Share

Bab 56 Janji Suci

Author: XENA
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Tidur Kenzo tidak nyenyak. Hanya matanya saja yang terpejam. Akan tetapi, hati dan pikirannya masih saja memikirkan perkataan Serena, istri pertamanya. Tentu saja hatinya tidak rela untuk menjauh atau mengabaikan Luna, istri keduanya.

'Aku harus mencari cara untuk mengatasi semua ini. Kenapa jadi seperti ini? Bukankah seharusnya semua berjalan baik-baik saja seperti yang telah direncanakan? Mengapa sekarang jadi seperti ini?' batinnya menggerutu sembari memejamkan matanya.

Kenzo tidak pernah membayangkan berada dalam situasi sulit seperti saat ini. Sejak kedatangan Luna dalam hidupnya, ketenangan hati dan pikirannya terusik. Bahkan kini dia harus berada di antara kedua istrinya.

Berbeda dengan Serena. Tidurnya kali ini begitu nyenyak. Bahkan lebih nyenyak dari sebelumnya, ketika dia harus menunggu sang suami yang sedang berada di kamar istri keduanya.

Pagi pun menjelang. Serena menyambut paginya dengan senyuman. Sama seperti biasanya, dia menyiapkan pakaian kerja suaminya. Entah m
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 57 Bimbang

    Pikiran Kenzo tidak tenang. Dalam benaknya hanya ada Luna, istri keduanya. "Apa dia benar-benar pergi ke rumah sakit?" gumamnya ketika terlintas gambaran Luna yang ingin menumpang ke rumah sakit dengannya.Merasa khawatir pada istri keduanya, sang dokter mengambil ponsel yang baru dibelinya bersama Luna. Dia tersenyum melihat gawai canggih yang sedang dipegangnya. Pasalnya, ponsel tersebut hanya digunakan untuk menghubungi istri keduanya agar tidak menimbulkan kecemburuan istri pertamanya. "Lebih baik aku hubungi saja dia. Daripada aku tidak bisa bekerja karena kepikiran dia terus-menerus," ucapnya seraya mencari nomor sang istri.Namun, dia menghentikan niatnya. Diletakkan kembali ponsel tersebut, ketika teringat betapa kejam dirinya pada Luna, istri keduanya, pada saat di ruang makan pagi ini. Tidak ada cara lain yang bisa dilakukannya saat ini. Sang dokter bergegas keluar dari ruangannya, dan berjalan tergesa-gesa menuju kamar inap ibu mertuanya. "Apa ada orang di ruang VIP?" ta

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 58 Perdebatan Antar Dua Istri

    Serena melambaikan tangan menyapa istri kedua suaminya yang sedang duduk termenung memikirkan sikap yang harus diambilnya saat ini. Sedangkan Luna, dia menghela nafas melihat wanita yang sejak awal dianggapnya sebagai seorang kakak. 'Kenapa dia muncul di saat aku sedang berpikir dan mencari ketenangan?' batinnya menggerutu kesal.Wanita yang memakai pakaian dari brand ternama itu, berjalan anggun dengan menjinjing tas limited edition keluaran terbaru brand internasional. Dia menghampiri madunya sambil tersenyum yang seolah sedang mengejeknya."Bagaimana keadaan ibumu, Luna? Apa ada kemajuan?" tanyanya sembari melihat wanita tua yang terbaring di tempat tidur pasien. "Belum, Nyonya," jawab lirih Luna dengan suara yang bergetar melihat ke arah sang ibu.Serena menghela nafasnya. Dia melihat semua alat yang menempel pada tubuh wanita tua tersebut. "Jadi hidup ibumu bergantung pada semua alat ini?" tanyanya kembali seraya menunjuk semua alat yang mendukung berlangsungnya kehidupan pasi

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 59 Terjebak Di Antara Dua Hati

    Kenzo tergesa-gesa keluar dari ruang IGD untuk mencari istri pertamanya. Pasalnya, seorang dokter pria mengatakan padanya tentang sang istri yang memaki putri dari pasien di salah satu ruang VIP.'Pasti Serena menemui Luna. Aku harus segera menemukan dia, dan membawanya pergi dari rumah sakit ini,' batinnya mengiringi langkah kakinya.Tanpa berpikir panjang, Kenzo menuju ke lantai khusus untuk kamar inap pasien VIP. Dalam pikirannya hanya terbayang wajah istri mudanya yang sedang meneteskan air mata. Tidak ada kekhawatiran sedikit pun pada Serena, istri pertamanya. Tring!Pintu lift pun terbuka. Sang dokter bergegas keluar dari ruang sempit tersebut menuju kamar ibu mertuanya. "Dok!" seru seorang perawat wanita yang sedang berjaga di lorong tersebut."Dokter Kenzo!" serunya kembali untuk menghentikan sang dokter yang berlari ke arah kamar ibu mertuanya, tanpa menjawab salam dari beberapa perawat yang berpapasan dengannya.Sang dokter masih saja meneruskan langkahnya yang berjalan de

