena. Ridwan awalnya masih penasaran dengan kehidupan Syena sebelum menikah. Namun saat mendengar Syena sedang hamil, ini benar-benar membuatnya shock.Itu artinya selama ini dia yang mandul, sedangkan Syena subur. Kenyataan ini membuat Ridwan memutuskan menikahi seorang janda yang bekerja sebagai PNS dan memiliki anak dua orang.Hatinya merasa tercabik dengan kekurangan yang dia miliki. Jika dia memilih pasangannya yang sudah memiliki anak maka tidak akan ada tuntutan untuk memiliki anak darinya.Paling tidak dia akan terhind
Nadine terlihat sedang misuh-misuh ngga jelas saat Dyara baru tiba di rumah mamanya. "Hei.. Ngapain dari tadi aku liat kamu ngomel-ngomel sendiri! " Senyum Dyara yang melihat tingkah adik bungsunya terhenti saat Nadine memonyongkan bibirnya."Kakak tau ngga sih, kak Syena tuh kalo ngatur enak banget. Masa aku masih disuruh jagain Zahira terus dianya belanja katanya mau beli pempers dan susu untuk Zahira, ihh..enak betul..!! ""Lah, kenapa ngga ditolak Nadineee.. Kamu kan punya mulut, bilang aja kamu ngga bisa! ""Kak Dyara tuh kalau ngomong enteng bener ya, belum juga kujawab orangnya udah pergi tuh pake motor suamiku! ""Kok pake motor suamimu, emangnya suami dia kemana?" Nadine cuma mengangkat bahunya lalu pergi meninggalkan Dyara."Sikapnya memang ngga bisa berubah, padahal udah nikah yang kedua. Kalau karakternya begitu ya akan terus begitu selamanya kalau dibiarkan." Nadine hanya mengangguk sepertinya dia sedang enggan ngomong gara-gara tugasnya semakin banyak.Nadine sudah lelah
Syena pulang dengan menggerutu, "Semua harga barang mahal, popok dan susu benar-benar jadi primadona banget di supermarket." Sambil menyelonjorkan kakinya Syena mencari-cari Zahira. "Ini sih cape karena duitnya kurang, jadi harus muter-muter nyari yang lebih murah! "Nadine tidak menggubris sama sekali ocehan Syena. Nadine sedang kesal sekali dengan Syena. Tadi Zahira rewel, sampai akhirnya tertidur karena kelelahan. Zahira menangis karena menunggu mamanya yang tidak pulang-pulang."Nadine, Zahira mana? Kok ngga kedengeran suaranya tumben." Nadine hanya melirik Syena dengan malas, "Lagi tidur di kamar. " Syane hanya mengangguk tanpa bicara lagi.Mama hanya melihat ke arah mereka kemudian masuk ke kamarnya. "Mama kenapa Din? " Nadine menggelengkan kepalanya. Syena akhirnya membawa masuk barang belanjaannya ke kamar, dia juga laporan kepada suaminya setelah belanja keperluan Zahira.Maya masih uring-uringan karena Arkan kini tidak lagi perhatian padanya. "Kamu kenapa May, ada masalah l
Maya mulai tenang ketika tidak lama kemudian dia menerima telfon dari Arkan. "Ma, kemarin kamu kemana? Kok Aby ditinggal sendirian di rumah? "Maya sempat tersentak ketika Arkan menanyakan kepergiannya, waktu itu dia memang sedang bertemu dengan Irdam. "Oh iya mas, aku ketemuan sama temen SMA. Aku lupa ngga ngasih tau kamu, maaf? ""Oh ya sudah, hari ini aku pulang ke rumah mungkin akan menginap beberapa hari sebelum tugas lagi ke luar kota. " Maya kini terhenyak, pendengarannya tadi tidak salah kan? Arkan akan pulang, dan menginap lama.Hati Maya bersorak senang, kini dia tersenyum, "Iya mas, aku tunggu di rumah." Arkan akhirnya menutup telfonnya, dia kini sedang bingung. Kenapa sekarang dia ingin sekali pulang dan bertemu dengan Maya?Padahal selama ini dia sudah tidak ingin bersama dengan Maya, bahkan dia ingin jauh dari Maya. Kini malah berbanding terbalik, mungkin saja dia kini ingin berkumpul juga dengan anak-anaknya.Syena menatap heran suaminya, " Mas Arkan mau pulang kemana?
Syena mulai terlihat tidak sabar lagi, sudah hampir seminggu Arkan tidak memberi kabar sama sekali padanya. Padahal dia sudah kehabisan uang, Zahira membutuhkan susu dan popoknya.Namun Arkan seolah lenyap ditelan bumi. Dia benar-benar sudah melupakan Syena dan Zahira, bahkan pesan dari Syena tidak dibalas satupun oleh Arkan. Pesan itu ternyata tidak pernah sampai kepada Arkan karena semuanya sudah dihapus oleh Maya.Selama Arkan tinggal bersama Maya, hubungan mereka semakin membaik, bahkan seperti pengantin baru lagi. Hingga keintiman mereka seperti tidak ada habisnya. Aby tentu saja senang melihat keceriaan ibu sambungnya.Namun Aby juga mencela sikap tidak bertanggungjawabnya Arkan terhadap mama sambungnya yang kini telah memberinya seorang adik perempuan. Aby menarik nafasnya lelah, sebenarnya dia sendiri merasa heran dengan sikap ayahnya yang kini menjadi pencinta wanita.Saat dulu bersama almarhum ibunya, Arkan tidak pernah membiarkan ibunya kelelahan atau menderita sendirian sa