Share

Bab 92 Manisnya Madu

Penulis: XENA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-10 14:55:25

Serena memberengut kesal berada di luar pintu rumah utama keluarga Matteo. Dia diusir secara tidak hormat oleh sang pemilik rumah. Bahkan dia ditertawakan oleh semua anggota keluarga yang berada di ruang makan bersamanya.

Dia merasa sangat terhina. Harga dirinya seolah telah diinjak-injak oleh semua orang yang menghuni rumah bak istana itu. Bagaimana tidak, bukan hanya anggota keluarga Matteo saja yang menertawakan kekalahannya, bahkan semua pelayan dan semua pekerja di rumah mewah itu melihatnya sambil menertawakannya. Mereka semua bergunjing di belakangnya.

"Sial!"

"Brengsek!"

"Kenapa aku bisa kalah dengan wanita udik itu?!"

"Tidak! Aku tidak bisa terima. Aku harus bisa mengembalikan posisiku sebagai istri satu-satunya dari Kenzo Matteo!"

Umpatan dan ocehan Serena bak senapan yang memberondong targetnya. Dia menatap marah pada bangunan besar nan mewah yang tampak seperti istana. Impiannya adalah menguasai penuh rumah tersebut, sehingga dia menjadi nyonya besar Matteo yang disegan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 93 Wanita Ambisius

    "Kenapa ada tenda di sini?" tanya seorang pelayan ketika dini hari membuka pintu rumah utama keluarga Matteo."Ada apa?" tanya seorang kepala pelayan padanya.Pelayan tersebut menunjuk ke arah tenda yang tepat berada di hadapannya. Pria tua itu mengikuti arah telunjuk sang pelayan. Dahinya mengernyit mendapati sebuah tenda yang sebelumnya tidak ada di sana. "Cepat panggil keamanan sekarang juga!" perintahnya pada pelayan tersebut. Sang kepala pelayan berjalan terburu-buru menghampiri tenda tersebut. Dengan memasang wajah datar yang terkesan galak, dia pun membuka pintu tenda, tanpa permisi terlebih dahulu. Dahinya kembali mengernyit melihat sosok wanita yang sedang meringkuk di sudut tenda. Pria tua itu memicingkan matanya, mencoba mengenali wanita yang menurutnya tidak asing. Dia pun mendekati wanita tersebut untuk memastikannya. Terdengar dengkuran halus yang keluar dari mulut wanita asing tersebut. Sang kepala pelayan menyingkirkan rambut wanita itu yang menutupi wajahnya. "Ny

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 94 Rencana Licik

    Sontak saja Kenzo menghempaskan tangan istri keduanya, dan berlari menghampiri istri pertamanya. "Serena!" Luna terdiam melihat apa yang terjadi saat ini. Dia melihat tangannya yang dihempaskan oleh sang suami. Wanita hamil itu merasa tidak percaya bahwa pria yang semalam sangat memanjakannya, seketika menghempaskan tangannya, dan berlari pada istri pertamanya."Serena, apa yang terjadi? Kamu kenapa, Sayang?" tanya Kenzo sembari berusaha membangunkan istrinya.Pria beristri dua itu terlihat sangat cemas, ketika sang istri tidak juga membuka matanya. Dia menepuk-nepuk dan menggoyang-goyangkan badan istrinya, berusaha untuk membuatnya kembali sadar. Luna melihat ekspresi kekhawatiran suaminya yang begitu besar pada istri pertamanya. Dia hanya berdiri mematung di tempatnya, tidak tahu harus berbuat apa dalam posisinya saat ini."Ada apa, Ken?" tanya Carla yang tiba-tiba berada di belakangnya."Aku tidak tahu. Tiba-tiba saja dia pingsan," jawabnya dengan cemas.Carla memandang saudara

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 95 Di Antara Dua Istri

    Luna mencengkeram kuat baju Carla, seolah menyatakan dia sedang ketakutan saat ini. Kenzo bisa melihat itu semua. Dengan berat hati, dia pun membawa Carla untuk menemani Luna bersamanya.Di dalam mobil, Kenzo yang sedang mengemudi, hanya bisa melihat istri keduanya dari kaca spion. Luna masih saja memegang erat baju Carla, ketika sedang duduk di kursi bagian belakang bersama dengan Carla. Sedangkan Serena duduk di depan bersamanya. 'Maafkan aku, Sayang. Seharusnya aku yang memelukmu saat ini,' batin Kenzo yang melihat dari kaca spion bagian tengah.Serena menyandarkan kepalanya pada bagian belakang kursi dan berpura-pura memejamkan matanya. Sesekali dia melirik ke arah suaminya. Saat itu pula bibirnya melengkung ke atas melihat sang suami yang sedang memperhatikan istri keduanya dari kaca spion.'Ternyata memang harus dengan cara seperti ini untuk bisa memisahkan kalian,' batinnya sembari memejamkan kembali kedua matanya.Keheningan dalam mobil tersebut membuat Carla menjadi frustasi

