Thomas memberikan begitu banyak tugas pada Keenan. Belum lagi sebagai seorang pengacara kondang dengan reputasi terbaik membuat kantornya tidak pernah sepi dari klien yang datang untuk menyewa jasanya.Tapi demi Celia, dia bersedia mengurangi jam tidur untuk menyelesaikan kasus yang sepertinya tidak pernah berhenti menimpa keponakannya itu.Keenan berjalan dengan langkah tegas menuju kantor Thomas, membawa sebuah berkas penting di tangannya. Raut wajahnya serius, mencerminkan urgensi dari informasi yang baru saja dia peroleh. Keenan, tahu bahwa apa yang akan disampaikan olehnya kali ini adalah masalah yang sangat penting.Saat dia tiba di depan pintu kantor Thomas, dia mengetuk pelan dan mendengar suara Thomas mempersilahkannya masuk. Di dalam ruangan Thomas duduk di belakang mejanya, menatap Keenan dengan penuh perhatian."Keenan, silahkan masuk. Ada apa?" Tanya Thomas, nada suaranya tenang namun waspada.Keenan mendekat dan menyerahkan berkas di tangannya kepada Thomas. "Ini lapora
Syuting drama *Luna* akhirnya selesai dengan sukses. Setelah beberapa bulan bekerja keras di lokasi syuting, seluruh kru dan pemain merasa lega dan puas melihat proyek besar ini mencapai tahap akhir. Drama yang mengisahkan kehidupan penuh intrik dan perjuangan ini diharapkan menjadi salah satu tontonan favorit masyarakat.Ketika drama *Luna* mulai tayang, respons dari penonton sangat luar biasa. Episode demi episode berhasil mencetak rating tinggi, bahkan lebih dari yang diharapkan oleh tim produksi. Media sosial dibanjiri oleh diskusi, meme, dan pujian dari para penggemar yang terpesona oleh alur cerita yang kuat dan akting para pemainnya.Di balik kesuksesan itu, Abigail, pemeran utama wanita yang memerankan karakter Luna, merasa sangat bangga. Dia adalah seorang aktris terkenal dengan pengalaman bertahun-tahun di dunia hiburan, dan selama syuting, dia sering menjadi pusat perhatian. Abigail mulai bersikap sombong karena yakin dia adalah alasan utama dibalik kesuksesan drama ini, se
Di tengah pesta perayaan yang meriah, Celia merasa butuh sejenak menjauh dari keramaian. Dia dengan tenang meninggalkan ruangan dan berjalan menuju toilet yang terletak di koridor yang agak sepi. Tidak ada yang memperhatikannya pergi, kecuali Luxian yang sejak awal memang memperhatikan setiap gerak-geriknya. Luxian, yang merasa ada sesuatu yang perlu dibicarakan dengan Celia, dia memutuskan untuk diam-diam mengikutinya.Sementara itu, seorang petugas kebersihan hotel yang juga merupakan fans fanatik Abigail sudah menunggu saat yang tepat untuk mendekati Celia, dia secara kebetulan melihatnya berjalan keluar. Dia adalah seorang pria muda yang terlalu terobsesi dengan Abigail, dan menganggapnya sebagai dewinya. Kemarahan serta kecemburuannya terhadap Celia muncul karena menganggap gadis itu telah menghancurkan popularitas Abigail. Kekesalannya telah mencapai puncaknya setelah melihat bagaimana Celia menjadi pusat perhatian dalam pesta itu. Dengan penuh dendam, dia menyembunyikan pisa
Dokter merasa heran sambil memandang Abigail dia mengerutkan kening, “Nona Abigail bukankah seharusnya ini yang anda inginkan? Sebelumnya anda menyuruh saya untuk memberikan hasil tes palsu untuk pacar anda, dan sekarang saat benar-benar hamil, anda malah ingin menggugurkannya?”Abigail terdiam, karena emosi dia hampir saja mengatakan yang sebenarnya jika itu bukan anak Luxian. Tanpa banyak bicara lagi dia langsung pergi meninggalkan rumah sakit.Dalam perjalanan pulang Abigail memeras otak bagaimana cara agar bisa mendapatkan Luxian dengan menggunakan anak dalam kandungannya. Dia tidak mau rugi sedikitpun.Sementara itu di kediaman Montague.Celia berdiri dengan gugup. Di ruang keluarga itu hanya ada kakek, ayah, ibu dan juga Amelia. Hari ini dia bermaksud menceritakan tentang hubungannya dengan Luxian kepada mereka.Kecuali ayahnya, yang lain begitu terkejut mendengar penjelasan Celia. Dia menceritakan semuanya tanpa ada yang ditutupi. Mulai awal pertemuan mereka hingga saat ini.Da
