Malam telah tiba, pukul tujuh si kembar sudah tertidur. Azzam dan Azura kecapean setelah seharian bermain di rumah kakek Surya. Salsa dan Dewa merasa lega karena sang kakek sudah merestui pernikahan mereka. Tinggal dengan Sinta---ibunya, sampai mereka pulang, Sinta belum pulang.
Setelah merapikan dan menyimpan mainan si kembar, Salsa beranjak keluar dari kamar. Ia akan melihat apakah makan malam sudah tersaji atau belum. Setibanya di ruang makan, makan malam sudah tersaji, melihat itu Salsa bergegas kembali ke kamar untuk mengajak Dewa makan malam bersama. Setibanya di kamar, terlihat Dewa masih sibuk dengan leptopnya.
"Mas makan malam dulu," ajaknya. Salsa berjalan menghampiri suaminya, lalu berdiri di samping meja kerja sang suami.
Dewa menutup leptopnya lalu menarik pinggang Salsa hingga terduduk di pangkuannya. "Aku mau makan malam kamu saja."
Salsa mengernyitkan keningnya. "Maksudnya, Mas."
Salsa berjalan masuk ke dalam, seraya memperhatikan wanita tersebut. Matanya menatap tak suka dengan kehadiran wanita yang tak lain adalah mantan kekasih suaminya. Salsa tidak menyangka kalau dia akan datang, dan mungkin akan merusak rumah tangganya. "Ada urusan apa kamu ke sini?" tanya Salsa dengan tatapan tajam. Belum sempat Alina menjawab, tiba-tiba Dewa datang dengan tergesa-gesa. Seketika pria berlesung pipi itu terkejut saat melihat istrinya sudah berada di ruangannya. Ini yang Dewa takutkan, pasti nanti akan terjadi kesalah pahaman. "Sayang, kamu ada di sini?" tanya Dewa. Ia berjalan menghampiri istrinya dan hendak merangkul pundaknya, tetapi Salsa menepis tangan Dewa. Dewa menatap heran pada sang istri. "Sayang, kamu kenapa." "Nggak usah sayang-sayangan. Jadi ini yang, Mas lakukan di kantor iya. Pamitnya katanya mau meeting, nggak tahunya meeting sama mantan." Salsa menatap sinis ke arah Alina. Dew
Pukul satu dini hari Dewa baru tiba di rumah, pria berlesung pipi itu bergegas masuk ke dalam kamar. Terlihat jika Salsa sudah terlelap tidur, Dewa berjalan mendekati ranjang lalu duduk di bibir ranjang. Matanya terus memandangi wajah cantik istrinya. Meski Salsa sibuk mengurus si kembar, tetapi wanita itu tak pernah lupa akan merawat tubuh dan wajahnya.Dewa melihat ada jejak air mata di pipi dan sudut mata Salsa, apa mungkin istrinya itu habis menangis. Dewa merasa bersalah karena ia telah membohongi wanitanya itu. Saat itu Dewa benar-benar bimbang dan juga bingung. Di sisi lain ia dipaksa untuk ke rumah sakit untuk menemui Alina, dan di lain sisi ia juga harus pulang, karena istri dam anaknya telah menunggu."Sayang, aku minta maaf karena sudah membohongimu. Aku benar-benar bimbang, Alina memang masa laluku, tapi entah kenapa hati ini ... aku sudah melupakannya, tapi kenapa dia harus kembali lagi," ungkap Dewa. T
Dewa melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, matanya begitu jeli melihat jalanan yang sudah larut malam. Setelah tahu jika Salsa diculik, Dewa langsung menghubungi ibunya, dan malam itu juga Sinta datang ke rumah putranya. Bukan hanya Sinta, Bram dan Arman pun demikian.Dua pria itu sudah menyuruh orang kepercayaannya untuk mencari keberadaan Salsa. Bahkan kakek Surya juga telah menyuruh orang-orangnya untuk mencari cucu menantunya itu. Sementara Dewa turun langsung mencari keberadaan sang istri. Hampir tiga jam Dewa menelusuri jalanan, tetapi hasilnya nihil."Argh." Dewa mengerang frustasi seraya memukul setir mobilnya berkali-kali. Rasanya ia tidak berguna menjadi seorang suami yang tidak bisa menjaga istrinya sendiri."Salsa, kamu di mana." Dewa mengusap wajahnya dengan kasar. Setelah itu ia memutuskan untuk pulang, lantaran waktu sudah menunjukkan pukul tengah malam.Dewa melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, ag
