Share

Sama-sama Keras

last update Last Updated: 2024-11-30 18:52:32

Aksa masuk kamar membawa makanan. Dia tidak membiarkan siapa pun masuk tanpa seizin dirinya. Aksa melihat Alina duduk memeluk kedua lutut sambil bersandar di headboard seraya memandang ke jendela.

“Al, makanlah dulu,” ucap Aksa sambil meletakkan nampan berisi makanan dan minuman.

Alina tidak merespon ucapan Aksa. Tatapannya kosong memandang pada jendela.

Aksa diam melihat Alina seperti ini. Namun, tidak ada cara selain mengurung Alina di kamar atau dia akan benar-benar kehilangan istrinya itu.

“Jika kamu tidak mau makan karena marah padaku, tapi setidaknya kamu tetap makan demi janinmu.” Setelah mengatakan itu Aksa keluar dari kamar.

Aksa menyadari jika Alina tidak akan pernah makan jika ada dirinya di sana.

Alina menoleh saat Aksa sudah pergi. Dia melihat makanan di atas nakas, tetapi tak ada niat untuk menjamah sedikit pun makanan itu.

Malam itu, pertama kalinya mereka tertidur terpisah lagi seperti pertama kali mereka baru saja menikah dulu.

Aksa tidak ingin berada di kamar karena
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (8)
goodnovel comment avatar
wardah
sama sama keras kepala ,,,,g ada satu pun yg mau ngalah
goodnovel comment avatar
Wida
Alina jgn kekanak-kanakan,, mrah bleh tp jgn egois
goodnovel comment avatar
Adeena
jangan egois lah Al marah boleh tp jangan berkepanjangan ada nyawa yg ga berdosa ikut menanggung bebanmu...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Kecemasan Dani

    Dani baru saja mendarat setelah libur panjangnya di luar negeri. Dia berjalan menyeret koper sambil mengecek pesan yang dikirimkannya pada Alina, tetapi sampai sekarang belum juga dibaca.“Ini aneh, kenapa ponsel Kak Alina tidak aktif sejak kemarin?” Dani berhenti melangkah sambil berpikirDani tahu jika Alina tidak pernah mematikan ponsel sama sekali, apalagi jika Dani berada di tempat yang jauh.“Apa terjadi sesuatu padanya?”Dani tiba-tiba saja cemas. Dia memilih pulang dulu ke apartemen meletakkan kopernya lalu segera pergi menemui Alina.Saat baru saja keluar dari lift di lobby, Dani bertemu dengan Restu.“Kamu sudah pulang.” Restu terlihat senang sambil menatap Dani.“Iya.” Dani mengangguk ramah.“Kamu mau ke mana?” tanya Restu sambil menatap penasaran pada Dani.“Sebenarnya saya mau menemui Kak Alina. Saya tidak bisa menghubunginya, jadi saya agak mencemaskannya,” jawab Dani.Ekspresi wajah Restu langsung berubah.“Sudah coba menghubungi suaminya?” tanya Restu lagi.“Sudah, tap

    Last Updated : 2024-12-01
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Bertemu Sang Kakak

    Dani benar-benar merasa aneh dengan situasi yang terjadi. Namun, dia berharap ini hanya perasaannya saja.“Kak.” Dani langsung menyapa saat bertemu Aksa.Dani melihat tatapan datar Aksa, ini sangat berbeda dengan Aksa biasanya. Mungkinkah tebakannya benar?“Di mana Kak Alina?” tanya Dani pada akhirnya.“Kamu punya waktu sepuluh menit untuk menemuinya,” ucap Aksa dengan ekspresi wajah dingin. Sorot matanya begitu tegas dan kalimat yang diucapkannya terdengar tak bisa dibantah.Dani terkesiap. Kenapa tiba-tiba Aksa bersikap seperti ini?“Apa maksudnya ini, Kak?” tanya Dani masih mencoba mencari tahu.“Mau bertemu dengannya atau tidak?” Hanya itu kalimat yang dilontarkan Aksa, seharusnya Dani sudah bisa membaca situasi yang sedang terjadi.Dani terdiam. Dia semakin yakin jika ada sesuatu yang tidak beres di sini. Berpikir, daripada tidak bertemu sang kakak dan tak mengetahui yang terjadi, Dani memilih mengiyakan waktu yang diberikan Aksa.Aksa mengantar Dani ke kamar. Di depan kamar suda