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 96 Terjebak

    Kenzo menoleh ke arah istrinya, dan mencoba mendengarkan apa yang akan dikatakan oleh sang istri padanya. "Apa?" tanyanya sembari tersenyum padanya."Bisakah kamu tidak meninggalkanku? Aku sangat membutuhkanmu, Sayang," ujar Serena dengan mata yang berkaca-kaca.Sungguh hati Kenzo ingin mengatakan tidak. Dalam hati yang terdalam, saat ini dia ingin sekali bersama dengan Luna, istri keduanya.Namun, Serena juga istrinya yang berhak mendapatkan perhatiannya. Terlebih lagi saat ini istri pertamanya sedang membutuhkan dirinya. "Tapi aku harus bekerja," ucapnya tanpa sadar."Apa pekerjaanmu lebih penting dibandingkan dengan istrimu yang sedang sakit?" tanya Serena tidak mau kalah dari suaminya.Kenzo terdiam. Hatinya terasa diterkam oleh ucapan istri pertamanya. Dia sadar, dan membenarkan perkataan sang istri. Akan tetapi, hati kecilnya menolak untuk mengikuti keinginan istri pertamanya. "Tapi aku seorang dokter yang harus menolong pasien kapan pun dibutuhkan," tutur Kenzo untuk membela

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 97 Aku Hamil

    Kenzo meraih tubuh istri kecilnya, dan membawanya dalam pelukan. Hatinya sungguh sakit melihat sang istri yang sedang mengandung, sedang bersedih hingga memerlukan bantuan seorang psikiater. "Sayang, tenanglah. Kamu baik-baik saja. Ada aku yang akan selalu menemanimu. Lebih baik sekarang kita pulang, agar kamu bisa beristirahat dan kesehatanmu bisa pulih kembali," tutur Kenzo sambil memeluk erat sang istri.Carla menatap iba pada istri kedua saudara tirinya yang sudah dianggap sebagai adiknya. Terlebih lagi di saat dia melihat wanita yang dipanggil Luna dengan panggilan ibu. 'Aku harus bersyukur dengan keadaanku. Meskipun kedua orang tuaku berpisah, aku masih mempunyai keluarga Matteo yang sangat baik padaku,' batinnya yang bisa merasakan kerasnya kehidupan Luna.Kenzo mendorong kursi roda yang dinaiki oleh istri keduanya. Dalam pikirannya saat ini bagaikan benang kusut yang belum bisa diurai olehnya. Butuh waktu dan kesabaran ekstra untuk mengurainya, agar bisa kembali lurus sepert

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 98 Dua Garis Merah

    Kenzo berdiri mematung, dan menatap tidak percaya pada istri pertamanya. Mata Serena yang berbinar seolah memberitahukan pada semua orang bahwa betapa bahagianya dia saat ini."Sayang! Kenapa kamu diam saja?" tanya Serena sambil berjalan menghampirinya.Luna pun merasa tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Hatinya bergejolak. Ada rasa takut yang membuat air matanya menetes dengan sendirinya.'Bagaimana ini? Bagaimana jika Nyonya Serena benar-benar hamil? Apa aku dan bayi yang ada dalam kandunganku ini akan ditendang dari sini? Apa Dokter Kenzo akan membuang kami?' "Hamil? Benarkah kamu sedang hamil, Serena?" tanya Carla dari tempatnya berdiri.Serena berdiri di hadapan suaminya. Dia memutar badannya untuk menghadap orang yang telah bertanya padanya."Benar, Carla. Aku sedang hamil. Di sini, ada anak kami. Bayi ini adalah hasil dari buah cintaku dan Kenzo," jawabnya sembari mengusap lembut perutnya, dan tersenyum pada saudara tiri suaminya.Kemudian dia kembali membalikkan badann

