Share

23. Aku mau jujur

Penulis: Rossy Dildara
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-25 18:00:16
Keesokan harinya.

Ceklek~

Jenny membuka pintu kamarnya, dia sudah mengenakan seragam sekolah.

Namun, langkah kakinya yang hendak melangkah keluar itu seketika terhenti lantaran melihat Bima ada di depannya.

Matanya agak mendelik, sebab kaget. "Ah, selamat pagi, Pak."

"Pagi, Jen." Bima mengulum senyum. Jantungnya langsung berdebar kencang.

"Ada apa, Pak? Aku mau berangkat sekolah." Jenny menoleh ke kanan dan kiri, memperhatikan sekitar. Ada perasaan takut, takut jika Soraya melihat dan nantinya marah.

Bima langsung menarik tangan Jenny, lalu membawanya masuk kembali ke kamar itu dan menutup pintu.

"Bapak mau apa? Jangan macam-macam, ya! Aku takut dimarahi Bu Raya!" teriak Jenny dengan wajah takut.

"Aku nggak akan macam-macam," jawab Bima. Lalu melangkah mendekati Jenny. Gadis itu beringsut mundur hingga membuat punggungnya menempel tembok.

"Terus mau apa?" Jenny menundukkan wajahnya, tak berani rasanya menatap pria itu sebab jaraknya cukup dekat.

"Aku mau minta maaf sama kamu."

"Minta
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pesona Ibu Susu Anakku   24. Mengajak ke hotel

    "Iya. Ya sudah, aku masuk dulu, Pak." Jenny menepis tangan Bima, lalu melangkah masuk ke dalam gerbang yang sudah dibukakan oleh seorang satpam."Sekolah yang rajin, Jen! Biar cepat lulus!"Jenny mendengar suara Bima yang berteriak, namun dia tak menoleh. Terus melangkah hingga masuk ke dalam kelas.'Apa sih yang mau Pak Bima katakan? Kenapa lebay sekali sampai menyusulku di sekolah?' Jenny bertanya-tanya dalam hati. 'Tapi semoga saja bukan hal yang membuatku pusing. Apalagi kalau tentang malam pertama. Aku nggak mau.'Teeeeett ... Teeeeett ... TeeeettJam kelas sudah berbunyi. Pertanda jika waktu jam pelajaran hari ini berakhir."Jen, habis pulang sekolah kamu mau ke mana dulu, nih?" tanya Dini yang tengah memasukkan buku dan pulpen ke dalam tas."Aku mau langsung pulang, Din, kenapa memangnya?" Jenny sudah selesai duluan masukkan alat tulisnya. Dan sekarang dia berdiri sambil menggendong tas ransel."Aku tadin

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-26
  • Pesona Ibu Susu Anakku   25. Aku bercerita denganmu

    "Pak! Aku nggak mau ke hotel! Kan aku sudah pernah bilang ... kalau aku belum siap berhubungan badan dengan Bapak!" tegas Jenny sambil menghentakkan tangannya, hingga tangan Bima berhasil terlepas.Ucapan Jenny terdengar cukup keras, sehingga pasang mata yang berada disekitarnya itu menatap mereka. Dan begitu tajam menatap Bima."Lho, Jen, apa yang kamu katakan? Siapa juga yang mau mengajakmu berhubungan badan?" tanya Bima heran. Dia jadi malu sendiri karena terlihat mesum dimata orang-orang."Ini buktinya apa? Kok Bapak membawaku ke hotel?""Kita akan makan siang bareng.""Makan siang bareng kok ke hotel segala? Kan banyak warteg atau restoran, Pak!" Jenny hendak membuka pintu mobil Bima, berniat masuk kembali. Namun, Bima langsung mencegahnya. Menahan pintu."Kamu nggak boleh su'uzan dulu, Jen, aku benar-benar ingin mengajakmu makan siang di sini. Karena masakan di restoran ini sangat enak." Bima mencoba memberikan pengertian,

