Share

Sama-sama Terluka

last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-30 06:34:53

“Kenapa tidak biarkan aku mati saja waktu itu?!” Aksa mengamuk. Matanya memerah menahan amarah dan sakit bercampur jadi satu.

Sasmita diam dengan air mata yang menetes dari kelopak mata.

“Tenangkan dirimu dan bicaralah baik-baik,” ujar Mirza menasihati.

“Bagaimana bisa aku tenang sekarang!” Aksa menatap pada Mirza, lalu kembali bicara. “Selama ini aku tertekan. Sejak kecil aku tertekan, karena itu aku nekat naik motor temanku agar aku tidak frustasi! Sekarang, Alina seperti ini, apa aku harus tenang!”

Aksa meluapkan emosi yang terasa membuncah di dada.

“Dia menyalahkanku. Apa aku bisa tenang?” Aksa menatap satu persatu orang tuanya dan sang nenek. Mereka tidak pernah mengerti apa yang dirasakannya.

“Mama minta maaf. Mama hanya ingin kamu selamat, semua hanya demi kebaikanmu,” ujar Sasmita menjelaskan.

Aksa menatap sang nenek dan ibu bergantian, lalu bertanya, “Apa kalian sudah tahu kalau Alina adalah putri dari wanita yang kalian ambil darahnya?”

Nenek Agni hanya diam, sedangkan Sasmi
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (9)
goodnovel comment avatar
wardah
sama sama g tau sama sama jadi korban,,,,g tau siapa yg salah sebab klo aku berada di posisi Sasmita pun aku akan melakukan hal yg sama
goodnovel comment avatar
eva nindia
iyaa sii mreka ituu adlah korban
goodnovel comment avatar
Aililea (din din)
pelangi setelah hujan Kak, tapi kayake hujane lama, soalnya lagi musim penghujan, wkwkwlwk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Tidak akan Menceraikan

    Setelah tertidur beberapa jam, akhirnya Alina mulai membuka mata perlahan. Alina merasa hampa, bahkan saat bangun pun air mata masih saja terus ingin menetes dari kelopak mata.“Kamu sudah bangun.”Alina langsung menoleh saat mendengar suara itu. Jika sebelumnya senyum akan menghiasi wajahnya ketika mendengar suara Aksa, tetapi sekarang hanya ada emosi yang meluap saat melihat pria itu.“Mau apa lagi kamu? Bagaimana bisa kamu tega memberiku obat penenang, huh?!” Alina kembali mengamuk dan tidak mau didekati Aksa.Aksa bergeming di tempatnya. Dia berdiri menatap Alina yang menatapnya penuh amarah.“Aku melakukan itu hanya agar kamu tidak melukai diri sendiri,” jawab Aksa dengan begitu tenang.“Satu-satunya yang melukaiku adalah kamu!” hardik Alina penuh emosi. Dia sudah duduk dengan waspada, meskipun kepalanya masih pening. Dia tidak mau jika sampai Aksa kembali menahannya dan memberinya obat penenang seperti tadi.Alina melihat Aksa hanya diam, lalu dia kembali berkata, “Aku ingin ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Gagal Membujuk

    Nenek Agni dan Sasmita datang ke rumah Aksa untuk bertemu serta meminta maaf pada Alina. Saat sampai di sana, mereka hanya bertemu dengan Bams.“Di mana Aksa?” tanya Nenek Agni.“Pak Aksa di ruang kerjanya,” jawab Bams.Nenek Agni dan Sasmita pergi ke ruang kerja Aksa, di sana mereka melihat pria itu duduk sambil memegangi kepala.“Di mana Alina? Nenek dan mamamu perlu meminta maaf padanya serta menjelaskan semuanya,” ujar Nenek Agni.Aksa mengangkat kepala lalu memandang dua wanita yang berdiri di hadapannya saat ini.“Untuk apa?” tanya Aksa dengan nada datar. Tatapan matanya begitu dingin saat memandang pada Sasmita dan Nenek Agni.“Kami hanya perlu menjelaskan padanya,” jawab Nenek Agni.“Tidak perlu. Kalian tidak perlu melakukan apa pun.” Aksa melarang keduanya bertemu Alina.Sasmita menoleh pada Nenek Agni, sedangkan wanita tua itu menghela napas pelan.“Mungkin, nenek bisa membujuknya dan sedikit menasihatinya juga. Bukankah kamu tahu sendiri kalau nenek lebih dekat dengan Alina

