Share

Berkumpul Bersama

last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-12 10:45:29
Waktu cepat berlalu. Acara pernikahan Bams dan Naya pun tiba. Hari itu rumah Aksa sibuk menyiapkan pesta kecil yang akan dihadiri teman dekat saja.

Semua orang berkumpul di sana setelah Bams dan Naya sah melakukan prosesi pernikahan di KUA.

Tak hanya keluarga Aksa dan Alina saja yang hadir di sana, tetapi Jia dan Anya pun ikut turut datang.

“Alo mau main sama Anya.” Arlo sangat senang ketika Anya datang.

Alina mengangguk, membiarkan Arlo bermain dengan Anya.

Dua bocah kecil itu bermain di taman, sedangkan para orang tua menikmati jamuan di samping paviliun.

“Setelah ini kalian akan langsung pindah?” tanya Alina.

“Iya, lagian Ibu juga sudah datang, jadi biar sekalian saja,” jawab Bams lalu menoleh pada ibunya yang duduk di samping dirinya.

Alina memulas senyum. Dia menganggukkan kepala. Tatapan mata Alina kemudian tertuju pada Jia.

“Jia, bagaimana proses perceraianmu?” tanya Alina.

“Sudah proses persidangan, setelah ini aku akan menyerahkan ke pengacaraku. Jadi aku bisa pergi
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Adeena
ada masalah'y mau di tinggal Jia pergi...
goodnovel comment avatar
Titin Susiyana
dani galau mau ditinggal sama jia... sing sabar ya dan. hahahahahahaha
goodnovel comment avatar
eva nindia
daniel lagii galauu wkwkwkwk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Kelihatan Perbedaannya

    Alina memperhatikan wajah Daniel. Dia menyadari jika adiknya itu sepertinya kebanyakan minum.“Kamu kebanyakan minum?” tanya Alina.Daniel memegangi kepala.“Sepertinya,” jawab Daniel.Alina mengembuskan napas kasar. Dia akhirnya merangkul lengan sang adik, lalu mengajaknya ke kamar untuk beristirahat.“Sudah aku bilang jangan banyak minum. Kenapa kamu malah banyak minum?” Alina menggerutu karena sang adik susah sekali dinasihati.Alina mengantar Daniel ke kamar, lalu meminta sang adik istirahat.“Sudah, tidur saja di sini. Jangan keluar dan minum lagi,” ucap Alina.Daniel hanya mengangguk.Alina akhirnya meninggalkan Daniel di kamar sendirian. Dia itu tak habis pikir, Daniel jarang mabuk, kenapa sekarang mendadak mabuk.Alina kembali ke taman. Dia bertemu Jia yang sedang menuang jus.“Mau kutuangkan?” tanya Jia.Alina mengangguk.Jia menuang jus ke gelas lalu memberikan pada Alina.“Di mana Daniel?” tanya Jia karena tak melihat pria itu.Alina memilih menenggak jusnya, baru kemudian

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-12
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Daniel : Mengajak Jalan-jalan

    Di rumah Jia. Dia baru saja menemani Anya gosok gigi, lalu mengajak putrinya itu untuk tidur.“Sudah gosok gigi, sekarang berdoa dulu, lalu tidur,” ucap Jia seraya menarik selimut untuk menutupi kaki Anya.Anya mengikuti apa yang dikatakan Jia. Dia berdoa lalu setelahnya menatap Jia lagi.“Mama, janji kita bakal balik ke sini lagi, kan?” tanya Anya seraya memegang ujung selimutnya.Jia menanggapi ucapan Anya hanya dengan seulas senyum.“Mama, Anya suka Paman Daniel. Dia baik, perhatian, sayang Anya juga. Kenapa papanya Anya nggak seperti Paman Daniel?”Jia terdiam mendengar ucapan Anya karena terkejut, tetapi setelahnya dia mencoba tersenyum.“Anya jangan membandingkan, ya. Setiap orang punya karakter sendiri-sendiri, jadi anggap saja memang Anya belum dapat papa terbaik seperti teman Anya yang lain,” ujar Jia mencoba memberi pengertian sebisanya.Anya memejamkan mata, tetapi bibirnya masih berucap, “Kalau boleh minta sama Tuhan, Anya mau papa seperti Paman Daniel, ya. Atau seperti pa

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-12
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Daniel : Membuat Bahagia

