Share

Memilikimu Lagi 21+

last update Last Updated: 2024-12-22 14:34:43
Aksa menatap dua bola mata Alina bergantian. Mencari makna dari ucapan Alina. Dia menggenggam kedua telapak tangan Alina yang menyentuh pipinya, lantas menciumnya bergantian.

“Aku tidak akan pernah melepasmu, tapi jika kamu ingin pergi, aku tidak akan menahanmu. Aku hanya ingin kamu bahagia,” ucap Aksa dengan tatapan tak teralihkan dari wajah Alina.

Aksa tidak ingin kejadian sebelumnya terulang. Cukup sekali dia pernah egois menahan Alina yang berakhir kehilangan.

Alina melihat tatapan sendu Aksa. Pria itu pasti sangat menderita selama dia pergi. Namun, itu masa lalu ‘kan? Sekarang Alina mencoba kembali.

Alina merapat pada Aksa, lalu sedikit berjinjit hingga bisa mengecup bibir pria itu.

Saat bibir Alina menyentuh bibir Aksa, pria itu merengkuh pinggang Alina, membuat wanita itu tak bisa mundur sehingga dia bisa menautkan lebih dalam daging tak bertulang keduanya.

Alina mengalungkan kedua lengan di leher Aksa, memejamkan mata sambil menikmati sesapan lembut di bibirnya. Dia terbu
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (6)
goodnovel comment avatar
wardah
setelah sekian lama,,Aksa buka puasa juga
goodnovel comment avatar
Titin Susiyana
akhirnya aksa buka puasa..... hahahahhahahahaha
goodnovel comment avatar
Wida
Aksa psti bahagia
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Pulang Lebih Cepat

    Arlo mengucek matanya. Dia terbangun karena merasa tempat tidurnya sangat sempit. Saat Arlo baru saja membuka mata, dia melihat Alina masih tidur di hadapannya, tetapi dia juga melihat tangan lain melingkar di perut sang mama.Arlo buru-buru bangun, hingga melihat papanya tidur di belakang sang mama, sambil memeluk pinggang Alina.“Kok, Papa bobok di sini? Katanya Papa nggak bobok sama Mama?” Arlo langsung memprotes sambil memukul bantal.Aksa dan Alina terkejut. Keduanya membuka mata dan melihat Arlo yang bersidekap sambil memasang wajah kesal.“Ini mamanya Alo. Papa jangan ikutan!” Arlo kembali melayangkan protes.Alina mengulum bibir sambil melirik Aksa, mau mendengar bagaimana alasan Aksa untuk membujuk Arlo.Aksa berdeham sambil bangkit dari posisi berbaring. Dia lantas berpindah posisi ke samping Arlo, kemudian menjelaskan, “Iya, mamanya Arlo, tapi juga istrinya papa. Boleh bobok sama-sama, karena Mama sudah izinin.”“Tapi kemalin Papa bilang kalau Mama bobok sama Papa, jadinya

    Last Updated : 2024-12-22
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Menguatkan

    Alina benar-benar mencemaskan Aksa. Dia semakin yakin jika sudah terjadi sesuatu, sampai Aksa memintanya segera pulang dan pria itu sendiri pergi ke tempat lain.“Pak, apa terjadi sesuatu di rumah atau perusahaan?” tanya Alina pada sopir yang sedang fokus mengemudi.Alina melihat sopir itu terkejut, membuat Alina semakin yakin kalau dugaannya benar.“Itu, Nyonya. Biar Tuan saja nanti yang memberitahu,” ujar sopir itu.Alina semakin resah karena sopir pun tidak mau bicara. Dia akhirnya harus memendam rasa penasaran sampai Aksa pulang.Sesampainya di rumah. Para pelayan juga terus menunduk dan seperti menghindari kontak mata dari Alina. Meski begitu Alina tidak bertanya dan memilih langsung pergi ke kamar.“Arlo mandi dulu baru bobok, ya.” Alina mencoba bersikap biasa di depan Arlo.Arlo mengangguk. Dia segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.Alina mengeluarkan ponsel, lalu menghubungi Kaira. Dia merasa yakin kalau Kaira pasti tahu dengan apa yang terjadi.“Halo, Mira.” Sua

    Last Updated : 2024-12-23
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Mengunjungi Korban