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-26
  • Pesona Ibu Susu Anakku   26. Apa jangan-jangan

    "Istri satu-satunya?!" Kening Jenny seketika mengerenyit. "Lho ... itu berarti Bapak ingin menceraikan Bu Raya, dong? Jangan, Pak! Itu nggak boleh!" tegasnya dengan gelengan kepala."Jen ... Jen, kamu ini kebiasaan, ya ... orang tanya kok malah ngasih pertanyaan balik?" Bima membuang napasnya dengan kasar, lalu mengusap wajah. Bicara dengan Jenny sepertinya harus memiliki ekstra sabar, sebab dia sangat sensitif sekali jika berkaitan dengan Soraya. "Minimal jawab dulu lah, Jen. Hargai orang yang nanya.""Maafin aku, Pak. Tapi pertanyaan Bapak sulit sekali aku jawab. Dan aku pun nggak mau kalau sampai Bapak dan Bu Raya bercerai.""Begitu, ya ...?" Bima menggaruk rambutnya yang tidak gatal. "Jadi kamu enggak mau, kalau aku dan Raya bercerai? Dan kamu juga nggak akan mencoba mencintaiku?"Jenny menganggukkan kepala."Ya sudah, kita geser ke pertanyaan lain." Meskipun jawaban Jenny sangat tidak memuaskan, tapi Bima mencoba untuk memaklumi. "Ka

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-27
  • Pesona Ibu Susu Anakku   27. Nomor tidak dikenal

    "Om juga baik." Lukman mengangguk.***Malam hari di rumah Bima.Tok! Tok! Tok!Terdengar suara ketukan pintu dari kamar Jenny, perempuan itu saat ini sedang mengisi PR di atas kasur."Jen ... ini Mbak Weni, kamu sedang apa di dalam?" "Masuk aja, Mbak!" sahut Jenny, lalu menutup buku dan menyimpan semua alat-alat tulisnya ke dalam tas.Ceklek~Pintu kamar itu pun perlahan dibuka, masuklah Weni bersama Kaila yang berada dalam gendongannya."Lho ... kamu lagi belajar ternyata? Maaf kalau aku ganggu, Jen.""Enggak kok, Mbak. Ini udah selesai." Jenny menggeleng, lalu meraih tubuh Kaila. Dilihat bayi mungil itu tengah mengemuuti tangannya sendiri, tampaknya dia haus."Susuin Nona Kailanya, Jen. Dia pasti lapar dan mengantuk.""Iya, Mbak." Jenny perlahan membuka tiga kancing baju kimononya, lalu menyembulkan salah satu dadanya dan mulai menyusui Kaila."Kalau ASI-mu banyak, nanti sekalian diperas juga buat besok ya, Jen. Soalnya stok di kulkas udah habis." Perlahan Weni mendudukkan bokon

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-28
  • Pesona Ibu Susu Anakku   28. Enyahlah dari Jakarta!

    Bima memerhatikan foto tersebut dengan seksama.Dan setelah diteliti lebih dekat, benar—itu adalah foto Soraya bersama seorang pria. Tapi pria di sana adalah Billy asistennya Soraya, dan apartemen yang mereka kunjungi pun apartemen Billy.Rasanya tidak mungkin, jika Soraya selingkuh dengan Billy. Bima tahu betul pria itu. Dia sangat gemulai, dan yakin jika dia juga belok. Dalam artian suka dengan sesama jenis."Masa, sih, si Raya selingkuh dengan Billy? Kayaknya nggak mungkin deh." Bima menggeleng tak percaya. "Mereka juga 'kan memang setiap hari sering bareng. Jadi wajar nggak sih ... kalau orang suruhan Budi ini berhasil mengabadikannya? Mereka 'kan nggak tau kalau Raya dan Billy ternyata adalah bos dan asistennya."Ceklek~Sebuah pintu kamar tiba-tiba dibuka dan sontak membuat Bima terperanjat."Ada apa sih, Mas? Kok langsung kaget gitu?" tanya Soraya heran, lalu melangkah mendekat dan naik ke atas ranjang."Enggak, cuma tadi aku habis lihat video horor. Itu udah selesai kamu ... b