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 99 Jangan Ambil Anakku

    "Tidurlah. Istirahatkan tubuh dan pikiranmu," tutur Carla sambil menyelimuti Luna yang terbaring di ranjangnya.Luna memaksakan senyumnya, dan memegang tangan Carla yang selimutnya. "Terima kasih, Carla. Kamu selalu ada untukku, meskipun aku tahu jika kamu tidak memihak ku," ucap Luna dengan lemah."Apa maksudmu, Luna?!" tanya Carla dengan menunjukkan ekspresi marahnya.Luna memaksakan senyumnya yang terlihat sangat lemah. Wanita yang sedang hamil itu menggeleng lemah, seolah tidak bertenaga.Carla menghela nafasnya melihat istri kedua saudara tirinya yang terlihat begitu menyedihkan. Dia duduk di tepi ranjang, dan memegang tangan Luna."Aku tidak memihak siapa pun. Tidak memihak Serena atau pun kamu. Aku hanya memihak pada kebenaran," tuturnya dengan serius.Luna hanya diam, tidak berkomentar apa pun untuk menanggapi perkataan saudara tiri suaminya. Dia tidak memiliki banyak tenaga untuk melakukan apa pun saat ini. Yang bisa dilakukannya hanyalah memejamkan matanya."Kamu harus ber

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 100 Ketulusan Hati

    Luna memegang tangan suaminya yang sedang menyentuh wajahnya. "Jangan ambil anakku!" serunya dengan mata terpejam.Seketika Kenzo terhenyak, dan memegang tangan sang istri yang masih dalam kondisi matanya terpejam. "Sayang, ada apa?" tanyanya dengan lembut."Pergi!" seru Luna seraya menarik tangannya dari genggaman suaminya.Namun, Kenzo tidak menyerah begitu saja. Dia tidak terima diperlakukan seperti itu oleh istri keduanya yang kini telah mempunyai tempat tersendiri dalam hatinya. Kenzo meraih kembali tangan sang istri, dan memegangnya dengan sangat erat. "Pergi dari sini!" seru Luna kembali dengan mata terpejam, sembari berusaha melepaskan tangannya dari genggaman suaminya."Sayang, ini aku, Kenzo, suamimu!" ucap Kenzo dengan tegas, berusaha untuk menyadarkan sang istri.Mendengar nama sang suami, Luna semakin memberontak. Dia tidak hanya berusaha untuk melepaskan tangannya, tapi dia juga berusaha untuk menyingkirkan sang suami yang semakin menempel padanya."Pergi!""Jangan ga

Bab terbaru

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 105 Morning Sickness

    Kenzo masih terngiang pertanyaan yang diberikan oleh sang nenek padanya. Dia sendiri tidak tahu sampai kapan bisa menyembunyikan istri keduanya di dalam kamar tamu yang dikhususkan untuk kakeknya ketika berkunjung ke rumahnya. "Sayang, kenapa diam? Apa ada masalah?" tanya Serena ketika melihat sang suami sedang duduk melamun di kursi kerja dalam ruangannya.Seketika Kenzo tersadar. Dia tersenyum pada sang istri, berusaha untuk mengalihkan perhatiannya. "Tidak. Aku hanya tidak sabar menunggu hasil pemeriksaan kehamilanmu tadi," jawabnya sambil berdiri dari duduknya. Sang dokter berjalan menghampiri istrinya yang sedang duduk di sofa. Dia duduk di sebelah istri pertamanya yang baru saja melakukan beberapa tes kehamilan di rumah sakit tersebut.Serena bergeser sehingga duduknya merapat dengan suaminya. Kemudian, dia bersandar pada tubuh sang suami, dan meletakkan kepalanya pada pundak suaminya."Aku juga tidak sabar menggendong bayi kita," ucapnya sambil tersenyum.Kenzo tersenyum get

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 104 Kamar Rahasia

    Serena terdiam melihat isi dalam salah satu kamar tamu yang dimasukinya. Dia sama sekali tidak menyangka jika bisa menemukan semua itu di kamar tersebut. Perlahan kakinya melangkah menghampiri ranjang yang ada di sana."Apa semua ini nyata?" gumamnya sembari melihat apa yang ada di hadapannya.Perlahan tangannya bergerak menyentuh barang-barang yang ada di atas ranjang. Matanya berkaca-kaca ketika memegang beberapa baju bayi dan perlengkapan bayi yang tertata rapi di sana. "Ternyata Kenzo meletakkan semuanya di sini. Aku pikir dia sudah membuang semua barang-barang ini," gumam Serena seraya tersenyum bahagia, seolah sedang menemukan sesuatu yang berharga. Setelah itu pandangannya beralih pada ranjang bayi yang berada di dekat ranjang tersebut. Dia beranjak dari duduknya, dan menghampirinya. Matanya berbinar melihat mainan yang tergantung di atas ranjang bayi itu.Tanpa sadar tangannya menyentuh mainan tersebut, sehingga bergerak dan mengeluarkan suara musik. Sama seperti dahulu, Ser

