Share

Sadar Diri Kok

last update Last Updated: 2024-10-14 10:09:04
Alina terkejut melihat siapa yang datang dan berdiri di samping mejanya. Ekspresi wajahnya berubah, meski dia berusaha untuk tetap terlihat biasa.

Aksa sendiri menatap datar meski dalam hatinya terkejut saat melihat Karissa di sana. Jangan sampai Karissa membongkar statusnya. Aksa berusaha tenang karena panik hanya akan membuat Alina curiga.

“Aku tidak menyangka bisa ketemu Kak Aksa di sini. Akhir-akhir ini Kak Aksa sulit sekali dihubungi,” ucap Karissa saat menyapa Aksa.

Karissa melirik Alina, ada senyum mengejek di wajah Karissa.

Alina mendadak tidak senang. Ternyata benar jika wanita yang ditemuinya tempo hari adalah Karissa, wanita yang sering menghubungi Aksa juga.

Namun, apa masalahnya buat Alina? Bukankah itu hak Aksa, seharusnya dia tidak perlu peduli juga, kan?

Alina memandang Aksa yang hanya diam, sepertinya pria itu terkejut tetapi berusaha bersikap biasa. Apa Aksa takut kalau dirinya tahu soal Karissa? Tetapi kenapa harus takut? Misal Aksa memang ada hubungan dengan wanita
Aililea (din din)

Komentarnya jangan lupa ya, wkwkwkwkwkw jangan bosan aku cerewetin ya, kan cerewet tanda sayang, eyaaa. Kalau aku diam, aku ga perhatian lho sama kalian, wkwkwkw okelah, hanya bercanda, makasih yang sudah baca karyaku.

| 48
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (13)
goodnovel comment avatar
Nunung Mulyani
tenang aja kemenangan pada alena
goodnovel comment avatar
Silent Heart
Udah, kalian tuh mending sama-sama saling mengungkapkan perasaan, bilang aja kalo cemburu. Beres. Biar gak uring-uringan mulu. Atau perlu ke psikolog berdua, haha
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Dan Alina cemburu pada karissa
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Cemburu?

    “Apa ada yang membandingkan?” tanya Aksa datar saat mendengar apa yang dikatakan Alina. “Tidak ada, tapi aku sadar diri,” balas Alina agak ketus karena sedang kesal. “Lalu, kenapa ambil pusing?” Alina membuang napas dengan mulut, lalu menoleh pada Aksa. “Kamu memang tidak peka dengan perasaan wanita.” Kedua alis Aksa berkerut mendengar ucapan Alina. “Apanya tidak peka?” Alina gemas sampai ingin rasanya meremas Aksa. “Terserahlah, aku capek.” Aksa diam. Kenapa Alina jadi uring-uringan? Dahi Aksa berkerut halus, bukankah sikap Alina sekarang sama seperti dirinya ketika melibat Bima? Apa dia dan Alina sama-sama mengalami tekanan hingga gangguan mental setelah menikah? Bisa saja, kan? Apalagi mereka menikah karena terpaksa. Setelah mengantar Alina ke butik. Aksa kembali ke perusahaan dan langsung masuk ruang kerjanya. Ilham masuk ruangan Aksa membawa berkas yang harus ditandatangani pria itu. “Sepertinya aku dan Alina butuh ke psikiater,” ucap Aksa saat Ilham masuk. Dahi Ilham

    Last Updated : 2024-10-14
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Tetap Pada Keputusan

