Home / Romansa / Pesona Bos Galak / 90. Konfrontasi

Share

90. Konfrontasi

Author: Yuli F. Riyadi
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Sekilas Resta melihat sosok Gyan, tapi kemudian menghilang. Dia yakin 100 persen pria itu datang ke pesta Amanda. Hanya saja sudah beberapa lama di sana Resta belum juga melihat dengan jelas lelaki itu. Di depannya Aaron masih bercerita tentang hotel yang dia kelola di Nusa Penida. Hanya segelintir yang bisa Resta tangkap dengan jelas. Selebihnya seperti kerumunan suara lebah.

"Halo," sapa seseorang membuat Resta menoleh. "Masih ingat aku?"

Untuk sesaat Resta mengerutkan dahi. Dan tak berapa lama adegan ciumannya bersama Gyab di atas dek kapal berkelebat, secepat kilat kepalanya langsung mengingat pria yang tersenyum lebar di hadapannya ini.

"Marsel?" tanya Resta memastikan.

Marsel tersenyum sok cool seraya menyugar rambutnya yang cepak. "Ternyata kamu masih ingat meskipun aku dengan rambut baru."

"Iya, kamu terlihat berbeda dari waktu itu."

"Hei, sodara Vino. Jangan memonopoli gadis cantik. Lo seharusnya berbagi sama kita."

Aaron terkekeh lantas menyeruput minumannya. "Dia buk
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Michellyn Ling
adakah Gyn baru menolak Amanda jdi Amanda mengamuk
goodnovel comment avatar
Teteng yeni
up lagi dongg.,.
goodnovel comment avatar
Yuli Maulana
Aduh mas dari tadi kamu k mana..... boleh ga sih numpang d pesta nya manda tuk publikasikan kalau mereka pasangan.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pesona Bos Galak   91. Bukan Orang Yang Tepat

    Belum sempat Gyan menemui Resta, dua orang pria dengan pakaian serba hitam menghampirinya. Dua pria itu bahkan mengenakan kacamata hitam saat malam begini. Selama beberapa saat keduanya terlihat memberitahu sesuatu kepada Gyan. Dan tidak lama dari itu seperti kerbau yang dicocok hidungnya, Gyan mengikuti kedua langkah orang itu. Dia mengurungkan niatnya menemui Resta dan dibawa menjauhi area pesta. Langkahnya menuju bangunan utama yang bisa Gyan prediksi kediaman keluarga Wiratama. Gyan terus mengikuti dua orang itu hingga sampai di ruang keluarga rumah mewah tersebut. Di sofa panjang dengan hamparan mantel kulit macan, netra birunya menangkap sosok Surya Wiratama yang sedang menyesap sebuah cerutu. "Selamat malam, Pak Surya," sapa Gyan tersenyum tipis. "Selamat malam, Putra Daniel," sambut Surya. Dia menyerahkan cerutunya kepada salah seorang yang mengantar Gyan ke rumah ini tasi sebelum berdiri dan mempersilakan Gyan duduk dengan ramah. "Terima kasih karena sudah datang ke pesta

  • Pesona Bos Galak   92. Ottoke? (warning 18+)

    Resta menggigit bibir kuat-kuat. Tubuhnya menggigil padahal Gyan sengaja mematikan AC mobil. Selama perjalanan menuju apartemen sebelah tangan Gyan bahkan terus menggenggam tangannya. Tidak ada efek apa pun di tubuh Resta kecuali hatinya yang menghangat. Pria itu masih peduli padanya. Resta pikir selama beberapa hari ini Gyan benar-benar marah. Demi apa pun dia ingin berbaikan dengan lelaki itu, tapi jarak yang Gyan pasang membuat nyalinya menciut untuk mendekat. Sesampainya di unit, Gyan menggiring Resta ke kamarnya. "Duduk. Akan kusiapkan air hangat." "Enggak us—" Punggung Gyan sudah lebih dulu masuk kamar mandi tidak peduli ucapan Resta. Kembali Resta menggigit bibir, dia mengeratkan blazer yang menyampir di tubuhnya, dan memutuskan menurut saja. Namun setelah beberapa saat menunggu, tanpa alasan yang jelas Resta merasa gelisah. Dia beranjak berdiri, menatap pintu kamar mandi sejenak, sebelum memutuskan menyusul Gyan masuk ke sana. Kran air di bathtub menyala. Sementara itu Gya