Karena kesibukan, kedua keluarga sepakat mencari waktu yang tepat untuk bertemu.“Sergio bilang dia melihat kamu kemarin, kalian tidak sengaja saling bertabrakan di lobby kantor ayah,” jelas Thomas sambil menikmati makan malamnya.Celia menggali kembali ingatannya yang kemarin, “Oh, ternyata dia,” katanya acuh tak acuh.“Lalu bagaimana menurutmu tentang Sergio?” Tanya Amelia dengan nada menggoda.“Apa maksudmu?”“Maksudku, apa menurutmu dia tampan?”“Aku tidak ingat wajahnya.”“Bagaimana mungkin, kalian bertabrakan tapi kau bilang tidak ingat wajahnya…”“Saat itu aku sedang fokus ingin bertemu dan bicara dengan ayah, jadi mataku tidak mungkin memperhatikan wajah seorang pria.”“Apa benar seperti itu?” Mata Amelia melirik Celia yang duduk disebelahnya sambil tersenyum, “Atau bagimu, tidak ada pria yang lebih tampan dari Luxian.”“Ehem… kita sedang membahas Sergio, jangan membawa nama orang lain dalam topik ini,” ucap Thomas.“Tapi ayah, di seluruh negara X ini mana ada pria yang bisa d
Abigail merasakan kepuasan yang luar biasa saat melihat gosip tentang Celia semakin memanas. Rencananya untuk menghancurkan reputasi Celia tampaknya berhasil dengan sempurna. Sambil tersenyum licik, dia tahu bahwa ini adalah saat yang tepat untuk melangkah lebih jauh dan memastikan bahwa Celia benar-benar tersingkir dari kehidupan Luxian.Tidak perlu menunggu lama, Abigail segera mengatur konferensi pers yang dirancang dengan hati-hati. Di depan puluhan wartawan yang penasaran, Abigail tampil dengan penuh kepercayaan diri. Dengan memasang ekspresi menyedihkan, dia bermain peran sebagai seorang wanita tertindas yang diabaikan oleh kekasihnya. Setelah puas dan membuatnya hamil, pria itu meninggalkannya dan tidak mau bertanggung jawab. Dia bahkan mencoba mendekati wanita lain. Dan pria itu adalah Luxian.Saat kamera-kamera mulai menyorot ke arahnya, Abigail dengan suara terisak kemudian berkata, ”Aku hanya ingin anakku mempunyai seorang ayah,” Abigail mengelap sudut matanya yang basah,
Setelah meninggalkan hacienda, Celia menuju tempat kerja ayahnya.Di dalam ruangan, Thomas sudah menunggu dengan ekspresi serius. Tanpa basa-basi, dia menyerahkan sebuah berkas kepada Celia. "Ini hasil penyelidikan yang pamanmu Keenan serahkan. Baca dan pahami baik-baik," ucap Thomas tegas.Celia membuka berkas itu dengan perasaan campur aduk. Di dalamnya, tertulis hasil penyelidikan tentang kejadian di Hotel Diamond, khususnya mengenai siapa yang sebenarnya berada di kamar 1509 bersamanya pada malam itu. Celia membaca laporan itu dengan cermat, matanya terus bergerak dari satu baris ke baris berikutnya. Namun, saat dia sampai pada nama yang disebutkan, matanya membelalak."Luxian?" bisiknya tak percaya. Jantungnya berdetak kencang.Thomas kemudian menyalakan monitor dan memutar rekaman CCTV yang menunjukkan siapa saja yang keluar masuk kamar 1509 pada hari itu. Luxian, Bryan dan bahkan dirinya sendiri yang diantar masuk ke kamar oleh Eliza terlihat jelas di layar.Thomas memperhatik
Celia berjalan menghampiri Eliza, “Tentu saja karena ada hal penting yang ingin aku tanyakan padamu,” jawabnya, lalu dia berhenti di depannya sambil melipat tangan di dada.Eliza mundur dua langkah, di wajahnya terlihat kecemasan. “Apa Celia tahu jika aku yang mengirim pembunuh bayaran? Tidak, Celia tidak bisa melakukan penyelidikan sejauh itu. Kecuali jika dia menyewa pengacara seperti yang dia lakukan saat mengambil alih semua aset kami.” Pikirnya.“Aku tidak punya urusan denganmu, jadi sebaiknya kau pergi dari sini.” Eliza berusaha untuk tidak gugup.“Aku akan pergi setelah kau memberitahuku dimana kau simpan barang-barang berhargaku,” nada suara Celia pelan tapi penuh tekanan yang mengintimidasi. Apapun caranya dia harus mendapatkan apa yang menjadi miliknya.Eliza terkesiap, dia teringat dengan gelang safir yang ia curi dari kamar Celia. “Barang berharga apa?! Perhiasanku lebih banyak, jadi untuk apa mengambil milikmu,” kata Eliza sambil memalingkan wajahnya.“Hentikan omong koso