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 60 Badai Kamar VIP

    "Kenapa dia lama sekali?" gerutu Serena sembari menutup majalah bisnis yang baru saja dibacanya.Dia beranjak dari duduknya, dan berjalan menghampiri meja kerja suaminya. Bibirnya melengkung ke atas melihat nama sang suami yang tertera pada papan nama di atas meja tersebut. "Sebentar lagi jabatan kamu akan berubah, Sayang. Dan tentu saja aku tidak akan rela melepas kamu," gumamnya seraya memegang papan nama tersebut.Matanya berbinar tatkala membayangkan dirinya mendampingi sang suami ketika diangkat menjadi penerus kerajaan bisnis keluarga Matteo. Senyumnya pun merekah membayangkan kehidupannya yang semakin gemerlap dengan strata sosial barunya.Namun, bayangan wajah orang yang dibencinya membuat senyuman itu musnah seketika. Kedua tangannya mengepal erat mengingat betapa malunya saat diusir oleh Luna yang kini sudah menjadi madunya. "Brengsek! Aku tidak terima atas penghinaan ini! Dasar wanita udik tidak tahu diri!" umpatnya melampiaskan kekesalan pada istri kedua suaminya.Serena

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 61 Terikat Oleh Janji

    Bagai tersambar petir di siang bolong. Perkataan Serena membuat seorang Dokter Kenzo Matteo malu pada jas putih yang dipakainya. Kenzo dan Luna tidak melakukan kesalahan. Mereka berdua suami istri, dan hal yang wajar jika berpelukan di mana saja. Akan tetapi, tidak semua orang tahu status mereka."Tutup mulutmu, Serena!" ujar sang dokter dengan mengeratkan gigi-giginya.Serena menatap tajam pada suaminya. Ada kilatan amarah yang terlihat pada sorot matanya. "Kamu marah padaku, Ken?" tanyanya sembari menyeringai."Bukankah aku yang harus marah padamu, karena mempermalukan aku di tempat kerjamu!" sambungnya dengan amarah yang menggebu-gebu.Seketika amarah sang dokter luluh. Dia membenarkan kemarahan istrinya. Tidak ada yang tahu pernikahannya dengan Luna, sehingga pelukan mereka berdua bisa menyebabkan gosip di rumah sakit tersebut.Serena beralih menatap wanita yang berdiri di samping suaminya. Tatapan kebenciannya membuat Luna

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 62 Buah Bibir

    Baru kali ini Kenzo merasa lelah berbicara pada istrinya. Pasalnya dia tidak pernah berbohong atau pun mengarang cerita untuk menutup-nutupi sesuatu dari istri pertamanya. Sekarang, dia merasakan hal itu. Seorang Kenzo Matteo yang tidak pernah memikirkan apa pun dalam bertindak, kini dia harus menjaga perasaan istrinya ketika menceritakan tentang dirinya dengan istri keduanya.Namun, Dewi Fortuna masih berpihak padanya. Kenzo dapat meluluhkan kemarahan istri pertamanya. Tidak seperti biasanya yang bertahan dalam hitungan hari. Bahkan sekarang Serena terlihat sangat manja pada suaminya. "Di mana mobilmu, Sayang?" tanya Kenzo pada sang istri ketika mereka sudah berada di tempat parkir. "Aku tidak bawa mobil. Aku sengaja meminta antar sopir agar bisa pulang bersamamu, Sayang," jawab Serena sembari bergelayut manja pada lengan suaminya.Dahi Kenzo mengernyit, dan menatap istrinya dengan heran."Kenapa kita tidak membuat janji untuk bertemu di restoran saja?" Serena menggelengkan kepala

