Beranda / Young Adult / Pesona Istri Presdir Posesif / 038 || Penghinaan Anindya

Share

038 || Penghinaan Anindya

Penulis: Diva
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-24 10:45:52

"Saya nggak ada minta buat kamu jemput, Pak Ivander."

Anindya menoleh pada Ivander yang sedang fokus menyetir. Ivander bukan orang yang suka menggunakan sopir pribadinya untuk pergi kemanapun. Pria itu lebih suka mengendarai mobil seorang diri. Terkecuali, bersama Anindya malam ini dan beberapa hari yang lalu.

"Saya inisiatif buat jemput kamu."

Ivander menghentikan laju mobilnya di dekat lampu merah. Dia menoleh pada Anindya yang duduk di sampingnya memasang ekspresi masam. Sejak awal, pertemuan mereka setelah melewati malam panjang bersama. Anindya tidak pernah senang jika bersamanya, ekspresi wanita itu selalu suram.

'Apakah aku terlalu memaksanya?' batin Ivander mulai berpikir. Sedikit rasa bersalah mulai muncul saat mengingat perlakuan dirinya yang begitu mendesak Anindya untuk menerima pernikahan ini.

Ivander bersama kedua orang tua Anindya, mengabaikan keinginan Anindya yang meminta waktu untuk berpikir terlebih dahulu. Mereka mengambil keputusan secara sepihak, tanpa memikir
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pesona Istri Presdir Posesif   039 || Bertemu Kedua Preman

    "Saya nggak butuh uang ini!" Dengan emosi memuncak, Ivander mengantamkan tinju pada dashboard mobil. Membuat beberapa lembar uang yang diberikan oleh Anindya tadi bertebrangan. Beberapa lembaran uang itu tidak berarti untuk Ivander. Anindya sangat keterlaluan, dia berhasil membuat Ivander merasa terhina karena perbuatan Anindya. "Kamu terlalu berani, Anindya."Ivander mendesis penuh emosi. Garis rahangnya mengetat sempurna, urat-urat pada lehernya menonjol. Ivander segera keluar dari mobilnya untuk mengejar Anindya yang belum terlalu jauh. Ivander tidak akan pernah melepaskan Anindya begitu saja. Wanita kurang ajar seperti Anindya harus mendapatkan pelajaran agar tidak kurang ajar lagi ke depannya.Dengan kemarahan yang berada di puncak kepalanya, Ivander berlari menyusuri trotoar jalanan kota Pandora untuk mencari keberadaan Anindya. Hanya ada beberapa kendaraan yang berlalu lalang, jalanan kota saat ini tampak sepi. Di ujung sana terdapat sebuah jembatan besar yang tampak gelap.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • Pesona Istri Presdir Posesif   040 || Perasaan Ivander

    "Lepasin saya, Ivander!" Anindya berontak saat Ivander mencekal pergelangan tangannya. Dia berusaha untuk kabur saat ini melihat ekspresi menyeramkan yang tergambar pada wajah Ivander. Anindya begitu ketakutan melihat Ivander yang seperti ini. Ivander yang dia kenal sebelumnya tampak dingin, misterius, dan sedikit hangat. Tidak seperti Ivander yang berada di depannya saat ini, tampak menyeramkan dengan seringai yang menghiasi wajah tampannya. Pria itu tampak seperti predator yang sudah siap memangsa targetnya yang sudah dia intai sejak tadi. Sungguh mengerikan, sehingga Anindya ingin segera berlari menghindari Ivander. "Lepas, Anindya?" Ivander terkekeh samar di tengah kesunyian malam. "Saya udah pernah lepasin kamu sebelumnya, tapi jalan yang kamu pilih salah." Anindya mengerutkan dahinya dengan bingung, dia tidak memahami sedikitpun apa yang Ivander ucapkan. "Maksud kamu apa?" tanya Anindya menuntut penjelasan pada Ivander. Tangan Ivander terulur mengusap pipi kanan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • Pesona Istri Presdir Posesif   041 || Bertemu Melani dan Lingga