  • Pesona Bos Galak   93. Teror

    +6283456xxx : [ Dasar cewek murahan, pecun tengik, gundik pelakor, gold digger! Mati saja sana!] Resta menelan ludah ketika lagi-lagi dia mendapat pesan yang isinya kata-kata hujatan tak bermoral. Sejak beberapa hari lalu nomor-nomor asing terus bermunculan dengan isi pesan serupa. Lebih parah ada yang sengaja telepon tapi keluarnya suara ambulan kalau enggak suara tangisan. Dan gara-gara itu hidup Resta menjadi tak tenang. Namun sampai detik ini dia belum memberitahu Gyan perihal teror yang menimpanya. Meski Resta bisa menebak dalang dibalik pesan-pesan kaleng itu, tapi tidak mungkin dia asal menuduh. Sejak kejadian malam itu, Amanda tidak pernah mengganggunya lagi. Biasanya wanita itu akan terus menghubunginya meminta Resta mengosongkan waktu Gyan. Tapi sebagai gantinya Resta mendapat teror terus-terusan. "Mau gofood atau masak?" tanya Gyan yang baru saja keluar dari kamar mandi. Resta yang masih memelototi layar ponsel mendongak. "Gofood aja. Kamu mau pesan apa?" Dia kembali me

  • Pesona Bos Galak   94. Clear

    Delotta tersenyum melihat muka kecut suaminya. Dia lantas mengambil cangkir teh dan mengangsurkannya pada pria tua itu. "Minum dulu. Mungkin itu bisa bikin hati kamu membaik." Daniel menghela napas sebelum melirik cangkir teh dan senyum istrinya. "Thank you, Baby," katanya seraya menerima cangkir itu. Sebentar dirinya menyeruput isi cangkir itu mengabaikan empat pasang mata yang tengah memperhatikannya. Dia menyerahkan cangkir itu kembali kepada Delotta setelah merasa cukup. "I'm sorry, Son," ujarnya lagi yang kali ditujukan kepada Gyan. Bersama Resta, Gyan mengunjungi rumah orang tuanya itu. Meskipun awalnya Resta masih saja enggan. "Papi aku nggak mau loh dijodohin-jodohin kayak Mas Gyan." Ola ikut berkomentar. "Apalagi kalau dijodohin sama orang redflag begitu." Mendengar itu Daniel makin merasa bersalah. "Percayalah, Nak. Tidak ada orang tua yang ingin menjerumuskan anaknya." "Makanya papi jangan terlalu silau dong sama harta. Liat ada peluang sedikit buat ngembangin aset ma

  • Pesona Bos Galak   95. I Love You So Bad

    "Bisa-bisanya gue nggak tau kalau kalian punya hubungan."Sella memegangi kepala seperti orang frustrasi. Sementara Resta di depannya tampak serba salah. Pasalnya Sella menolak penjelasan apa pun darinya. "Gue udah curiga waktu pintu ruangan si bos dikunci dan lo ada di dalam sana. Lo sama si bos... Astaga, Res. Lo waras nggak sih?" "Sell...." Sella mengangkat tangannya cepat. Menyuruh Resta diam. "Asal lo tau ya, gosip lo jalan sama si bos santer terdengar, tapi bisa-bisanya gue bantah mati-matian kalau hubungan kalian ini profesional. Ngapain coba gue?!" Resta hendak membuka mulut, tapi kata-kata Sella kembali meluncur. "Dan si Joana. Dia pasti tau kan? Tapi dia diam aja kayak orang bego, malah gue yang capek-capek klarifikasi tentang kalian. Astaga, Resta. Gue kesel banget sekarang tau nggak?!" "Gue minta maaf, Sell. Gue nggak bermaksud nyembunyiin ini dari lo." Akhirnya permintaan maaf itu berhasil Resta utarakan. Tapi—"Nggak bisa! Gue nggak mau maafin lo. Gue merasa tertip