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Sama-sama Keras

    Aksa masuk kamar membawa makanan. Dia tidak membiarkan siapa pun masuk tanpa seizin dirinya. Aksa melihat Alina duduk memeluk kedua lutut sambil bersandar di headboard seraya memandang ke jendela.“Al, makanlah dulu,” ucap Aksa sambil meletakkan nampan berisi makanan dan minuman.Alina tidak merespon ucapan Aksa. Tatapannya kosong memandang pada jendela.Aksa diam melihat Alina seperti ini. Namun, tidak ada cara selain mengurung Alina di kamar atau dia akan benar-benar kehilangan istrinya itu.“Jika kamu tidak mau makan karena marah padaku, tapi setidaknya kamu tetap makan demi janinmu.” Setelah mengatakan itu Aksa keluar dari kamar.Aksa menyadari jika Alina tidak akan pernah makan jika ada dirinya di sana.Alina menoleh saat Aksa sudah pergi. Dia melihat makanan di atas nakas, tetapi tak ada niat untuk menjamah sedikit pun makanan itu.Malam itu, pertama kalinya mereka tertidur terpisah lagi seperti pertama kali mereka baru saja menikah dulu.Aksa tidak ingin berada di kamar karena

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Kecemasan Dani

    Dani baru saja mendarat setelah libur panjangnya di luar negeri. Dia berjalan menyeret koper sambil mengecek pesan yang dikirimkannya pada Alina, tetapi sampai sekarang belum juga dibaca.“Ini aneh, kenapa ponsel Kak Alina tidak aktif sejak kemarin?” Dani berhenti melangkah sambil berpikirDani tahu jika Alina tidak pernah mematikan ponsel sama sekali, apalagi jika Dani berada di tempat yang jauh.“Apa terjadi sesuatu padanya?”Dani tiba-tiba saja cemas. Dia memilih pulang dulu ke apartemen meletakkan kopernya lalu segera pergi menemui Alina.Saat baru saja keluar dari lift di lobby, Dani bertemu dengan Restu.“Kamu sudah pulang.” Restu terlihat senang sambil menatap Dani.“Iya.” Dani mengangguk ramah.“Kamu mau ke mana?” tanya Restu sambil menatap penasaran pada Dani.“Sebenarnya saya mau menemui Kak Alina. Saya tidak bisa menghubunginya, jadi saya agak mencemaskannya,” jawab Dani.Ekspresi wajah Restu langsung berubah.“Sudah coba menghubungi suaminya?” tanya Restu lagi.“Sudah, tap

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Bertemu Sang Kakak

    Dani benar-benar merasa aneh dengan situasi yang terjadi. Namun, dia berharap ini hanya perasaannya saja.“Kak.” Dani langsung menyapa saat bertemu Aksa.Dani melihat tatapan datar Aksa, ini sangat berbeda dengan Aksa biasanya. Mungkinkah tebakannya benar?“Di mana Kak Alina?” tanya Dani pada akhirnya.“Kamu punya waktu sepuluh menit untuk menemuinya,” ucap Aksa dengan ekspresi wajah dingin. Sorot matanya begitu tegas dan kalimat yang diucapkannya terdengar tak bisa dibantah.Dani terkesiap. Kenapa tiba-tiba Aksa bersikap seperti ini?“Apa maksudnya ini, Kak?” tanya Dani masih mencoba mencari tahu.“Mau bertemu dengannya atau tidak?” Hanya itu kalimat yang dilontarkan Aksa, seharusnya Dani sudah bisa membaca situasi yang sedang terjadi.Dani terdiam. Dia semakin yakin jika ada sesuatu yang tidak beres di sini. Berpikir, daripada tidak bertemu sang kakak dan tak mengetahui yang terjadi, Dani memilih mengiyakan waktu yang diberikan Aksa.Aksa mengantar Dani ke kamar. Di depan kamar suda

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Meminta Bantuan

    Sepuluh menit berlalu. Bams masuk dan meminta Dani untuk segera keluar.Dani menatap Alina yang masih menggenggam tangannya. Alina menggeleng kepala, membuat Dani benar-benar tidak bisa meninggalkannya.“Berjanjilah Kak Alina akan bertahan, aku akan berusaha membawa Kak Alina keluar dari sini,” ucap Dani tanpa suara dan hanya terlihat gerakan bibir.Alina kembali memeluk Dani, lalu berbisik, “Dan, hubungi pria bernama Pak Restu. Dia berjanji mau menolong jika aku butuh bantuan. Tolong mintalah bantuan darinya.”Dani terkejut karena Alina meminta bantuan pada Restu, padahal tahu kalau Restu adalah rekan bisnis Aksa. Dia hanya mengangguk agar sang kakak tenang. Dani harus meninggalkan Alina meski sang kakak sangat membutuhkannya. Dengan posisinya sekarang, Dani tidak bisa berbuat apa-apa selain menunggu.Ketika baru saja keluar dari kamar Alina. Dani bertemu dengan Aksa yang berdiri di depan kamar. Seketika itu juga Dani melayangkan pukulan ke wajah sang kakak ipar hingga menghantam sis

