Jam makan siang tiba, cafe kejora ramai diserbu oleh pengunjung yang ingin makan siang di sana. Harga murah, menu variatif, dan rasa yang enak menjadi daya tarik tersendiri bagi pelanggan setia cafe kejora spesialis penjual makanan cepat saji itu.Milla sibuk mondar-mandir mengantarkan makanan ke meja pengunjung, kedua kakinya mulai terasa pegal, tapi gadis itu tetap berusaha bekerja dengan baik sambil memasang wajah ramah."Silahkan Om, makanan dan minuman pesanannya," ucap Milla sambil meletakan pesanan di atas meja."Wuih, cantik juga nih pelayan," celetuk seorang pria tua berkacamata dan berperut gendut."Minta nomor ponselnya dong Dek," goda temannya yang lain."Maaf, Om saya nggak punya ponsel," Milla berbohong. Dia sedikit menekuk wajahnya dan menunjukan rasa tidak sukanya pada dua pria hidung belang itu."Mau nggak jadi sugar baby Om? Nanti Om kasih kamu ponsel i-phone pro max keluaran terbaru sama uang jajan tiap minggu," lanjut pria itu lagi."Maaf Om, tapi selera saya oppa-
Jonathan sibuk memainkan keyboard laptopnya, dia belum keluar dari ruang kerjanya sejak pagi, padahal hari ini adalah hari minggu. Tidak ada waktu bagi duda berusia 35 tahun itu untuk bersantai, hampir 20 jam sehari dia habiskan waktunya untuk bekerja dengan keras.Lelah, letih, tidak pernah Jonathan rasa. Semua bisa dia obati dengan membeli semua barang mewah yang dia mau. Mobil, apartemen, hotel, bahkan sebuah pulau pribadi bisa dibelinya dengan mudah.Brakkk...!Seorang wanita tua masuk ke dalam ruang kerja Jonathan. Dia adalah Maya Ibu dari Jonathan, wanita paling menyebalkan dan cerewet yang pernah hidup dimuka bumi ini. Meski sebal pada Ibunya sendiri, Jonathan tetap menyayanginya."Kapan kamu mau mencarikan Ibu baru untuk cucuku Jonathan?" tanya Maya.Jonathan mencopot kacamatanya dan menaruhnya di atas meja, dia menatap Ibunya dengan tatapan tajam penuh arti."Bu, berhentilah memintaku untuk mencari Ibu baru bagi Cantika. Berhentilah juga menjodohkan aku dengan anak atau cucu
Loh, Milla?" Jonathan terkejut saat melihat salah satu pegawainya ada di teras rumahnya."Selamat malam Pak," Milla meringis."Kamu ngapain malam-malam datang kesini?" Jonathan sedikit heran."Ada hal penting yang mau saya bicarakan sama Bapak," ucap Milla."Baiklah, ayo masuk ke dalam," ajak Jonathan.Milla dan Jonathan masuk ke dalam ruang tamu, keduanya duduk saling berhadapan. Milla meremas ujung dres yang dikenakannya untuk menghilangkan rasa gugup, ini kali pertama dia akan meminjam uang dalam jumlah besar pada Bosnya. Selain takut dimarahi oleh pria itu, Milla juga takut tidak diberi pinjaman uang.Terbayang rasa malu yang harus Milla tanggung jika dia tidak diberi pinjaman. Apa lagi jika Bosnya membocorkan hal itu pada rekan kerja Milla yang lain. Tapi Milla harus tetap mencobanya, pokoknya pantang mundur sebelum mencoba."Hal penting apa yang mau kamu bicarakan denganku?" tanya Jonathan terus terang."Adik saya terkena gagal ginjal Pak, dia harus segera dioperasi. Biayanya se