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 63 Tentang Saudara Tiri

    Di setiap sudut rumah sakit terdengar cuitan tentang hubungan Dokter Kenzo dengan putri dari pasien jelata yang dipindahkan secara gratis ke ruang VIP. Tidak hanya itu saja, bahkan pertengkaran antara Serena, istri dari Dokter Kenzo dengan Luna, putri dari pasien VIP tersebut membuat heboh seluruh pelosok Metro Healthy Hospital. Carla, saudara tiri dari Dokter Kenzo mencuri dengar dari mereka semua. Dia menyeringai di balik masker yang menutupi bibirnya. 'Sepertinya akan sangat menarik. Mulai sekarang hariku akan sangat sibuk,' batinnya sambil mendengar pembicaraan mereka. Setelah selesai mencari tahu tentang semua gosip yang beredar di rumah sakit tersebut, Carla menyempatkan dirinya untuk mencari Luna, istri kedua dari saudara tirinya.Tanpa mengetuk terlebih dahulu, Carla membuka pintu salah satu kamar inap VIP yang ditempati oleh pasien yang bernama Lidia. "Permisi. Bolehkah saya masuk?" ucapnya setelah membuka pintu kamar tersebut.Mendengar suara wanita yang asing di telinga

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 64 Bukti

    "Ada apa sebenarnya, Ken?!" tanya Serena sembari berjalan menghampiri kedua saudara tiri tersebut. "Tidak. Tidak ada apa-apa, Sayang. Masuklah. Aku akan mengurus anak tiri kesayangan Papa ini," jawab Kenzo seraya menatap tajam pada saudara tirinya. Carla terkekeh mendapatkan ancaman yang tersirat dari tatapan mata saudara tirinya. Dia menatap istri saudara tirinya, seolah ingin mengatakan sesuatu hal untuk membalas ancaman Kenzo. Dengan sigap Kenzo merangkul Serena, dan membawanya masuk ke dalam rumah seraya mengusir saudara tirinya. "Pulanglah, dan jangan kembali ke rumahku!" "Aku pasti akan kembali, Ken! Karena aku mendapatkan tugas penting dari Kakek!" seru Clara dari tempatnya berada. Brak! Suara pintu yang ditutup dengan keras oleh sang pemilik rumah, mengisyaratkan kemarahannya. Carla terkekeh melihat sikap Kenzo yang masih tetap sama padanya. Dia tetap memperlakukannya bak virus yang harus dijauhi dan dibasmi. "Lihat saja, Ken. Aku akan membuat harimu terasa

Latest chapter

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 106 Negatif

    Kenzo sudah membuat keputusan. Setelah meminum obat dari Dokter Lu dwig untuk mengatasi mualnya, kini sang dokter kembali ke ruangannya. Dengan gerakan cepat, dia membuka semua jendela kaca, dan menyemprot ruangan tersebut menggunakan pengharum ruangan yang mempunyai wangi lembut layaknya Luna, istri keduanya. Serena menatap heran pada suaminya. Baru kali ini dia melihat sang suami seperti itu. Bahkan dia sangat penasaran dengan apa yang sedang dirasakan oleh suaminya. "Sayang, sebenarnya apa yang terjadi padamu? Kenapa kamu bersikap seperti ini?" tanyanya sambil berjalan menghampiri sang suami."Sepertinya aku sedang mengalami mual di pagi hari, seperti yang biasa dialami oleh ibu hamil," jawab Kenzo sambil berjalan menuju meja kerjanya.Serena mengernyitkan dahinya. Dia memperhatikan sang suami dari ujung kaki hingga ujung kepalanya, seolah sedang mencari sesuatu."Tapi, kamu seorang pria, Sayang. Bagaimana mungkin kamu bisa mengalaminya?" "Buktinya aku sedang mengalaminya. Buka

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 105 Morning Sickness

    Kenzo masih terngiang pertanyaan yang diberikan oleh sang nenek padanya. Dia sendiri tidak tahu sampai kapan bisa menyembunyikan istri keduanya di dalam kamar tamu yang dikhususkan untuk kakeknya ketika berkunjung ke rumahnya. "Sayang, kenapa diam? Apa ada masalah?" tanya Serena ketika melihat sang suami sedang duduk melamun di kursi kerja dalam ruangannya.Seketika Kenzo tersadar. Dia tersenyum pada sang istri, berusaha untuk mengalihkan perhatiannya. "Tidak. Aku hanya tidak sabar menunggu hasil pemeriksaan kehamilanmu tadi," jawabnya sambil berdiri dari duduknya. Sang dokter berjalan menghampiri istrinya yang sedang duduk di sofa. Dia duduk di sebelah istri pertamanya yang baru saja melakukan beberapa tes kehamilan di rumah sakit tersebut.Serena bergeser sehingga duduknya merapat dengan suaminya. Kemudian, dia bersandar pada tubuh sang suami, dan meletakkan kepalanya pada pundak suaminya."Aku juga tidak sabar menggendong bayi kita," ucapnya sambil tersenyum.Kenzo tersenyum get

