Beranda / Romansa / Pesona Ibu Susu Anakku / 91. Tersangka kuat yang membuatnya hamil

Share

91. Tersangka kuat yang membuatnya hamil

Penulis: Rossy Dildara
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Tooookkk ... Tooookkk ... Tooookk.

Suara palu yang ditabuhkan terdengar membahana, memenuhi setiap sudut ruangan sidang, sebagai tanda akhir dari sebuah sidang kedua.

Sidang kedua tersebut masih mediasi, tapi ini upaya terakhir untuk menemukan jalan damai, sebuah harapan tipis untuk kembali bersatu.

Namun, Bima, layaknya karang yang berdiri kokoh ditengah badai, tak tergoyahkan. Keputusannya untuk berpisah telah terukir jelas, meski Soraya menangis, memohon dan meratap sepanjang proses sidang, menolak untuk melepaskan Bima.

Dengan bukti-bukti yang kuat di tangan, hakim akhirnya mengabulkan permohonan cerai mereka. Bima juga berhasil memenangkan hak asuh anak.

Kaila, meski bukan darah dagingnya, tapi dia adalah bagian dari hidupnya. Bima tidak akan pernah rela melihat Kaila berada di bawah asuhan Soraya.

Mengingat semua peristiwa yang telah terjadi, Bima telah menyimpulkan bahwa Soraya bukanlah ibu yang baik untuk Kaila.

"Maaaaasss! Tunggu sebentar, Maaaasss!!" Soraya memanggil dengan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pesona Ibu Susu Anakku   92. Anak haram

    "Jenny hamil. Dan hanya kamu yang menjadi tersangka kuat yang membuatnya hamil!" ujar Eka dengan suara gemetar. Tatapannya penuh dengan kekecewaan dan kesedihan yang mendalam. Sebelum dia meminta Bima datang, Eka memang sempat mempertanyakan sejauh mana kedekatan antara Bima dan Jenny kepada Weni dan Budi. Budi di sini masih terlihat agak enggan untuk memberikan informasi, mungkin karena dia masih ingat permintaan dari bosnya untuk menjaga kerahasiaan. Tetapi Weni, babysitter Kaila itu justru membeberkan semuanya. Apalagi saat momen dimana Bima mengajak Jenny berciuman sampai dengan menggendongnya dan membawanya masuk ke dalam kamar. "Je-Jenny hamil?! Apa Bunda serius?" Bima terbata, sangking terkejut dengan apa yang dia dengar. Tapi wajahnya tampak berseri-seri, karena sungguh dia begitu bahagia sekali. Kemarin-kemarin, setelah mengetahui bahwa ternyata Kaila bukanlah darah dagingnya, hati Bima terasa seperti hancur berkeping-keping. Itulah alasan mengapa dia memilih untuk menja

  • Pesona Ibu Susu Anakku   93. Merenggut milik dari orang lain

    Karena terlalu emosi, jadilah Bima mengatakan hal yang tidak seharusnya dia katakan.Semua orang di sana langsung terkejut melihat apa yang dilakukan oleh Bima. Terutama Soraya, yang terkena dampaknya."Bima, apa yang kamu lakukan? Kamu tidak boleh kasar kepada Raya," kata Eka dengan lembut, mencoba menasehati anaknya.Dari kecil, Bima tidak pernah diajari untuk berperilaku kasar seperti itu. Terlebih lagi, kepada seorang wanita."Sudah cukup!! Aku sudah cukup sabar dengan semua kelakuan Raya, tapi sekarang ... Enggak lagi, Bun!!" ujar Bima dengan suara yang penuh amarah, yang seakan-akan merobek jiwanya. "Aku nggak akan terima jika ada seseorang yang telah menghina anakku. Apalagi anak itu belum lahir ke dunia," tambahnya sambil lembut mengelus perut Jenny.Suasana menjadi hening seketika. Ekspresi Bima mencerminkan keputusasaan dan kekecewaan yang mendalam.Semua orang terdiam, merasakan beban emosional yang melingkupi ruangan itu."Mas, keterlaluan!! Mas akan membayar semua ini! Sem