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 103 Tidak Bisa Menahan

    "Sayang, bangun. Sudah pagi," bisik Luna di telinga sang suami. Kenzo hanya diam, tanpa bergerak atau pun merespon dengan kata-kata. Kedua matanya masih terpejam, layaknya orang yang masih sibuk di alam mimpinya. "Apa dia masih tidur?" gumamnya sambil menatap kagum pada wajah tampan pria yang ada di hadapannya. Tanpa sadar tangannya menyentuh wajah suaminya. Wajah tampan yang bak pahatan sempurna itu, membuat Luna tidak bisa menahan keinginannnya. Jari tangannya bergerak menyusuri lekuk wajah sang suami, layaknya sedang menggambar pada sebuah kanvas. Kenzo sebisa mungkin menahan gerakan jemari lentik sang istri yang bergerak halus dari alis, hidung, dan berakhir di bibir. Lagi-lagi dia tidak bisa menahan keinginannya. Bibir pink alami milik sang suami membuatnya terpesona, sehingga ingin merasakan kembali sentuhan kenyal dari bibir tersebut. Perlahan wajah Luna bergerak mendekati wajah suaminya, seolah se

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 102 Antara Percaya dan Tidak

    Ranjang di kamar tersebut berantakan. Kain berwarna putih yang menutupi ranjang tersebut menjadi kusut, sehingga membuat Serena berpikiran buruk pada si pemilik kamar dan suaminya. Kemudian dia melihat piring dan gelas bekas yang sudah kosong."Apa-apaan ini?!" ujarnya sambil meletakkan kedua tangannya di pinggang. "Apa yang sudah mereka lakukan?!" sambungnya dengan menatap marah pada ranjang yang ada di hadapannya.Matanya kembali menyusuri kamar berukuran kecil yang sangat anti untuk dimasukinya. Dia kembali kesal, karena tidak menemukan apa yang dicarinya. Dengan kemarahan yang telah merajai hatinya, Serena keluar dari kamar tersebut untuk mencari suaminya.Pikirannya kalut, bayangan antara madunya bersama dengan sang suami yang sedang bersenang-senang dalam kamar tersebut, senantiasa mengganggunya. Terlebih lagi si pemilik kamar dan juga suaminya tidak ada dalam kamar yang didatanginya."Ke mana mereka sebenarnya?""Apa mereka berdua sedang bersama?"Pertanyaan-pertanyaan itu han

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 101 Di Dalam Kamar

    "Tuan, kamarnya sudah siap. Apa ada hal lain lagi yang perlu saya bantu?" tanya seorang wanita dengan suara serak khas nenek-nenek.Kenzo menoleh ke arah sumber suara, dan tersenyum pada sosok wanita tua yang sedang berdiri di depan pintu."Terima kasih, Nek. Setelah Luna menghabiskan semua makanan, buah-buahan dan susunya, saya akan membawanya ke sana.""Ke mana?" tanya Luna penasaran.Kenzo tersenyum pada sang istri, dan menyuapkan makanan yang ada di piring."Habiskan dulu makanannya. Setelah itu, aku akan memberitahukan sesuatu padamu," tutur Kenzo yang dengan telaten menyuapi sang istri.Wanita tua tersebut berjalan menghampiri mereka, dan menunduk tepat di samping tuannya yang sudah dianggap cucunya sendiri."Apa Nenek perlu membawakan semua pakaian Luna ke kamar yang akan ditempatinya?" bisik sang nenek di telinga Kenzo.Luna memperhatikan mereka berdua yang terlihat seolah sedang menyembunyikan sesuatu. "Apa yang sedang kalian bicarakan?" tanyanya sembari menatap suaminya dan