    "Pak Faisal, liat sendiri. Semua masalah ini ada sama Anindya, dia yang ngerusak rumah tangga saya sama Lingga."Pagi-pagi sekali, Melani sudah datang di rumah produksi milik Faisal Borneo. Tentunya dia tidak datang sendiri melainkan bersama Lingga. Wartawan sudah tidak lagi datang ke rumahnya, setelah kemarin Melani menemui mereka untuk klarifikasi yang merupakan karangannya sendiri. Kini para wartawan itu sedang menyerbu Anindya, tapi mereka tidak berani menerobos kediaman Danendra yang penjagaannya begitu ketat. "Anindya yang nuduh saya ngerusak hubungannya dia sama Lingga. Kenyataannya, dia yang jadi pelakor di rumah tangga saya sama Lingga!"Melani sejak tadi mencerocos panjang lebar di depan Faisal. Dia datang ke rumah produksi milik Faisal Borneo sejak jam 6 pagi. Namun, dia baru bisa bertemu Faisal tepat pada jam 08.10 pagi kota Pandora. "Sekarang, saya mau tanya Pak Faisal. Yakin masih mau mempertahankan hama kaya dia?" Melani menarik sudut bibirnya membentuk senyum licik.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-27
  • Pesona Istri Presdir Posesif   042 || Berdebat

    "Jangan macem-macem, Nindy!" Melani menatap panik pada Anindya. Karena, dalam satu tindakan Anindya nasib Melani dan Lingga akan kembali hancur. Sia-sia usaha mereka kemarin memberikan skenario palsu pada wartawan. Melani melirik Faisal yang duduk tenang sambil menyesap kopi hitam miliknya. "Pak Faisal, jangan percaya video itu editan!" Otak Melani sangat dangkal. Orang bodoh juga tahu kalau video itu asli, tapi Melani mengatakan pada Faisal jika video itu editan. Faisal hanya bisa tertawa pelan melihat kebodohannya. "Mela! Mela! Aku nggak nyangka kalo kamu sebodoh ini. Video asli kaya gini kamu bilang editan." Anindya tertawa mengejek pada Melani. "Kamu pikir aku sekurang kerjaan itu sampe ngedit video buat nuduh kamu gitu?" Anindya menggeleng miris melihat kelakuan Melani yang kemarin-kemarin masih digadang-gadang oleh penggemarnya sebagai aktris papan atas yang memiliki kehidupan mulus. Nyatanya, aktris yang mereka puja-puja itu simpanan suami orang. "Nindy, kamu hapus nggak

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-27
  • Pesona Istri Presdir Posesif   043 || Amukan Melani

    "Nggak mungkin kamu jadi pemeran utama, Nindy! Kamu nggak layak buat jadi pemeran utama!" Melani nyaris gila mendengar Anindya yang menggantikan dirinya sebagai pemeran utama dalam film ini. Hanya dirinya yang pantas mendapatkan posisi itu, karena Anindya tidak memiliki pengalaman di dunia entertainment. Berbeda dengan dirinya yang sudah bertahun-tahun syuting film."Kamu nggak ada bakat, Nindy! Kamu ikut syuting cuma jadi beban aja!"Melani kembali bersuara dengan berapi-api. Melani sangat tidak terima dengan ini semua. Dia merasa semua ini tidak adil untuknya. Melani mendapatkan masalah setelah Anindya menyebarkan skandal dirinya dengan Lingga. Nama Melani hancur, tapi nama Anindya naik karena dia seorang penulis novel dan juga menggantikan posisi dirinya sebagai pemeran utama.Ya, semua orang sudah tahu bahwa Anindya Prameswari merupakan penulis dengan nama pena Daizy. Penulis novel yang namanya sudah terkenal, karena selalu menghasilkan karya terbaik. "Terus yang cuma layak kamu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-28
  • Pesona Istri Presdir Posesif   044 || Tunangan