  • Pesona Ibu Susu Anakku   94. Bayar orang untuk menyeretnya

    "Kamu nggak perlu mengkhawatirkan hal itu, Jen." Bima menggeleng, lalu mengelus lembut perut Jenny mencoba untuk menenangkannya. "Sekarang fokus saja pada anak kita, aku ingin dia selalu sehat begitu pun denganmu."***Sepekan telah berlalu sejak terkuaknya hubungan di antara Bima dan Jenny, namun Soraya masih merasa terngiang-ngiang dengan ucapan Bima tentang dirinya mengandung anak orang lain.Jujur saja, dia belum memahami maksudnya. Tapi tidak mungkin juga kalau dirinya harus kembali mempertanyakan hal itu kepada Bima."Apa, ya, maksud dari ucapan Mas Bima? Sejak kapan juga aku mengandung anak orang lain? Kan anakku cuma Kaila," kata Soraya mencoba berpikir untuk mencari jawabannya. "Ooohhh, atau jangan-jangan ...." Tiba-tiba, Soraya justru menebak jika yang dimaksud Bima adalah Kaila. Dan sebenarnya memang benar, karena sudah jelas anak yang dia kandung hanya Kaila."Masa, sih, Kaila bukan anak kandung Mas Bima? Padahal jika dibandin

  • Pesona Ibu Susu Anakku   95. Pengumuman kelulusan

    Di kediaman Bima. Pagi-pagi sekali, Jenny tengah dirias oleh seorang MUA teman dari Eka yang sengaja Bima sewa. Jenny dengan perasaan senang mengatakan bahwa hari ini adalah pengumuman kelulusan sekolah. Pihak sekolah meminta para siswa dan siswi untuk memakai pakaian yang sesuai dengan acara tersebut, yaitu stelan jas berwarna putih untuk siswa dan kebaya berwarna merah untuk siswi, karena tema yang diambil adalah merah putih. Ceklek~ Setelah beberapa menit Bima menunggu di luar kamar karena atas permintaan dari Jenny, akhirnya pintu kamar itu pun perlahan terbuka, dan keluarlah seorang MUA yang sedang mendorong koper. "Apakah sudah selesai, Tan, make up-nya?" tanya Bima dengan penuh rasa penasaran, sorot matanya mencoba menelisik ke dalam kamar. Meski hanya melihat Jenny dari punggungnya saja, Bima sudah bisa merasakan kecantikan dan keanggunan Jenny. "Sudah, Ganteng. Jenny sangat cantik, bahkan seperti seorang pengantin,

  • Pesona Ibu Susu Anakku   96. Langsung menyergapnya

    "Halo, bagaimana?"Seseorang bertanya dari sambungan telepon yang baru saja diangkat oleh Cimit.Saat ini, Cimit dan Cemet telah berada disekitar gedung sekolah SMA, di dalam mobil, tengah menunggu Jenny dan Bima yang sudah masuk ke dalam gerbang sana."Saya dan teman saya lagi beraksi, Bu, tinggal tunggu kesempatan saja," jawab Cimit."Memangnya kalian sekarang ada di mana? Apa kalian sudah bertemu Jenny?""Saya dan Cemet kebetulan sedang mengikuti Jenny yang bersama seorang pria, mereka berhenti disebuah gedung sekolah dan masuk ke dalam sana, Bu," jawab Cimit menjelaskan."Ya sudah, terus awasi Jenny. Kalau ada kesempatan, kalian langsung seret dia. Aku ingin kalian berhasil hari ini juga.""Siap, Bu." Jawaban dari Cimit memutuskan panggilan."Apa kata Bu Raya, Mit?" tanya Cemet yang berada di depan kemudi seraya menoleh kepada temannya."Beliau cuma tanya kok, tentang kita yang udah berhasil apa bel

  • Pesona Ibu Susu Anakku   97. Rumah Sakit Sejahtera

    ********"Jenny!!" Tiba-tiba, seseorang datang dengan cepat dan memanggil namanya, membuat Cimit terhenti dalam aksinya. Cimit dan temannya segera berbalik dan menjauh, khawatir bahwa tindakan mereka akan menimbulkan kecurigaan. Sementara itu, Jenny menatap dengan kebingungan yang jelas kepada orang yang baru saja memanggilnya, Bima. Suara tanya yang penuh keheranan terlontar dari bibirnya, "Bapak kok sampai ke sini? Mau apa?""Habisnya kamu lama, Jen. Aku khawatir... jadi berniat menyusulmu," jawab Bima sambil mengatur napasnya. Saat menunggu di meja tadi, dia merasakan firasat buruk dan ingin segera menemui Jenny. Ternyata firasatnya menjadi kenyataan, dan jika dia tidak datang tepat waktu seperti sekarang, mungkin Cimit dan Cemet telah berhasil membuat Jenny kehilangan kesadaran dan membawanya pergi. "Orang sebentar kok, Pak. Ada apa sampai harus me