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 100 Ketulusan Hati

    Luna memegang tangan suaminya yang sedang menyentuh wajahnya. "Jangan ambil anakku!" serunya dengan mata terpejam.Seketika Kenzo terhenyak, dan memegang tangan sang istri yang masih dalam kondisi matanya terpejam. "Sayang, ada apa?" tanyanya dengan lembut."Pergi!" seru Luna seraya menarik tangannya dari genggaman suaminya.Namun, Kenzo tidak menyerah begitu saja. Dia tidak terima diperlakukan seperti itu oleh istri keduanya yang kini telah mempunyai tempat tersendiri dalam hatinya. Kenzo meraih kembali tangan sang istri, dan memegangnya dengan sangat erat. "Pergi dari sini!" seru Luna kembali dengan mata terpejam, sembari berusaha melepaskan tangannya dari genggaman suaminya."Sayang, ini aku, Kenzo, suamimu!" ucap Kenzo dengan tegas, berusaha untuk menyadarkan sang istri.Mendengar nama sang suami, Luna semakin memberontak. Dia tidak hanya berusaha untuk melepaskan tangannya, tapi dia juga berusaha untuk menyingkirkan sang suami yang semakin menempel padanya."Pergi!""Jangan ga

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 99 Jangan Ambil Anakku

    "Tidurlah. Istirahatkan tubuh dan pikiranmu," tutur Carla sambil menyelimuti Luna yang terbaring di ranjangnya.Luna memaksakan senyumnya, dan memegang tangan Carla yang selimutnya. "Terima kasih, Carla. Kamu selalu ada untukku, meskipun aku tahu jika kamu tidak memihak ku," ucap Luna dengan lemah."Apa maksudmu, Luna?!" tanya Carla dengan menunjukkan ekspresi marahnya.Luna memaksakan senyumnya yang terlihat sangat lemah. Wanita yang sedang hamil itu menggeleng lemah, seolah tidak bertenaga.Carla menghela nafasnya melihat istri kedua saudara tirinya yang terlihat begitu menyedihkan. Dia duduk di tepi ranjang, dan memegang tangan Luna."Aku tidak memihak siapa pun. Tidak memihak Serena atau pun kamu. Aku hanya memihak pada kebenaran," tuturnya dengan serius.Luna hanya diam, tidak berkomentar apa pun untuk menanggapi perkataan saudara tiri suaminya. Dia tidak memiliki banyak tenaga untuk melakukan apa pun saat ini. Yang bisa dilakukannya hanyalah memejamkan matanya."Kamu harus ber

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 98 Dua Garis Merah

    Kenzo berdiri mematung, dan menatap tidak percaya pada istri pertamanya. Mata Serena yang berbinar seolah memberitahukan pada semua orang bahwa betapa bahagianya dia saat ini."Sayang! Kenapa kamu diam saja?" tanya Serena sambil berjalan menghampirinya.Luna pun merasa tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Hatinya bergejolak. Ada rasa takut yang membuat air matanya menetes dengan sendirinya.'Bagaimana ini? Bagaimana jika Nyonya Serena benar-benar hamil? Apa aku dan bayi yang ada dalam kandunganku ini akan ditendang dari sini? Apa Dokter Kenzo akan membuang kami?' "Hamil? Benarkah kamu sedang hamil, Serena?" tanya Carla dari tempatnya berdiri.Serena berdiri di hadapan suaminya. Dia memutar badannya untuk menghadap orang yang telah bertanya padanya."Benar, Carla. Aku sedang hamil. Di sini, ada anak kami. Bayi ini adalah hasil dari buah cintaku dan Kenzo," jawabnya sembari mengusap lembut perutnya, dan tersenyum pada saudara tiri suaminya.Kemudian dia kembali membalikkan badann

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 97 Aku Hamil

    Kenzo meraih tubuh istri kecilnya, dan membawanya dalam pelukan. Hatinya sungguh sakit melihat sang istri yang sedang mengandung, sedang bersedih hingga memerlukan bantuan seorang psikiater. "Sayang, tenanglah. Kamu baik-baik saja. Ada aku yang akan selalu menemanimu. Lebih baik sekarang kita pulang, agar kamu bisa beristirahat dan kesehatanmu bisa pulih kembali," tutur Kenzo sambil memeluk erat sang istri.Carla menatap iba pada istri kedua saudara tirinya yang sudah dianggap sebagai adiknya. Terlebih lagi di saat dia melihat wanita yang dipanggil Luna dengan panggilan ibu. 'Aku harus bersyukur dengan keadaanku. Meskipun kedua orang tuaku berpisah, aku masih mempunyai keluarga Matteo yang sangat baik padaku,' batinnya yang bisa merasakan kerasnya kehidupan Luna.Kenzo mendorong kursi roda yang dinaiki oleh istri keduanya. Dalam pikirannya saat ini bagaikan benang kusut yang belum bisa diurai olehnya. Butuh waktu dan kesabaran ekstra untuk mengurainya, agar bisa kembali lurus sepert

DMCA.com Protection Status