    Last Updated : 2024-12-01
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Meminta Bantuan

    Sepuluh menit berlalu. Bams masuk dan meminta Dani untuk segera keluar.Dani menatap Alina yang masih menggenggam tangannya. Alina menggeleng kepala, membuat Dani benar-benar tidak bisa meninggalkannya.“Berjanjilah Kak Alina akan bertahan, aku akan berusaha membawa Kak Alina keluar dari sini,” ucap Dani tanpa suara dan hanya terlihat gerakan bibir.Alina kembali memeluk Dani, lalu berbisik, “Dan, hubungi pria bernama Pak Restu. Dia berjanji mau menolong jika aku butuh bantuan. Tolong mintalah bantuan darinya.”Dani terkejut karena Alina meminta bantuan pada Restu, padahal tahu kalau Restu adalah rekan bisnis Aksa. Dia hanya mengangguk agar sang kakak tenang. Dani harus meninggalkan Alina meski sang kakak sangat membutuhkannya. Dengan posisinya sekarang, Dani tidak bisa berbuat apa-apa selain menunggu.Ketika baru saja keluar dari kamar Alina. Dani bertemu dengan Aksa yang berdiri di depan kamar. Seketika itu juga Dani melayangkan pukulan ke wajah sang kakak ipar hingga menghantam sis

    Last Updated : 2024-12-01
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Status Restu

    Dani memperhatikan Restu yang membawa dua cangkir ke arahnya lalu meletakkan salah satu cangkir di meja hadapannya. Dani masih cemas, bagaimana jika Restu tidak mau membantunya?“Minumlah dulu biar kamu lebih tenang,” ujar Restu sambil menatap Dani yang gelisah.Dani mengangguk lalu meminum teh yang dibuatkan Restu.Restu masih diam memperhatikan Dani. Jika Alina sampai meminta bantuan untuk lepas dari rumah Aksa, bukankah berarti masalahnya memang sangat rumit?“Sekarang ceritakan dulu, apa yang sebenarnya terjadi? Aku yakin tidak akan ada masalah tanpa pemicunya,” ucap Restu mencoba bersikap netral dulu, meski dalam hal ini menyangkut tentang keponakannya.Dani meletakkan cangkir di meja, tetapi sebelum bercerita, Dani malah menangis lebih dulu.Restu terkejut. Hal apa yang bisa membuat seorang pria menangis jika bukan sesuatu yang sangat menyakitkan.Dani menghapus air mata yang membasahi pipinya, sedikit menunduk dia mulai menceritakan yang terjadi tentang fakta keluarga Aksa.Res

    Last Updated : 2024-12-01
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Tidak Mau Gegabah

    Dani sangat syok, sampai secara impulsif mundur meski belakangnya sandaran sofa. Dia menatap tak percaya, apa pria di depannya sekarang ini sedang bercanda?“Jika memang Anda keluarga mamaku, kenapa Anda mengabaikan mamaku dan kami? Anda tidak tahu, kan? Mama dan Papa bekerja keras untuk bisa menghidupi kami dan memberikan yang terbaik buat kami. Meski semuanya akhirnya sia-sia.”Dani menatap sendu. Sungguh dia kesal karena semua orang seperti mempermainkan hidupnya dan sang kakak.“Aku punya alasan kenapa tidak pernah ada untuk kalian. Bukan aku yang menjauh dan tidak peduli, tapi mamamu yang memilih meninggalkan kami,” ujar Restu mencoba bicara.Dada Dani naik turun tak beraturan. Napasnya terasa berat dan rasanya begitu sesak menekan.Restu menceritakan semuanya. Kenapa adiknya pergi meninggalkan rumah dan keluarga tidak ada yang mencari. Restu juga menceritakan keterkejutannya saat mengetahui adiknya sudah tiada meninggalkan dua anak.“Aku benar-benar minta maaf dengan apa yang te