  • Pesona Ibu Susu Anakku   98. Beritahu aku sekarang

    "Mas Bima!!" Soraya yang sedang duduk di salah satu kursi di depan kamar rawat sontak terkejut saat melihat kedatangan Bima. Refleksnya membuatnya berdiri, terlebih lagi saat melihat Jenny yang berada di samping Bima. Dia bertanya-tanya, mengapa Jenny bisa datang ke rumah sakit bersama Bima. Padahal dia sudah membayar dua orang untuk bisa membawanya ke sini secara paksa. Seperti yang Lily katakan, itu pasti akan sulit dilakukan. Karena Bima pasti tidak akan mengizinkannya.Tapi sekarang, apa yang terjadi? Kenapa Bima sendiri sampai mau menemaninya?"Jenny ... kamu datang ke sini??" Lukman yang baru saja keluar dari pintu kamar terkejut melihat kedatangan mereka. Namun, kegembiraannya lebih besar daripada kejutannya. Dia merasa senang melihat Jenny di sana. "Apa Mama Lily dirawat di sini?" tanya Bima dengan suara datar, entah kepada siapa dia bertanya. Yang pasti, dia menoleh ke arah Jenny sambil merangkul pinggangnya dengan erat.

  • Pesona Ibu Susu Anakku   99. Benar-benar tulus menyayangiku

    "Beneran kamu, Jen. Kamu setuju?" Pertanyaan itu meluncur dari bibir Bima, dia merasa tidak percaya. Matanya menatap istrinya dengan intensitas yang hampir bisa dirasakan, mencoba mencari kebenaran dalam kedalaman matanya. "Beneran, Pak." Jawaban Jenny singkat, namun pasti. Dia mengangguk dengan cepat, menegaskan kata-katanya. "Apa Mama Lily memaksamu? Atau mungkin Raya... yang memaksamu?" Bima melanjutkan pertanyaannya, suaranya penuh dengan kecurigaan dan kekhawatiran. Dia sedang mencoba untuk memahami, untuk menggali lebih dalam ke dalam situasi yang tampaknya begitu rumit ini."Mama nggak pernah memaksa Jenny, Bim!" Lily memotong dengan tegas dan cepat, merasa perlu untuk membela diri. "Dan ini nggak ada hubungannya dengan Raya." "Aku tanya sama Jenny, bukan Mama," sahut Bima, suaranya tegas dan tidak mau diganggu. "Apa yang Mama katakan benar, Pak. Mama nggak memaksaku dan Bu Lily juga nggak pernah membicarakan hal ini denganku,"

Bab terbaru

  • Pesona Ibu Susu Anakku   111. END

    "Husss!! Jangan ngomong kayak gitu!" Bima menasehati dengan suara yang lembut, namun penuh ketegasan. Tangannya mengusap dahi Jenny dengan penuh kasih, mencoba menghapus ketakutan yang menghantui pikirannya. "Lebih baik kita berdo'a sama Allah, dan berpikir positif. Aku sendiri yakin... semuanya akan baik-baik saja."Dengan kata-kata Bima, Jenny menemukan sedikit ketenangan. Dia mengangguk, menerima saran Bima untuk terus berdoa dan memelihara pikiran positif. Mereka bersama-sama memohon kepada Allah, berharap dan percaya bahwa segala sesuatunya akan berjalan dengan baik.Selama kehamilan kedua ini, Jenny hampir tidak pernah absen dari kontrol kehamilan. Bima, dengan kepeduliannya yang tak pernah surut, selalu mengingatkan dan bahkan sering kali lebih bersemangat dari Jenny sendiri untuk memastikan semuanya berjalan lancar.Wajar begitu, Bima sendiri merasa sangat bahagia dan bersyukur karena diberikan kesempatan untuk menjadi seorang Ayah dari darah dagingnya sendiri.Kabar tentang ha

  • Pesona Ibu Susu Anakku   110. Memakanmu

    "Ya sudah, kalian hati-hati dijalan, ya? Semoga semuanya berjalan dengan lancar," ucap Eka seraya mengusap pipi anaknya lalu memeluk tubuh Jenny sebentar."Amin, Bun," jawab Bima lalu mencium tangan Eka, kemudian disusul oleh Jenny. "Ya udah, kami berangkat. Assalamualaikum.""Walaikum salam."**Setelah datang ke kantor polisi dan memberikan keterangan, Jenny langsung diarahkan ke rumah sakit untuk melakukan visum.Pihak polisi mengajukan, selain itu Bima juga sempat memintanya. Semua itu demi membuktikan, apakah Jenny sempat diperk*sa dalam keadaan tidak sadar atau tidak. Karena jika bertanya langsung kepada Lukman, itu akan sia-sia saja.Seperti pepatah mengatakan, mana ada maling ngaku. Kalau ada, penjara akan penuh.Setelah selesai dengan urusan polisi, keduanya pulang ke rumah kemudian berlanjut pergi ke mall bersama Eka, Kaila dan juga Weni.*Hari ini terasa sangat melelahkan bagi Jenny, na