    Aksa menatap secara bergantian Arlo dan Alina yang sudah tidur. Dia menghela napas pelan, lalu turun dari ranjang dan keluar dari kamar itu.Aksa pergi ke lantai bawah menuju ruang kerja. Ternyata Bams masih terjaga dan langsung menghampirinya.“Kamu sudah meminta orang untuk menyelidiki penyebab kebakaran itu?” tanya Aksa sambil menarik kursi meja kerjanya.Dia menghempaskan tubuhnya ke kursi, terlihat jelas raut wajahnya yang lelah dan frustasi.“Sudah, Pak.” Bams berdiri di depan meja Aksa saat menjawab.“Bagaimana dengan butik milik Alina?” tanya Aksa.Butik itu masih terus beroperasi di bawah pengawasan Kaira.“Butik Bu Alina ada di lantai dua, jadi tidak terkena kobaran api yang hanya sampai di lantai tiga. Tapi tetap saja pasti ada kerusakan di sana,” ujar Bams menjelaskan.Aksa memijat pangkal hidung. Sepanjang sejarah mall itu berdiri, baru kali Radja Mall mengalami tragedi fatal seperti ini.“Perintahkah orang untuk memantau kondisi mall selama investigasi, jangan sampai ada

    Last Updated : 2024-12-23
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Istri Membanggakan

    Aksa mengadakan rapat bersama para pemegang saham, sebelum nantinya menemui klien dan para penyewa toko di Radja Mall.“Kebakaran ini harus diselidiki dengan detail. Jangan sampai ada unsur kesengajaan yang merugikan kita. Apalagi kerugian akibat kebakaran ini mencapai miliaran,” ujar salah satu pemegang saham.“Untuk hal itu, Anda tidak perlu cemas. Saya sudah meminta tim investigasi khusus untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh termasuk mencari tahu penyebab kebakaran terjadi. Saya juga sudah membentuk tim untuk mengunjungi dan mengurus para korban agar tidak ada masalah di belakang,” ujar Aksa.Semua pemegang saham mengangguk mengerti.“Untuk santunan dan biaya pengobatan para korban, saya sendiri yang akan bertanggung jawab penuh atas kerugian yang mereka alami,” ujar Aksa lagi.Saat Aksa baru saja selesai bicara. Ada pemegang saham yang saling bisik dengan asisten, membuat dahi Aksa berkerut halus, apalagi pemegang saham itu memandang pada ponsel.Apa ada masalah atau berita meny

    Last Updated : 2024-12-23
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Rencana Jahat

    Alina sangat terkejut dan panik, apalagi pengawal yang bersamanya jatuh karena dipukul dengan balok begitu keras.“Mau apa lagi kamu?” Alina waspada. Dia merasa tidak aman, Alina hendak berteriak, tetapi mulutnya langsung dibungkam.Alina memberontak saat Raffan berusaha membawanya ke mobil yang sudah siap di dekat mobil Alina.“Cepat buka pintunya!” perintah Raffan pada orang suruhannya.Alina masih memberontak saat Raffan menariknya untuk masuk mobil. Dia begitu panik dan ketakutan karena tidak tahu apa yang akan dilakukan Raffan padanya.Saat Alina terus dipaksa masuk mobil, tiba-tiba ada yang datang lalu menghajar orang suruhan Raffan.Raffan sangat terkejut karena orang suruhannya dihajar, lalu dia melepas Alina karena menghindari orang itu.Alina langsung menjauh dari Raffan. Dia begitu syok dan panik dengan yang terjadi.“Sialan!” Raffan kabur karena tidak ingin tertangkap.Saat itu pria yang menolong Alina mengejar Raffan, sedangkan Alina masih sangat panik hingga jantungnya b

    Last Updated : 2024-12-23
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Aksa Cemburu

    Alina melihat tatapan dingin Aksa pada Gabriel, membuatnya kembali memperkenalkan pria itu.“Aksa, kalau tidak ada Tuan Gabriel mungkin Raffan sudah membawaku tadi,” ucap Alina.Aksa menoleh pada Alina, tatapan matanya berubah menghangat saat memandang pada istrinya itu. Dia lantas kembali menatap pada Gabriel dan berkata, “Terima kasih sudah menolong istriku. Aku sudah bersamanya, jadi sepertinya Anda tidak ada keperluan lagi di sini.”Alina terkejut karena Aksa mengusir secara halus, tetapi dia juga tidak bisa membantah karena Gabriel memang sudah tak ada lagi urusan di sana.Gabriel tak merespon berlebih ucapan Aksa. Tatapan mata pria itu beralih ke Alina.“Baiklah, Mira. Kalau begitu aku pamit pergi dulu,” ucap Gabriel sambil memberikan senyum hangat pada Alina.Aksa menatap tak senang karena Gabriel melempar senyuman pada Alina. Dia melihat pria itu melirik padanya, lantas mengangguk dan pergi dari sana.Alina masih memperhatikan Gabriel sampai pergi, lalu saat menoleh pada Aksa,