  • Pesona Bos Galak   96. Proposal

    Resta mengeratkan lingkaran lengannya pada lengan Gyan. Ini pertama kalinya dia datang ke Pisa, Italy. Tempat yang benar-benar asing. Dia tidak boleh jauh-jauh dari Gyan kalau tidak mau tersesat. Saat tiba di bandara Pisa, hari masih pagi. Matahari di kota ini lebih lambat sekitar lima jam dari Indonesia. Resta sudah lumayan kenyang tidur di pesawat lantaran sepanjang perjalanan dia terus melewati malam. "Kita akan ke mana?" tanya Resta sambil melihat sekeliling yang terasa asing. "La Spezia." Bukan Roma, Milan, Genoa atau kota-kota besar lainnya yang familiar, nama La Spezia masih terdengar asing bagi Resta. "Itu tempat bagus?" "Bagus. Papi pernah mengajakku ke sana lima tahun lalu. Semoga tempatnya masih sebagus dulu." Rasanya Resta ingin berkata ke mana pun pria itu pergi dia ikut saja. Dia benar-benar buta arah. Yang dia paham setelah keluar dari bandara yang berisi muka-muka khas Eropa, Gyan membawanya menaiki sebuah taksi berwarna putih. Hanya sekitar sepuluh menit mereka m

  • Pesona Bos Galak   97. Langit Malam Cinque Terre

    Malamnya Resta menangis karena kakinya pegal-pegal parah. Tangannya tak berhenti menekan betis dan telapak kakinya. Kalau bisa dilepas, dia ingin melepas kakinya sejenak. Gara-gara itu pun dia menolak makan malam di tempat yang Gyan incar. Herannya, saat Gyan menyarankan wanita itu pergi ke spa, Resta menolak. Resta sedang menekan-nekan betis ketika Gyan muncul membawa sebuah baki. Baki berisi air yang lelaki itu letakkan tepat di bawah Resta. "Apa itu? Air jampi-jampi?" Detik berikutnya Resta terpekik lantaran Gyan menyentil dahinya. Diusapnya bekas sentilan Gyan yang terasa sakit sambil manyun. "Rendam kakimu di sini," perintah Gyan. "Ini air garam. Kakimu akan lebih enakan setelah direndam air garam hangat." Resta tahu mitos itu. Eh, bukan mitos ya. Faktanya hal seperti ini biasanya menjadi step pertama saat melakukan spa. Resta menuruti perintah Gyan. Setelah menurunkan kaki ke dalam baki, dia memposisikan diri bersandar di sofa dengan mata terpejam. Namun belum ada satu meni

  • Pesona Bos Galak   98. Nyeri Haid

    98Cuti lima hari seperti berlalu begitu saja. Tahu-tahu Resta dan Gyan sudah disibukan kembali dengan urusan pekerjaan yang makin rumit. Pagi ini saja ketika dirinya baru sampai kantor, Daniel sudah melobinya untuk ikut rapat. Siang nanti dirinya juga harus menemui klien yang sudah di-follow up orang kepercayaan Daniel. Belum lagi masalah di divisi keuangan. Meski ada wakil, Gyan harus tetap mengecek keadaan. Kesibukkan Gyan sama artinya dengan kesibukkan Resta. Mereka satu paket. Di mana ada Gyan, maka di situ ada Resta. Namun tidak seperti dulu saat mereka tidak terlibat hubungan asmara, pekerjaan Resta saat ini menjadi lebih manusiawi. Di waktu-waktu tertentu Gyan tidak segan menyuruhnya untuk istirahat. Pria itu juga jauh lebih peka, terutama di masa-masa sulit jika periode menstruasi Resta datang. Seperti sekarang. Gyan kekeh menyuruhnya diam ketika tahu Resta mendapat haid pertamanya. Padahal di meja kerja pria itu segunung kerjaan melambai-lambai. "Ini belum terlalu sakit b