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Status Restu

    Dani memperhatikan Restu yang membawa dua cangkir ke arahnya lalu meletakkan salah satu cangkir di meja hadapannya. Dani masih cemas, bagaimana jika Restu tidak mau membantunya?“Minumlah dulu biar kamu lebih tenang,” ujar Restu sambil menatap Dani yang gelisah.Dani mengangguk lalu meminum teh yang dibuatkan Restu.Restu masih diam memperhatikan Dani. Jika Alina sampai meminta bantuan untuk lepas dari rumah Aksa, bukankah berarti masalahnya memang sangat rumit?“Sekarang ceritakan dulu, apa yang sebenarnya terjadi? Aku yakin tidak akan ada masalah tanpa pemicunya,” ucap Restu mencoba bersikap netral dulu, meski dalam hal ini menyangkut tentang keponakannya.Dani meletakkan cangkir di meja, tetapi sebelum bercerita, Dani malah menangis lebih dulu.Restu terkejut. Hal apa yang bisa membuat seorang pria menangis jika bukan sesuatu yang sangat menyakitkan.Dani menghapus air mata yang membasahi pipinya, sedikit menunduk dia mulai menceritakan yang terjadi tentang fakta keluarga Aksa.Res

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Tidak Mau Gegabah

    Dani sangat syok, sampai secara impulsif mundur meski belakangnya sandaran sofa. Dia menatap tak percaya, apa pria di depannya sekarang ini sedang bercanda?“Jika memang Anda keluarga mamaku, kenapa Anda mengabaikan mamaku dan kami? Anda tidak tahu, kan? Mama dan Papa bekerja keras untuk bisa menghidupi kami dan memberikan yang terbaik buat kami. Meski semuanya akhirnya sia-sia.”Dani menatap sendu. Sungguh dia kesal karena semua orang seperti mempermainkan hidupnya dan sang kakak.“Aku punya alasan kenapa tidak pernah ada untuk kalian. Bukan aku yang menjauh dan tidak peduli, tapi mamamu yang memilih meninggalkan kami,” ujar Restu mencoba bicara.Dada Dani naik turun tak beraturan. Napasnya terasa berat dan rasanya begitu sesak menekan.Restu menceritakan semuanya. Kenapa adiknya pergi meninggalkan rumah dan keluarga tidak ada yang mencari. Restu juga menceritakan keterkejutannya saat mengetahui adiknya sudah tiada meninggalkan dua anak.“Aku benar-benar minta maaf dengan apa yang te

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02

Bab terbaru

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Tanda Terima Kasih

    Akhirnya kisah Alina dan Aksa berakhir. Jika ada kekurangan dalam kisah ini, aku mohon maaf sebesar-besarnya buat pembaca sekalian karena aku hanya manusia biasa yang tak luput dari salah. Next aku bakal rilis buku baru, jadi tunggu karyaku yang lain, ya. Terima kasih banyak atas semua dukungan kalian selama ini. Drop komen sebagai penyemangat buat aku, ya. Kalian yang terbaik.(⁠ʘ⁠ᴗ⁠ʘ⁠✿⁠)

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 5

    Semua berjalan dengan baik. Setiap orang dengan kebaikan kini hidup dengan damai.Ini sudah lima bulan setelah Jia melahirkan. Sore itu semua orang berkumpul di rumah Alina hanya untuk bercengkrama bersama sebagai satu keluarga.Alina memandang putranya dan yang lain bermain. Dia menghela napas pelan, lalu menoleh pada suaminya.“Sepertinya kita bisa membuka sekolah khusus karena punya anak-anak sebanyak ini,” ujar Alina dengan nada candaan.Semua orang langsung menoleh saat mendengar ucapan Alina.“Sepertinya itu ide bagus. Apa mau direalisasikan?” Kaira menanggapi serius ucapan Alina.Alina tertawa, lalu membalas, “Siapa yang mau jadi gurunya? Bisa-bisa tekanan darahnya naik duluan lihat keaktifan mereka. Belum lagi ini.”Alina memandang anak Jia yang ada di stroller.“Sudah benar di sekolahkan, jangan memberi ide membuat sekolah sendiri,” balas Jia.Semua yang di sana tertawa bersama.Alina melihat Aksa yang hanya diam. Dia menggenggam telapak tangan suaminya itu.“Memikirkan apa?”