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 104 Kamar Rahasia

    Serena terdiam melihat isi dalam salah satu kamar tamu yang dimasukinya. Dia sama sekali tidak menyangka jika bisa menemukan semua itu di kamar tersebut. Perlahan kakinya melangkah menghampiri ranjang yang ada di sana."Apa semua ini nyata?" gumamnya sembari melihat apa yang ada di hadapannya.Perlahan tangannya bergerak menyentuh barang-barang yang ada di atas ranjang. Matanya berkaca-kaca ketika memegang beberapa baju bayi dan perlengkapan bayi yang tertata rapi di sana. "Ternyata Kenzo meletakkan semuanya di sini. Aku pikir dia sudah membuang semua barang-barang ini," gumam Serena seraya tersenyum bahagia, seolah sedang menemukan sesuatu yang berharga. Setelah itu pandangannya beralih pada ranjang bayi yang berada di dekat ranjang tersebut. Dia beranjak dari duduknya, dan menghampirinya. Matanya berbinar melihat mainan yang tergantung di atas ranjang bayi itu.Tanpa sadar tangannya menyentuh mainan tersebut, sehingga bergerak dan mengeluarkan suara musik. Sama seperti dahulu, Ser

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 103 Tidak Bisa Menahan

    "Sayang, bangun. Sudah pagi," bisik Luna di telinga sang suami. Kenzo hanya diam, tanpa bergerak atau pun merespon dengan kata-kata. Kedua matanya masih terpejam, layaknya orang yang masih sibuk di alam mimpinya. "Apa dia masih tidur?" gumamnya sambil menatap kagum pada wajah tampan pria yang ada di hadapannya. Tanpa sadar tangannya menyentuh wajah suaminya. Wajah tampan yang bak pahatan sempurna itu, membuat Luna tidak bisa menahan keinginannnya. Jari tangannya bergerak menyusuri lekuk wajah sang suami, layaknya sedang menggambar pada sebuah kanvas. Kenzo sebisa mungkin menahan gerakan jemari lentik sang istri yang bergerak halus dari alis, hidung, dan berakhir di bibir. Lagi-lagi dia tidak bisa menahan keinginannya. Bibir pink alami milik sang suami membuatnya terpesona, sehingga ingin merasakan kembali sentuhan kenyal dari bibir tersebut. Perlahan wajah Luna bergerak mendekati wajah suaminya, seolah se

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 102 Antara Percaya dan Tidak

    Ranjang di kamar tersebut berantakan. Kain berwarna putih yang menutupi ranjang tersebut menjadi kusut, sehingga membuat Serena berpikiran buruk pada si pemilik kamar dan suaminya. Kemudian dia melihat piring dan gelas bekas yang sudah kosong."Apa-apaan ini?!" ujarnya sambil meletakkan kedua tangannya di pinggang. "Apa yang sudah mereka lakukan?!" sambungnya dengan menatap marah pada ranjang yang ada di hadapannya.Matanya kembali menyusuri kamar berukuran kecil yang sangat anti untuk dimasukinya. Dia kembali kesal, karena tidak menemukan apa yang dicarinya. Dengan kemarahan yang telah merajai hatinya, Serena keluar dari kamar tersebut untuk mencari suaminya.Pikirannya kalut, bayangan antara madunya bersama dengan sang suami yang sedang bersenang-senang dalam kamar tersebut, senantiasa mengganggunya. Terlebih lagi si pemilik kamar dan juga suaminya tidak ada dalam kamar yang didatanginya."Ke mana mereka sebenarnya?""Apa mereka berdua sedang bersama?"Pertanyaan-pertanyaan itu han