    Last Updated : 2024-12-02
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Mencari Informasi

    Restu datang ke perusahaan Aksa. Tentunya dia menemui pria itu untuk menyelidiki sesuatu.“Silakan masuk,” ucap Ilham setelah membuka pintu ruang kerja Aksa.Restu mengangguk, lalu melangkah masuk ke ruangan itu.“Pak Restu, silakan duduk.” Aksa menyambut Restu dengan ramah.Restu memperhatikan ekspresi wajah Aksa, melihat bagaimana pria itu terlihat tenang.“Maaf kemarin saya tidak bisa menemui Anda di rumah,” ujar Aksa saat Restu sudah duduk.“Aku paham, kamu pasti juga butuh privasi dan tidak ingin diganggu di luar jam kerja,” balas Restu.Aksa menipiskan senyum.“Sebenarnya, kemarin aku datang ke sana untuk membahas bisnis sekalian menumpang makan malam di sana. Tiba-tiba saja aku sangat ingin makan masakan istrimu. Tapi sayangnya kamu keberatan aku bertamu,” ujar Restu mulai memancing pembahasan tentang Alina.“Beberapa hari ini istriku tidak enak badan. Ya, Anda tahu sendiri dia sedang hamil dan memang kondisi fisiknya sedikit kurang baik,” ujar Aksa menjelaskan.Restu menganggu

    Last Updated : 2024-12-02
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Tetap Ingin Bercerai

    Alina hanya duduk diam di ranjang tanpa melakukan apa pun. Bahkan kedua kakinya terlihat membengkak karena dia tidak melakukan aktivitas apa pun selama hampir satu minggu ini.Saat Alina masih duduk merenung. Bams masuk membawa makan siang untuk Alina. Dia berjalan ke arah nakas, lalu meletakkan nampan berisi makanan dan minuman di sana.“Makan siang Anda,” ucap Bams.Alina menatap makanan yang ada di atas nakas, lalu memandang pada Bams yang masih berdiri di samping ranjang.“Apa Anda membutuhkan sesuatu lagi?” tanya Bams.“Iya,” jawab Alina dengan sorot mata begitu dingin. Bahkan kehangatan dan kelembutan yang biasa dirasakan hanya dari tatapan mata Alina kini sudah sirna.“Aku butuh surat cerai dari atasanmu!” Alina bicara dengan nada tegas.Bams menghela napas panjang.“Apa Anda tidak bisa memikirkan ulang, setidaknya demi calon bayi Anda,” ujar Bams mencoba membujuk.Bams menjadi saksi hidup ketegangan hubungan antara Aksa dan Alina. Dia melihat bagaimana keduanya sama-sama mende

    Last Updated : 2024-12-02
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Memikirkan Rencana

    Aksa masih menunggu dokter memeriksa kondisi Alina. Hingga beberapa saat kemudian dokter melipat stetoskop dan memasukkan ke saku snelli.“Kandungannya baik-baik saja. Mungkin stres dan tekanan berat membuat asam lambungnya naik sehingga mengalami muntah berlebih. Saya sarankan Bu Alina dibawa ke rumah sakit untuk observasi lebih lanjut,” ujar dokter menjelaskan.“Tidak, rawat dia secara intensif di sini. Datangkan peralatan yang dibutuhkan untuk merawatnya. Apa pun akan kusiapkan asal dia tidak keluar dari kamar ini,” ujar Aksa dengan nada tegas.Dokter itu terkejut. Dia sampai menoleh pada Bram yang pelayan yang ada di sana, semua orang menunduk.Dokter itu bingung, tetapi demi kesehatan Alina, akhirnya dokter menyanggupi permintaan Aksa. Dia mencatat beberapa alat kesehatan sebagai penunjang untuk perawatan Alina.**Di tempat Restu. Dia sedang menunggu orang suruhannya memberi laporan. Restu tentunya sangat cemas, apalagi sampai ada dokter yang datang ke rumah Aksa.Ponsel Restu b