    Daniel mengajak Anya ke taman bermain. Semenjak masuk sampai melihat-lihat, Anya terus menggandeng Daniel, sedangkan Jia berjalan di samping Anya.“Paman, apa Anya boleh makan gula kapas?” tanya Anya.Daniel langsung menatap pada Jia, lalu berkata, “Anya harus tanya Mama.”Anya menoleh sang mama. Dia takut bertanya karena sudah tahu jawabannya.“Untuk hari ini pengecualian. Anya boleh main dan makan apa pun yang Anya mau.”Bola mata Anya berbinar mendengar jawaban Jia. Dia sangat senang dan tersenyum begitu lebar.“Mama ngizinin. Ayo beli, Paman.” Anya begitu bersemangat, sehingga dia segera menarik tangan Daniel tetapi meninggalkan sang mama.Jia tersenyum melihat Anya begitu bahagia. Hal yang tak pernah dilihatnya dari Anya saat bersama Edwin, kini bisa dilihatnya setelah lepas dari pria itu.Jia menyusul Anya dan Daniel yang sudah lebih dulu pergi ke stand penjual gula kapas.“Mama mau?” tanya Anya seraya mengulurkan gula kapas miliknya.Belum juga Jia menjawab, Daniel sudah lebih

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Curhat Pada Ipar

    Aksa dan Daniel berada di rooftop gedung. Aksa berdiri seraya melipat kedua tangan di dada, pinggangnya bersandar pada tembok pembatas rooftop.Daniel sendiri berdiri menghadap ke depan, menggunakan kedua lengan untuk bertumpu pada tepian tembok pembatas..“Kamu mau bicara apa?” tanya Aksa sambil memandang adik iparnya itu.Daniel menghela napas, lalu menjawab, “Tidak tahu.”Aksa mengerutkan alis. Apa maksud tidak tahu itu?“Kamu ingin bicara denganku, tapi kamu tidak tahu apa yang mau kamu bicarakan?” Aksa menatap aneh pada adik iparnya itu.“Aku hanya sedang bingung,” ucap Daniel. Dia memandang ke kedua tangannya.“Bingung?” Satu sudut alis Aksa tertarik ke atas. “Bingung kenapa?”“Beberapa hari ini aku merasakan hal aneh. Seperti kesepian tapi aku tidak tahu kenapa.” Daniel bicara tanpa menatap pada Aksa.Aksa langsung menegakkan badan, dia menatap aneh pada Daniel.“Kesepian?” Aksa sedang mencoba mencerna maksud ucapan Daniel.Daniel menoleh pada Aksa lalu menganggukkan kepala.“En

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Apa Benar Suka?

    Saat sore hari. Aksa mencari keberadaan Alina yang ternyata ada di ruang studio. “Masih belum selesai?” tanya Aksa ketika menghampiri Alina.Alina sedang memasang kain di manekin untuk disesuaikan dengan desain buatannya. Dia menoleh saat mendengar suara Aksa.“Baru pulang?” Alina tersenyum manis. Dia langsung meletakkan kain yang dipegangnya ke meja, lalu menghampiri sang suami.Aksa langsung mencium kening Alina dengan lembut, kemudian menatap penuh kasih sayang pada istrinya itu.“Apa kamu perlu karyawan baru?” tanya Aksa cemas karena akhir-akhir ini Alina bekerja dengan sangat keras.“Nanti saja, kalau studio yang kamu janjikan sudah selesai dibangun,” ucap Alina seraya mengusap dasi Aksa. “Untung sekarang, aku masih bisa melakukan semuanya sendiri,” imbuh Alina.“Dani tadi menemuiku,” ucap Aksa.Alina terkesiap. Dia menatap pada Aksa.“Apa ada masalah?” tanya Alina mendadak cemas.“Iya, masalah kenapa dia bersikap aneh akhir-akhir ini,” jawab Aksa.Alina menatap dengan rasa cema

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Daniel : Perhatian Daniel

    Daniel benar-benar pergi ke rumah Jia meski sudah dilarang. Saat sampai di sana, ternyata Anya sudah menunggu bersama pembantu di depan teras. “Paman!” Anya terlihat sangat senang. Dia begitu sumringah saat berlari menghampiri Daniel yang baru saja keluar dari mobil.Daniel tersenyum melihat keceriaan di wajah Anya. Dia langsung mengulurkan tangan dan disambut oleh gadis kecil itu.“Paman jangan pulang sebelum Mama pulang, ya.” Anya menatap penuh harap pada Daniel.Daniel tersenyum seraya menganggukkan kepala.Gadis kecil itu tersenyum lebar. Dia menarik tangan Daniel untuk mengajaknya masuk kamar.“Paman mau lihat koleksi jepit rambutku?” tanya Anya seraya terus menggandeng tangan Daniel.“Boleh,” jawab Daniel, “memangnya Anya punya berapa banyak?” tanya Daniel kemudian.“Banyak sekali,” jawab gadis itu penuh semangat.Daniel hanya tersenyum. Dia mengikuti langkah Anya menuju kamar gadis kecil itu. Kamar dengan cat berwarna merah muda dan ranjang kecil yang lucu.“Paman duduk sini, A