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-28
  • Pesona Ibu Susu Anakku   29. Diam-diam kamu menggodanya

    "Enyah dari Jakarta? Maksud Ibu apa?" Jenny terlihat tak mengerti. Tapi dia langsung membuka amplop tebal itu sebab merasa penasaran dengan isinya.Dan saat membukanya, sontak dia membelalakkan mata lantaran isinya adalah beberapa lembar uang seratus ribuan dan itu sangat banyak."Uang? Ini uang untuk apa?""Untukmu!""Kenapa untukku, Bu?""Masih aja kamu nggak paham, ya?? Bodoh sekali memang!" Soraya menjambak rambut Jenny dengan kuat dan kembali membuat perempuan itu meringis."Aaaww sakit, Bu!" jerit Jenny."Aku tau kalau selama ini kamu menaruh hati pada suamiku! Diam-diam kamu menggodanya, kan?? Kau ingin merebutnya dariku 'kan, Jen??!" geram Soraya sambil menggertakkan gigi."Enggak, Bu. Sumpah demi Allah aku sama sekali enggak punya perasaan sama Pak Bima," jawab Jenny yang sudah menangis. Asli rambutnya sakit sekali. Ingin melepaskannya pun tidak bisa, tangan Soraya terlalu kuat mencengkramnya.Soraya tersenyum menyeringai, lalu mendekat ke telinga kanan Jenny. "Pokoknya aku

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-29
  • Pesona Ibu Susu Anakku   30. Jenny belum pulang

    "Bu ... saya ...." Ucapan Weni yang hendak menjelaskan langsung terhenti diujung bibirnya, lantaran Kaila sudah direbut oleh Soraya. Lantas perempuan itu masuk ke dalam rumah dengan membawa anaknya meninggalkan Weni.***Tibanya Bima di sekolah Jenny, suasana ditempat itu tampak sangat sepi. Tapi masih ada seorang satpam yang berdiri di dekat sebuah pos."Pak ... apa masih ada siswi yang bernama Jenny di sekolah?" tanya Bima yang sudah menghampiri gerbang."Semua siswa dan siswi di sekolah sudah pulang, Pak." Satpam itu menatap Bima dari celah gerbang."Kalau kepala sekolahnya sendiri, apa masih ada, Pak?""Kepala sekolah juga sudah pulang, Pak. Bapak cari siapa tadi? Jenny?""Iya." Bima mengangguk. "Namanya Jenny Salsabila, Pak. Dia siswi kelas 3. Sudah sore begini tapi dia belum pulang ke rumah.""Apa Bapak sudah menghubungi teman-temannya? Coba tanyakan kepada temannya, barangkali Jenny main," saran Pak Satpa

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-01
  • Pesona Ibu Susu Anakku   31. Selingkuh dengan Jenny

    Merasa kesal karena panggilannya terus menerus tak mendapat jawaban, bahkan sudah lima kali dilakukan—akhirnya Bima memutuskan untuk pergi ke rumah Lily. Dia yakin, pasti Soraya pergi membawa anak mereka ke sana. Namun, sebelum sampai tujuan, Bima menelepon Budi terlebih dahulu. Untuk meminta bantuan padanya perihal Jenny. "Halo, Pak, selamat malam." "Malam, Bud. Tolong kamu pergi ke kantor polisi untuk melaporkan Jenny." "Melaporkan Jenny?!" Budi terdengar seperti kaget. "Lho ... kenapa Jenny dilaporkan ke polisi segala, Pak? Apa salahnya?" "Jenny nggak salah apa-apa, Bud. Yang aku inginkan kamu melaporkan dia karena hilang. Si Jenny hilang, Bud, dia nggak pulang ke rumah," jelas Bima begitu cemas. "Kok bisa, si Jenny hilang? Awalnya gimana, Pak?" Budi terdengar ikutan cemas. "Aku nggak tau awalnya gimana, tapi yang jelas hari ini Jenny izin pulang lebih awal di sekolahnya. S

