Nada bicara Jeremy dingin, dan matanya bahkan lebih dingin dari suaranya. “Linnie mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkanmu ketika kau diculik waktu itu. Tidak apa-apa kalau kau tidak berterima kasih padanya, tapi sekarang kau bahkan ingin menjadikannya targetmu! Aku benar-benar meragukan apakah kau ibu kandungku.”“...” Karen sangat marah sekaligus panik. “Kau bahkan ingin aku berterima kasih padanya? Tahukah kau kalau dia menamparku dan membentakku hari itu? Aku akan dibodohi olehnya jika aku tidak punya otak!”Jeremy merasa tidak punya apa-apa lagi untuk diperdebatkan dengan Karen.Dia meraih tangan Jackson. "Jack, aku akan mengajakmu makan malam yang menyenangkan di luar.”“Apa Mommy akan ikut dengan kita?” Jackson tampak penuh harap.Jeremy mengerutkan kening. Dia telah meminta Jackson untuk meyakinkan Madeline untuk datang malam ini untuk makan malam bersama. Namun, semuanya hancur sekarang.Dia mencoba menelepon Madeline, tapi wanita itu menolak semua panggilannya.“Jack, Mo
Saat ini, Jeremy benar-benar berharap penglihatannya belum pulih.Apa yang dia lihat sangat menyakitkan.Otaknya menjadi kosong saat melihat Madeline mengizinkan Felipe menggendongnya tanpa protes saat mereka masuk ke dalam mobil dan pergi.‘Linnie, pada akhirnya, kau masih tak mau memberiku kesempatan.’‘Pada akhirnya, kau tetap memilih Felipe, ya?’Saat dia melihat mobil itu melaju pergi, dia berdiri di tengah angin musim gugur yang dingin dan merasa seolah-olah hatinya telah jatuh ke dalam goa es. Sangat dingin menusuk tulang.Felipe telah merencanakan kencan malam ini.Pada saat ini, dia mengangkat tangannya dan membelai wajah Madeline yang memanas sambil melihat ke arah wanita yang bersandar di bahunya itu. Wajah Madeline sangat merah.“Eveline, aku akan memperlakukanmu lebih baik dari Jeremy.”“Aku akan memberikan semua yang tidak bisa Jeremy berikan padamu," katanya sebelum mencium rambut Madeline. Ada seringai licik di wajah tampannya. “Eveline, kau adalah milikku.”Madeline sa
Jeremy akhirnya melihat Cathy. Tatapannya tampak serius saat dia bertanya, "Di mana Felipe? Ke mana dia membawa Linnie?”Cathy menghela napas lega dan menunjuk ke kamar Felipe tanpa ragu-ragu.Jeremy bergegas lari dan menendang pintu kamar Felipe hingga terbuka.Ketika dia melihat Madeline terbaring setengah telanjang di tempat tidur, dia mengepalkan tinjunya dan meraih kerah Felipe. Dia memelototi Felipe dengan matanya yang seperti pisau.“Bajingan kau, Felipe! Apa yang kau coba lakukan pada Linnie?”Felipe menghindari tinju Jeremy dan mengangkat tatapan tajamnya dengan tenang. Kemudian, dia menjawab dengan nada dingin, “Wanita di tempat tidur itu milikku. Menurutmu apa yang akan aku lakukan padanya?”“Linnie bahkan tidak mencintaimu, jadi sebaiknya singkirkan pikiran itu!" Jeremy mendorong Felipe menjauh dan membungkuk untuk mengancingkan pakaian Madeline. Kemudian, dia mengangkat wanita itu. “Felipe, kau benar-benar tercela karena mencoba mendapatkan wanita dengan cara seperti ini.”