    Last Updated : 2024-12-02

Latest chapter

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Hanya Masa Lalu

    Siang itu Alina membantu Daniel pindah ke apartemen. Alina juga membantu Daniel memilih perabot untuk mengisi apartemen, disesuaikan dengan kebutuhan Daniel.“Apa sudah semua?” tanya Alina.“Aku tidak perlu banyak barang, ini sudah cukup.” Daniel sampai menggaruk kepala. Padahal bisa saja tinggal pesan dan kirim, tetapi Alina memaksa untuk tetap memilih sendiri.Alina masih mengecek barang-barang yang dibutuhkan Daniel, baru kemudian merasa tenang jika semua sudah terbeli.“Bagaimana dengan pakaianmu?” tanya Alina setelah selesai melakukan pembayaran dan menggunakan jasa toko untuk mengangkut barang yang dibelinya ke apartemen.“Aku minta tolong sopirnya Bibi untuk mengemas dan mengantar ke sini. Jadi tidak usah boros dengan beli pakaian baru,” jawab Daniel.Alina mengangguk-angguk.“Mama, Alo lapal.” Arlo sejak tadi ikut Alina ke sana-kemari, membuat bocah kecil itu sekarang kelelahan.Alina dan Daniel menoleh bersamaan pada Arlo, mereka sibuk sampai lupa kalau bocah kecil itu ikut d

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Bams : Takut Tidak Diterima

    Naya melihat wanita itu seperti gemetar. Apa wanita itu tidak menerima kedatangan mereka, atau ada hal lain sehingga respon wanita itu seperti ini?Bams mendekat pada sang ibu. Dia lalu memeluknya.Dalam sekejap, Naya melihat wanita itu menangis begitu kencang sambil mengusap punggung Bams.“Kamu akhirnya mau pulang. Ibu pikir kamu membenci ibu dan hina jika menemui ibumu ini.”Naya melihat wanita itu meraung. Dia menatap Bams yang memeluk erat tubuh wanita tua itu.“Yang penting aku pulang sekarang.”Bams melepas pelukan. Dia menatap sang ibu yang masih menangis.“Aku hanya tidak mau menjadi masalah buat Ibu. Kalau aku membencimu, untuk apa aku memintamu pindah ke sini?”Wanita itu masih menangis meski Bams sudah menjelaskan.“Aku datang karena ingin mengenalkan Ibu dengan seseorang,” ucap Bams.Wanita itu menghentikan tangisnya. Dia menatap Bams dengan wajah masih penuh air mata.Bams menggeser posisi berdiri, lalu menunjuk pada Naya.Wanita tua itu menatap ke arah Bams menunjuk. Di

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Bams : Cuti

    “Nona, ini sudah saya buat rincian pesanan desain. Ini juga jadwal undangan Anda untuk acara fashion show tema spring.” Naya memberikan tablet pintar berisi jadwal Alina.“Terima kasih, Nay.” Alina menerima tablet itu, lalu mengecek data di dalamnya.Naya menunggu Alina merespon, lalu atasannya itu memandang ke arahnya.“Kalian jadi pergi hari ini, kan?” tanya Alina.“Jadi, makanya saya berikan dulu rincian ini agar Anda bisa menyiapkan desainnya. Anda tahu ‘kan, Anda terkenal tepat waktu, jadi jangan sampai terhambat sehari dua hari karena saya pergi,” balas Naya.Alina melebarkan senyum.“Iya, kamu memang paling mengerti aku,” ucap Alina, “jika ada apa-apa hubungi aku, ya.” Alina bicara sambil mengusap lengan Naya.Naya tiba-tiba memeluk Alina, membuat wanita itu terkejut.“Terima kasih, Nona. Anda selalu ada untuk saya dan menjadi satu-satunya keluarga untuk saya selama dua tahun ini,” ucap Naya.Alina terkesiap. Dia tersenyum lalu membalas pelukan Naya.“Kalau aku ini keluargamu,