Satu minggu kemudian....Milla dan Jonathan telah resmi menjadi suami istri, Yudi yang masih duduk dibangku SMP menjadi wali nikah bagi Milla. Lasmi masih tak menyangka, putrinya yang baru berusia 20 tahun telah dipersunting oleh duda satu anak yang tampan dan kaya raya berusia 35 tahun. Semua bermula karena terhimpit biaya operasi Yudi.Awalnya Lasmi kurang menyetujui pernikahan ini, dia ragu rumah tangga Milla dan Jonathan akan langgeng karena menikah tidak didasarkan cinta. Tapi setelah dibujuk dengan berbagai cara oleh Cantika anak Jonathan, Lasmi akhirnya luluh juga."Anak itu sangat menyukai kamu ya," bisik Lasmi pada Milla. Dia hanya menjawab dengan anggukan saja karena Jonathan ada disebelahnya. Dia takut salah bicara dan membuat pria itu tersinggung.Maya terus memandangi anak menantunya yang tampil cantik dalam balutan kebaya berwarna putih. Maya tau kalau Milla adalah pegawai Jonathan yang berpendidikan minim, tapi dia tidak masalah yang penting Jonathan mau menikah dan men
Milla bergegas pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, dia tidak peduli jika malam ini Jonathan memilih tidur dengan Alex daripada dirinya. Lagi pula Milla juga tidak bisa tidur dengan orang lain selain dengan Ibunya atau Yudi.Selesai mandi, Milla memakai daster. Dia memakai pengharum khusus ketiak, lalu memakai skincare ringan agar wajah dan kulit tubuhnya glowing. Dibanding dengan pakaian dan pernak perniknya, Milla lebih suka berinvestasi pada tubuhnya.Milla naik ke atas kasur berukuran besar, dia berguling kesana-kemari seperti anak kecil yang sedang bermain salju. Ini pertama kalinya Milla tidur diatas kasur empuk, besar dan lembut. Andai Ibu dan adiknya bisa ikut merasakan nikmatnya tidur diatas kasur kamar hotel VVIP ini.Baru saja hendak menutup mata, seseorang datang mengetuk pintu kamar."Bapak? Bukannya Bapak mau tidur sama Om Alex ya?" cicit Milla."Aku punya kamar sendiri, kenapa juga aku harus tidur di kamar asistenku?" Jonathan menaikan alisnya sebelah."He... H
Restoran alam sutera, pukul 07.15 menit.Milla menatap semua makanan yang tertata di atas meja, terlihat enak dan menggiurkan. Beberapa jenis diantaranya belum pernah Milla makan sama sekali, entah dia akan doyan atau tidak.Jonathan mengambil satu centong nasi, dia mengambil beberapa jenis lauk lalu menaruhnya dihadapan Milla. Pria itu juga menuang segelas air, menyiapkan sendok dan garpu.'Apa dia sedang melayaniku?' batin Milla.Alex tersenyum melihat bongkahan es kutub Utara di depannya mulai meleleh. Dia belum pernah melihat Bosnya melayani perempuan selain mendiang istrinya, diam-diam Alex mengabadikan momen manis itu dan mengirimkannya pada bu Maya."Makan yang banyak, biar cepat besar," goda Jonathan."Saya juga sudah besar Pak, sudah dua puluh tahun. Saya bukan anak-anak lagi," ucap Milla sewot."Oh, aku salah ya. Habis tinggi badanmu hanya beda beberapa senti dengan anakku sih," Jonathan terkekeh.Milla cemberut, dia paling tidak suka kalau ada yang mengungkit soal tinggi ba
Milla merasa perutnya nyeri, punggungnya panas dan juga pegal. Hari ini adalah jadwalnya Milla mendapatkan tamu bulanan, wanita cantik itu pergi ke kamar mandi untuk mengeceknya."Duh, kenapa harus sekarang? Aku lupa nggak bawa pembalut lagi di koper," keluh Milla.Milla keluar dari kamar mandi, dia berpegangan pada tembok dan berjalan merambat. Jonathan memperhatikan istrinya yang sedang cosplay menjadi ratu cicak, dia heran karena Milla terlihat kesakitan."Ada apa?" Jonathan sedikit khawatir."Saya sakit perut Pak," sahut Mila sambil meringis."Diare?" tebak Jonathan."Enggak,""Datang bulan?" tebak pria itu lagi."Iya Pak,"Jonathan bangkit dari duduknya, dia menghampiri Milla dan memapahnya sampai ke sofa. Tanpa disuruh, pria itu membuat segelas teh manis hangat untuk Milla."Ini, minumlah sedikit-sedikit," ucap Nathan sambil menyodorkan segelas teh manis pada Milla."Makasih. Kalo boleh merepotkan, bisa nggak Bapak belikan saya pembalut di luar? Kebetulan saya nggak bawa simpena