    Last Updated : 2024-12-23
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Tidak Apa-apa

    Waktu menunjukkan pukul sebelas malam. Alina masih menunggu Aksa pulang. Dia duduk di kamar sambil menggambar desain. Namun, Alina tidak bisa tenang, ada kegelisahan yang tersirat dalam tatapan matanya karena Aksa juga belum pulang.Sesekali Alina menoleh ke pintu. Dia berperang dengan pikirannya sendiri, bertanya dengan kecemasan tetapi menepisnya dengan pikiran positif.“Mungkin masih banyak yang harus dia kerjakan.”Saat Alina masih menunggu. Dia mendengar gagang pintu diputar dengan pelan. Alina segera berdiri untuk melihat siapa yang masuk.Aksa baru saja pulang. Dia mengendap-endap seperti pencuri di rumah itu. Bahkan Aksa melangkah tanpa suara, sayangnya gagang pintu tidak bersahabat dengannya. Terdengar suara klik saat dia memutarnya, membuat Aksa meringis sejenak sebelum masuk lalu menutup kembali pintu dengan perlahan.Aksa memutar tubuh perlahan untuk melangkah masuk, tetapi dia dikejutkan dengan keberadaan Alina yang sampai membuatnya mundur membentur pintu.“Kenapa mengen

    Last Updated : 2024-12-24
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Saling Mencemaskan

    Aksa masih memeluk untuk menenangkan Alina yang masih menangis. Dia tidak menyangka kalau reaksi Alina bisa sampai seperti ini.“Maaf, aku benar-benar minta maaf, Al.” Aksa kembali menenangkan.Alina sudah agak tenang. Dia menghapus air matanya meski masih ada rasa kesal bercokol di dada. Aksa tidak tahu seberapa cemasnya Alina pada mental Aksa seharian ini, tapi pria itu malah dengan entengnya ingin menyembunyikan kejadian kecelakaan itu.“Aku lapar, ayo makan,” ajak Aksa untuk mengalihkan perhatian Alina.Aksa menurunkan sedikit pandangan, membuat tatapannya bertemu dengan Alina.Alina masih memasang wajah cemberut meski akhirnya mau duduk kembali bersama Aksa.Keduanya sudah duduk bersama, tetapi Aksa masih belum juga makan.“Makan, katanya lapar,” ucap Alina.Aksa malah melebarkan senyum, lalu membalas, “Lebih enak kalau kamu yang menyuapi.”Dahi Alina berkerut. Itu roti isi, bagaimana cara menyuapinya?“Itu tinggal makan, bagaimana cara menyuapinya?” Alina merasa Aksa ada-ada saj

    Last Updated : 2024-12-24

Latest chapter

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Tanda Terima Kasih

    Akhirnya kisah Alina dan Aksa berakhir. Jika ada kekurangan dalam kisah ini, aku mohon maaf sebesar-besarnya buat pembaca sekalian karena aku hanya manusia biasa yang tak luput dari salah. Next aku bakal rilis buku baru, jadi tunggu karyaku yang lain, ya. Terima kasih banyak atas semua dukungan kalian selama ini. Drop komen sebagai penyemangat buat aku, ya. Kalian yang terbaik.(⁠ʘ⁠ᴗ⁠ʘ⁠✿⁠)

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 5

    Semua berjalan dengan baik. Setiap orang dengan kebaikan kini hidup dengan damai.Ini sudah lima bulan setelah Jia melahirkan. Sore itu semua orang berkumpul di rumah Alina hanya untuk bercengkrama bersama sebagai satu keluarga.Alina memandang putranya dan yang lain bermain. Dia menghela napas pelan, lalu menoleh pada suaminya.“Sepertinya kita bisa membuka sekolah khusus karena punya anak-anak sebanyak ini,” ujar Alina dengan nada candaan.Semua orang langsung menoleh saat mendengar ucapan Alina.“Sepertinya itu ide bagus. Apa mau direalisasikan?” Kaira menanggapi serius ucapan Alina.Alina tertawa, lalu membalas, “Siapa yang mau jadi gurunya? Bisa-bisa tekanan darahnya naik duluan lihat keaktifan mereka. Belum lagi ini.”Alina memandang anak Jia yang ada di stroller.“Sudah benar di sekolahkan, jangan memberi ide membuat sekolah sendiri,” balas Jia.Semua yang di sana tertawa bersama.Alina melihat Aksa yang hanya diam. Dia menggenggam telapak tangan suaminya itu.“Memikirkan apa?”