Seminggu telah berlalu, pencarian terus dilakukan. Dewa tidak akan menyerah, sebelum Salsa ditemukan. Rasanya hampir putus asa, tetapi jika mengingat akan si kembar, semangat Dewa kembali membara untuk segera menemukan keberadaan sang istri.Polisi serta orang-orang kepercayaan terus berusaha mencari keberadaan Salsa. Namun sampai saat ini, mereka belum bisa menemukan tanda-tanda keberadaan Salsa. Orang yang menculiknya memang sangat pintar, sudah berbagai cara dilakukan, belum juga berhasil. Polisi juga sudah melacaknya, tetapi hasilnya nihil.Pagi ini seperti biasanya, Dewa sudah siap dengan pakaian kerjanya. Meski hatinya tengah gundah, tetapi pekerjaan juga penting. Terlebih Dewa adalah seorang CEO, tidak baik jika terlalu lama melimpahkan pekerjaannya pada orang lain. Dewa mencoba bersikap tenang dan berpikir positif, jika suatu saat nanti Salsa pasti akan ditemukan."Ma, Dewa ke kantor dulu ya," ucap Dewa lalu
Pukul sembilan malam Dewa baru sampai rumah, pria berlesung pipi itu bergegas naik ke lantai atas untuk menuju ke kamar. Sebelum bertemu dengan si kembar, Dewa membiasakan diri untuk mandi terlebih dahulu. Meski rasa rindu tidak tertahankan lagi, selesai mandi. Dewa beranjak menemui Azzam dan Azura yang masih asyik bermain."Sayang, kok belum tidur sih. Kasihan nenek udah capek, sama ngantuk juga," ujar Dewa seraya mencium pipi si kembar."Kamu baru pulang?" tanya Sinta. Semenjak Salsa diculik. Sinta memutuskan untuk tinggal di rumah Dewa, selain bisa menjaga kedua cucunya, ia juga bisa menasehati putranya agar tetap tabah dan sabar dalam menghadapi cobaan yang menimpanya."Baru aja, Ma. Kalau, Mama udah ngantuk tidur aja. Biar mereka Dewa yang jaga," jawab Dewa. Ia merasa kasihan dengan ibunya yang terlihat sudah sangat lelah."Nanti aja, mama masih ingin nemenin mereka bermain." S
Kini Dewa dan Arman sudah berada di rumah sakit, mereka tengah menunggu dokter yang tengah memeriksa keadaan Salsa. Selang beberapa menit, Sinta dan Bram datang. Arman memang yang menghubungi mereka jika Salsa telah ditemukan. Dewa terus saja mondar-mandir tak jelas, pikirannya kacau.Tak lama kemudian, pintu ruangan terbuka, seorang dokter keluar. Dewa yang melihat itu bergegas menghampirinya, begitu juga dengan yang lain. Rasanya tidak sabar ingin mendengar keadaan Salsa, Dewa berharap semoga istrinya baik-baik saja. Sinta pun demikian, ia berharap semoga menantunya itu dalam keadaan baik."Dokter, bagaimana keadaan istri saya?" tanya Dewa."Maaf, Pak. Setelah kami periksa lebih lanjut, istri, Bapak mengalami kerusakan pada otaknya. Dan ini disebabkan oleh suntikan yang bisa merusak sistem syaraf otak pada manusia. Jumlah obat yang disuntikkan juga sudah melebihi dosis, dan ini yang membuat istri, Bapak tidak bisa mengingat siap
Seminggu telah berlalu, kondisi Salsa pun mulai membaik, meski belum ingat sepenuhnya, tetapi sedikit demi sedikit mulai mengingatnya. Saat ini, Salsa tengah berada di taman. Tentunya ditemani oleh Dewa. Semenjak Salsa ditemukan, Dewa tidak pernah jauh darinya. Pekerjaan pun ia limpahkan kepada Reno."Sayang, kita masuk ya. Sudah sore, hawanya mulai dingin," ajak Dewa.Salsa menoleh ke arah suaminya, ia terdiam cukup lama. "Nanti, aku masih pengen di sini."Dewa menghela napas. "Ya sudah, tapi jangan lama-lama ya."Salsa hanya mengangguk, wanita dengan pakaian pasien rumah sakit itu kembali menatap bunga-bunga yang ada di hadapannya. Tiba-tiba saja pandangan Salsa tertuju pada seorang wanita dan juga anak kecil. Ia terus memandangi anak dan wanita itu. Dewa dapat melihat seulas senyum di bibir sang istri."Mas." Salsa memanggil suaminya, tetapi matanya tak beralih pada sang suami."Iya, ada apa, Sayang?" tanya D
Matahari bersinar terang, burung-burung berkicauan saling bersahutan. Hembusan angin pagi, membuat suasana menjadi sejuk, dedaunan kering berserakan tak tentu arah. Serta bunga yang bermekaran semerbak wanginya. Suasana pagi ini cukup cerah, secerah seorang pria yang tengah bersama dengan wanita yang sangat dicintainya. Seminggu sudah Salsa berada di rumah, dan berusaha untuk mengingat semuanya.Pagi ini, Dewa masih sibuk berduaan dengan sang istri, meski Salsa belum bisa mengingat semuanya, tetapi ia merasa bahagia dan nyaman saat berada di dekat istrinya itu. Saat ini Dewa tengah memperlihatkan foto serta video yang sengaja ia abadikan, sejak pertama mereka menikah. Terkadang Salsa tersenyum dan tertawa ketika melihat foto serta video tersebut. Dewa berharap dengan melihat semua itu, ingatan istrinya bisa pulih."Ini video apa, Mas?" tanya Salsa."Itu video saat kamu melahirkan, apa kamu ingin melihatnya." Dewa menatap lekat wajah sang