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Menggoda Atasan

    “Dani bilang masih ada urusan di luar, jadi kita tidak perlu menunggunya makan malam,” ujar Alina setelah membaca pesan dari Daniel.Aksa baru saja berganti pakaian. Dia kemudian mendekat pada Alina yang masih duduk di tepian ranjang.“Bagaimana kondisi Anya? Dia sudah lebih baik?” tanya Aksa.Aksa juga bersimpati pada kondisi mental Anya karena selama dua tahun harus melihat sang ayah yang melakukan kekerasan pada sang ibu.“Jika dilihat dari luar, ya dia baik-baik saja. Dia bermain bersama Arlo dengan riang, bukankah itu bagus? Hanya saja, Jia tetap akan membawa Anya ke psikolog, hanya untuk memastikan saja, apa benar Anya baik-baik saja atau ada gangguan mental,” ujar Alina panjang lebar menjawab pertanyaan Aksa.Aksa mengangguk-angguk paham.Mereka pergi ke ruang makan untuk makan malam bersama. Sudah ada Naya, Bams, dan Arlo di sana.“Mama.” Arlo berlari menghampiri Alina yang baru saja datang.Aksa menghela napas, dia harus pasrah jika Alina diambil alih Arlo.Alina menggandeng

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Daniel : Memberi Hadiah

    “Apa itu penting?”Pertanyaan Daniel membungkam Karin. Dia mengulum bibir dan menggeleng.Daniel sendiri tidak mau bersikap baik, jangan sampai sikap baiknya disalahartikan.Daniel melihat Karin yang diam tertunduk. Dia pun memutuskan untuk pergi daripada terlalu lama berinteraksi dengan Karin.“Tunggu, kamu tidak jadi mencari aksesoris? Aku bisa menunjukkan beberapa barang yang mungkin cocok dengan yang kamu inginkan,” ucap Karin membujuk seraya meremat jari.Daniel diam sejenak, tetapi setelahnya mengangguk. Dia mengikuti Karin menuju display khusus aksesoris anak-anak.“Anak itu biasanya suka apa? Bando, jepit rambut, kalung, atau gelang mungkin?” tanya Karin mencoba mengajak bicara Daniel.Daniel tak menjawab pertanyaan Karin. Dia lebih memilih fokus memperhatikan aksesoris yang terpajang di sana, hingga tatapannya tertuju pada gantungan ponsel yang lucu dan menggemaskan.“Itu lucu,” ucap Karin.Daniel tetap tak bicara pada Karin.Karin diam memperhatikan Daniel yang begitu dingin,

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Sama-sama Mau Perhatian

    Siang itu, Aksa masih berada di ruang kerjanya dengan banyaknya tumpukan berkas di meja. Dia sedang membaca beberapa perencanaan bisnis untuk mengembangkan perusahaannya.“Masih sangat sibuk?”Aksa terkejut mendengar suara Alina. Dia langsung menoleh dan melihat istrinya ternyata sudah berada di ruangannya. Aksa tersenyum lebar, karena terlalu fokus bekerja, membuatnya sampai tidak menyadari kalau Alina datang.“Aku tidak mendengar kamu mengetuk pintu,” ucap Aksa langsung berdiri dari tempat duduknya untuk menghampiri Alina.“Aku memang tidak mengetuk pintu,” balas Alina.Aksa mengajak Alina duduk. Alina membawa paper bag berisi makan siang seperti yang dijanjikannya pagi tadi.“Arlo tidak rewel tahu kamu akan ke sini dan tidak diajak?” tanya Aksa.“Oh, dia pergi bersama Naya dan Bams. Katanya mau main ke rumah Anya. Nanti aku ke sana setelah dari sini,” jawab Alina seraya mengeluarkan kotak makanan dari dalam paper bag.“Ternyata dia mau lepas darimu karena Anya?” Aksa keheranan.“Iya