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-02

Bab terbaru

  • Pesona Ibu Susu Anakku   111. END

    "Husss!! Jangan ngomong kayak gitu!" Bima menasehati dengan suara yang lembut, namun penuh ketegasan. Tangannya mengusap dahi Jenny dengan penuh kasih, mencoba menghapus ketakutan yang menghantui pikirannya. "Lebih baik kita berdo'a sama Allah, dan berpikir positif. Aku sendiri yakin... semuanya akan baik-baik saja."Dengan kata-kata Bima, Jenny menemukan sedikit ketenangan. Dia mengangguk, menerima saran Bima untuk terus berdoa dan memelihara pikiran positif. Mereka bersama-sama memohon kepada Allah, berharap dan percaya bahwa segala sesuatunya akan berjalan dengan baik.Selama kehamilan kedua ini, Jenny hampir tidak pernah absen dari kontrol kehamilan. Bima, dengan kepeduliannya yang tak pernah surut, selalu mengingatkan dan bahkan sering kali lebih bersemangat dari Jenny sendiri untuk memastikan semuanya berjalan lancar.Wajar begitu, Bima sendiri merasa sangat bahagia dan bersyukur karena diberikan kesempatan untuk menjadi seorang Ayah dari darah dagingnya sendiri.Kabar tentang ha

  • Pesona Ibu Susu Anakku   110. Memakanmu

    "Ya sudah, kalian hati-hati dijalan, ya? Semoga semuanya berjalan dengan lancar," ucap Eka seraya mengusap pipi anaknya lalu memeluk tubuh Jenny sebentar."Amin, Bun," jawab Bima lalu mencium tangan Eka, kemudian disusul oleh Jenny. "Ya udah, kami berangkat. Assalamualaikum.""Walaikum salam."**Setelah datang ke kantor polisi dan memberikan keterangan, Jenny langsung diarahkan ke rumah sakit untuk melakukan visum.Pihak polisi mengajukan, selain itu Bima juga sempat memintanya. Semua itu demi membuktikan, apakah Jenny sempat diperk*sa dalam keadaan tidak sadar atau tidak. Karena jika bertanya langsung kepada Lukman, itu akan sia-sia saja.Seperti pepatah mengatakan, mana ada maling ngaku. Kalau ada, penjara akan penuh.Setelah selesai dengan urusan polisi, keduanya pulang ke rumah kemudian berlanjut pergi ke mall bersama Eka, Kaila dan juga Weni.*Hari ini terasa sangat melelahkan bagi Jenny, na

  • Pesona Ibu Susu Anakku   109. Suami sebaik Pak Bima

    'Dia masih belum tidur, kenapa ya?' pikiran itu berkecamuk dalam benak Bima, membuatnya merasa bingung dengan perilaku Jenny. Dalam kebingungan itu, dia memutuskan untuk memejamkan mata, berharap dengan begitu, Jenny akan tergoda untuk segera tidur. "Zzzzz ...." Hanya dalam hitungan menit, suara dengkuran halus dan ritmis itu mengisi udara malam, memecah keheningan yang sebelumnya memenuhi ruangan. Jenny, yang sebelumnya menahan diri, kini membuka mata kembali. Matanya menatap Bima, yang tampak begitu tenang dalam tidurnya. "Ish!!" Gumamnya pelan, rasa sebal memenuhi hatinya. Melihat Bima yang dengan mudahnya memasuki dunia mimpi, sementara dirinya masih terjaga, membuat Jenny merasa frustrasi. Bagaimana bisa pria itu lebih dulu terlelap ketimbang dirinya, padahal Jenny tengah berjuang melawan hasrat dalam dirinya yang begitu kuat dan mendalam.***Keesokan harinya, Bima terbangun perlahan-lahan dan terhanyut oleh aroma wangi sabun yan