Setelah tiga malam menginap di hotel, Jonathan mengajak Milla kembali ke rumah. Padahal Milla belum puas jalan-jalan dan menikmati pemandangan alam di sekitar pantai. Terlebih, jika sudah sampai ke kota x tempat mereka tinggal, mereka akan sibuk dengan kegiatan masing-masing.Milla menatap keluar jendela, mengamati pepohonan yang tumbuh berjajar di pinggir jalan. Siapa yang merawat mereka? Kenapa mereka bisa tumbuh dengan kuat dan rapih? Milla sedang gabut, bahkan hidup pohon saja dia pikirkan, padahal hidupnya sendiri masih semrawut dan berantakan."Pegang ini," Jonathan menyodorkan sebuah kartu ATM pada Milla."Untuk apa kartu itu?" tanya Milla dengan tatapan polos."Ini untuk belanja keperluan dapur, rumah, jajan Cantika, dan kebutuhan pribadimu. Kamu juga boleh kasih sebagian untuk biaya hidup keluargamu tiap bulan. Soal biaya sekolah Cika dan lainnya aku yang urus," jelas Jonathan."Baik, saya akan terima kartu itu. Terimakasih." Milla sedikit menundukkan wajahnya ke bawah."Jang
Agatha mendekati Kakaknya yang sedang makan sambil main ponsel di dapur. Dia mengendap seperti maling karena ingin membuat pria itu terkejut tapi gagal."Aku tau kamu mau membuatku terkejut, Agatha,""Kok bisa tau?""Parfummu bisa kucium dari jarak lima puluh kilo meter,""Alah, lebay!"Agatha menyeret kursi, dia duduk tepat di hadapan Dion. Berita Dion telah memiliki pacar tersebar luas, Tomi pelaku gosip itu menyebar hingga seantero kota X."Siapa gadis itu?""Apa maksudmu Agatha?" Dion keluar dari game dan meletakan ponselnya."Siapa gadis bodoh yang mau menjadi pacarmu itu?""Dia teman sekolahmu, juga teman les karate mu,"Kemarin saat menjemput Icha, dia tak sengaja melihat Icha dan agatha tengah berbincang di taman sekolah. Keduanya tampak akur dan dekat, seolah olah sudah menjadi teman lama."Siapa namanya?""icha,""Hah? dia adik kelasku dan umurnya belum genap tujuh belas tahun? kakak mengencani anak di bawah umur?" Agatha sedikit terkejut. Tapi itulah Dion, selalu berhasil m
Pagi itu, seperti biasa Icha bersiap untuk pergi ke sekolah pada pukul 06.30 menit. Saat membuka pintu, Icha melompat kaget karena Dion telah ada di depan teras rumahnya. pria itu terlihat tampan dengan setelan kemeja dan celana jeans panjang, dia nampak seperti model sebuah majalah dewasa. "Selamat pagi Icha sayang," "Pagi. Sedang apa Kakak pagi-pagi ada di sini?" "Aku mau mengantar kamu pergi ke sekolah," "Dengan mobil sport ini?" "Iya, kenapa memangnya?" "Kita akan menjadi pusat perhatian nanti?" "Itu bagus. Jadi, tidak akan ada pria di sekolahmu yang berani mendekati kamu lagi. Biar mereka semua tau kalau kamu punya pria tampan dan kaya sepertiku," "????" "Jangan bengong, ayo masuk ke dalam mobil!" perintah Dion sambil membuka pintu depan mobilnya. Dion menyetel lagu cinta era 2000 an di dalam mobil, dia bersenandung lirih dengan suara serak-serak basahnya. Sesekali dia menggoyangkan kepala, menjentikkan jari seperti abg yang baru merasakan jatuh cinta. Icha