Latest chapter

  • Pesona Bos Galak   Extra Part - Ada Kamu

    Tidak cuma Daniel dan Delotta yang menghadiri grand opening hot spring dan restoran milik Resta tersebut. Ibu dan Kae juga turut serta. Kae yang sedang sibuk meraih gelar profesi menyempatkan hadir mendampingi ibunya. Lalu Joana dan juga orang tuanya. Dan yang mengejutkan Aaron pun datang. Dia tidak sendiri ada wanita cantik di sebelahnya yang selalu menggandeng tangannya. "Tunangan Kak Aaron?" Resta terlihat takjub saat Aaron mengenalkan wanita itu padanya. "Doakan ya semoga bisa segera dihalalin," sahut Aaron tersenyum sambil menatap wanita di sisinya. "Pasti dong, Kak." "Akhirnya setelah sekian lama kakak gue sold out juga," celetuk Joana. Yang langsung mendapat jitakan di kepalanya dari sang kakak. "Nggak sopan, emangnya kakak kamu ini barang dagangan," gerutu Aaron membuat Joana manyun sambil mengusap kepalanya. "Mana cowok kamu? Katanya ada yang baru lagi?" "Nggak ada! Aku lagi jomblo.""Jomblo beneran ntar lo," timpal Resta menyeringai lebar. "Lah emang gue jomblo!" Aa

  • Pesona Bos Galak   Extra Part - Berat Badan

    "Good. Proposal diterima." Wajah Resta kontan berbinar setelah waswas menunggu respons suaminya perkara proposal yang dia buat lagi. Bibirnya melengkung sempurna. Saat tatapnya bertemu dengan mata biru Gyan, wanita itu langsung meloncat, dan menghambur ke pelukan sang suami. "Makasih, Gy! Makasih," serunya sambil mengecup pipi Gyan bolak-balik. Dia susah payah berdiskusi dan menyusun konsep baru bersama Joana setelah survei ke berbagai jenis cafe di ibukota bersama Gyan waktu itu. Bahkan untuk menyusun menu, Joana menyeret Marsel yang notabene memiliki beberapa chef andalan di rumahnya. Soal Marsel itu, entah tepatnya kapan Joana bisa dekat dengan pria itu. Hal ini belum sempat Resta tanyakan. Yang terpenting saat ini proposal bisnis barunya diterima Gyan. Pria bermata biru itu tersenyum seraya mengusap pinggang Resta yang berada di pangkuannya. "Lokasinya udah ada?" tanyanya. "Udah ada yang kami incar. Joana bilang akan nego sama pemiliknya.""Kamu butuh tanah yang cukup luas loh

  • Pesona Bos Galak   Extra Part - Menu

    Ketukan di pintu sama sekali tidak membuat Resta segera beranjak dari tempat tidur. Dia malah makin merapatkan selimut. Suara Gyan yang terus memanggil pun tidak dia hiraukan. Resta masih kesal. Semalam dia benar-benar memisahkan diri, dan Gyan pun tidak terlihat menyusulnya. Meski kesal luar biasa karena proposalnya ditolak, semalam dia membaca ulang proposal yang sudah dia buat itu. Resta akui Gyan benar. Konsepnya sederhana seperti kafe pada umumnya, tapi tetap saja dirinya merasa tersinggung. Entahlah, akhir-akhir ini Resta merasa gampang emosional. Tidak bisa kena senggol sedikit. Mood-nya benar-benar kacau. Resta tahu ada pergerakan pintu yang dibuka, tapi dia tetap diam. Hatinya cuma berharap tidak ada hal yang akan membuat paginya berantakan, terlebih karena disebabkan suaminya. Akan lebih baik Gyan langsung berangkat kerja saja tanpa mendekatinya seperti ini. Jujur, Resta masih malas sama lelaki itu. Gyan mendekat, dan berbaring di sisi Resta yang tidur membelakanginya. "Sa

