Jeremy saat ini berada di bawah pengaruh hipnotis. Itulah satu-satunya alasan pria itu percaya bahwa orang yang dia cintai adalah dia, Felicity. Pria itu telah melupakan segalanya tentang Madeline. Namun, hipnotis tidak stabil dalam arti selalu dapat diangkat setiap saat. Apa yang harus dia lakukan? Dia tak berani mengatakan yang sebenarnya pada Felipe. Kalau sampai pria itu tahu mengenai kegagalannya, nasibnya pasti akan berakhir dengan Felipe membunuhnya! … Setelah Jeremy pergi, Madeline pergi ke vila dengan asumsi pria itu telah pulang ke rumah. Berdiri di depan pintu-pintu rumah ini lagi, Madeline merasa kangen. Dia sekali lagi menjadi menantu Keluarga Whitman—Mrs. Whitman-nya Jeremy. ‘Tapi apa kau benar-benar berasumsi bahwa aku adalah Felicity saat kita menikah, Jeremy?' Pikir Madeline dalam hati saat dia masuk. Mengetahui bahwa Jeremy dan Felicity telah menikah di kantor catatan sipil dan akan pulang untuk makan malam, Karen dengan senang hati sibuk di dapur untuk men
Karen, yang beberapa saat yang lalu masih tersenyum, langsung membatu saat mendengar kata-kata itu!Kedua matanya membesar dengan bingung. Melihat wajah halus dan cantik di depannya, dia akhirnya menyadarinya. "Kau Madeline!""Aku Eveline Whitman, terima kasih." Madeline membuka mulutnya untuk mengoreksi Karen."Bagaimana bisa jadi kamu?!" Karen meradang. "Apa yang masih kau inginkan sampai kau puas? Aku peringatkan kamu, jangan mengganggu Jeremy lagi. Dia akan menikah dengan calon menantu perempuanku, Felicity. Mereka akan segera menjadi pasangan yang sah! Jika kau datang mengganggu lagi, aku akan memberitahu seluruh dunia bahwa tokoh terkenal Glendale yang hebat, Miss Montgomery, adalah perusak rumah tangga yang tak tahu malu!"Menghadapi ancaman Karen, Madeline mengeluarkan akta nikah yang masih hangat dari tasnya, merasa tidak terganggu sama sekali. Setelah membuka lipatannya, dia menunjukkan akta nikah itu kepada Karen."Apakah ibu mertua tersayang ku bisa baca tulisan? Apa kau me
Madeline mengakhiri peringatannya dengan begitu saja sebelum menutup telepon. Dia bahkan memasukkan nomor Felicity ke daftar hitam.Dia menghentikan mobil dan menyerahkan ponsel itu dengan ekspresi serius."Jeremy, kau adalah suamiku sekarang. Jangan berinteraksi dengan wanita lain lagi atau aku akan sedih.""Jangan bersedih. Aku berjanji padamu." Jawaban Jeremy terdengar tidak menyenangkan, bahkan enggan, tapi pria itu langsung setuju.Madeline puas dengan jawaban itu. Dia membawa Jeremy ke klinik Adam. Adam melakukan beberapa kali pemeriksaan pada Jeremy dan tidak menemukan adanya masalah pada tubuh Jeremy. Apalagi fisik Jeremy sangat fit dibandingkan dengan orang biasa.Adam juga melakukan evaluasi psikologis pada Jeremy dan hasilnya menunjukkan bahwa Jeremy tidak punya masalah.Dengan hasil itu, Adam tak bisa mulai mengobati Jeremy. Karena itu, Madeline harus membawa Jeremy pergi dulu.Saat mereka berhenti di lampu merah dalam perjalanan pulang, Madeline hanya bisa menatap toko bun
Saat Jeremy naik ke atas dan hendak ke kamar tidur, samar-samar dia mendengar suara Madeline meminta bantuan.Dia merasakan detak jantungnya tiba-tiba bertambah cepat saat dia berlari ke bawah bahkan sebelum dia bisa memikirkannya.Dia berlari ke gerbang dan hanya melihat Madeline masuk ke mobil."Apa yang terjadi?" Jeremy berjalan mendekat dan bertanya."Tidak, tidak ada apa-apa," jawab wanita itu dari dalam mobil, "Tadi aku pikir ada tikus, jadi aku kaget. Kalau begitu, Jeremy, aku akan pulang dulu."Dengan selesainya kata-kata wanita itu, mobil keluar dari pandangan Jeremy.Jeremy merasa ada sesuatu yang salah tetapi dia tidak tahu apa yang salah.Ketika dia berbalik untuk pergi, dia menurunkan matanya dan melihat satu kancing di lantai dekat pintu.Dia mengambilnya dan melihat lebih dekat. Kancing berlapis emas ini adalah salah satu kancing pada mantel yang dikenakan Madeline hari ini. Bagaimana itu bisa lepas?Meredith mengendarai mobil Madeline. Dia mengangkat kedua matanya yang