Icha merasa senang, berkat Dion mengaku sebagai kekasihnya, Felix si pembuat onar tidak pernah mengganggunya lagi. Hari-hari Icha di sekolah terasa damai dan sejahtera, seperti para siswi lainnya. Hari itu, pulang sekolah. Icha tidak mampir kemanapun, dia langsung pulang ke rumah dan berganti pakaian. Tiba-tiba saja pintu rumahnya di ketuk, dia bergegas untuk membukanya. "ibumu ada de?" ucap pria berpakaian hitam-hitam itu. "Bapak siapa?" tanya Icha curiga "Tinggal jawab saja Ibumu ada nggak?" bentaknya "Dia sedang bekerja, pulangnya nanti malam," Icha sedikit gemetaran karena takut. "Katakan padanya untuk segera melunasi hutang-hutangnya atau rumah ini akan Pak Johan ambil," "Hutang? maaf Pak, kalau boleh tau berapa jumlah uang yang di pinjam ibuku dari pak Johan?" "Dua ratus juta, belum dengan bunganya," Icha melongo, uang sebanyak itu ibu gunakan untuk apa? bukannya kata sang ibu, gaji bulanan yang dia dapat lebih dari cukup untuk mencukupi biaya hidup mereka? I
Siang hari, Dion pergi ke sebuah cafe untuk makan siang sekaligus bersantai. Dia tak sengaja melihat Icha dan beberapa temannya di sana sedang makan sambil berfoto selfie.Gadis itu nampak lebih menonjol dari yang lainnya, cantik, ceria dan berisik. Jika disatukan dengan adiknya pasti akan seru, apa jangan jangan Icha dan adik Dion satu sekolah? Seragam mereka sekilas terlihat sama."Cha, kamu kenapa nolak si Felix? Dia tampan, baik lagi," ucap Fani salah seorang teman Icha."Kalo kamu suka ambil aja, dia bukan tipeku!""Terus tipemu yang seperti apa?" Fani penasaran."Aku suka pria mapan yang matang. Umurnya di atas dua puluh limaan,""Seleramu yang lebih tua ya?""Yang tua yang lebih berpengalaman gaes. Ha... Ha.... Ha...""Idih, dasar!" Fani merinding sekujur badan.Sedang asyik mengobrol, tiba-tiba seorang pria berseragam sama muncul dengan wajah merah. Dia menarik tangan Icha dan memaksanya untuk berdiri dari kursi. Pria itu nampak marah, matanya melotot sampai mau keluar dari te
Anda memasuki area season tiga dari novel ini, semoga suka dengan ceritanya ya. Kali ini Author mau bikin story tentang Dion, kasian dia kalo nggak dapat jodoh, pria baik pantang dapat cerita sad ending.😂✌️***Beberapa bulan berlalu pasca pernikahan Cantika dan Yudi, Dion belum juga bisa move on. Bayang cinta pertamanya itu masih saja mengikuti matanya kemanapun dia berada. Berbagai cara telah Dion lakukan untuk menyibukkan diri, agar otaknya tidak selalu mengingat nama Cantika. Tapi hasilnya tetap nihil.Lulus kuliah, Dion memutuskan untuk membuka dealer sepeda motor dengan bantuan modal dari Ayahnya. Dia menjual berbagai merek sepeda motor dari berbagai negara, dia memang lebih tertarik menekuni dunia bisnis jual beli daripada menjadi guru sesuai dengan jurusan perkuliahannya.Pagi itu, langit terlihat mendung tapi hujan tak juga turun. Dua karyawan Dion bernama Toni dan Tomy tengah bersiap mengantarkan pesanan sepeda motor berwarna pink ke sebuah alamat. Dion meminta Tomi untuk t
Cinta itu seperti udaraTak bisa dilihat, tapi bisa dirasaCinta itu seperti genangan airBisa disentuh, tapi tak bisa digenggamCinta itu seperti makanan yang membangkitkan stamina dalam tubuh,Cinta itu bisa membuat orang bahagia, begitu juga sebaliknyaJadi bagaimanakah cinta yang sebenarnya?Cinta itu tergantung bagaimana kamu memandang dan menilainyaAuthorTidak ada hari yang membahagiakan di dunia ini selain hari ini bagi Cantika. Dia akan merekam tiap memori yang dilalui bersama Yudi dan menyimpannya sebagai kenangan berharga dalam jiwanya.Lelah bermain di air terjun, Cantika mengajak Yudi untuk turun dan kembali ke hotel. Tapi sebelum pulang ke hotel, Cantika ingin makan makanan lokal yang biasa di jual dipinggir jalan. Yaitu nasi pecel dan tempe mendoan yang masih hangat.Yudi menuruti kemauan sang istri tanpa banyak protes, karena membahagiakan wanita itu menjadi satu-satunya tujuannya dalam hidup."Kita perlu membeli rumah baru, apartemen yang aku sewa lumayan sempit," uc