    “Apa? Aku tidak tahu.” Meski panik, tetapi Karin masih berpura-pura tak paham.“Bagaimana bisa kamu masih mengelak?” Dani benar-benar tak habis pikir.“Aku mengelak apa, sih? Kenapa kamu tiba-tiba ingin menceraikanku? Salahku di mana?” tanya Karin, “aku bahkan sedang hamil anakmu dan belum memberitahu karena aku mau kasih kejutan buatmu di hari ulang tahunmu dua hari lagi. Tapi apa? Kamu malah mengejutkanku dengan ingin menceraikanku? Apa salahku, Dan?” Karin bicara dengan tatapan memelas. Dia menyentuh perutnya yang masih datar.Dani menatap datar.“Kamu benar-benar tidak sadar diri,” ucap Dani.Karin menggeleng pelan.“Kamu pikir aku tidak tahu kalau kamu hamil dan itu bukan anakku!” Dani bicara dengan nada sangat tegas. “Kamu berani berselingkuh dariku dan masih bilang kalau itu anakku? Kamu benar-benar keterlaluan.” Dani tersenyum getir.Karin sangat syok. Dia benar-benar tidak menyangka kalau Dani sudah tahu soal perselingkuhannya. Dia gelagapan semakin panik.“Tapi aku tidak mau

    Last Updated : 2024-10-15
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Kena Omel

    Dani menatap Karin yang sangat terkejut. Wanita yang baru saja diceraikannya itu terduduk lemas di lantai.“Kamu pasti tidak menyangka, kan? Aku sudah melakukan segala cara untuk membahagiakanmu, termasuk melakukan pemeriksaan untuk memastikan kenapa kamu belum bisa hamil. Tapi apa, kamu malah selingkuh dan tidak peduli sama sekali dengan perasaanku.” Dani benar-benar geram. Dia bicara sambil menekan amarahnya.Karin sesenggukan sambil menatap Dani.“Jika kamu tidak percaya, aku punya surat keterangan dari dokter,” ucap Dani lagi.Karin syok dan tak berkutik.“Kamu selingkuh dan tidur dengan pria itu, lalu berpikir ketika kamu hamil bisa meminta pertanggungjawabanku, kan? Tapi sayangnya, semua tidak berjalan sesuai dengan keinginanmu. Tuhan terlalu sayang padaku dengan memperlihatkan, betapa busuknya wanita yang sangat aku sayangi.” Dani bicara dengan tegas, tetapi hatinya juga terasa tertusuk-tusuk akan fakta itu.Karin diam membeku. Dia tidak bisa mengelak kali ini.Dani berdiri lal

    Last Updated : 2024-10-15
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Perlu Menjelaskan

    “Biar aku lihat,” kata Alina.Aksa mengangguk, dia merapikan pakaiannya dan duduk dengan benar.Alina berjalan menuju pintu. Sebelum membuka, Alina mengecek dari layar interkom dan melihat Dani berdiri di depan pintu sambil menundukkan kepala. Tentu saja Alina segera membuka pintu.“Dan.” Alina melihat sang adik yang seperti lemas.Dani menatap sendu pada Alina. Dia diajak masuk sang kakak dan kini duduk bersama kakak juga iparnya.Alina dan Aksa tidak bicara, mereka menunggu sampai Dani sendiri yang menyampaikan maksud kedatangan ke sana.“Aku sudah mengatakan pada Karin jika menceraikannya.”Alina langsung bernapas lega setelah sejak tadi tegang karena raut wajah Dani sangat menyedihkan.“Apa Karin menerimanya begitu saja? Dia tidak mencegah? Dia tidak memanfaatkan kandungannya untuk menahanmu?” tanya Alina memastikan.“Iya,” jawab Dani, “dia memang menolak bercerai dan berusaha membujukku dengan kehamilannya.”Dani bicara dengan lemas, membuat Alina kasihan.“Kamu mau melakukan tes

    Last Updated : 2024-10-15
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Labrakan di Pagi Hari