  • Pesona Ibu Susu Anakku   109. Suami sebaik Pak Bima

    'Dia masih belum tidur, kenapa ya?' pikiran itu berkecamuk dalam benak Bima, membuatnya merasa bingung dengan perilaku Jenny. Dalam kebingungan itu, dia memutuskan untuk memejamkan mata, berharap dengan begitu, Jenny akan tergoda untuk segera tidur. "Zzzzz ...." Hanya dalam hitungan menit, suara dengkuran halus dan ritmis itu mengisi udara malam, memecah keheningan yang sebelumnya memenuhi ruangan. Jenny, yang sebelumnya menahan diri, kini membuka mata kembali. Matanya menatap Bima, yang tampak begitu tenang dalam tidurnya. "Ish!!" Gumamnya pelan, rasa sebal memenuhi hatinya. Melihat Bima yang dengan mudahnya memasuki dunia mimpi, sementara dirinya masih terjaga, membuat Jenny merasa frustrasi. Bagaimana bisa pria itu lebih dulu terlelap ketimbang dirinya, padahal Jenny tengah berjuang melawan hasrat dalam dirinya yang begitu kuat dan mendalam.***Keesokan harinya, Bima terbangun perlahan-lahan dan terhanyut oleh aroma wangi sabun yan

  • Pesona Ibu Susu Anakku   108. Aku ingin ditemani

    Pak Polisi yang sebelumnya menginterogasi Lukman mengambil sikap tegas. Dia menatap Lukman yang terlihat putus asa. "Meskipun Anda mengelak, itu akan sia-sia, Pak. Bukti yang ada sangat kuat menunjukkan bahwa Anda bersalah. Kita hanya perlu menunggu keterangan dari saudari Jenny, dan setelah itu Anda akan ditahan sebagai tahanan di sini." Lukman menolak dengan cepat, menggelengkan kepalanya. "Enggak! Aku nggak mau, Pak! Aku nggak bersalah, ngapain dipenjara? Aku di sini hanya ingin membantu Jenny, menyelamatkan hidupnya dari kebahagiaan palsu dengan Bima. Karena hanya aku yang bisa membuatnya bahagia!" Lukman berteriak dengan putus asa. Dia terlihat kehilangan akal sehatnya, bahkan melawan saat dua polisi menyeretnya keluar dari ruangan. "Lepas!! Lepaskan akuuuu!! Lily sayaaaang, tolong selamatkan aku!!" Lukman berteriak sembari berusaha melepaskan diri, meskipun terlihat sia-sia. "Jangan penjarakan akuuu!! Aku nggak bersalaaahhh!!"Lukma

  • Pesona Ibu Susu Anakku   107. Lebih baik kamu mati saja!

    Polisi itu mengambil napas dalam-dalam sebelum melanjutkan, "Sebelumnya mohon maaf, Ibu ini siapanya Pak Lukman? Saya ingin bertemu saudari Lily, istri dari Pak Lukman." Lily dengan tegas menjawab, "Aku Lily, Pak. Aku adalah istri dari Lukman." "Baik, kebetulan sekali. Saya ingin meminta Ibu datang ke kantor polisi, untuk memberikan keterangan terkait kasus yang sedang ditangani. Saat ini... Pak Lukman sedang ditahan di kantor polisi karena kasus penculikan dan percobaan pelecehan terhadap saudari Jenny Salsabila," jelas Pak Polisi dengan penuh kehati-hatian. Soraya dan Lily sama-sama terkejut, suara mereka terdengar serempak, "A-apa?!" Soraya menatap Lily dengan wajah penuh kebingungan, mencari kepastian. Lily, yang masih terkejut, menegaskan, "Bagaimana mungkin itu terjadi, Pak? Itu nggak mungkin! Lukman nggak mungkin melakukan hal seperti itu!" Soraya mencoba memahami situasi dengan bertanya, "Jenny yang dimaksud Pak Polisi itu, s