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 4

    Saat siang hari. Daniel dan Jia menjemput Anya di sekolah.Anya sangat senang melihat Daniel dan Jia menjemputnya secara bersamaan. Anya sampai berlari kecil agar bisa segera menghampiri kedua orang tuanya itu.“Kok Mama dan Papa jemputnya barengan?” tanya Anya.“Ya, biar Anya senang,” jawab Daniel, “Anya senang?” tanyanya kemudian.Anya mengangguk-angguk.Jia dan Daniel saling pandang, lalu mengajak Anya segera masuk mobil.“Tadi Anya dapat nilai seratus waktu ulangan,” ucap Anya menceritakan kegiatannya seharian ini di sekolah.“Benarkah?” Jia menoleh pada Anya dengan senyum semringah. “Sepertinya Anya harus diberi apresiasi, benar tidak?” Jia kini menatap pada Daniel.“Tentu saja,” jawab Daniel, “Anya mau apa?” tanya Daniel seraya memandang pada bayangan Anya melalui pantulan kaca spion tengah.“Anya mau makan es krim,” jawab Anya penuh semangat.Jia dan Daniel mengangguk bersamaan. Mereka pergi ke kedai es krim.Mereka sudah duduk di kedai menikmati es krim yang dipesan. Jia dan D

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 3

    Jia dan Daniel melakukan inseminasi buatan setelah melakukan beberapa prosedur yang dokter jadwalkan.Hari ini, tepat dua minggu setelah inseminasi buatan dilakukan. Jia berada di kamar mandi seraya memegang testpack yang baru saja dicelupkan pada urine. Jia duduk di atas closet dengan perasaan cemas, hingga samar-samar garis merah mulai muncul di testpack.Satu, dua. Akhirnya dua garis merah muncul di alat itu. Jia sampai membungkam mulut karena terkejut dan masih tak percaya. Bahkan bola matanya kini terlihat berkaca-kaca.“Jia, bagaimana?”Jia mendengar suara Daniel di luar kamar mandi. Suaminya itu pasti tidak sabar dan cemas dengan hasilnya. Jia segera keluar dari kamar mandi. Dia melihat Daniel yang terlihat panik.“Bagaimana?” tanya Daniel karena melihat bola mata Jia berkaca-kaca.Jia awalnya memasang ekspresi biasa, tetapi setelahnya tersenyum lebar.“Berhasil, aku hamil.” Jia memperlihatkan testpack pada Daniel.Daniel memandang dua garis di alat itu. Dia benar-benar tak m

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 2

    Keesokan harinya. Daniel dan Jia menemui dokter untuk berkonsultasi. Mereka mendengarkan penjelasan dokter soal inseminasi buatan yang ingin Jia lakukan.“Jika kalian memang yakin untuk melakukan ini. Kita harus melakukan beberapa proses termasuk mengecek kondisi rahim dan kesehatan kalian masing-masing. Akan banyak tes yang harus dilakukan sebelum inseminasi, untuk memastikan prosesnya berjalan dengan lancar,” ujar dokter menjelaskan.Daniel dan Jia sudah mendengarkan tahapan yang harus mereka lakukan. Selain mengecek kondisi rahim, sperma pun harus dites, baru kemudian menentukan waktu ovulasi yang tepat.“Iya, Dok. Kami siap melakukannya,” ucap Jia penuh semangat. Dia berharap cara ini bisa mengobati kekecewaan Daniel.Daniel menatap pada Jia yang sangat antusias. Bukankah sudah seharusnya dia pun harus bersemangat karena yang mereka lakukan demi kebahagiaan mereka juga.“Baiklah. Saya akan menjadwalkan waktu tesnya. Saya sangat berharap kalian bisa mendapatkan apa yang kalian hara