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Daniel : Sadar Diri

    Jia menghela napas. Dia bingung harus bagaimana.“Mungkin aku tunda dulu sampai kondisi Papa membaik,” ucap Jia.Tanpa sadar Daniel tersenyum mendengar ucapan Jia.Jia melihat senyuman pria itu, membuatnya mengerutkan dahi.“Ada apa?” tanya Jia.Daniel baru saja tersadar, dia langsung menggeleng.“Tidak ada,” jawab Daniel agak canggung.Jia mengangguk. Dia ingin pergi menyusul Anya, tetapi ternyata gadis kecil itu sudah kembali menghampiri mereka.“Mama, aku lapar,” ucap Anya.“Biar mama minta Bibi siapin,” balas Jia lalu hendak pergi ke dapur.Namun, saat baru saja membalikkan badan. Jia kembali menoleh pada Daniel.“Kamu sudah makan malam?” tanya Jia.Daniel terkesiap, lalu segera menggeleng kepala.“Makan malam di sini sekalian, ya.” Jia menawari dengan ramah.Belum juga Daniel menjawab, Anya sudah dulu berteriak, “Asyik, makan malam sama Paman lagi.”Melihat Anya yang sangat senang, tentu saja membuat Daniel tak tega menolak.“Baiklah.” Daniel mengiyakan.Anya langsung menggandeng

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Banyak Aksi, Sedikit Bicara

    Aksa duduk di ranjang. Dia mengecek ponselnya karena mendapat pesan dari Daniel.“Melihat apa? Serius sekali?” tanya Alina yang baru saja keluar dari kamar mandi. Dia langsung naik ke ranjang dan duduk di samping Aksa.“Dani,” jawab Aksa seraya meletakkan ponsel di nakas, lalu merangkul Alina.“Dani? Ada apa?” tanya Alina selalu saja panik jika membahas tentang adiknya itu.“Kasih kabar, katanya Jia akan menunda keberangkatan ke Milan karena kondisi Pak Alex agak kurang baik,” jawab Aksa menjelaskan.Alina terkesiap. Dia sampai menegakkan tubuh dan terlepas dari rangkulan Aksa.“Lalu bagaimana sekarang kondisi ayah Jia?” tanya Alina.“Daniel bilang kalau ayah Jia hanya sesak napas, tapi tidak sampai diopname,” jawab Aksa.Alina mengangguk-angguk paham, lalu berkata, “Daniel dekat sekali dengan Jia dan keluarganya ya, sampai-sampai tahu kalau Jia batal pergi.”Alina menoleh Aksa setelah mengatakan itu. Dia melihat tatapan Aksa seperti mengisyaratkan sesuatu.“Tunggu ….” Alina baru ters

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14

Bab terbaru

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Tanda Terima Kasih

    Akhirnya kisah Alina dan Aksa berakhir. Jika ada kekurangan dalam kisah ini, aku mohon maaf sebesar-besarnya buat pembaca sekalian karena aku hanya manusia biasa yang tak luput dari salah. Next aku bakal rilis buku baru, jadi tunggu karyaku yang lain, ya. Terima kasih banyak atas semua dukungan kalian selama ini. Drop komen sebagai penyemangat buat aku, ya. Kalian yang terbaik.(⁠ʘ⁠ᴗ⁠ʘ⁠✿⁠)

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 5

    Semua berjalan dengan baik. Setiap orang dengan kebaikan kini hidup dengan damai.Ini sudah lima bulan setelah Jia melahirkan. Sore itu semua orang berkumpul di rumah Alina hanya untuk bercengkrama bersama sebagai satu keluarga.Alina memandang putranya dan yang lain bermain. Dia menghela napas pelan, lalu menoleh pada suaminya.“Sepertinya kita bisa membuka sekolah khusus karena punya anak-anak sebanyak ini,” ujar Alina dengan nada candaan.Semua orang langsung menoleh saat mendengar ucapan Alina.“Sepertinya itu ide bagus. Apa mau direalisasikan?” Kaira menanggapi serius ucapan Alina.Alina tertawa, lalu membalas, “Siapa yang mau jadi gurunya? Bisa-bisa tekanan darahnya naik duluan lihat keaktifan mereka. Belum lagi ini.”Alina memandang anak Jia yang ada di stroller.“Sudah benar di sekolahkan, jangan memberi ide membuat sekolah sendiri,” balas Jia.Semua yang di sana tertawa bersama.Alina melihat Aksa yang hanya diam. Dia menggenggam telapak tangan suaminya itu.“Memikirkan apa?”