  • Pesona Ibu Susu Anakku   106. Seperti ada masalah

    "Bagaimana keadaan istriku, Dok? Apakah dia baik-baik saja?" Dokter tersebut, dengan wajah yang penuh empati, menjawab, "Istri Anda baik-baik saja, Pak. Hanya saja, dia tampaknya sempat mengalami serangan panik yang cukup parah hingga menyebabkan dia pingsan," jelasnya dengan tenang dan detail. Bima merasa sedikit lega, menghela napas dalam-dalam. Meski begitu, masih ada pertanyaan lain yang mengganjal di hatinya. "Kalau kandungannya bagaimana, Dok?" "Kandungan istri Anda juga dalam keadaan baik dan sehat, Pak," jawab Dokter. "Tapi, untuk sementara waktu... Saya sarankan agar dia banyak beristirahat. Hindari aktivitas berat dan berikan dia ketenangan hati serta pikiran. Nona Jenny, istri Anda, sepertinya pernah mengalami trauma di masa lalu. Hal ini tentu tidak baik untuk kesehatannya, apalagi dalam kondisi hamil seperti ini." "Trauma apa yang dimaksud, Dok?" Meski dia sudah memiliki dugaan sendiri, tapi Bima ingin mendapatkan penjelasan langs

  • Pesona Ibu Susu Anakku   105. Berani-beraninya menyentuh istriku!

    "Om mau apa? Aku nggak mau ... eemmmppptt!!" Ucapan Jenny terhenti begitu saja ketika Lukman berhasil membungkam mulutnya dengan sebuah ciuman. Kedua matanya langsung terbelalak, terkejut dengan tindakan tak terduga ini. Perasaan takut dan kebingungan memenuhi pikirannya. Braakkkk!! Tiba-tiba, pintu kamar itu terbuka dengan kasar. Bima, yang masuk dengan tergesa-gesa, terkejut melihat apa yang sedang terjadi. Wajahnya penuh dengan kejutan dan kemarahan. Dia tidak bisa mempercayai apa yang dia lihat, bahwa Lukman berani menyentuh istri yang dicintainya. "Brengseek kau, Lukman!! Berani-beraninya menyentuh istriku!!" geram Bima dengan suara yang penuh emosi. Hatinya terbakar oleh kemarahan yang tak terbendung. Amarah yang memuncak membuatnya langsung berlari menuju Lukman dan menendang tubuhnya dengan kasar, membuat pria itu terjatuh dari ranjang. Bima merasa penuh dengan kekuatan dan tekad untuk melindungi orang yang dia cint

  • Pesona Ibu Susu Anakku   104. Bisa membahagiakanmu

    Dengan tubuh gemetar dan penuh ketakutan, Jenny berjuang sekuat tenaga untuk melepaskan diri dari cengkraman pria tersebut. Dia mendorong dengan keras dan berteriak sekuat tenaga, berharap ada seseorang yang mendengar dan datang menyelamatkannya."Toloooongg!!""Siapa pun tolong selamatkan aku!! Aku mohoooonn!!!" Namun, pria itu tetap erat memeluk Jenny, mengabaikan teriakan dan perlawanan putus asanya. Bahkan secara cepat, dia langsung mencium bibir Jenny.Cup~Mata Jenny kembali membulat. Seketika dia merasakan dejavu, karena peristiwa pemaksaan seperti ini kerap kali dia dapatkan dimasa lalu.Dengan buru-buru, tangan Jenny meraba sembarang. Mencari apa pun benda untuk bisa menyelamatkannya.Dalam keputusasaannya, akhirnya Jenny mendapatkan sesuatu di sekitarnya. Sebuah ponsel terjatuh ke tangannya. Tanpa ragu, dia langsung menghantamkan benda itu ke kepala pria tersebut dengan kencang. Buuugghh!!

  • Pesona Ibu Susu Anakku   103. Siapa kamu sebenarnya?!

    Dengan sigap, pria itu mengangkat tubuh Jenny sebelum dia terjatuh. Kemudian, dia memasukkan tubuh Jenny ke dalam box kosong di atas troli. Dia memang sengaja membawa benda itu, dengan tujuan memasukkan Jenny ke dalam sana. Setelah memastikan situasinya aman, pria itu dengan cepat mendorong troli tersebut menjauh. Pergi dari tempat kejadian. Tak lama setelah kepergiannya, Eka keluar dari toilet sambil mengusap-usap kebayanya dengan tissue. Dia baru saja selesai membersihkan diri. "Lho, kukira Jenny sudah keluar duluan? Ternyata belum?" Saat tidak melihat kehadiran menantunya, Eka mulai khawatir. Tanpa ragu, Eka kembali masuk toilet untuk mencari Jenny. Jenny sudah cukup lama berada di dalam, membuat Eka semakin gelisah."Jen ... belum selesai juga kamu?" tanya Eka dengan suara agak keras pada salah satu bilik toilet. "Apa kamu kesusahan? Mau Bunda bantu nggak, Jen?" tawarnya, lalu dengan hati-hati membuka pintu tersebut. Cek

DMCA.com Protection Status