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 4

    Saat siang hari. Daniel dan Jia menjemput Anya di sekolah.Anya sangat senang melihat Daniel dan Jia menjemputnya secara bersamaan. Anya sampai berlari kecil agar bisa segera menghampiri kedua orang tuanya itu.“Kok Mama dan Papa jemputnya barengan?” tanya Anya.“Ya, biar Anya senang,” jawab Daniel, “Anya senang?” tanyanya kemudian.Anya mengangguk-angguk.Jia dan Daniel saling pandang, lalu mengajak Anya segera masuk mobil.“Tadi Anya dapat nilai seratus waktu ulangan,” ucap Anya menceritakan kegiatannya seharian ini di sekolah.“Benarkah?” Jia menoleh pada Anya dengan senyum semringah. “Sepertinya Anya harus diberi apresiasi, benar tidak?” Jia kini menatap pada Daniel.“Tentu saja,” jawab Daniel, “Anya mau apa?” tanya Daniel seraya memandang pada bayangan Anya melalui pantulan kaca spion tengah.“Anya mau makan es krim,” jawab Anya penuh semangat.Jia dan Daniel mengangguk bersamaan. Mereka pergi ke kedai es krim.Mereka sudah duduk di kedai menikmati es krim yang dipesan. Jia dan D

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 3

    Jia dan Daniel melakukan inseminasi buatan setelah melakukan beberapa prosedur yang dokter jadwalkan.Hari ini, tepat dua minggu setelah inseminasi buatan dilakukan. Jia berada di kamar mandi seraya memegang testpack yang baru saja dicelupkan pada urine. Jia duduk di atas closet dengan perasaan cemas, hingga samar-samar garis merah mulai muncul di testpack.Satu, dua. Akhirnya dua garis merah muncul di alat itu. Jia sampai membungkam mulut karena terkejut dan masih tak percaya. Bahkan bola matanya kini terlihat berkaca-kaca.“Jia, bagaimana?”Jia mendengar suara Daniel di luar kamar mandi. Suaminya itu pasti tidak sabar dan cemas dengan hasilnya. Jia segera keluar dari kamar mandi. Dia melihat Daniel yang terlihat panik.“Bagaimana?” tanya Daniel karena melihat bola mata Jia berkaca-kaca.Jia awalnya memasang ekspresi biasa, tetapi setelahnya tersenyum lebar.“Berhasil, aku hamil.” Jia memperlihatkan testpack pada Daniel.Daniel memandang dua garis di alat itu. Dia benar-benar tak m

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 2

    Keesokan harinya. Daniel dan Jia menemui dokter untuk berkonsultasi. Mereka mendengarkan penjelasan dokter soal inseminasi buatan yang ingin Jia lakukan.“Jika kalian memang yakin untuk melakukan ini. Kita harus melakukan beberapa proses termasuk mengecek kondisi rahim dan kesehatan kalian masing-masing. Akan banyak tes yang harus dilakukan sebelum inseminasi, untuk memastikan prosesnya berjalan dengan lancar,” ujar dokter menjelaskan.Daniel dan Jia sudah mendengarkan tahapan yang harus mereka lakukan. Selain mengecek kondisi rahim, sperma pun harus dites, baru kemudian menentukan waktu ovulasi yang tepat.“Iya, Dok. Kami siap melakukannya,” ucap Jia penuh semangat. Dia berharap cara ini bisa mengobati kekecewaan Daniel.Daniel menatap pada Jia yang sangat antusias. Bukankah sudah seharusnya dia pun harus bersemangat karena yang mereka lakukan demi kebahagiaan mereka juga.“Baiklah. Saya akan menjadwalkan waktu tesnya. Saya sangat berharap kalian bisa mendapatkan apa yang kalian hara