  • Pesona Bos Galak   Extra Part - Proposal Laknat

    Gyan menatap layar komputernya dengan mata berbinar. Kepalan tangannya sesekali diayunkan. Proyeknya berjalan sesuai apa yang dia inginkan. Pertimbangannya untuk berinvestasi tiga tahun lalu akhirnya membuahkan hasil. Baginya ini hal yang harus dia rayakan bersama sang istri. Bumi yang baru saja masuk tersenyum kecil melihat wajah sumringah bosnya. "Saya belum mendengar kabar tender baru yang berhasil. Kenapa Anda bisa sesenang ini, Pak?" tanya pria itu sambil meletakkan sebuah dokumen bersampul hitam ke meja besar bosnya. "Ini bukan soal tender." Javas menjauhkan sedikit badan dari layar komputer lalu menatap asisten pribadinya itu. "Tapi investasi Blue Jagland di proyek kota tua di Sulawesi. Selama tiga tahun berjalan, laporan itu makin membaik. Kenapa saya senang. Karena itu adalah investasi besar pertama saya yang disetujui oleh pemegang saham.""Selamat, Anda memang hebat, Pak." Gyan tersenyum lebar sambil memutar-mutar kursinya. Namun senyum lebarnya tidak berlangsung lama ke

  • Pesona Bos Galak   Extra Part - Sedikit Ujian

    Gyan membungkam segera mulut Resta yang menjerit. Lalu kekehan kecilnya mengudara. Sudah larut malam, tapi keduanya masih terjaga. Bahkan keringat membanjiri tubuh polos mereka yang hanya tertutup kain selimut. "Jangan berisik, Sayang. Kamu bisa membangunkan semua orang," bisik Gyan meletakkan telunjuk ke bibir. Resta mengangguk-angguk sehingga Gyan bisa melepaskan tangan dari mulutnya. "Habis gimana, ini terlalu enak," ujarnya nyengir. Ada kebanggaan tersendiri ketika Resta mengatakan itu. Secara tak langsung wanita itu memuji kemampuan dirinya menyenangkan istri di atas ranjang. "Masih mau lagi?" tanya Gyan tersenyum nakal. Pinggulnya bergerak pelan sengaja menggoda sang istri. "Mau.""Janji jangan teriak. Kalau di apartemen sendiri sih nggak masalah. Di sebelah ada Ola." "Nggak janji sih. Tapi aku bakal usahain nggak teriak kenceng-kenceng." Kebisingan sepasang suami istri muda di malam hari sudah terjadi beberapa malam sejak keduanya menginap di rumah Daniel. Gyan dan Resta

  • Pesona Bos Galak   Extra Part - Kado Inden

    Mata biru Gyan mengerjap ketika melihat Resta memasukan es krim ukuran magnum ke mulutnya. Wanita itu memejamkan mata, dan menggeram nikmat. Sialnya, itu dilakukan berulang sampai membuat Gyan melongo. Pria itu menelan ludah, dan mendadak peluh sebesar biji jagung meluncur dari dahinya. Cuaca hari ini lumayan panas. Beberapa kali Gyan mengipas-ngipas baju yang dia pakai. Dan lagi panas-panasnya dia melihat istrinya melakukan adegan menjilat es krim. Bikin pikiran liarnya traveling ke mana-mana. "Yang, pulang ke hotel yuk. Gerah nih," bisik Gyan sambil memperhatikan es krim yang baru lepas dari mulut Resta. "Oke." Tanpa banyak membantah, Resta menurut. Dia beranjak berdiri dan langsung menjajari langkah suaminya. "Yang, makan es krimnya biasa aja dong." Mendengar itu Resta terlihat bingung. Lah memang ada yang tidak biasa? Dia menatap es krim yang ukurannya mulai berkurang. "Aku biasa kok.""Enggak, ah. Kamu kayak sengaja banget godain aku."Hah? Hampir saja rahang Resta jatuh. Apa