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 101 Di Dalam Kamar

    "Tuan, kamarnya sudah siap. Apa ada hal lain lagi yang perlu saya bantu?" tanya seorang wanita dengan suara serak khas nenek-nenek.Kenzo menoleh ke arah sumber suara, dan tersenyum pada sosok wanita tua yang sedang berdiri di depan pintu."Terima kasih, Nek. Setelah Luna menghabiskan semua makanan, buah-buahan dan susunya, saya akan membawanya ke sana.""Ke mana?" tanya Luna penasaran.Kenzo tersenyum pada sang istri, dan menyuapkan makanan yang ada di piring."Habiskan dulu makanannya. Setelah itu, aku akan memberitahukan sesuatu padamu," tutur Kenzo yang dengan telaten menyuapi sang istri.Wanita tua tersebut berjalan menghampiri mereka, dan menunduk tepat di samping tuannya yang sudah dianggap cucunya sendiri."Apa Nenek perlu membawakan semua pakaian Luna ke kamar yang akan ditempatinya?" bisik sang nenek di telinga Kenzo.Luna memperhatikan mereka berdua yang terlihat seolah sedang menyembunyikan sesuatu. "Apa yang sedang kalian bicarakan?" tanyanya sembari menatap suaminya dan

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 100 Ketulusan Hati

    Luna memegang tangan suaminya yang sedang menyentuh wajahnya. "Jangan ambil anakku!" serunya dengan mata terpejam.Seketika Kenzo terhenyak, dan memegang tangan sang istri yang masih dalam kondisi matanya terpejam. "Sayang, ada apa?" tanyanya dengan lembut."Pergi!" seru Luna seraya menarik tangannya dari genggaman suaminya.Namun, Kenzo tidak menyerah begitu saja. Dia tidak terima diperlakukan seperti itu oleh istri keduanya yang kini telah mempunyai tempat tersendiri dalam hatinya. Kenzo meraih kembali tangan sang istri, dan memegangnya dengan sangat erat. "Pergi dari sini!" seru Luna kembali dengan mata terpejam, sembari berusaha melepaskan tangannya dari genggaman suaminya."Sayang, ini aku, Kenzo, suamimu!" ucap Kenzo dengan tegas, berusaha untuk menyadarkan sang istri.Mendengar nama sang suami, Luna semakin memberontak. Dia tidak hanya berusaha untuk melepaskan tangannya, tapi dia juga berusaha untuk menyingkirkan sang suami yang semakin menempel padanya."Pergi!""Jangan ga

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 99 Jangan Ambil Anakku

    "Tidurlah. Istirahatkan tubuh dan pikiranmu," tutur Carla sambil menyelimuti Luna yang terbaring di ranjangnya.Luna memaksakan senyumnya, dan memegang tangan Carla yang selimutnya. "Terima kasih, Carla. Kamu selalu ada untukku, meskipun aku tahu jika kamu tidak memihak ku," ucap Luna dengan lemah."Apa maksudmu, Luna?!" tanya Carla dengan menunjukkan ekspresi marahnya.Luna memaksakan senyumnya yang terlihat sangat lemah. Wanita yang sedang hamil itu menggeleng lemah, seolah tidak bertenaga.Carla menghela nafasnya melihat istri kedua saudara tirinya yang terlihat begitu menyedihkan. Dia duduk di tepi ranjang, dan memegang tangan Luna."Aku tidak memihak siapa pun. Tidak memihak Serena atau pun kamu. Aku hanya memihak pada kebenaran," tuturnya dengan serius.Luna hanya diam, tidak berkomentar apa pun untuk menanggapi perkataan saudara tiri suaminya. Dia tidak memiliki banyak tenaga untuk melakukan apa pun saat ini. Yang bisa dilakukannya hanyalah memejamkan matanya."Kamu harus ber

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 98 Dua Garis Merah

    Kenzo berdiri mematung, dan menatap tidak percaya pada istri pertamanya. Mata Serena yang berbinar seolah memberitahukan pada semua orang bahwa betapa bahagianya dia saat ini."Sayang! Kenapa kamu diam saja?" tanya Serena sambil berjalan menghampirinya.Luna pun merasa tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Hatinya bergejolak. Ada rasa takut yang membuat air matanya menetes dengan sendirinya.'Bagaimana ini? Bagaimana jika Nyonya Serena benar-benar hamil? Apa aku dan bayi yang ada dalam kandunganku ini akan ditendang dari sini? Apa Dokter Kenzo akan membuang kami?' "Hamil? Benarkah kamu sedang hamil, Serena?" tanya Carla dari tempatnya berdiri.Serena berdiri di hadapan suaminya. Dia memutar badannya untuk menghadap orang yang telah bertanya padanya."Benar, Carla. Aku sedang hamil. Di sini, ada anak kami. Bayi ini adalah hasil dari buah cintaku dan Kenzo," jawabnya sembari mengusap lembut perutnya, dan tersenyum pada saudara tiri suaminya.Kemudian dia kembali membalikkan badann

DMCA.com Protection Status