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 4

    Saat siang hari. Daniel dan Jia menjemput Anya di sekolah.Anya sangat senang melihat Daniel dan Jia menjemputnya secara bersamaan. Anya sampai berlari kecil agar bisa segera menghampiri kedua orang tuanya itu.“Kok Mama dan Papa jemputnya barengan?” tanya Anya.“Ya, biar Anya senang,” jawab Daniel, “Anya senang?” tanyanya kemudian.Anya mengangguk-angguk.Jia dan Daniel saling pandang, lalu mengajak Anya segera masuk mobil.“Tadi Anya dapat nilai seratus waktu ulangan,” ucap Anya menceritakan kegiatannya seharian ini di sekolah.“Benarkah?” Jia menoleh pada Anya dengan senyum semringah. “Sepertinya Anya harus diberi apresiasi, benar tidak?” Jia kini menatap pada Daniel.“Tentu saja,” jawab Daniel, “Anya mau apa?” tanya Daniel seraya memandang pada bayangan Anya melalui pantulan kaca spion tengah.“Anya mau makan es krim,” jawab Anya penuh semangat.Jia dan Daniel mengangguk bersamaan. Mereka pergi ke kedai es krim.Mereka sudah duduk di kedai menikmati es krim yang dipesan. Jia dan D

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 3

    Jia dan Daniel melakukan inseminasi buatan setelah melakukan beberapa prosedur yang dokter jadwalkan.Hari ini, tepat dua minggu setelah inseminasi buatan dilakukan. Jia berada di kamar mandi seraya memegang testpack yang baru saja dicelupkan pada urine. Jia duduk di atas closet dengan perasaan cemas, hingga samar-samar garis merah mulai muncul di testpack.Satu, dua. Akhirnya dua garis merah muncul di alat itu. Jia sampai membungkam mulut karena terkejut dan masih tak percaya. Bahkan bola matanya kini terlihat berkaca-kaca.“Jia, bagaimana?”Jia mendengar suara Daniel di luar kamar mandi. Suaminya itu pasti tidak sabar dan cemas dengan hasilnya. Jia segera keluar dari kamar mandi. Dia melihat Daniel yang terlihat panik.“Bagaimana?” tanya Daniel karena melihat bola mata Jia berkaca-kaca.Jia awalnya memasang ekspresi biasa, tetapi setelahnya tersenyum lebar.“Berhasil, aku hamil.” Jia memperlihatkan testpack pada Daniel.Daniel memandang dua garis di alat itu. Dia benar-benar tak m

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 2

    Keesokan harinya. Daniel dan Jia menemui dokter untuk berkonsultasi. Mereka mendengarkan penjelasan dokter soal inseminasi buatan yang ingin Jia lakukan.“Jika kalian memang yakin untuk melakukan ini. Kita harus melakukan beberapa proses termasuk mengecek kondisi rahim dan kesehatan kalian masing-masing. Akan banyak tes yang harus dilakukan sebelum inseminasi, untuk memastikan prosesnya berjalan dengan lancar,” ujar dokter menjelaskan.Daniel dan Jia sudah mendengarkan tahapan yang harus mereka lakukan. Selain mengecek kondisi rahim, sperma pun harus dites, baru kemudian menentukan waktu ovulasi yang tepat.“Iya, Dok. Kami siap melakukannya,” ucap Jia penuh semangat. Dia berharap cara ini bisa mengobati kekecewaan Daniel.Daniel menatap pada Jia yang sangat antusias. Bukankah sudah seharusnya dia pun harus bersemangat karena yang mereka lakukan demi kebahagiaan mereka juga.“Baiklah. Saya akan menjadwalkan waktu tesnya. Saya sangat berharap kalian bisa mendapatkan apa yang kalian hara