  • Pesona Bos Galak   131. Honeysweet

    "Mau ke suatu tempat?" Matahari sudah tinggi, tapi sepasang pengantin itu masih enggan beranjak dari ranjang. Terlalu sayang menyia-nyiakan waktu libur jika harus bergerak cepat."Ke mana?" Resta membenarkan posisi tidur menghadap Gyan. Matanya masih terkatup rapat. Kepalanya lantas menyuruk ke dada terbuka sang suami. "Dulu papi honeymoon ke Santorini. Beberapa teman menyarankan ke Honolulu dan Maldives. Atau kamu mau ke Swiss? Rusia? Finland?"Dalam tidurnya Resta tersenyum. "Mainstrem banget.""Kamu punya rekomendasi?" "Borobudur." Gyan mengerjap. Bahkan dia sampai harus mengangkat kepala dan menyangganya dengan satu tangan. "Di antara tempat spektakuler yang aku tawarkan kamu malah pilih borobudur?" Pria itu menatap istrinya tak percaya. "Memang anti mainstrem banget sih." "Hei, borobudur itu lebih spektakuler dari tempat yang kamu sebutkan tadi tau!" Resta mendorong pipi Gyan. "Tapi itu borobudur, deket. Cuma di Jogja. Kita bisa ke sana kapan saja. Dan ini honeymoon kita, S

  • Pesona Bos Galak   130. Private Party

    Malamnya pesta masih berlanjut. Area pantai disulap menjadi beach club mengingat pihak resort sendiri tidak memiliki fasilitas itu. Pesta ini hanya dihadiri oleh teman-teman dekat saja. Mungkin cuma Resta yang tidak memiliki banyak tamu seperti Gyan. Seumur-umur di kota ini dia hanya memiliki satu sahabat, Joana. Lainnya cuma teman biasa yang tidak terlalu spesial sampai harus diundang ke private party seperti ini."Dilihat dari sisi mana pun dia tetep ganteng banget," seru Joana dengan nada tertahan. Tangannya memegang gelas cocktail, dan sebelah lainnya menyentuh dadanya yang berdebar. "Siapa?" Resta sambil lalu menanggapi. "Marsel my mine," sahut Joana cengar-cengir. Sejak putus dari pacarnya beberapa bulan lalu, wanita itu mulai keganjenan lagi. Jejak kesedihannya sudah hilang tak berbekas. Resta tahu sahabatnya itu gampang move on. Joana tidak akan sudi lama-lama bermuram durja. "Emang cowok di dunia ini cuma dia doang!" itu dalih andalannya. "No bucin-bucin club." Belum ber

  • Pesona Bos Galak   129. At Wedding Party

    Tidak seperti pernikahan Javas dan Kavia yang digelar mewah di ballroom hotel berbintang, resepsi dan pernikahan ulang Gyan dan Resta kali ini digelar cukup simpel. Pesta dengan hamparan pasir putih dan suara deburan ombak tepi pantai menjadi pilihan mereka. Tamu undangan yang hadir pun terbatas. Jadi, acaranya lebih terasa sakral dan tenang. Gyan mengecup pipi istrinya begitu selesai sesi pemotretan mahar dan buku nikah. "Sudah sah menurut agama dan negara nih, Yang." "Lalu?" "Makin tenang jungkir balikin kamu sekarang." "Please deh, Gy." Resta memutar bola mata. Gyan melebarkan mata dan memasang wajah pura-pura terkejut. "Ini kita masih harus menyapa tamu loh. Kok kamu udah plas plis aja. Sabar dulu, nanti malam juga aku puasin kok," ujar Gyan lantas tertawa melihat reaksi Resta yang spontan melotot. Resta hanya bisa geleng-geleng kepala dengan kekonyolan suaminya. Makin tidak waras. Namun akhirnya dia ikut tertawa juga. Jika bukan karena menjadi asisten pribadi pria itu, Rest

DMCA.com Protection Status