    Keesokan harinya. Alina membuka mata dan memandang ke jendela jika hari sudah pagi. Dia ingin menggeliat, tetapi ingat jika semalam satu ranjang dengan Aksa. Alina mendadak mengecek tubuhnya, aman. Dia lalu menoleh ke belakang dan melihat Aksa tidur dengan posisi miring memunggunginya ada di ujung ranjang.Bukankah benar, Aksa memang tak pernah memanfaatkan kesempatan? Alina tersenyum, baguslah.Alina keluar dari kamar lalu menyiapkan sarapan untuk Aksa dan Dani. Dia sudah berjibaku di dapur saat dua pria di tempat itu masih tertidur lelap.Alina memandang hidangan yang tersedia di meja makan. Setelah itu Alina pergi ke ruang televisi untuk membangunkan Dani dulu. Alina melihat wajah Dani sembab. Semalam Dani pasti menangis lagi, kan?Alina memakluminya, bagaimanapun kekecewaan pasti ada di hati adiknya itu.Saat Alina baru akan membangunkan Dani. Terdengar suara bel dari pintu depan. Alina keheranan, tetapi dia tetap melihat siapa yang bertamu sepagi ini.“Mau apa dia?” Alina terkejut

    Last Updated : 2024-10-16
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Aksa Mencemaskan

    Dani memandang Alina yang duduk sambil meringis kesakitan. Dia duduk di samping sang kakak, lalu mencoba melihat apakah kepala Alina ada yang terluka.“Maaf, karenaku Kak Alina jadi sasaran amukan kakak Karin,” ucap Dani menyesal ketika melihat kulit kepala Alina yang merah-merah.“Sudah, tidak apa-apa. Kita juga tidak tahu kalau kakak Karin akan sampai melabrak ke sini,” balas Alina.Aksa berdiri sambil menatap pada Alina yang meringis kesakitan. Dia memandang Dani yang membantu Alina mengobati kulit kepala yang merah karena terkena tarikan cukup kuat.“Aku sudah masak, kalian sarapan dulu sebelum ke kantor,” ucap Alina bersikap biasa.Alina berdiri setelah kulit kepalanya diberi obat. Dia kembali ke dapur.Aksa mendekat pada Dani setelah Alina pergi, lalu mengulurkan flashdisk.“Ini apa?” tanya Dani sambil menerima flashdisk dari tangan Aksa.“Bukti perselingkuhan Karin, kamu tidak bisa menceraikannya tanpa bukti,” jawab Aksa.Dani menatap pada Aksa. Dia mengangguk tanpa bertanya dar

    Last Updated : 2024-10-16
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Memohon

    Aksa masih menatap Karissa. Bagaimana bisa Karissa tahu soal Alina? Apa Karissa menyelidiki Alina? Mungkinkah Karissa tahu sesuatu?Aksa melihat Karissa tersenyum, lalu wanita itu berkata, “Tidak ada maunya, aku hanya mau kenal saja. Memangnya salah?”Aksa diam. Dia menatap curiga meski Karissa tidak bicara lagi. Senyum wanita di depannya itu, kenapa membuatnya merasa gelisah?“Saya pamit lebih dulu jika sudah tidak ada yang ingin dibicarakan lagi,” ucap Aksa langsung berdiri saat Rudi kembali ke ruangan itu.Rudi agak terkejut. Dia menatap Karissa yang masih makan dengan santai.“Tentu,,” balas Rudi.Aksa mengangguk lalu meninggalkan ruangan it

    Last Updated : 2024-10-16
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Teman Bergosip

    Ilham sedang berada di minimarket. Dia berdiri di deretan rak khusus mie instan, sedang berpikir mau membeli mie apa untuk makan malam hari ini.“Bagaimana kalau rasa ini? Bukannya sedang hits? Tapi bagaimana kalau rasanya tidak sesuai lidahku?” Ilham kembali berpikir.“Ilham.”Saat sedang menimbang, Ilham mendengar suara Kaira memanggilnya, membuat Ilham menoleh pada Kaira yang sedang berjalan menghampirinya.“Hai, kebetulan sekali bertemu di sini,” kata Kaira dengan senyum merekah.Ilham hanya mengangguk-angguk.“Kamu mau beli apa?” tanya Kaira sambil menatap pada Ilham, lalu menoleh pada deretan mie instan yang berjejer di sana.