Usai melaksanakan ijab qobul, Cantika dan Yudi menyalami tamu undangan yang datang. Teman, kerabat dan rekan kerja. Acara pernikahan itu di adakan secara sederhana, disebuah hotel bintang lima.Alex datang seorang diri, Renata masih terkurung di dalam kamarnya. Alex sengaja melakukan hal itu karena dia tidak mau Renata membuat keributan di hari bahagia Cantika dan Yudi."Ayah," Cantika memeluk Alex. Tangis haru pecah, Alex teringat pada mendiang orangtua Cantika."Selamat berbahagia nak, semoga pernikahanmu langgeng dan dikaruniai banyak anak," doa Alex."Terimakasih," Cantika menyeka air matanya."Terimakasih karena sudah menyayangiku dan menganggapku sebagai putri sendiri."Selesai acara, Yudi langsung membawa Cantika ke kamar pengantin. Kamar yang telah di dekor sedemikian rupa agar mirip dengan kamar seorang putri. Hiasan bunga ada di mana-mana, menebarkan bau harum yang menggugah hasrat tersembunyi dalam jiwa.Jantung Cantika berdebar membayangkan apa yang akan mereka berdua laku
Hari demi hari berlalu, keadaan Cantika mulai membaik. Kini kemanapun dia pergi, ada seorang pengawal perempuan yang selalu mengawasi. Namanya Tantri, dia orang suruhan Alex. Kebetulan, Tantri masih saudari sepupu Alex.Sementara itu Alex mengurung Renata di dalam kamar seperti burung dalam sangkar. Dia tidak memperbolehkan Renata keluar sebelum mendapat informasi dimana Bam berada. Alex berencana menghukum Bam dan Alex bersamaan.Sampai detik itu, rasa suka Alex pada Renata masih ada. Hanya saja sedikit berkurang karena muak dengan kebohongan dan kejahatan yang telah Renata lakukan. Alex ingin bercerai, tapi bayi yang sedang Renata kandung menjadi pertimbangan berat untuknya.Klak....Pintu kamar Renata terbuka, Alex masuk membawa piring makanan dan beberapa botol vitamin kehamilan yang harus Renata rutin konsumsi."Sarapan dulu, setelah itu minum obatmu," Alex menyodorkan piring dan vitamin yang dibawanya kepada Renata. Sayang, wanita itu malah mengabaikannya."Lepaskan aku, biarkan
Bam dan Renata kembali mengatur janji temu, kali ini di taman kota yang sedang ramai pengunjung karena weekend. Hal ini dinilai Renata lebih efektif dan terhindar dari kecurigaan orang terdekatnya."Kamu ada paspor?" tanya Renata pada Bam."Ada, kenapa memangnya? Kamu mau aku kabur ke luar negri?""Bersembunyilah di sana sampai semuanya aman,""Tapi ongkos dan biaya hidupku?""Aku akan menanggungnya. Lebih baik aku keluar biaya banyak daripada masuk penjara,"Bam tertawa. Mana ada orang yang tidak mau masuk penjara tapi berani melakukan tindak kejahatan? Bam rasa hanya Renata saja. Ternyata watak dan kelakuan mereka sama, wajar jika mereka bisa menjadi partner kerja yang baik."Oke, aku akan pergi ke luar negri." ucap Bam. Dia menyalipkan anak rambut Renata yang terbang tertiup angin ke telinganya.Dari jauh, Sonia memotret kebersamaan Bam dan Renata. Kemudian, dia mengirim foto itu pada Alex dan Yudi. Sonia tersenyum miring, sebentar lagi kelakuan busuk Renata akan terbongkar.Selama