    "Saya mau batalin pernikahan ini, karena saya mau kamu bahagia, Anindya!" Ivander menggenggam lembut kedua tangan Anindya yang berdiri di depannya. "Saya tau kamu menerima pernikahan ini karena terpaksa. Saya udah bayangin ke depannya bakal kaya gimana!" lanjut Ivander kembali berbicara. Hanya pada Anindya, Ivander rela berbicara panjang lebar. Biasanya, dia hanya menjelaskan panjang lebar ketika sedang rapat dan kepentingan lainnya. Anindya terdiam menunduk menatap kedua tangannya yang berada di genggaman Ivander. Terasa nyaman dan hangat genggaman Ivander. Anindya mengangkat wajahnya membalas tatapan Ivander yang penuh keseriusan. "Saya awalnya memang terpaksa, Pak Ivander. Tapi, tujuan saya ngajak kamu makan malem untuk membahas pernikahan kita."Perkataan Anindya membuat dahi Ivander berkerut penuh kebingungan. "Kamu mau batalin pernikahan ini, Anindya?" Anindya menggeleng mendengar pertanyaan Ivander. "Kamu tau semua itu percuma.""Lalu?" Ivander sangat tidak sabar menden

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-28
  • Pesona Istri Presdir Posesif   045 || Menjemput Anindya

    "Anindya!"Suara Ivander menghentikan pergerakan Anindya yang ingin memasuki mobil Daren. Wanita dengan dress merah maroon itu menoleh ke belakang. Ekspresi Anindya tampak kaget kala melihat kehadiran Ivander di sini. Bukankah pria itu mengatakan jika dirinya sibuk tidak bisa menjemput Anindya? "Kamu ngapain di sini, Ivan?" Anindya membalikan tubuhnya diikuti oleh Daren. Pertanyaan Anindya membuat Ivander mendengus kesal. Pria itu menatap tajam Daren yang berdiri di sisi Anindya. Adiknya itu memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan untuk mendekati calon istrinya.Daren hanya bersiul menggoda melihat Anindya dan juga Ivander. Dia menyengir tipis melihat ekspresi Ivander saat ini. "Yah, dijemput tuh sama calon suami." Daren meledek Anindya yang kini menoleh padanya dengan tatapan kesal. "Jemput kamu." Dua kata itu keluar dari bibir tebal Ivander. Pria itu segera menarik lembut tangan Anindya untuk berdiri di sisinya. Dia melingkarkan tangannya pada pinggang ramping Anindya. Ivand

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-28
  • Pesona Istri Presdir Posesif   046 || Seorang Aktris

    "Kamu kenapa diem aja, sih, Lingga? Kamu denger nggak apa yang aku ngomongin dari tadi?" Melani mendekati Lingga yang sejak kembali dari rumah produksi milik Faisal hanya diam saja. Bahkan saat di mobil, sepanjang perjalanan mereka sampai ke rumah. Melani hanya mengoceh seorang diri, Lingga tidak menanggapi sama sekali. Bahkan, Melani beberapa kali memergoki Lingga yang tampak tak fokus. Saat makan siang dan juga makan malam tadi. Melani sudah seperti orang gila, berbicara seorang diri tanpa ada yang menanggapi. Lingga mengangkat wajahnya menatap Melani. "Terus? Kamu nggak capek ngomongin Anindya terus dari kemarin?" "Kok, kamu ngomongnya gitu sih, Lingga?" Melani menatap Lingga dengan emosi. "Jangan bilang kamu malah seneng liat Anindya gantiin posisi aku?" Lingga menepis tangan Melani yang dengan kurang ajar menunjuk wajahnya. "Diem, Mel. Aku lagi stress, jangan buat aku marah dan lampiasin ke kamu!" Lingga bangkit dari posisinya yang duduk di sofa ruang tengah. Dia ber