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 1

    Tak terasa waktu cepat berlalu. Usia Elvano sudah menginjak satu tahun. Alina dan Aksa menjaga buah hati mereka dengan sangat baik, termasuk Arlo. Tidak ada satu pun yang mereka bedakan.“Sudah tidur?” tanya Alina ketika melihat Aksa keluar dari kamar Elvano.Aksa menyentuhkan telunjuk di permukaan bibir, memberi isyarat agar Alina tidak bicara atau Elvano akan bangun. Dia menghampiri sang istri, lalu menggandeng tangan Alina dan mengajaknya naik ke lantai atas.Alina menahan senyum. Dia mengikuti langkah Aksa menuju ke kamar.“Akhirnya.” Aksa tiba-tiba menghela napas lega. Dia kemudian memeluk Alina dari belakang.Alina tersenyum sambil mengusap lengan Aksa.“Dulu merawat Arlo sendiri tidak secapek ini, kenapa sekarang capek?” tanya Alina seraya melirik pada Aksa yang bergelayut manja di pundaknya.Aksa menghela napas pelan, lalu mempererat pelukan.“Dulu aku merawat sendiri, harus kuat dan tidak boleh mengeluh. Jadi, karena sekarang ada kamu, aku ingin mengeluhkan semua lelahku pada

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Kebahagiaan

    Semua orang datang ke rumah sakit untuk menjenguk Alina.Sasmita dan Nenek Agni begitu antusias menyambut kelahiran anak kedua Alina, setelah sebelumnya mereka harus menyambut dengan tangis, tetapi sekarang semuanya berbalut kebahagiaan.“Di mana bayinya?” tanya Sasmita saat masuk ruang inap Alina.“Itu.” Aksa menunjuk ke baby box yang berada tak jauh dari ranjang Alina.Aksa menemani Alina di ranjang, sedangkan Sasmita dan Nenek Agni langsung menghampiri bayi mungil anggota baru keluarga Radjasa.“Tampannya dia.” Sasmita mengambil bayi Alina dari baby box. “Benar laki-laki, kan?” tanya Sasmita memastikan karena bayi itu tampan meski sedikit terlihat cantik.“Iya, Ma.” Alina yang menjawab.“Kita punya dua cucu laki-laki, ya.” Mirza ikut senang karena setidaknya Aksa memiliki dua putra, bukan satu seperti dirinya.Aksa dan Alina memulas senyum. Aksa tak beranjak dari sisi Alina karena fokusnya sekarang memperhatikan kondisi sang istri.Sasmita menimang bayi tampan itu. Dia memandangi ba

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Melahirkan

    Aksa begitu cemas ketika membawa Alina ke rumah sakit. Bahkan dia tidak melepas genggaman saat Alina dibawa ke IGD. “Istriku mau melahirkan, Sus.” Aksa berdiri di samping ranjang pesakitan seraya menggenggam erat telapak tangan Alina. Suster yang ada di sana langsung mengecek kondisi Alina, lalu beberapa saat kemudian memanggil dokter untuk memeriksa. “Aku baik-baik saja, ini hal wajar,” ucap Alina seraya menahan rasa sakitnya karena kontraksi. Aksa menatap pada Alina. “Tapi tetap saja, kamu kesakitan,” balas Aksa tidak mau tahu. Aksa trauma dengan persalinan Alina yang dulu. Saat itu dia sangat panik dan ketakutan melihat Alina yang akan melahirkan secara prematur, hingga dibuat kehilangan yang benar-benar tak bisa membuatnya melupakan semua kejadian itu. Sekarang Alina kembali merasakan sakit seperti itu. Siapa yang tidak cemas? Alina mencoba memahami kecemasan yang Aksa rasakan. Dia membalas genggaman tangan Aksa. Dia yang kesakitan, tetapi sepertinya suaminya yang ketakut

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Mau Melahirkan?

    Dua bulan berlalu dengan cepat. Usia kandungan Alina sudah masuk sembilan bulan, dia baru saja jalan-jalan pagi bersama Nenek Agni yang memang beberapa hari ini menginap di rumah. “Kapan perkiraan lahirnya?” tanya Nenek Agni saat berjalan bersama Alina menuju rumah. “Harusnya minggu ini, Nek.” Alina berjalan pelan, satu tangannya mengusap perut. “Doakan lahirannya lancar,” ucap Alina kemudian. “Tentu saja, nenek pasti akan selalu mendoakan yang terbaik buatmu dan cicit nenek.” Nenek Agni mengusap lembut perut Alina. Mereka sudah sampai di teras. Alina duduk bersama Nenek Agni untuk beristirahat setelah jalan-jalan pagi. “Lho, kamu tidak ke kantor?” tanya Nenek Agni ketika melihat Aksa keluar dari rumah hanya memakai kaus polos dan celana panjang. “Tidak, aku ambil cuti. Tapi tetap kerja dari rumah,” jawab Aksa lalu duduk di samping Alina. Nenek Agni menatap pada Aksa yang sedang mengusap perut Alina. Dia sangat lega karena akhirnya Aksa bisa merasakan kebahagiaan bersama Alina.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status