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Aksa dan Ilham

    Aksa sudah sampai di perusahaan. Seperti biasa Ilham akan langsung menemani masuk ruangan lalu membacakan jadwal harian Aksa.“Ada yang mau Anda ubah, Pak?” tanya Ilham setelah selesai membacakan laporannya.Aksa tak langsung menjawab. Dia malah menatap Ilham.“Ada apa, Pak?” tanya Ilham panik karena tatapan Aksa. Apa dia membuat kesalahan?Aksa menghela napas pelan, lalu menyandarkan punggung.“Apa kamu benar-benar tidak mau mengubah keputusanmu untuk mengambil alih perusahaan mertuamu? Bukankah ini menguntungkan untuk kariermu?” tanya Aksa sekali lagi setelah berulang kali Ilham berkata akan tetap menjadi sekretarisnya.Aksa hanya tak ingin dianggap menghambat Ilham berkembang. Meski dia juga berat melepas Ilham yang sudah bertahun-tahun ikut dengannya dan menjadi pekerja terbaiknya, tetapi Aksa juga ingin masa depan Ilham semakin baik.Namun, bukannya mendapat jawaban, Ilham malah membalas, “Anda mau memecat saya?”Pertanyaan Ilham tentu saja membuat Aksa sampai menegakkan badan.“

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Bodyguard Kecil

    Hari berikutnya. Alina dan yang lain sarapan seperti biasanya. Rumah itu sekarang begitu ramai dan semakin hangat dengan banyaknya orang yang menempati rumah itu.“Aku lupa bilang,” ucap Daniel di sela sarapan.Semua orang menatap pada pria itu sekarang.“Lupa bilang apa?” tanya Alina penasaran.Daniel menatap ke semua orang lalu membalas, “Waktu itu aku bicara dengan Paman, dia menawariku untuk mengelola perusahaan di sini. Karena Kak Alina akan tinggal di sini, jadi kurasa aku juga akan tetap di sini.”Alina cukup terkejut. Namun, dia juga senang karena adiknya tidak akan jauh darinya.“Itu bagus, aku setuju,” balas Alina.Lagi pula Daniel sekarang pandai mengelola bisnis, perusahaan sang paman pun dipimpin dengan baik.Daniel mengangguk-angguk lega dan senang melihat Alina setuju dengan niatnya.“Kamu akan tinggal di sini? Kalau iya, aku akan meminta orang menyiapkan kebutuhanmu termasuk ruang kerja,” ujar Aksa.“Tidak, aku mau mencari apartemen saja,” balas Daniel.Alina tidak menc

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Gagal

    Malam itu Daniel berkumpul dengan Aksa dan Alina di rumah. Mereka berada di ruang keluarga membahas soal Edwin.“Edwin memang ditangguhkan penahanannya, tapi proses hukum tetap berjalan. Pengacaraku juga sudah mengajukan semua berkas laporan dan bukti untuk menjerat pria itu agar mendapatkan hukuman maksimal. Tidak akan kubiarkan dia mendapat hukuman hanya setahun dua tahun,” ujar Aksa.“Ya, pria itu memang layak mendapat hukuman yang berat. Banyak sekali tindak kejahatan yang dilakukannya,” timpal Alina.“Ini juga bagus untuk mempercepat proses perceraian Jia karena kelakuan buruk Edwin semuanya sudah terekspos,” ujar Aksa lagi.Alina mengangguk-angguk. Dia kemudian menoleh pada Daniel yang sejak tadi tak bersuara.“Kamu sedang memikirkan apa?” tanya Alina.Daniel terkejut. Dia baru menyadari kalau kakak dan kakak iparnya kini sedang menatapnya.“Tidak,” jawab Daniel seraya menggeleng pelan.Alina menaikkan kedua sudut alis.“Apanya yang tidak? Aku perhatikan seharian ini kamu banyak

DMCA.com Protection Status