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-28

Bab terbaru

  • Pesona Istri Presdir Posesif   088 || Tuduhan Marisa

    "Mela, kaki kamu kenapa?" Suara Marisa mengejutkan Melani yang tengah mengambil minum di dapur. Marisa melangkah mendekati Melani dengan kening berkerut bingung. Dia sejak tadi mengikuti langkah Melani sejak wanita itu keluar dari kamar. Dia memperhatikan jalan Melani yang tidak seperti biasanya. Wanita yang mengenakan baju tidur berbahan satin itu menoleh dengan terkejut pada Ibu mertuanya. "Mama? Ngapain di sini?" "Kamu itu ditanya bukannya menjawab malah tanya balik." Marisa mengambil gelas di rak dapur. Lalu, menuangkan air putih dari teko pada gelas di tangannya. "Kaki kamu kenapa, Mela?" Melani gelapan saat Marisa mengulang kembali pertanyaan sebelumnya. Dia tidak tahu harus menjawab seperti apa atas pertanyaan Marisa padanya. Dengan pencahayaan minim di dapur. Karena, Melani hanya mengandalkan senter dari ponsel di tangannya. Marisa bisa melihat ekspresi gelagapan yang tergambar pada wajah Melani. "Ak—ku, tadi jat—tuh ... iya, jatuh!" Melani menjawab dengan tergag

  • Pesona Istri Presdir Posesif   088 || Ivander Luluh

    "Istirahat, keadaan kamu belum benar-benar pulih!" Ivander bersiap keluar dari kamar mewah bernuansa cerah itu. Dia tidak ingin berlama-lama bersama Anindya di dalam kamar Villa ini, dia harus bergegas pergi dari hadapan wanita itu. "Ivan, sampai kapan kamu marah sama aku? Sampai kapan kamu mau diemin aku kaya gini?" Suara lemah Anindya berhasil menghentikan langkah Ivander yang berada di dekat pintu. Terhitung sudah lima hari semenjak hari di mana dirinya keguguran, Ivander masih setia mendiami dirinya. Ivander berhak marah padanya karena kesalahan yang dia lakukan itu benar-benar fatal. Anindya yang sudah menyebabkan janin dalam dirinya lenyap karena kebodohannya. Anindya sadar bahwa dia Ibu yang buruk, tidak bisa menjaga calon anak dalam kandungannya. Namun, apakah rasa bersalah Anindya tidak cukup untuk Ivander? Apakah permohonan maaf Anindya dengan tangisan di depan Ivander, tidak membuat hati pria itu bergerak untuk memaafkan dirinya? Lima hari, Ivander mendiami diriny

  • Pesona Istri Presdir Posesif   087 || Menjadi Pelacur?

    "Aku nggak mau denger penolakan! Cepat layanin pria di kamar 203, Mela!"Seorang wanita berumur 42 tahun dengan pakaian nyentrik yang sangat terbuka itu menatap penuh ancaman pada Melani. Madam Angel, seorang mucikari pemilik rumah bordir yang berada di pusat kota. Lokasinya begitu terpencil, jjarang sekali ada yang lewat ke tempat ini. Sehingga sulit ditemukan oleh orang-orang. Madam Angel, memiliki banyak pelacur yang siap melayani pelanggan. Tentunya semua pelacur yang berada di tangannya sudah terlatih untuk memuaskan pelanggan. Bayaran satu malam dari pelanggan 30% untuk pelacur, 70% untuk dirinya. Itu sudah tidak bisa dibantah oleh siapapun, para pelacur yang bekerja di bawah tekanan Madam Angel hanya bisa pasrah menerima ketidakadilan ini. "Apa? Aku nggak sudi!"Melani menolak dengan kedua mata melotot terkejut mendengar perintah Madam Angel. "Aku bilang nggak mau denger penolakan! Cepat layani pria itu, jangan buat pelanggan menunggu lama!" Madam Angel berdecak melihat Me