  • Pesona Ibu Susu Anakku   108. Aku ingin ditemani

    Pak Polisi yang sebelumnya menginterogasi Lukman mengambil sikap tegas. Dia menatap Lukman yang terlihat putus asa. "Meskipun Anda mengelak, itu akan sia-sia, Pak. Bukti yang ada sangat kuat menunjukkan bahwa Anda bersalah. Kita hanya perlu menunggu keterangan dari saudari Jenny, dan setelah itu Anda akan ditahan sebagai tahanan di sini." Lukman menolak dengan cepat, menggelengkan kepalanya. "Enggak! Aku nggak mau, Pak! Aku nggak bersalah, ngapain dipenjara? Aku di sini hanya ingin membantu Jenny, menyelamatkan hidupnya dari kebahagiaan palsu dengan Bima. Karena hanya aku yang bisa membuatnya bahagia!" Lukman berteriak dengan putus asa. Dia terlihat kehilangan akal sehatnya, bahkan melawan saat dua polisi menyeretnya keluar dari ruangan. "Lepas!! Lepaskan akuuuu!! Lily sayaaaang, tolong selamatkan aku!!" Lukman berteriak sembari berusaha melepaskan diri, meskipun terlihat sia-sia. "Jangan penjarakan akuuu!! Aku nggak bersalaaahhh!!"Lukma

  • Pesona Ibu Susu Anakku   107. Lebih baik kamu mati saja!

    Polisi itu mengambil napas dalam-dalam sebelum melanjutkan, "Sebelumnya mohon maaf, Ibu ini siapanya Pak Lukman? Saya ingin bertemu saudari Lily, istri dari Pak Lukman." Lily dengan tegas menjawab, "Aku Lily, Pak. Aku adalah istri dari Lukman." "Baik, kebetulan sekali. Saya ingin meminta Ibu datang ke kantor polisi, untuk memberikan keterangan terkait kasus yang sedang ditangani. Saat ini... Pak Lukman sedang ditahan di kantor polisi karena kasus penculikan dan percobaan pelecehan terhadap saudari Jenny Salsabila," jelas Pak Polisi dengan penuh kehati-hatian. Soraya dan Lily sama-sama terkejut, suara mereka terdengar serempak, "A-apa?!" Soraya menatap Lily dengan wajah penuh kebingungan, mencari kepastian. Lily, yang masih terkejut, menegaskan, "Bagaimana mungkin itu terjadi, Pak? Itu nggak mungkin! Lukman nggak mungkin melakukan hal seperti itu!" Soraya mencoba memahami situasi dengan bertanya, "Jenny yang dimaksud Pak Polisi itu, s

  • Pesona Ibu Susu Anakku   106. Seperti ada masalah

    "Bagaimana keadaan istriku, Dok? Apakah dia baik-baik saja?" Dokter tersebut, dengan wajah yang penuh empati, menjawab, "Istri Anda baik-baik saja, Pak. Hanya saja, dia tampaknya sempat mengalami serangan panik yang cukup parah hingga menyebabkan dia pingsan," jelasnya dengan tenang dan detail. Bima merasa sedikit lega, menghela napas dalam-dalam. Meski begitu, masih ada pertanyaan lain yang mengganjal di hatinya. "Kalau kandungannya bagaimana, Dok?" "Kandungan istri Anda juga dalam keadaan baik dan sehat, Pak," jawab Dokter. "Tapi, untuk sementara waktu... Saya sarankan agar dia banyak beristirahat. Hindari aktivitas berat dan berikan dia ketenangan hati serta pikiran. Nona Jenny, istri Anda, sepertinya pernah mengalami trauma di masa lalu. Hal ini tentu tidak baik untuk kesehatannya, apalagi dalam kondisi hamil seperti ini." "Trauma apa yang dimaksud, Dok?" Meski dia sudah memiliki dugaan sendiri, tapi Bima ingin mendapatkan penjelasan langs

  • Pesona Ibu Susu Anakku   105. Berani-beraninya menyentuh istriku!