    Last Updated : 2024-10-16

Latest chapter

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Daniel : Memberi Hadiah

    “Apa itu penting?”Pertanyaan Daniel membungkam Karin. Dia mengulum bibir dan menggeleng.Daniel sendiri tidak mau bersikap baik, jangan sampai sikap baiknya disalahartikan.Daniel melihat Karin yang diam tertunduk. Dia pun memutuskan untuk pergi daripada terlalu lama berinteraksi dengan Karin.“Tunggu, kamu tidak jadi mencari aksesoris? Aku bisa menunjukkan beberapa barang yang mungkin cocok dengan yang kamu inginkan,” ucap Karin membujuk seraya meremat jari.Daniel diam sejenak, tetapi setelahnya mengangguk. Dia mengikuti Karin menuju display khusus aksesoris anak-anak.“Anak itu biasanya suka apa? Bando, jepit rambut, kalung, atau gelang mungkin?” tanya Karin mencoba mengajak bicara Daniel.Daniel tak menjawab pertanyaan Karin. Dia lebih memilih fokus memperhatikan aksesoris yang terpajang di sana, hingga tatapannya tertuju pada gantungan ponsel yang lucu dan menggemaskan.“Itu lucu,” ucap Karin.Daniel tetap tak bicara pada Karin.Karin diam memperhatikan Daniel yang begitu dingin,

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Sama-sama Mau Perhatian

    Siang itu, Aksa masih berada di ruang kerjanya dengan banyaknya tumpukan berkas di meja. Dia sedang membaca beberapa perencanaan bisnis untuk mengembangkan perusahaannya.“Masih sangat sibuk?”Aksa terkejut mendengar suara Alina. Dia langsung menoleh dan melihat istrinya ternyata sudah berada di ruangannya. Aksa tersenyum lebar, karena terlalu fokus bekerja, membuatnya sampai tidak menyadari kalau Alina datang.“Aku tidak mendengar kamu mengetuk pintu,” ucap Aksa langsung berdiri dari tempat duduknya untuk menghampiri Alina.“Aku memang tidak mengetuk pintu,” balas Alina.Aksa mengajak Alina duduk. Alina membawa paper bag berisi makan siang seperti yang dijanjikannya pagi tadi.“Arlo tidak rewel tahu kamu akan ke sini dan tidak diajak?” tanya Aksa.“Oh, dia pergi bersama Naya dan Bams. Katanya mau main ke rumah Anya. Nanti aku ke sana setelah dari sini,” jawab Alina seraya mengeluarkan kotak makanan dari dalam paper bag.“Ternyata dia mau lepas darimu karena Anya?” Aksa keheranan.“Iya

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Aksa dan Ilham

    Aksa sudah sampai di perusahaan. Seperti biasa Ilham akan langsung menemani masuk ruangan lalu membacakan jadwal harian Aksa.“Ada yang mau Anda ubah, Pak?” tanya Ilham setelah selesai membacakan laporannya.Aksa tak langsung menjawab. Dia malah menatap Ilham.“Ada apa, Pak?” tanya Ilham panik karena tatapan Aksa. Apa dia membuat kesalahan?Aksa menghela napas pelan, lalu menyandarkan punggung.“Apa kamu benar-benar tidak mau mengubah keputusanmu untuk mengambil alih perusahaan mertuamu? Bukankah ini menguntungkan untuk kariermu?” tanya Aksa sekali lagi setelah berulang kali Ilham berkata akan tetap menjadi sekretarisnya.Aksa hanya tak ingin dianggap menghambat Ilham berkembang. Meski dia juga berat melepas Ilham yang sudah bertahun-tahun ikut dengannya dan menjadi pekerja terbaiknya, tetapi Aksa juga ingin masa depan Ilham semakin baik.Namun, bukannya mendapat jawaban, Ilham malah membalas, “Anda mau memecat saya?”Pertanyaan Ilham tentu saja membuat Aksa sampai menegakkan badan.“