Jeremy belum pernah melihat Madeline seperti ini.Madeline memerangkap dirinya ke dinding. Saat ini, mata wanita itu sangat lembut dan wanita itu terlihat begitu memesona. Akal sehatnya perlahan-lahan semakin menjauh saat dia melihat kecantikan Madeline.“Linnie,” panggilnya saat jakunnya bergerak naik turun.Madeline tidak berpikir jernih dan dia merasakan seolah-olah ada api yang merayapi tubuhnya.Dia mendambakan air, ingin meredakan panas di dalam dirinya.Orang di depannya ini mungkin bisa membantunya.Dia semakin mendekati pria itu dan menatap ke dalam kedua matanya. Napas mereka pun mulai terjalin.Jeremy membelai rambut panjang Madeline. Sepasang mata sipitnya begitu lembut, tampak seperti kolam air. “Linnie…”“Yeah,” jawab Madeline. Bagi Jeremy, itu adalah jawaban terbaik yang bisa didengarnya dari wanita itu.Dia tak bisa mengendalikan dirinya lagi. Dia meraih kepala Madeline dan mendaratkan ciuman ke bibir wanita itu.Madeline memejamkan mata tanpa bisa mengendalikan dirinya
‘Apakah aku melakukannya dengan dia?’Madeline merasakan telinganya memanas. Tiba-tiba, dia melihat sebuah tanda yang mencurigakan di lehernya ketika dia melihat ke cermin.Setelah selesai membersihkan diri, dia melihat sebuah catatan yang ditinggalkan Jeremy. Hanya ada dua kalimat sederhana: [Linnie, aku akan mengantarkan Jack ke sekolah. Kau bisa tinggal di sini dan tidur lagi sebentar.]Jeremy tidak menyebutkan apa pun soal semalam dan terdengar natural.Madeline melihat catatan yang ditinggalkan Jeremy dan mulai melamun.Dia melihat tulisan tangan Jeremy yang rapi dan tiba-tiba, dia ingat pengakuan yang dia lihat di buku catatan di restoran dekat Universitas Glendale. [Madeline Crawford, aku menyukaimu.]Sekarang, Madeline menyadari bahwa Jeremy-lah yang meninggalkan catatan anonim itu.Jeremy sudah menyukainya sejak tahun pertama.Namun, pria itu menyembunyikan rasa sukanya padanya.Ketika Meredith berpura-pura menjadi dirinya, Jeremy hanya bisa menahan diri untuk tidak mengejarny
Jeremy akhirnya berada di baris paling depan. Ketika hendak memesan, dia berbalik dan melihat Lilian sudah tidak ada.Dia melihat ke sekeliling toko tapi tidak melihat Lilian di mana pun. Segera, jantung Jeremy mulai berdetak tidak menentu.Dia bertanya kepada semua orang di toko sebelum seorang pria mengatakan kepadanya bahwa tadi dia melihat seorang gadis kecil yang cantik berlari keluar dari pintu sendirian.Gadis kecil itu mengenakan gaun berwarna biru muda dan wajahnya sangat memesona.Jeremy yakin itu adalah Lilian.Namun, kenapa gadis kecil itu berlari keluar sendirian?Dia kemudian berlari untuk memeriksa rekaman kamera keamanan toko tersebut. Dia melihat gadis kecil itu berlari sendirian, dan sepertinya Lilian sedang berlari menuju sesuatu.Sayangnya, kamera keamanan di toko hanya bisa mencakup area terbatas, jadi Jeremy tidak bisa melihat apa yang terjadi di luar toko.Dia berlari untuk memeriksa semua rekaman dari kamera keamanan di sekitar situ, tapi dia tetap tidak menemuk
Felipe sedang melihat waktu di arlojinya ketika dia mendengar Madeline mengatakan itu padanya.Dia menoleh dan menatap Madeline dengan tidak percaya. “Eveline?”Madeline memacu kudanya lebih dekat padanya dan tersenyum lembut. “Kalau begitu, sudah diputuskan. Kita akan kembali ke Negara F minggu depan bersama Lilly jadi kita bertiga bisa hidup bahagia.”Felipe jelas terkejut dengan jawaban Madeline.Madeline setuju untuk kembali ke Negara F bersamanya.Mereka bertiga.Pernyataan itu masuk ke lubuk hatinya yang paling dalam.Namun...Dia menyaksikan saat Madeline pergi dengan kudanya, dan ekspresinya berubah. Setelah itu, dia buru-buru mengeluarkan ponselnya dan memanggil sebuah nomor, tapi orang di ujung telepon satunya tidak mengangkatnya.Felipe tak ragu-ragu untuk menelepon Cathy.Setelah Cathy menerima telepon dari Felipe, dia tahu bahwa Felipe ingin dia melakukan sesuatu untuk pria itu. Meskipun penasaran, dia tetap melakukannya.Madeline pergi ke kejauhan dengan kudanya.Dia meng
Madeline merasakan sakit yang luar biasa di hatinya saat mendengar itu.Penglihatannya menjadi gelap dan dia jatuh terkulai ke samping.“Linnie!” Jeremy berlari dan menopang Madeline yang sudah pingsan. Saat ini, dia seperti Madeline. Dia sangat kesakitan hingga tak bisa bernapas.Putri tercintanya. Putrinya dan Madeline sudah meninggal?Jeremy memeluk Madeline, dan pada saat ini, dia merasa seolah-olah dia telah kehilangan semua akal sehatnya. Tubuhnya terjun ke dingin tak bertepi.“Pak, a-apa maksudmu? Cucuku tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan?" Eloise bertanya dengan tidak percaya.Polisi mengangguk tegas disertai penyesalan. “Ya, gadis kecil itu sudah meninggal.”“Tidaaak!” Eloise dan Sean tak bisa menerima berita ini.Di pihak lain, kabar ini memecah keanggunan dan ketenangan di wajah Felipe. “Apa kalian sudah menyelidiki secara menyeluruh? Bagaimana bisa putriku meninggal begitu saja?”Jeremy menatap Felipe. Saat ini dia tak mau berdebat tentang siapa ayah kandung Lilian.Ha