    "Om mau apa? Aku nggak mau ... eemmmppptt!!" Ucapan Jenny terhenti begitu saja ketika Lukman berhasil membungkam mulutnya dengan sebuah ciuman. Kedua matanya langsung terbelalak, terkejut dengan tindakan tak terduga ini. Perasaan takut dan kebingungan memenuhi pikirannya. Braakkkk!! Tiba-tiba, pintu kamar itu terbuka dengan kasar. Bima, yang masuk dengan tergesa-gesa, terkejut melihat apa yang sedang terjadi. Wajahnya penuh dengan kejutan dan kemarahan. Dia tidak bisa mempercayai apa yang dia lihat, bahwa Lukman berani menyentuh istri yang dicintainya. "Brengseek kau, Lukman!! Berani-beraninya menyentuh istriku!!" geram Bima dengan suara yang penuh emosi. Hatinya terbakar oleh kemarahan yang tak terbendung. Amarah yang memuncak membuatnya langsung berlari menuju Lukman dan menendang tubuhnya dengan kasar, membuat pria itu terjatuh dari ranjang. Bima merasa penuh dengan kekuatan dan tekad untuk melindungi orang yang dia cint

  • Pesona Ibu Susu Anakku   104. Bisa membahagiakanmu

    Dengan tubuh gemetar dan penuh ketakutan, Jenny berjuang sekuat tenaga untuk melepaskan diri dari cengkraman pria tersebut. Dia mendorong dengan keras dan berteriak sekuat tenaga, berharap ada seseorang yang mendengar dan datang menyelamatkannya."Toloooongg!!""Siapa pun tolong selamatkan aku!! Aku mohoooonn!!!" Namun, pria itu tetap erat memeluk Jenny, mengabaikan teriakan dan perlawanan putus asanya. Bahkan secara cepat, dia langsung mencium bibir Jenny.Cup~Mata Jenny kembali membulat. Seketika dia merasakan dejavu, karena peristiwa pemaksaan seperti ini kerap kali dia dapatkan dimasa lalu.Dengan buru-buru, tangan Jenny meraba sembarang. Mencari apa pun benda untuk bisa menyelamatkannya.Dalam keputusasaannya, akhirnya Jenny mendapatkan sesuatu di sekitarnya. Sebuah ponsel terjatuh ke tangannya. Tanpa ragu, dia langsung menghantamkan benda itu ke kepala pria tersebut dengan kencang. Buuugghh!!

  • Pesona Ibu Susu Anakku   103. Siapa kamu sebenarnya?!

    Dengan sigap, pria itu mengangkat tubuh Jenny sebelum dia terjatuh. Kemudian, dia memasukkan tubuh Jenny ke dalam box kosong di atas troli. Dia memang sengaja membawa benda itu, dengan tujuan memasukkan Jenny ke dalam sana. Setelah memastikan situasinya aman, pria itu dengan cepat mendorong troli tersebut menjauh. Pergi dari tempat kejadian. Tak lama setelah kepergiannya, Eka keluar dari toilet sambil mengusap-usap kebayanya dengan tissue. Dia baru saja selesai membersihkan diri. "Lho, kukira Jenny sudah keluar duluan? Ternyata belum?" Saat tidak melihat kehadiran menantunya, Eka mulai khawatir. Tanpa ragu, Eka kembali masuk toilet untuk mencari Jenny. Jenny sudah cukup lama berada di dalam, membuat Eka semakin gelisah."Jen ... belum selesai juga kamu?" tanya Eka dengan suara agak keras pada salah satu bilik toilet. "Apa kamu kesusahan? Mau Bunda bantu nggak, Jen?" tawarnya, lalu dengan hati-hati membuka pintu tersebut. Cek

DMCA.com Protection Status