  • Pesona Istri Presdir Posesif   086 | Godaan laira

    "Ivan, aku nggak nyangka ketemu kamu di sini!" Laura yang sejak tadi memperhatikan sosok yang sangat familiar di pandangannya. Bergegas mendekat untuk melihat lebih jelas, dan benar jika sosok itu adalah Ivander Alessandro— calon tunangannya. "Kamu apa kabar, Ivan?" Laura sedikit berteriak agar suaranya dapat di dengar oleh Ivander. Dentuman musik club malam di terangi lampu dengan pencahayaan yang minim. Wanita dengan dress merah yang mempertontonkan belahan dadanya secara jelas dengan panjang dress di atas lutut. Dress itu tampak sangat ketat, sehingga lekuk tubuh Laura terlihat begitu jelas. Wanita itu tampak menggoda dengan wajah cantik yang terpoles make up tebal dan bibir yang merah menyala. Ivander yang tengah menyesap vodka di tangannya itu tidak menggubris kehadiran Laura yang duduk di sampingnya tanpa permisi. Setiap tegukan vodka terasa seperti api yang membakar tenggorokan, memanas hingga dadanya terasa terbakar. Seolah-olah cairan itu menyalakan api kecil di dakam tub

  • Pesona Istri Presdir Posesif   085 || Penjelasan Anindya

    "Maaf, Ivan! Semua ini salah ak—" "Ya, itu salah kamu. Kalo kamu nggak maksain diri kabur dari rumah, calon anak kita masih hidup!" Dengan cepat Ivander memotong ucapan Anindya. Raut wajahnya begitu datar dengan kedua mata yang menatap lurus ke jendela ruang rawat Anindya. Bohong, jika dirinya tidak marah pada Anindya atas kejadian ini. Ivander marah, sangat marah, dia kecewa pada Anindya yang begitu bodoh sampai calon anak mereka menjadi korban. "Maaf, Iv—" "Maaf?" Ivander kembali memotong ucapan Anindya untuk yang kedua kalinya. Dia mengalihkan pandang menatap wajah Anindya yang terduduk di atas brankar rumah sakit sambil terisak pelan. "Dengan mudahnya kamu minta maaf setelah semua yang terjadi?" lanjut Ivander yang berhasil membuat Anindya mengatup bibirnya rapat-rapat. Ivander memasukan kedua tangannya pada saku celananya. Dia menatap Anindya dengan tajam. "Kamu sangat egois, Anindya! Kalo kamu nggak bisa nerima pernikahan kita nanti, kamu seharusnya marah sama aku, b

  • Pesona Istri Presdir Posesif   084 || Kehancuran Ivander

    084"Kami sudah melakukan tes untuk mengetahui faktor keguguran dari Bu Anindya, dan hasilnya tidak ada kelainan genetik apapun. Pada usia kehamilan yang sangat muda ini, trauma fisik seperti jatuh memang bisa memicu terjadinya keguguran. Kami sudah memastikan bahwa janin di dalam kandungan sudah tidak lagi dapat bertahan." Penjelasan Dokter membuat suasana di depan ruang UGD itu semakin mencekam. Untuk sesaat dunia seolah berhenti mendengar kabar yang diberikan oleh Dokter yang menangani Anindya. Semua orang yang berada di sana menundukan wajahnya yang kini memucat. "Tampaknya juga sejak awal kehamilan kondisi janin itu begitu lemah. Dan hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya karena kelelahan atau karena cemas dan stress berlebihan. Dan semakin diperburuk lagi dengan faktor benturan keras karena terjatuh. Sehingga janin terpaksa mengalami abortus atau keguguran." Dokter wanita itu kembali menjelaskan secara lengkap alasan Anindya bisa keguguran. Dia menatap sat