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 1

    Tak terasa waktu cepat berlalu. Usia Elvano sudah menginjak satu tahun. Alina dan Aksa menjaga buah hati mereka dengan sangat baik, termasuk Arlo. Tidak ada satu pun yang mereka bedakan.“Sudah tidur?” tanya Alina ketika melihat Aksa keluar dari kamar Elvano.Aksa menyentuhkan telunjuk di permukaan bibir, memberi isyarat agar Alina tidak bicara atau Elvano akan bangun. Dia menghampiri sang istri, lalu menggandeng tangan Alina dan mengajaknya naik ke lantai atas.Alina menahan senyum. Dia mengikuti langkah Aksa menuju ke kamar.“Akhirnya.” Aksa tiba-tiba menghela napas lega. Dia kemudian memeluk Alina dari belakang.Alina tersenyum sambil mengusap lengan Aksa.“Dulu merawat Arlo sendiri tidak secapek ini, kenapa sekarang capek?” tanya Alina seraya melirik pada Aksa yang bergelayut manja di pundaknya.Aksa menghela napas pelan, lalu mempererat pelukan.“Dulu aku merawat sendiri, harus kuat dan tidak boleh mengeluh. Jadi, karena sekarang ada kamu, aku ingin mengeluhkan semua lelahku pada

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Kebahagiaan

    Semua orang datang ke rumah sakit untuk menjenguk Alina.Sasmita dan Nenek Agni begitu antusias menyambut kelahiran anak kedua Alina, setelah sebelumnya mereka harus menyambut dengan tangis, tetapi sekarang semuanya berbalut kebahagiaan.“Di mana bayinya?” tanya Sasmita saat masuk ruang inap Alina.“Itu.” Aksa menunjuk ke baby box yang berada tak jauh dari ranjang Alina.Aksa menemani Alina di ranjang, sedangkan Sasmita dan Nenek Agni langsung menghampiri bayi mungil anggota baru keluarga Radjasa.“Tampannya dia.” Sasmita mengambil bayi Alina dari baby box. “Benar laki-laki, kan?” tanya Sasmita memastikan karena bayi itu tampan meski sedikit terlihat cantik.“Iya, Ma.” Alina yang menjawab.“Kita punya dua cucu laki-laki, ya.” Mirza ikut senang karena setidaknya Aksa memiliki dua putra, bukan satu seperti dirinya.Aksa dan Alina memulas senyum. Aksa tak beranjak dari sisi Alina karena fokusnya sekarang memperhatikan kondisi sang istri.Sasmita menimang bayi tampan itu. Dia memandangi ba

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Melahirkan

    Aksa begitu cemas ketika membawa Alina ke rumah sakit. Bahkan dia tidak melepas genggaman saat Alina dibawa ke IGD. “Istriku mau melahirkan, Sus.” Aksa berdiri di samping ranjang pesakitan seraya menggenggam erat telapak tangan Alina. Suster yang ada di sana langsung mengecek kondisi Alina, lalu beberapa saat kemudian memanggil dokter untuk memeriksa. “Aku baik-baik saja, ini hal wajar,” ucap Alina seraya menahan rasa sakitnya karena kontraksi. Aksa menatap pada Alina. “Tapi tetap saja, kamu kesakitan,” balas Aksa tidak mau tahu. Aksa trauma dengan persalinan Alina yang dulu. Saat itu dia sangat panik dan ketakutan melihat Alina yang akan melahirkan secara prematur, hingga dibuat kehilangan yang benar-benar tak bisa membuatnya melupakan semua kejadian itu. Sekarang Alina kembali merasakan sakit seperti itu. Siapa yang tidak cemas? Alina mencoba memahami kecemasan yang Aksa rasakan. Dia membalas genggaman tangan Aksa. Dia yang kesakitan, tetapi sepertinya suaminya yang ketakut

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Mau Melahirkan?

    Dua bulan berlalu dengan cepat. Usia kandungan Alina sudah masuk sembilan bulan, dia baru saja jalan-jalan pagi bersama Nenek Agni yang memang beberapa hari ini menginap di rumah. “Kapan perkiraan lahirnya?” tanya Nenek Agni saat berjalan bersama Alina menuju rumah. “Harusnya minggu ini, Nek.” Alina berjalan pelan, satu tangannya mengusap perut. “Doakan lahirannya lancar,” ucap Alina kemudian. “Tentu saja, nenek pasti akan selalu mendoakan yang terbaik buatmu dan cicit nenek.” Nenek Agni mengusap lembut perut Alina. Mereka sudah sampai di teras. Alina duduk bersama Nenek Agni untuk beristirahat setelah jalan-jalan pagi. “Lho, kamu tidak ke kantor?” tanya Nenek Agni ketika melihat Aksa keluar dari rumah hanya memakai kaus polos dan celana panjang. “Tidak, aku ambil cuti. Tapi tetap kerja dari rumah,” jawab Aksa lalu duduk di samping Alina. Nenek Agni menatap pada Aksa yang sedang mengusap perut Alina. Dia sangat lega karena akhirnya Aksa bisa merasakan kebahagiaan bersama Alina.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status