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Bodyguard Kecil

    Hari berikutnya. Alina dan yang lain sarapan seperti biasanya. Rumah itu sekarang begitu ramai dan semakin hangat dengan banyaknya orang yang menempati rumah itu.“Aku lupa bilang,” ucap Daniel di sela sarapan.Semua orang menatap pada pria itu sekarang.“Lupa bilang apa?” tanya Alina penasaran.Daniel menatap ke semua orang lalu membalas, “Waktu itu aku bicara dengan Paman, dia menawariku untuk mengelola perusahaan di sini. Karena Kak Alina akan tinggal di sini, jadi kurasa aku juga akan tetap di sini.”Alina cukup terkejut. Namun, dia juga senang karena adiknya tidak akan jauh darinya.“Itu bagus, aku setuju,” balas Alina.Lagi pula Daniel sekarang pandai mengelola bisnis, perusahaan sang paman pun dipimpin dengan baik.Daniel mengangguk-angguk lega dan senang melihat Alina setuju dengan niatnya.“Kamu akan tinggal di sini? Kalau iya, aku akan meminta orang menyiapkan kebutuhanmu termasuk ruang kerja,” ujar Aksa.“Tidak, aku mau mencari apartemen saja,” balas Daniel.Alina tidak menc

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Gagal

    Malam itu Daniel berkumpul dengan Aksa dan Alina di rumah. Mereka berada di ruang keluarga membahas soal Edwin.“Edwin memang ditangguhkan penahanannya, tapi proses hukum tetap berjalan. Pengacaraku juga sudah mengajukan semua berkas laporan dan bukti untuk menjerat pria itu agar mendapatkan hukuman maksimal. Tidak akan kubiarkan dia mendapat hukuman hanya setahun dua tahun,” ujar Aksa.“Ya, pria itu memang layak mendapat hukuman yang berat. Banyak sekali tindak kejahatan yang dilakukannya,” timpal Alina.“Ini juga bagus untuk mempercepat proses perceraian Jia karena kelakuan buruk Edwin semuanya sudah terekspos,” ujar Aksa lagi.Alina mengangguk-angguk. Dia kemudian menoleh pada Daniel yang sejak tadi tak bersuara.“Kamu sedang memikirkan apa?” tanya Alina.Daniel terkejut. Dia baru menyadari kalau kakak dan kakak iparnya kini sedang menatapnya.“Tidak,” jawab Daniel seraya menggeleng pelan.Alina menaikkan kedua sudut alis.“Apanya yang tidak? Aku perhatikan seharian ini kamu banyak

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Akhirnya Baik-baik Saja

    Setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit. Akhirnya Jia sudah diperbolehkan pulang. “Papamu sudah menunggu di rumah lama kalian, jadi kami akan mengantarmu ke sana,” ucap Daniel.“Iya, terima kasih,” balas Jia.Akhirnya Jia harus kembali ke rumah keluarganya karena dia tidak mau tinggal di apartemen atau rumah milik Edwin yang penuh dengan kenangan pahit.Alina datang menemani Jia keluar dari rumah sakit sekalian membantu Daniel.“Apa sudah semua?” tanya Alina.Daniel mengangguk.Alina mendorong kursi roda yang Jia duduki. Mereka pergi menuju pintu depan lobby rumah sakit karena mobil yang akan membawa mereka sudah menunggu di sana.“Seharusnya kamu tidak perlu repot-repot menjemput,” ucap Jia.“Apanya yang repot? Aku tidak pernah merasa repot,” balas Alina, “kita sudah kenal lama, bahkan dulu kamu membantuku memasarkan desainku, jadi anggap saja kita ini saling melengkapi dan menguntungkan,” imbuh Alina.Mereka sampai di depan lobby. Jia dibantu Alina dan Daniel masuk mobil, lalu