  • Pesona Istri Presdir Posesif   083 || Zico

    "Saya sebentar lagi sampai di lokasi tujuan. Jangan ada yang bergerak sebelum dapat perintah dari saya."Zico memutuskan panggilan telpon dari salah satu anak buahnya. Beberapa dari mereka sudah sampai di pinggiran kota. Dia sengaja menyuruh mereka untuk diam tanpa bergerak sebelum dirinya sampai di sana. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan terjadi. Zico kembali melanjutkan perjalanannya menuju daerah pinggiran kota Pandora. Sebelum itu dia meletakan ponselnya pada dashboard mobil, tapi suara notfikasi pesan masuk membuat Zico mengurungkan niatnya. Dia kembali membuka ponsenya, ternyata pesan dari Ivander. Suatu keberuntungan, dia langsung membukanya tanpa menunggu lama. Jika, tidak sudahdapat dipastikan jika Ivander akan mengamuk padanya nanti dengan menelponin diriya berulang kali. Sejak dulu, notfikasi pesan atau telpon dari Ivander menjadi prioritas utama. Bahkan kekasih Zico saja berada di urutan nomor dua, karena yang pertama Ivander. "Lingga?"Kening Zico berkerut bi

  • Pesona Istri Presdir Posesif   082 || Pendarahan

    "Kamu nggak bisa kabur dari aku, Nindy!" Melihat Anindya yang ingin berlari, dengan cepat Lingga menarik rambut panjang Anindya dengan kencang. Lingga sangat kesal dengan tingkah Anindya yang mencoba untuk kabur darinya. "Sakit, Lingga!" Anindya meringis merasakan perih pada rambutnya yang dijambak kencang oleh Lingga. Rasanya rambutnya seperti ingin lepas dari kepalanya, seketika rasa pening langsung menyerang Anindya. Kini keadaan Anindya begitu mengenaskan, rambutnya yang dijambak kuat, wajahnya yang dipenuhi oleh air mata, di tambah perutnya yang sejak tadi terasa sakit. "Itu akibatnya kalo kamu ngelawan aku, Nindy!" Lingga menyeret paksa Anindya agar mengikuti langkah lebarnya kembali pada rumah tua tadi. Rizhar mengikutinya dari belakang sambil bersiul, sejak tadi dia sudah tidak sabar untuk merasakan tubuh molek Anindya. Wanita itu pakai acara kabur-kaburan segala, jadi semakin menghambat waktu. Tidak bisakah Anidnya langsung nurut dan pasrah saja menerima kepuasan yan

  • Pesona Istri Presdir Posesif   081 || Tengah Hutan

    "Lingga?" Anindya terkejut bukan main, saat pertama kali membuka mata wajah Lingga begitu dekat dengan dirinya. Reflek Anindya mendorong Lingga agar menjauh dari tubuhnya. Lingga berdecak pelan, selama kurang lebih dua jam Anindya dalam kondisi pingsan. Wanita itu akhirnya sadar tepat saat Lingga baru saja sampai ke tempat tujuan. "Nindy, kamu tadi pingsan makanya aku bawa kamu ke sini. Karena, mungkin kamu butuh istirahat." Lingga menatap Anindya dengan lembut. Menyembunyikan perasaan kesalnya, karena wanita itu sadar lebih cepat dari perkiraannya. Dahi Anindya berkerut, dia tampak kebingungan saat ini selepas mendengar ucapan Lingga beberapa detik yang lalu. "Pingsan?" Anindya mencoba mengingat apa yang terjadi sebelumnya pada dirinya. Kenapa Anindya bisa pingsan saat bersama Lingga? Seingatnya, Anindya sedang menunggu Lingga di kursi taman, lalu— "Nindy, kamu nggak usah terlalu banyak mikir. Mending sekarang kamu turun dari mobil, kamu butuh istirahat Anindya.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status