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 1

    Tak terasa waktu cepat berlalu. Usia Elvano sudah menginjak satu tahun. Alina dan Aksa menjaga buah hati mereka dengan sangat baik, termasuk Arlo. Tidak ada satu pun yang mereka bedakan.“Sudah tidur?” tanya Alina ketika melihat Aksa keluar dari kamar Elvano.Aksa menyentuhkan telunjuk di permukaan bibir, memberi isyarat agar Alina tidak bicara atau Elvano akan bangun. Dia menghampiri sang istri, lalu menggandeng tangan Alina dan mengajaknya naik ke lantai atas.Alina menahan senyum. Dia mengikuti langkah Aksa menuju ke kamar.“Akhirnya.” Aksa tiba-tiba menghela napas lega. Dia kemudian memeluk Alina dari belakang.Alina tersenyum sambil mengusap lengan Aksa.“Dulu merawat Arlo sendiri tidak secapek ini, kenapa sekarang capek?” tanya Alina seraya melirik pada Aksa yang bergelayut manja di pundaknya.Aksa menghela napas pelan, lalu mempererat pelukan.“Dulu aku merawat sendiri, harus kuat dan tidak boleh mengeluh. Jadi, karena sekarang ada kamu, aku ingin mengeluhkan semua lelahku pada

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Kebahagiaan

    Semua orang datang ke rumah sakit untuk menjenguk Alina.Sasmita dan Nenek Agni begitu antusias menyambut kelahiran anak kedua Alina, setelah sebelumnya mereka harus menyambut dengan tangis, tetapi sekarang semuanya berbalut kebahagiaan.“Di mana bayinya?” tanya Sasmita saat masuk ruang inap Alina.“Itu.” Aksa menunjuk ke baby box yang berada tak jauh dari ranjang Alina.Aksa menemani Alina di ranjang, sedangkan Sasmita dan Nenek Agni langsung menghampiri bayi mungil anggota baru keluarga Radjasa.“Tampannya dia.” Sasmita mengambil bayi Alina dari baby box. “Benar laki-laki, kan?” tanya Sasmita memastikan karena bayi itu tampan meski sedikit terlihat cantik.“Iya, Ma.” Alina yang menjawab.“Kita punya dua cucu laki-laki, ya.” Mirza ikut senang karena setidaknya Aksa memiliki dua putra, bukan satu seperti dirinya.Aksa dan Alina memulas senyum. Aksa tak beranjak dari sisi Alina karena fokusnya sekarang memperhatikan kondisi sang istri.Sasmita menimang bayi tampan itu. Dia memandangi ba

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Melahirkan

    Aksa begitu cemas ketika membawa Alina ke rumah sakit. Bahkan dia tidak melepas genggaman saat Alina dibawa ke IGD. “Istriku mau melahirkan, Sus.” Aksa berdiri di samping ranjang pesakitan seraya menggenggam erat telapak tangan Alina. Suster yang ada di sana langsung mengecek kondisi Alina, lalu beberapa saat kemudian memanggil dokter untuk memeriksa. “Aku baik-baik saja, ini hal wajar,” ucap Alina seraya menahan rasa sakitnya karena kontraksi. Aksa menatap pada Alina. “Tapi tetap saja, kamu kesakitan,” balas Aksa tidak mau tahu. Aksa trauma dengan persalinan Alina yang dulu. Saat itu dia sangat panik dan ketakutan melihat Alina yang akan melahirkan secara prematur, hingga dibuat kehilangan yang benar-benar tak bisa membuatnya melupakan semua kejadian itu. Sekarang Alina kembali merasakan sakit seperti itu. Siapa yang tidak cemas? Alina mencoba memahami kecemasan yang Aksa rasakan. Dia membalas genggaman tangan Aksa. Dia yang kesakitan, tetapi sepertinya suaminya yang ketakut

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Mau Melahirkan?

    Dua bulan berlalu dengan cepat. Usia kandungan Alina sudah masuk sembilan bulan, dia baru saja jalan-jalan pagi bersama Nenek Agni yang memang beberapa hari ini menginap di rumah. “Kapan perkiraan lahirnya?” tanya Nenek Agni saat berjalan bersama Alina menuju rumah. “Harusnya minggu ini, Nek.” Alina berjalan pelan, satu tangannya mengusap perut. “Doakan lahirannya lancar,” ucap Alina kemudian. “Tentu saja, nenek pasti akan selalu mendoakan yang terbaik buatmu dan cicit nenek.” Nenek Agni mengusap lembut perut Alina. Mereka sudah sampai di teras. Alina duduk bersama Nenek Agni untuk beristirahat setelah jalan-jalan pagi. “Lho, kamu tidak ke kantor?” tanya Nenek Agni ketika melihat Aksa keluar dari rumah hanya memakai kaus polos dan celana panjang. “Tidak, aku ambil cuti. Tapi tetap kerja dari rumah,” jawab Aksa lalu duduk di samping Alina. Nenek Agni menatap pada Aksa yang sedang mengusap perut Alina. Dia sangat lega karena akhirnya Aksa bisa merasakan kebahagiaan bersama Alina.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status