Meredith mengerutkan bibir merahnya dan mengarahkan jarinya ke wajah halus Madeline. "Di dunia ini, cuma satu Eveline yang dibutuhkan."Mendengar itu, Madeline berangsur-angsur mengerti apa yang dimaksud Meredith.Meredith ingin menyingkirkannya sepenuhnya, menggantikannya, dan menjadi Eveline."Madeline, dulu aku gagal membunuhmu, membiarkanmu bertahan di ambang kematian. Kali ini, aku tidak akan menurunkan kewaspadaan ku."Meredith tersenyum dan menyeret Madeline yang lemah ke danau."Bukankah kau sangat merindukan putrimu? Aku akan mengirimmu padanya sekarang. Madeline, mulai sekarang, tidak akan ada lagi kamu di dunia ini sementara aku akan menjadi Eveline yang sebenarnya, ha-ha-ha..."Dia tertawa liar, sorot matanya tiba-tiba menjadi dingin."Pergi kau ke neraka!"Meredith berusaha sekuat tenaga mendorong Madeline ke danau sedingin es itu.Madeline ingin melarikan diri, tetapi dia lemah dan menghilang ke dalam danau dengan bunyi plung!Rasa dingin bagaikan sebilah pisau menusuknya
Tangan Meredith yang memegang gaun pengantin bergetar!Dia menatap sosok yang muncul di cermin dengan takjub dan menoleh dengan tidak percaya.“Eveline!”Kedua mata Meredith melebar dalam kepanikan saat dia perlahan mundur. Dia menunjuk Madeline yang mengenakan gaun putih bersih, rambut panjangnya berkibar. "Kau orang atau hantu? Kenapa kau di sini?!"Madeline menatapnya sambil tersenyum. "Bagaimana menurutmu? Apa aku orang atau hantu?""...""Di dalam air benar-benar dingin, Saudariku. Maukah kau ikut denganku?""Aaah!" Meredith berteriak ketakutan, membuang gaun pengantin di tangannya, dan ingin lari keluar.Namun, Madeline melangkah maju dan meraih pergelangan tangannya. "Adikku yang baik, kenapa terburu-buru? Aku akan membawamu pergi, jangan khawatir."Merasakan sentuhan dingin di pergelangan tangannya, Meredith bahkan lebih ketakutan lagi!Ini adalah orang mati!Bagaimana mungkin tangan orang yang hidup bisa sedingin ini? Itu tidak mungkin!Wajah Meredith pucat. Melihat Madeline m
Madeline duduk di depan cermin rias dan merias dirinya sendiri dengan riasan ringan dan sederhana. Dia dengan lembut menarik rambut panjangnya di kedua sisi dan akhirnya mengenakan gaun pengantin."Mom, kau cantik sekali. Kau adalah gadis paling cantik yang pernah aku lihat."Jackson mengedipkan kedua matanya yang besar dan bening seperti kaca. Kedua mata itu penuh dengan kekaguman dan cinta.Madeline tersenyum dan menepuk lembut ujung hidung Jackson. "Kamu juga bakpao paling menawan yang pernah aku lihat.""Aku bukan bakpao. Aku bayi Mom dan Dad." Jackson mengoreksi dengan serius.Menatap wajah polos dan imut di depannya, hati Madeline terasa sedikit sakit. ‘Lilian, jika kau ada di sini hari ini, kita akan menjadi keluarga beranggotakan empat orang yang lengkap.’Madeline berbalik dan membuka pintu. Penata rias melihat kalau Madeline telah mengubah riasan wajahnya dan terkejut. "Miss Montgomery, bagaimana dengan tatanan dan rias wajah Anda?—""Aku baru saja mencoba gaun pengantinnya.
Tepat di saat Madeline mengulurkan tangannya, siap menerima cincin kawin Jeremy, dia melihat Felipe berjalan ke arah mereka.Melihat gerak-gerik pria itu, Felipe jelas tidak datang untuk memberikan restunya.Bagaimana mungkin pria itu mau merestui dirinya dan Jeremy?Madeline mengenakan kerudung dan berdiri jauh di atas panggung. Felipe juga tidak mengenali wanita itu, hanya mengira wanita itu adalah Meredith.Dia berjalan mendekat dan melihat Old Master Whitman menatapnya dengan serius. Felipe tertawa acuh tak acuh."Kenapa kau terlihat seperti ini? Hari ini adalah hari yang baik bagi Jeremy untuk menikah, jadi bukankah seharusnya kau bahagia?""Bahagia? Felipe, menurutmu apakah kakek tua ini masih bisa bahagia saat melihatmu?" Karen tertegun.Winston menahan isterinya dan berbalik menghadap Felipe dengan tenang. "Felipe, kau tidak perlu memberi hadiah apa pun. Kau tidak diterima di sini, jadi pergilah."Felipe tertawa dan menyerahkan sebuah dokumen. "Hadiahku adalah sertifikat Whitma