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Sosok Anak

    Anya masih berada di rumah sakit bersama Daniel. Dia ingin menemani Jia sebelum dijemput Alina saat sore hari. Anya akan bersama Alina sampai Jia keluar dari rumah sakit.“Mama mau ke mana?” tanya Anya saat melihat Jia bergerak ingin menurunkan kaki.“Ke kamar mandi,” jawab Jia agak kesusahan turun karena tubuhnya yang masih kaku dan tangan masih terpasang selang infus.Anya menoleh pada Daniel yang baru saja menerima telepon.“Paman, Mama mau ke kamar mandi tapi tidak bisa bawa infusnya,” kata Anya.Jia terkejut karena Anya sampai memanggil Daniel. Dia menoleh pada pria itu yang sudah memandangnya.“Aku bisa sendiri, kamu selesaikan saja urusanmu,” kata Jia karena tak enak hati jika terus merepotkan Daniel.Namun, ternyata Daniel tetap mendekat. Dia berjalan menghampiri Jia dan Anya.Jia menatap Anya yang tersenyum lebar. Sungguh dia merasa sangat sungkan karena hampir semua bantuan yang dibutuhkannya, Daniel yang mencukupi.“Kamu bisa jalan?” tanya Daniel memastikan lebih dulu.Jia

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Agak Canggung

    Di rumah sakit. Daniel menyiapkan sarapan untuk Jia yang tadi diberikan oleh perawat.“Kamu bisa makan sendiri?” tanya Daniel memastikan karena Jia terlihat masih lemah.Jia tersenyum kecil, lalu menjawab, “Bisa, kamu tenang saja.”Daniel mengangguk pelan. Dia kembali duduk menunggu Jia sarapan, siapa tahu Jia membutuhkan bantuannya.Jia berusaha makan sendiri meski seluruh tubuhnya terasa sakit karena lebam di sekujur tubuh. Dia memasukkan suapan pertama, lalu tatapannya tertuju pada Daniel. Dia melihat pria itu hanya diam menunggunya makan, membuat Jia merasa sedikit sungkan.“Kamu tidak sarapan?” tanya Jia.Sejak kemarin Daniel terus menunggunya di sana, bahkan tak terlihat sekalipun keluar dari kamar itu, kecuali saat kedatangan orang tua Edwin.“Kak Alina bilang akan datang membawakan sarapan, jadi aku akan menunggunya,” ujar Daniel.Jia mengangguk-angguk pelan. Dia agak canggung karena makan sendiri, sedangkan Daniel hanya duduk mengamatinya.“Makanlah dan minum obatmu. Kamu har

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Mau Izin Cuti

    Alina menemui Anya yang baru saja selesai mandi dibantu pelayan.“Biar aku saja yang membantunya ganti baju, kamu keluarlah,” kata Alina pada pelayan.Pelayan mengangguk lalu keluar dari kamar itu.Alina memulas senyum pada Anya. Dia mendekat lalu duduk di tepian ranjang dan membantu Anya memakai pakaian.“Apa tidurmu nyenyak?” tanya Alina.Semalam Anya dan Arlo tidur satu kamar atas permintaan Arlo, tetapi disediakan dua ranjang terpisah.Anya mengangguk seraya menatap pada Alina yang sedang memakaikan bajunya.“Kata Arlo, semalam kamu mimpi buruk sampai menangis. Apa benar?” tanya Alina memastikan apakah cerita putranya benar atau tidak.Anya terdiam. Dia menunduk tak menjawab pertanyaan Alina.Alina melihat ekspresi sedih di wajah Anya. Dia tidak bertanya lagi, tetapi memilih segera menyelesaikan membantu Anya memakai baju. Setelah itu dia juga menyisir rambut Anya.“Bagaimana kabar Mama?” tanya Anya.“Mama sudah baik. Hari ini kita ke sana untuk menjenguknya, ya.” Alina bicara ser

DMCA.com Protection Status